PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan lewat bulan (KLB)/ postterm/ serotinus berkaitan erat
dengan kesakitan dan kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan
postpartum). Komplikasi pada ibu dan janin akan meningkat seiring
dengan meningkatnya usia kehamilan (melewati hari perkiraan lahir).
Diperlukan pemeriksaan atau evaluasi yang teliti terhadap kesejahteraan
janin bila kehamilan telah lewat waktu. Insidensi seksio sesarea
meningkat dua kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Risiko
kesakitan dan kematian bayi yang dilahirkan dari ibu lahir postterm karena
disfungsi
plasenta,
oligohidramnion,
trauma
aspirasi
jalan
mekonium,
lahir
karena
hipoglikemia
dan
makrosomia,
hipotermia
yaitu
dari
228/100.000
pada
tahun
2007
menjadi
emboli
air
ketuban,
sedangkan
penyebab
tidak
langsung
1786
tingkat
kematangan
servik
merupakan
faktor
penentu
di Ruang
A. KERANGKA TEORI
1. Postterm/ Kehamilan Lewat Bulan (Serotinus)
a. Definisi
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan
serotinus,
secara
langsung
pemahaman
mengenai
lama
dipercaya
fisiologis
menimbulkan
memegang
persalinan
dan
peranan
pelepasan
penting
oksitosin
dalam
dari
serviks
dengan
10
11
Pemeriksaan umum
Laboratorium lengkap
Fungsi ginjal dan hati
Sistem hematopoietik
Skor Bishop
Nilai <4
Nilai 5-6
Nilai >7
Pematangan serviks
Kateter Foley 24 jam
Prostaglandin vaginal interval
Pecah Ketuban
Induksi persalinan
Induksi gagal
Distosia serviks
Gawat janin
Ruputur uteri iminens
Ternyata disproporsi sefalopelvis
Ketuban pecah, keruh
3. Induksi Oksitosin
a. Pengertian Induksi Oksitosin
Induksi berhasil
Lahir spontan
Operasi vagunal
12
ketuban
pecah
dini
adalah
terjadi
infeksi
13
karioamninitis
sampai
sepsis,
yang
meningkatkan
2) Indikasi Ibu
a) Kehamilan dengan hipertensi
b) Kehamilan dengan diabetes melitus
c) Perdarahan antepartum.
c. Kontraindikasi Oksitosin
1) Cacat rahim (akibat sectio caesar jenis klasik atau miomektomi
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
intramural)
Plasenta previa
Insufisiensi plasenta
Makrosomia
Hidrosepalus
Kelainan letak janin
Gawat janin
Regangan berlebihan uterus : gemeli dan hidramnion
Kontra indikasi persalinan spontan pervaginam:
14
15
Konsentrasi Oksitosin
5 unit dalam 500 ml dekstrose
Tetes/Menit
8
16
17
Mekanisme
Biologis
Bishop
Score
dengan
pada
kehamilan
postterm
karena
para
peneliti
18
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembukaan (cm)
Pendataran seviks
(%)
Konsistensi serviks
Posisi serviks
Turunnya kepala
(cm dari spina
iskiadika
Skor
0
Tertutup
0-30%
1
1-2
40-50%
2
3-4
60-70%
3
>5
80%
Kaku
Arah ke
belakang
(posterior)
-3 (3 cm di
atas spina
iskiadika)
Medium
Agak
ketengah
(Medial)
-2 (2 cm di
atas spina
iskiadika)
lunak
Arah
kedepan
(anterior)
-1 (1 cm
di atas
spina
iskiadika)
2/5
+1, +2 (1-2
di bawah
spina
iskiadika)
1/5
Turunnya kepala
4/5
3/5
(dengan sistem
perlimaan)
(Sumber: Williams, 2006)
Prediksi keberhasilan persalinan pervaginam berdasarkan bishop
score:
19
1)
2)
3)
4)
10 (matang)
: Segera lahir pervaginam sekitar 15 menit
Lebih dari 7
: Kemungkinan pervaginam 100%
Nilai 5-7
: Kemungkinan pervaginam 40-60%
Kurang dari 5 : Kemungkinan 0-15% (Sumber: Williams, 2006)
Evaluasi keberhasilan induksi oksitosin oleh tenaga medis dapat
dilihat dalam bishop score. Induksi oksitosin drip dianggap gagal bila
2 kali drip dengan istirahat 1x24 jam janin belum lahir, gawat janin,
dan ruptur uteri iminen. Dan bila kegagalan persalinan dikarenakan
rahim yang tidak mau berkontraksi (power), penanganan selanjutnya
dapat dilakukan dengan cara sectio sesarea.
Menurut hasil penelitian Harry Tjahjanto (2000) tentang prediksi
skor bishop dalam menentukan keberhasilan induksi persalinan pada
kehamilan postterm didapatkan
20
regangan. Pada wanita muda, serviks juga lebih kaku dibandingkan wanita
yang lebih tua. Dengan riwayat melahirkan pervaginam serviks menjadi lebih
lunak dan memiliki kecenderungan untuk lebih mudah membuka pada usia
kehamilan aterm yang berikutnya (Mochtar, 2012).
