Anda di halaman 1dari 3

37

BAB IV
PEMBAHASAN
Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahanperubahan pada mayat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi segala sesuatu yang
berhubungan dengan kematian.2 Tanatologi berguna untuk menetapkan hidup matinya
korban,

menetapkan

waktu

memperkirakan cara kematian.

kematian,

memperkirakan

sebab

kematian

dan

1,8

Kematian memiliki berbagai pengertian dipandang dari berbagai sudut yang berbeda
pula. Secara umum mati berarti akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme
biologi. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab
alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah
kematian tubuh makhluk hidup akan mengalami perubahan-perubahan yang tidak akan
terjadi selama manusia hidup.2

Kematian yang merupakan suatu proses dapat dikenali secara klinis pada
seseorang karena memiliki tanda-tanda kematian. Adapun tanda-tanda kematian
dibedakan menjadi dua, yaitu tanda-tanda kematian tidak pasti dan pasti. Pada
korban, tanda kematian tidak pasti tidak dapat dinilai seperti nadi karotis tidak
teraba , pengeringan kornea, tonus otot menghilang, segmentasi pembuluh darah
retina. Adapun tanda kematian pasti seperti lebam mayat dan pembusukan mayat
ditemukan pada korban ini.1,2
Lebam mayat adalah warna merah tua kebiruan yang terdapat pada kulit
mayat.2 Lebam mayat yang biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati
terletak dibagian terbawah tubuh akibat gaya gravitasi bumi, makin lama
intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.
Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan
dapat berpindah jika posisi mayat diubah.1,2 Pada korban ini lebam mayat
ditemukan pada tungkai bawah kanan dan kiri bagian depan, perut bagian bawah,
leher bagian depan, warna ungu kehitaman, tidak hilang pada penekanan.
Sehingga dapat ditafsirkan bahwa dengan kondisi lebam mayat yang tidak hilang
pada penekanan maka waktu kematian lebih dari dua belas jam. Posisi lebam
mayat yang terletak pada bagian depan tubuh menunjukan bahwa posisi tubuh

38

mayat dalam keadaan telungkup pada saat kematian dan tidak dilakukan
perubahan posisi tubuh.
Pembusukan merupakan proses degradasi jaringan yang terjadi akibat
autolisis dan kerja bakteri. Setelah seseorang meninggal bakteri yang normal
hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik
bagi bakteri tersebut untuk tumbuh. Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan
yaang terutama adalah Clostridium welchii. Pembusukan baru tampak kira-kira 24
jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah
sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat
dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulf-methemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut
dan dada, dan bau busuk mulai tercium. Pada korban tidak ditemukan adanya
pembusukan ini menandakan korban baru meninggal maksimal kurang dari 24
jam.1,2
Pada korban ditemukan kaku mayat yakni terjadi di rahang bawah, kedua
lengan, dan kedua tungkai. Kaku mayat mulai tampak kira-kira dua jam setelah
mati klinis. Kaku mayat merupakan tanda pasti kematian. Kekakuan dapat terjadi
pada sebagian atau seluruh otot tubuh, kekakuan ini berlangsung dari otot kecil ke
otot besar. Saat kondisi normal dan situasi normal, maka kaku mayat muncul
dengan fase-fase sebagai berikut :1,2
a.

Awal : Sekitar 2 jam setelah mati rigor (kaku) tampak pertama kali pada otot
kecil daerah muka.

b.

Kontraksi : Seluruh proses kontraksi terjadi 8-12 jam setelah mati, yaitu
tubuh mayat kaku sepenuhnya dan menetap.

c.

Kaku : Fase kaku dipertahankan sampai 18 jam setelah mati setelah fase
kontraksi.

d.

Resolusi : Pada fase ini kaku otot mulai berkurang, dimulai dari otot-otot
kecil menuju ke otot-otot besar.

e.

Lemas : Fase lemas terjadi setelah 12 jam dari fase kaku. Setelah 12 jam
dari fase kaku otot akan menjadi lemas seluruhnya, karena mulai ada
pembusukan. Dari penjabaran diatas dapat dinyatakan bahwa korban baru

39

meninggal maksimal kurang dari 24 jam.


Suhu mayat pada kasus ini tidak diperiksa karena dugaan waktu kematian
korban lebih dari 18 jam. Selain itu penurunan suhu mayat dipengaaruhi oleh
beberapa faktor seperti perbedaan antara suhu tubuh dan suhu lingkungan,
konstitusi tubuh, aktivitas tubuh sebelum meninggal, aliran udara dan kelembapan
udara. Hal ini menjadikan perubahan suhu mayat tidak bermakna dan jarang
dilakukan.1,2

Gambar 4.1 Contoh Gambar Ilustrasi Kasus10

Anda mungkin juga menyukai