Anda di halaman 1dari 2

Peran Indonesia dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN

Indonesia merupakan negara yang terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga


mempunyai peranan penting di lingkungan negara-negara ASEAN. Peran Indonesia
dalam lingkungan negara-negara ASEAN, seperti berikut ini.
1. Pemrakarsa Berdirinya ASEAN
Jumlah negara anggota ASEAN sekarang ini ada sepuluh negara. Dari sepuluh
negara tersebut tidak semuanya berperan sebagai pendiri ASEAN. Pendiri ASEAN,
antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Negara anggota
ASEAN yang tidak ikut sebagai pendiri, antara lain Brunei Darussalam, Vietnam,
Kamboja, Laos, dan Myanmar. Ketika akan membentuk ASEAN, Indonesia diwakili
oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik dalam pertemuan di Bangkok. Menteri Luar
Negeri Adam Malik pula yang ikut menandatangani Deklarasi Bangkok pada tanggal
8 Agustus 1967 yang menandai awal berdirinya ASEAN.
2. Tempat Penyelenggaraan KTT ASEAN
Sebagai negara anggota ASEAN, pemerintah Indonesia juga pernah menjadi tuan
rumah pertemuan kepala pemerintahan dan kepala negara ASEAN. Pada bulan
Oktober 2003, Bali menjadi tempat pertemuan kepala negara dan kepala
pemerintahan ASEAN.

3. Ikut Serta dalam Menyelesaikan Masalah Kamboja


Pada tahun 1970 di Kamboja terjadi kudeta. Pada waktu itu Kamboja dipimpin oleh

Pangeran Norodom Sihanouk. Pada tanggal 18 Maret 1970 ketika Pangeran


Norodom Sihanouk berada di luar negeri, keponakannya yang bernama Pangeran
Sisowath Sirik Matak bersama Lo Nol melakukan kudeta atau perebutan kekuasaan.
Sejak peristiwa tersebut terjadi perang
saudara yang berlangsung lama dan berlarut-larut. Keadaan Kamboja menjadi
porak poranda, rakyatnya sangat menderita.
Melihat kejadian yang berlarut-larut di Kamboja tersebut, Indonesia berusaha untuk
mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang dengan cara
mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya, dibentuklah Jakarta
Informal Meeting (JIM). Artinya, pertemuan tidak resmi yang diadakan di Jakarta
tahun 1988. Pertemuan di Jakarta dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas
sebagai penengah di antara pihak-pihak yang bertikai. Dengan adanya pertemuan
tersebut pihak-pihak yang bertikai bersepakat untuk melakukan perdamaian.
Pertemuan di Jakarta itu kemudian ditindaklanjuti dengan
diselenggarakannya perundingan perdamaian di Paris, Prancis pada tahun 1989.

Anda mungkin juga menyukai