PENDAHULUAN
ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO)
dalam urin. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah
tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 2535% semua perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya.1
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urin di kandung kemih,
yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urin.
Termasuk pula berbagai infeksi di saluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung
kemih (prostatitis, uretritis).2
Dikatakan bakteria positif pada pasien asimtomatis bila terdapat lebih dari 10 5
unit koloni bakteri dalam sampel urin porsi tengah (midstream), sedangkan pada pasien
simtomatis bisa terdapat jumlah koloni yang lebih rendah.2
Infeksi saluran kemih (ISK) tipe sederhana (uncomplicated type) jarang
dilaporkan menyebabkan insufiensi ginjal kronik (IGK) walaupun sering mengalami
ISK berulang. Sebaliknya ISK berkomplikasi (complicated type) terutama terkait
refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik (IGK)
yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (GGT).1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Defenisi
Epidemiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender,
periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%,
baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi.4
Tabel 1. Faktor Predisposisi (Pencetus) ISK5
Faktor predisposisi (pencetus) ISK
2.3.
Litiasis
Nekrosis papilar
Nefropati analgesik
Penyakit Sickle-cell
Senggama
Kateterisasi
Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan mikro-organisme tunggal:
-
Klasifikasi
bakteriuria bermakna.
Sindroma uretra akut (SUA). Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis
Patogenesis
ekspresi faktor virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogen MO, seperti resistensi
serum, sekuestrasi besi, pembentukan hidroksat dan antigen K yang muncul
mendahului manifestasi klinis ISK. Gen virulensi dikendalikan faktor luar
seperti suhu, ion besi, osmolaritas, pH, dan tekanan oksigen. Laporan penelitian
Johnson mengungkapkan virulensi E.Coli sebagai penyebab ISK terdiri atas
fimbriae type 1 (58%), P-fimbriae (24%), aerobactin (38%), haemolysin (20%),
antigen K (22%), resistensi serum (25%), dan antigen O (28%).1
Faktor virulensi variasi fase. Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan
untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep
variasi fase MO ini menunjukan peranan beberapa penentu virulensi bervariasi
di antara individu dan lokasi saluran kemih. Oleh karena itu, ketahanan hidup
bakteri berbeda dalam kandung kemih dan ginjal.1
2. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung
hipotesis peranan status saluran kemih merupakan faktor resiko atau pencetus
ISK. Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan
penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering
mengalami kambuh (eksasebarsi) bila sudah terdapat kelainan sturktur anatomi
saluran kemih. Dilatasi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses
klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi.1
Zat makanan dari bakteri akan meningkat dari normal, diikuti refluks
MO dari kandung kemih ke ginjal. Endoktoksin (lipid A) dapat menghambat
peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri
bila mendapat terapi antibiotika.1
Proses pembentuntkan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks
vesikoureter terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang
dijumpai di klinik gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema
dengan/tanpa hipertensi.1
Status imunologi pasien (host). Penelitian laboratorium mengungkapkan
bahwa golongan darah dan status sekretor mempunyai konstribusi untuk
kepekaan terhadap ISK. Prevalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan
darah AB, B, dan PI (antigen terhadap tipe fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe
golongan darah Lewis.1
Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran
kemih normal (ISK tipe sederhana) lebih besar pada kelompo antigen darah nonsekretorik dibandingkan kelompok seketorik.
Penelitian lain melaporkan sekresi IgA urin meningkat dan diduga
mempunyai peranan penting untuk kepekaan terhadap ISK rekuren.1
2.6.
Patofisiologi
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urine selalu
(Staphylococcus
Gejala Klinis
a. Pielonefritis Akut (PNA)1
-
b. Sistitis1
-
Sakit suprapubik
Polakisuria
Nokturia
Disuria
Stranguria
Patogenesis
Reinfeksi
Mikroorganisme
Berlainan
Gender
Laki-laki atau
8
Sering ISK
ISK setelah terapi
Sering episode
Berlainan
wanita
Wanita
ISK
ISK persisten
Sama
Wanita atau
Sama
laki-laki
Wanita atau
Terapi inefektif
Sama
laki-laki
Wanita atau
Sama
laki-laki
Wanita atau
Sama / berlainan
laki-laki
Wanita atau
Berlainan
laki-laki
Wanita atau
setelah reinfeksi
Infeksi persisten
Tidak adekuat
(Relapsing)
Reinfeksi cepat
Fistula
enterovesikal
2.8.
laki-laki
Diagnosis5
Gangguan Berkemih :
Peningkatan frekuensi
Jumlah sedikit
Nyeri
9
Awal Miksi
Ya
Ya
Tidak
Pemeriksaan Urine
Tidak
Setelah Miksi
URETRITIS
Ya
Tidak
SISTITIS
Kostovertebral
BAKTERI URIA
ASIMPTOMATIK
PIELONEFRITIS
2.9.
