BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Rata-Rata Eror Tiap Variabel
Variabel
SEE
Disturbance
Set
ON - OFF
Rejection
57552.93
Tracking
10467.79
P (kp 7)
62144.93
13984.32
P (kp 14)
61514.78
11952.19
PI ( kp 7 ; ki 7)
60679.22
12192.31
PI ( kp 7 ; ki 14)
PID (kp 7 ; ki
64914.51
11838.39
53229.51
14069.8
57673.22
19115.35
No
6
7
7 ; kd 7)
PID (kp 7 ; ki
7 ; kd 14)
Point
IV.2 PEMBAHASAN
IV.2.1 Perbandingan Sistem On-Off, P, PIdan PID dalam Menolak Gangguan
70
60
Setting Point
50
40
Tinggi cairan (cm)
30
20
10
0
(P1)
90
80
70
60
50
Setting Point
40
30
20
10
Variabel 7 (PID, Kp 7, Ki 7, Kd
14)
0
Waktu (detik)
(P1)
waktu reset (integral) atau konstanta kendali yang akan memberikan kendali yang diperlukan.
Jika nilainya tidak tepat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga menyebabkan
ketidakstabilan sistem. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya osilasi sehingga nilai error pun
semakin besar. (Djoko Nusantoro, Suyanto. 2013)
Pada pengendali on-off memiliki SSE melebihi PID dalam menolak gangguan, hal ini
dikarenakan on-off hanya bekerja pada dua posisi saja yaitu on dan off serta memiliki galat/
rentang kesalahan tertentu (+/- 5). Saat input lebih besar dari set point yang diinginkan maka
input akan off dan output akan turun dengan sendirinya sampai menyentuh set point lagi, begitu
seterusnya. Hal inilah yang menyebabkan pencapaian set point pengendali ini menjadi lebih lama
karena kemungkinan terjadinya isolasi (grafik pencapaian bergelombang) semakin besar. Tetapi
pada saat merespon perubahan set point, pengendali on off memiliki eror yang paling kecil di
banding pengendali lain. Hal ini dikarenakan pada sistem pengendali On-Off, sistem ini akan
mengejar set point sedekat mungkin, sehingga level akan berosilasi pada daerah sekitar set point.
(Kabeakan,A. 2011)
Pada sistem kendali P, mode control proporsional hanya mampu melakukan koreksi
kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat. Pada sistem
kendali PI, kombinasi karakteristik jenis kendali P dan I, dimana perubahan step pada
pengukuran menyebabkan pengendali merespon dengan cara yang proporsional yang kemudian
diikuti oleh respon integral. Kendali integral ini akan menghilangkan error. Artinya output akan
selalu mengejar set point sedekat mungkin. Kekurangan dari kendali integral ini adalah
terjadinya osilasi sehingga mengurangi kestabilan sistem. (Djoko Nusantoro, Suyanto. 2013)
VI.2.2 Pengaruh Konstanta Kp dalam Menolak Gangguan
70
60
50
40
30
20
10
0
Setting Point
Variabel 2 (P, setting point
60, Kp 7)
Variabel 2 (P, setting point
60, Kp 7)2
(P1)
Pada percobaan terlihat nilai eror pada variabel Kp 7 lebih besar dibanding pada variabel
Kp 14. Hal ini karena pada nilai variabel Kp yang kecil dapat mengakibatkan mode kontrol
proporsional hanya mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga akan
menghasilkan respon sistem yang lambat. Jika nilai Kp besar, respon sistem menunjukkan
semakin cepat mencapai keadaan stabilnya. Namun jika nilai Kp terlalu besar, akan
mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem akan berisolasi. (Djoko Nusantoro,
Suyanto. 2013)
VI.2.3 Pengaruh Konstanta Ki dalam Menolak Gangguan
70
60
50
40
Ketinggian cairan (cm)
Setting point
30
20
10
0
waktu (detik)
(P1)
percobaan disturbing rejection yang dihasilkan pada I=7 lebih kecil daripada I=14. Sesuai
dengan sifat system pengendali integral, aksi kontrol integral akan menghilangkan steady state
error. Tetapi pada nilai konstanta integral, jika nilainya tidak tepat menyebabkan respon transien
yang tinggi sehingga menyebabkan ketidakstabilan sistem. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya osilasi sehingga nilai error pun semakin besar (Indar Chaerah Gunadin, 2008).
VI.2.4 Pengaruh Konstanta Kd dalam Menolak Gangguan
70
60
50
40
Setting Point
30
20
10
0
waktu (detik)
Sedangkan
(P1)
Jenis pengendali PID merupakan gabungan dari pengendali proporsional,
integral dan derivative. Pada grafik terlihat bahwa hanya proporsional integral
derivative (PID) yang dapat mencapai set point, sedangkan pengendali proporsional
(P) dan proporsional integral (PI) tidak mencapai set point sama sekali. Sedangkan
pengendali derivative memilikikarakteristik derivative yang dapat memberikan
respon terhadap laju perubahan sinyal kesalahan penggerak dan dapat menghasilkan
koreksi sebelum sinyal kesalahan penggerak menjadi terlalu besar.
Kd, secara details susah untuk dilihat, akan tetapi secara umum akan mengubah nilai
lonjakan dan transien (Hendrodkk, 2014).
(P1)