MARK C. WILLIAMS, MD, JUDITH KRAMMER, MD, AND WILLIAM F. O'BRIEN, MD Objektif : untuk membandingkan antara dilatasi dengan
Induksi kemahilan sering diperlukan sebagai hasil dalam
bishop skor yang berkorelasi pada suksesnya induksi
komplikasi kehamilan. Metode pembukaan dan induksi
melahirkan dan melahirkan pervaginam dan menentukan
kehamilan telah diteliti secara intensif selama beberapa
prognsosi dari karakteristik pembukaan vagina dengan
dekade terakhir, akan tetapi investigasi ini mengalami
metode pembukaan yang digunakan
hambatan akibat ketidak seragaman hasil yang diperoleh.
Metode : 443 wanita dengan bishop skor kurang dari 9
memerlukan induksi pada saat melahirkan dipilih secara acak untuk melihat pembukaan cervical dengan jell prostaglandin E2 atau dilatasi hygroscopik. Skor bishop dan komponen karakteristik di evaluasi sebagai variabel univariat dari kesukesesan pada saat induksi dan kehamilan pervaginam. Kemudian di lakukan regresi logistik untuk menyesuaikan faktor maternal dan faktor fetal.
Perbedaan
dari
keterkaitan
antara
metode
pembukaan dan induksi melahirkan dievaluasi pada saat
sebelum pembukaan dan setelah pembukaan,dilakukan evaluasi karakteristik dari servis.
Seperti kesuksesan kelahiran pervaginam atau masuknya
ke tahap aktif melahirkan, dan ketidak pastian untuk mengukur kesiapan pada serviks untuk dilakukanya induksi (pembukaan). Pentingnya
manajemen dari
serviks pada saat induksi melahirkan telah diketahui
lebih dari 66 tahun yang lalu. Pada saat ini metode yang paling banyak diterima dalam mengevaluasi serviks merupakan metode yang diperkenalkan oleh Bishop berpegang kepada adekuatnya variasi dari sistem skor. Dilatasi dari serviks telah diketahui sebagai
penentu
utama dari kesiapan pada serviks pada saat induksi dan
telah diberikan peningkatan berat pada beberapa sistem skor. Walaupun observasi ini memiliki prediksi yang
Hasil : Dilatasi dari servis memiliki korelasi yang lebih
rendah dalam kesuksesan induksi melahirkan, skor
baik dari kesuksesan induksi melahirkan dan pada saat
bishop
proses melahirkan dibandingkan dengan hasil skor
perubahan klinis yang signifikan dan pada terapi
bishop, bahkan setelah dilakukan eksklusif dengan pasien
pembukaan serviks
yang sebelumnya diukur dengan skor bishop lebih dari 6
dan dilatasi lebih dari 3.0. Kedua metode pembukaan memiliki hasil yang sama dalam induksi melahirkan dan kelahiran pervaginam, akan tetapi ketika dikategorikan pada
pemeriksaan
Post
pembukaan,
pasien
yang
mengalami pembukaan hygroscopic memiliki tingkat
keberhasilan yang lebih rendah pada induksi dan proses melahirkan. Kesimpulan
tetap dilanjutkan untuk digunakan dalam
Pada evaluasi ini pasien memerlukan induksi pada
serviks yang telah ditetapkan tidak dapat dilakukan induksi, kami memliih antara satu atau lebih komponen dari skor bishop yang memiliki predikator yang lebih baik dari kesuksesan dalam induksi melahirkan dan melahirkan pervaginam dan prediksi kehamilan untuk diberikan pengukuran karakteristik pada variasi post pembukaan berpegang kepada metode pembukaan yang
dilatasi
serviks
memiliki
tingkat
keberhasilan yang tinggi pada induksi melahirkan dan
melahirkan pervaginam dibandingkan dengan skor
dilakukan. Alat dan Bahan
bishop atau skor lainnya. Keberhasilan dari induksi
Pasien yang berada di University of South Florida di
melahirkan dan melahirkan pervaginam dapat terjadi
Tampa General Hospital dari 1 juni , 1991 sampai 31
akibat dari banyaknya jenis metode pembukaan yang
Desember 1993 yang memerlukan proses persalinan
digunakan.
dengan indikasi fetal atau obstetri dan mereka yang
memiliki skor bishop kurang dari 9 diberikan kesempatan untuk berpartisipasi pada penelitian ini. Semua pasien
yang menerima informasi dari formulir informed Condet
sesuai dengan pemilihan acak melalui komputer. Metode
di terima oleh Universitas South of Florida. Analisis awal
pembukaan adalah dilatasi serviks hygroscopic (Dilapan,
dari data ini telah dilaporkan pada penelitian sebelumnya
Gynotech, Middlesex, NJ) atau pembukaan intraservikal
oleh Kramnmer et al.
dengan 0,5 mg jell prostaglandin E2 (PGE2) selama 6
Evaluasi skor bishop dilakukan oleh dokter residen yang
diawasi oleh staff tenaga medis. Setiap tenaga medis memiliki evaluasi skor bishop yang diverifikasi oleh tenaga medis yang hadir untuk 4-6 minggu sampai tata laksana dilakukan, dan dilakukanya pemeriksaan pre dan Post pemeriksaan pembukaan ketika memungkinkan. Dilatasi dan panjang serviks diperiksa dalam ukuran sentimeter, bagian pelvis di periksa dari rentang -3 sampai 3, konsistensi dikategorikan sebagai keras, medium dan lunak dan posisi serviks dikategorikan pada posisi posterior, tengah atau anterior bergantung pada abis vagina. Pengukuran ini di rekam sebelum dan
jam.
Dilatasi hygroscopic sukses dilakukan dengan
menempatkan dilator berdiameter 4 mm secara steril
dengan diawasi oleh petugas medis. Banyak dilator yang pas ditempatkan pada leher rahim. Pembukaan oleh Prostaglandi E2 (PGE2) berhasil dilakukan berkat dari adanya arahan secara visual ke dalam analis cervicalis dari 0..5 mg PGE2 jel dalam 1 ml jel hydropili. Setelah 6 jam,
dilator hydroscopi dikeluarkan, pemeriksaan
servical direkam dan diberikan induksi oksitosin dengan
menggunakan protokol standar pada semua pasien. Detail lebih lanjut mengenai prosedur tindakan ada pada publikasi sebelumnya.
setelah pembukaan servikal dan dikonversikan ke dalam
Telah dicatat tinggi dan berat maternal, usia kehamilan,
skor bishop.
berat badan waktu lahir, karakteristik persalinan, dan
Pasien dikelompokkan berdasarkan usia kehamilan,
melahirkan, dan skor Bishop sebelum pembukaan dan dilakuakn satu atau dua metode pembukaan dengan nomor serial, amplop yang disegel yang ditentukan
total maksimum dosis oxytosin yang dibutuhkan. Indeks
massa tubuh maternal (BMI), pengukuran secara proporsional dari berat badan dan tinggi badan diperkiran sesuai dengan formula : BMI=100(Weights)/height.l;