Anda di halaman 1dari 2

Ketika Cinta Menyapa

Suara ayam berkokok serta kicauan nan merdu tampak jelas terdengar ditelinga gadis yang
masih terlelap dalam tidurnya. Gadis tersebut pun bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka
jendela kamar. Udara segar pun memasuki kamarnya, dengan segera ia bersiap - siap untuk
mandi dan sholat. Karena tepat pada hari itu ia terdapat jadwal kuliah di salah satu perguruan
tinggi swasta ditempat tinggalnya.
Gadis yang diberi nama Nina ini, tampak rapih dan anggun dengan hijabnya yang membaluti
bajunya. Sang ibu dan ayah pun selalu menemani Nina saat sarapan bahkan hendak berangkat
ke kampus. Sepotong roti dan susu anget yang dipilih Nina untuk mengisi perutnya. Sambil
menyantap sarapan mereka pun saling bercuap cuap. Suasana hangat dan ceria selalu
mewarnai ruang makan tersebut.
Tepat pukul 7.00, Nina berpamitan dengan kedua orang tuanya. Mencium kedua tangan
orang tua serta salam merupakan kebiasaan yang tak pernah Nina lupakan. Begitu pula dengan
orang tuanya, belaian serta doa yang diberikan kepada Sang anak selalu mereka berikan.
Nina pun mulai melangkah kakinya keluar ke rumah menuju halte. Disepanjang jalan
menuju halte, Nina melihat kanan kiri sambil bernyanyi riang gembira. Sesampainya dihalte
Nina duduk manis menunggu bus yang menuju kampusnya. Tak lama kemudian datang seorang
remaja laki - laki seusia Nina duduk disampingnya dengan membawa setumpuk buku. Nina pun
menoleh ke arah laki - laki tersebut seraya memberikan senyum manisnya. Lelaki tersebut
membalasnya dengan hangat. Tak lama kemudian pandangan keduanya terhenti karena
angkutan umum menuju kampusnya sampai tepat didepan halte. Dengan segera semua orang
yang sedang menunggu termasuk Nina, menaiki angkutan umum tersebut.
Hampir setiap penumpang didalamnya sibuk dengan gadget mereka. Akan tetapi lain halnya
dengan Nina, gadis ini khusyu membaca al-quran kecil yang dipegangnya. Niko, lelaki yang
memberi senyum hangatnya saat diterminal pun memperhatikan Nina hingga terkagum kagum.
Sesampainya didepan kampus, Nina turun dari angkutan umum yang ia tumpangi. Niko
seraya mengikuti Nina turun dari angkutan umum tersebut dan terdiam sesaat ketika
mengetahui jika Nina satu kampus dengannya.

Keduanya pun langsung menuju kelas masing masing. Saat berada didalam kelas Niko
memulai untuk membaca buku yang dibawanya. Halaman demi halaman telah selesai
dibacanya, akan tetapi dosen yang mengajarnya tak kunjung datang. Akhirnya ia memutuskan
membeli makanan di kantin.
Sekembalinya dari kantin, Niko kembali ke kelas untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya.
Tepat pukul 16.00 Nina keluar dari kelasnya. Akan tetapi ia tidak segera pulang ke rumah
namun pergi ke musholla untuk melaksanakan sholat Ashar. Selang beberapa menit kemudian,
Niko pun keluar kelas bersama sama dengan temannya dan melanjutkan duduk bersama
didepan kelas. Saat sedang asik tertawa, Niko tiba tiba diam seketika. Sebab ia melihat Nina
yang sedang berjalan. Tanpa basi basi ke teman temannya, Niko segera mengejar Nina.
Pada akhirnya Niko berhasil menghampiri Nina seraya menanyakan kondisinya. Nina pun
hanya menjawab pertanyaan Niko dengan senyum indahnya. Tak lupa Niko mengajak Nina
pulang bersama. Nina pun menerima ajakannya.
Sepanjang jalan mereka bertukaran pikiran satu sama lain mengenai jurusan mereka. Saat
keduanya asik mengobrol, adzan maghrib berkumandang. Tanpa basi basi ia segera mengajak
Niko untuk sholat dimasjid yang pada saat itu jaraknya tidak jauh. Niko pun tercengang
cengang atas perilaku gadis ini. Mereka pun sholat bersama sama.
Usai dari sholat, mereka pun melanjutkan perjalanan pulang. Saat itu Niko mulai merasa
nyaman dan tertarik akan gadis tersebut. Hingga ia memuji akan kecantikan dan kesholehan
sosok Nina secara langsung. Tanggapan Nina pun hanya senyum dan berkata semua yang kau
ucapkan mengenai diriku itu pemberian Allah. Ku hanya bisa mengucapkan rasa syukur atas
segala nikmat yang berlimpah ini dengan cara mencintai-Nya. Marilah kita belajar memahami
dan mencintai Allah sebab dengan mencintai-Nya maka keberkahan dunia akhirat akan bisa kita
capai. Niko pun berkaca kaca mendengar jawaban tersebut. Sebab ia menyadari bahwa
kedekatan, rasa syukur serta cinta kepada Allah pada saat itu lebih kecil dibanding dengan
ketertarikannya kepada Nina.

Anda mungkin juga menyukai