RANGSANGAN MEKANIK
AKIBAT PEMBESARAN
UTERUS
Pemeriksaan Penunjang
Analisa urine rutin, pemeriksaan mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine,
2. Radiografi :
- Foto polos abdomen
- Pielografi IV
- Micturating cystogram
3. Isotop Scanning
Indikasi investigasi lanjutan setelah ISK, yaitu :
1. ISK kambuh (relapsing infection)
2. Pasien laki-laki
3. Gejala urologic : kolik ginjal, piuria, hematuria
4. Hematuria persisten
5. Mikroorganisme jarang seperti: Pseudomonas spp dan Proteus spp
6. ISK berulang dengan interval 6 minggu.
2.10.
Pengobatan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas1
Pasien dengan Pielonefritis Akut memerlukan rawat inap untuk memelihara
satus hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam.
Indikasi rawat inap pasien dengan Pielonefritis Akut, yaitu :
- Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap
-
antibiotika oral
Pasien sakit berat atau debilitasi
Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami kegagalan
Diperlukan investigasi lanjutan
Factor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut
Resiko Potensial
Pielonefritis
Bayi premature
Anemia
Pregnancy-induced hypertension
Bayi mengalami retardasi mental
Pertumbuhan bayi lambat
Cerebral palsy
Fetal death
12
2.12. Pencegahan
Data epidemiologi klinik mengungkapkan uji saring bakteriuria asimptomatik
bersifat selektif dengan tujuan utama untuk mencegah menjadi bakteriuria disertai
presentasi klinik ISK. Uji saring bakteriuria asimptomatik harus rutin dengan jadwal
tertentu untuk kelompok pasien perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan,
dan pasca transplantasi ginjal perempuan dan laki-laki, dan kateterisasi laki-laki dan
perempuan.6
2.13. Prognosa
Para ahli berpendapat bahwa prognosa dari infeksi saluran kemih tanpa
komplikasi pada perempuan umumnya baik, tanpa adanya faktor pemberat. Pada infeksi
saluran kemih dengan komplikasi, prognosa tergantung pada kondisi penyebabnya.6
13
BAB III
KOLEGIUM PENYAKIT DALAM (KPD)
CATATAN MEDIK PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Nama
: Julyana
Umur
: 45 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Suku / Bangsa
: Batak / Indonesia
Status
: Menikah
Agama
: Kristen
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk
: 19 Desember 2014
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama
Telaah
Nyeri ini dialami sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, memberat dalam 1
minggu ini.
Nyeri dirasakan bersifat hilang timbul. OS juga mengeluhkan nyeri perut bagian
kiri bawah. Riwayat buang air kecil tersendat disangkal, riwayat buang air kecil
tidak lancer disangkal, riwayat buang air kecil berpasir atau keluar batu
disangkal. Buang air kecil berdarah disangkal. Riwayat keputihan disangkal.
14
Os juga mengalami demam, demam yang bersifat hilang timbul sejak 1 bulan
ini. Demam bersifat naik turun secara perlahan dengan suhu tinggi, dan turun
: tidak jelas
RPO
: tidak jelas.
STATUS PASIEN
Sensorium
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/60 mmHg
Pulse
: 84 x/i
Respiratory rate
: 22 x/i
Temperature
: 38,0 C
Anemia
: (-)
Ikterus
: (-)
Sianosis
: (-)
Dispnoe
: (-)
Oedem
: (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Kepala
Kepala
Rambut
Mata
15
THM
Leher
Trakea
: medial
TVJ
: R-2 cm H2O
Pembesaran KGB
: tidak dijumpai
Thorak
Inspeksi
: simetris fusiformis
Palpasi
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: SP : vesikuler
ST : -
Abdomen
Inspeksi
: simetris
Palpasi
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
Ekstermitas
Ekstremitas Superior : dalam batas normal, oedem (-)
Ekstremitas Inferior : oedem pretibial (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
16
Darah rutin
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
Platelet
: 14.300 uL
: 4.330.000 uL
: 13,4 gr/dL
: 36,4%
: 84,1 fL
: 30,9 pg
: 36,8 dL
: 345.000 uL
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
-
DIAGNOSIS SEMENTARA
-
PENATALAKSANAAN
-
Tirah baring
Diet MB
IVFD RL 20 gtt/I (makro)
Inj. Ceftriaxone 2gr/ 12 jam/IV/ST
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/IV
Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam/IV
Inj. Ondasentron 4gr/ 8 jam
Inj. Novalgin 1 amp jika T >38,5C
Paracetamol 3x500mg
ANJURAN
-
Urinalisa
Kultur Urine
RFT
LFT
USG Ginjal dan Saluran Kemih
17