Analisis global mengenai penelitian variabel yang berpengaruh
pada keberhasilan induksi menggunakan statistik, paritas merupakan
faktor yang sangat berpengaruh. Keberhasilan induksi persalinan pada
nullipara adalah sebesar 50,77% sedangkan pada multipara keberhasilannya
mencapai 83,33% (Bueno et. al., 2004 ).
Uterus pada nullipara dewasa memiliki panjang 6-8 cm dan berat rata-rata
50-70 gram, sedangkan pada multipara, panjang uterusnya 9-10 cm dan
beratnya mencapai 80 gram (Radulvic, 2009). Pada nullipara masuknya
kepala janin ke pintu asal panggul telah tercapai sebelum persalinan mulai,
dan penurunan janin lebih jauh tidak akan terjadi sampai akhir persalinan.
Pada multipara masuknya kepala janin ke pintu panggul tidak begitu
sempurna, penurunan lebih jauh terjadi pada kala I persalinan. Penurunan
aktif biasanya terjadi setelah dilatasi serviks sudah maju untuk beberapa lama
(Cunningham, 2006).
Pendataran pada wanita primigravida (nullipara), kanal serviks
mengalami
pendataran
maksimal
sebelum
dilatasi
serviks
dimulai.
21
B. KERANGKA KONSEP
Bishop score
Paritas
Keterangan:
Keberhasilan
induksi oxytosin
22
: Diteliti
C. HIPOTESIS
Hipotesis dapat peneliti rumuskan sebagai berikut :
1. Ada hubungan bishop score dengan keberhasilan induksi oxytosin
pada kehamilan postterm di Ruang Teratai RSUP NTB Tahun 2014.
2. Ada hubungan paritas dengan keberhasilan induksi oxytosin pada
kehamilan postterm di Ruang Teratai RSUP NTB Tahun 2014.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Teratai RSUP NTB.
Pemilihan lokasi tersebut dengan alasan sebagai berikut:
Dilihat kejadian kasus postterm tahun 2013 dan tahun 2014 tahun
mengalami penurunan namun angka kejadiannya masih cukup tinggi,
yaitu pada tahun 2013 tercatat 1929 persalinan dengan 176 (9,12%)
kasus postterm pada tahun 2014 yaitu 78 (7,64%) dari 1020
persalinan.
RSUP NTB merupakan rumah sakit rujukan di daerah NTB.
Angka kejadian kehamilan postterm yang cukup tinggi di RSUP NTB
pada tahun 2014 yaitu 78 (7,64%) dari 1020 persalinan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menurut caranya termasuk penelitian observasional
analitik yaitu penelitian dimana peneliti hanya mengamati fenomena atau
23
dimana
24
(Notoatmojo,
2010).
Yang
menjadi
variabel
Variabel
Bishop score
Definisi Operasional
Nilai
kematangan
serviks pada ibu yang
dinduksi Oksitosin
Sumber data
Rekam medik
dan
catatan
harian bidan
2.
Paritas
Rekam medik
dan register
3.
Keberhasilan
Induksi
oksitosin
pada
kehamilan
Rekam medik
dan
catatan
harian bidan
Hasil Ukur
10
>7
5-7
<5
Primipara
Multipara
Grandemultip
ara
1. Berhasil
2. Tidak berhasil
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Skala
Ordinal
Ordinal
Nominal
25
postterm
tanda-tanda
inpartu
yang ditandai dengan
timbulnya his yang
adekuat dan terdapat
kemajuan
persalinan
selama
pemberian
okstosin maksimal 2
seri serta tidak terjadi
gawat janin.
G. Pengumpulan Data
1. Data tentang ibu bersalin dengan kehamilan postterm yang diinduksi
oksitosin di Ruang Bersalin RSUP NTB pada tahun 2014 dikumpulkan
dengan cara penelusuran register dan rekam medik.
2. Data tentang Bishop Score pada ibu yang diinduksi oksitosin di Ruang
Bersalin RSUP NTB pada tahun 2014 dikumpulkan dengan cara
penelusuran register dan rekam medik.
3. Data tentang jumlah paritas pada ibu yang diinduksi oksitosin di
Ruang Bersalin RSUP NTB pada tahun 2014 dikumpulkan dengan
cara penelusuran register dan rekam medik.
H. Cara Pengolahan Data
1. Data tentang ibu bersalin dengan kehamilan postterm yang diinduksi
oksitosin diolah secara deskriptif dan ditabulasi dengan menggunakan
distribusi frekwensi, dikategorikan menjadi:
a. Berhasil
b. Tidak berhasil
2. Data tentang nilai bishop score pada ibu yang diinduksi oksitosin
diolah secara deskriptif dan ditabulasi dengan menggunakan distribusi
frekwensi, dikategorikan menjadi:
a. 10
: Segera lahir pervaginam sekitar 15 menit
b. >7
: Kemungkinan pervaginam 100%
c. 5-7
: Kemungkinan pervaginam 40-60%
d. <5
: Kemungkinan pervaginam 0-15%
26
27
oksitosin
akan
dikumpulkan,
ditabulasi
dan