Kadar Zi
Kadar Zi
Kadar Zi
implementasi program kesehatan, baik di tingkat makro maupun mikro. Pada tingkat mikro,
program perbaikan gizi di puskesmas merupakan salah program dari 7 (tujuh) program dasar
yang ada, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perbaikan Gizi, Program
Kesehatan
Lingkungan,
Program
Promosi
Kesehatan,
Program
Pencegahan
dan
Penanggulangan Penyakit (P2P), Program Pengobatan dan Program Spesifik Lokal. Berhasil
tidaknya pelaksanaan ke tujuh program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau
penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program perbaikan gizi.
Pengelolaan program gizi di Puskesmas, sebenarnya telah diatur oleh program gizi
ditingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar program
perbaikan gizi di Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada tingkat kabupaten,
seyogyanya harus di kelola dengan baik. Ada lima langkah yang harus di perhatikan dalam
pengelolaan program perbaikan gizi pada tingkat puskesmas, yang dirumuskan dalam bentuk
siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) seperti yang diperlihatkan pada gambar
berikut:
Lima langkah pengelolaan program perbaikan gizi di Puskesmas pada dasarnya sama
dengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaann gizi yang dilakukan di Tingkat
Kabupaten yang dikeluarkan Direktorat Bina Gizi Depkes RI, dimulai dari Langkah pertama
yaitu Identifikasi Masalah, kemudian Langkah Kedua Analisis masalah. Langkah pertama
dan kedua biasa dikenal dengan perencanaan (planning). Langkah Ketiga adalah Menentukan
kegiatan perbaikan gizi, langkah ini biasa juga dikenal atau disebut juga dengan
pengorganisasian (organising). Langkah Keempat adalah melaksanakan program perbaikan
gizi, langkah ini disebut juga dengan Pelaksanaan (actuating). Dan yang terakhir adalah
Langkah Kelima yaitu pantauan dan evaluasi, langkah ini disebut juga dengan (controlling
anda evaluation).
Sosialiasi, Capacity Buiding, Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga, Penyiapan sarana dan
prasarana, Penyuluhan Gizi dan Pelayanan Gizi di Puskesmas maupun di Posyandu.
Langkah Kelima : Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan Pemantauan yang baik selalu dimulai sejak langkah awal perencanaan dibuat
sampai dengan suatu kegiatan telah selesai dilaksanakan, sedangkan evaluasi hanya melihat
bagian-bagian tertentu dari kegiatan yang dilaksanakan.
PEMANTAUAN adalah Pengawasan secara periodik terhadap pelaksanaan kegiatan program
perbaikan gizi dalam menentukan besarnya INPUT yang diberikan, PROSES yang berjalan
maupun OUTPUT yang dicapai. Tujuannya untuk menindak lanjuti kegiatan program
SELAMA pelaksanaan kegiatan, dilakukan untuk menjamin bahwa PROSES pelaksanaan
sesusai Action Plan dan jadwal. Kegiatan pemantauan dapat dilakukan melalui Sistem
Pencatatan dan Pelaporan termasuk laporan khusus, Pelaksanaan Quality Assurance
Pelayanan Gizi dan Unit pengaduan masyarakat. Hasil Kegiatan pemantauan kemudian
dibuatkan lagi kegiatan-kegiatan Tindak lanjut pemantauan yang dilakukan melalui Umpan
balik, Supervisi dan Bimbingan tehnis.
EVALUASI adalah Suatu proses untuk mengukur keterkaitan, efektivitas, efisiensi dan
dampak suatu program, dilakukan dengan Tujuan Memperbaiki rancangan,Menentukan suatu
bentuk kegiatan yang tepat, Memperoleh masukan untuk digunakan dalam PROSES
perencanaan yang akan datang.
menanggulangi
gizi
kurang
dan
gizi
lebih.
- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi; bayi,
balita,
usia
sekolah,
remaja
dan
usia
produktif
serta
usia
lanjut.
KELUARGA SADAR
mampu mengenali
GIZI adalah
dan
keluarga
mengatasi
yang
berperilaku
masalah
gizi
gizi
seimbang,
anggotanya
- PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi
makanan
seimbang
dan
berperilaku
hidup
sehat
- MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat
gizi yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan
dan
Mengapa
bebas
dari
sasarannya
pencemaran
Keluarga
di
DAYA
dimiliki
tingkat
dan
dimanfaatkan
keluarga
di
tingkat
keluarga
- MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga,
tidak
semata-mata
disebabkan
oleh
kemiskinan
dan
ketidaktersediaan
pangan
dan
memberikan suplementasi
gizi bagi
anggota
keluarga
yang
membutuhkan
Perlunya memantau berat badan secara teratur
- Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan
kesehatan
-
Menimbang
Keluarga
dapat
dapat
mengenali
dilakukan
masalah
oleh
kesehatan
keluarga
dan
gizi
dimana
anggota
saja
keluarganya
- Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas
Cara Memantau berat badan anak
1. Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2 bulan
sekali
2. Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS
3. Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak sehat,
bila tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan
perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuanpetugas kesehatan
Cara Memantau berat badan orang dewasa
1. Ditimbang di rumah atau di tempat lain
2. Diukur Tinggi dan Berat Badan
3. Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)
Cara Menghitung IMT adalah : Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi BadanxTinggi Badan (m)
Arti IMT:
< 0 =" Sangat">
17.0 - 18.4 = Kurus
18.5 - 25.0 = Normal
25.1 - 27.0 = Gemuk
> 27.0 = Obes
Perlunya makan beraneka ragam
1. Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak, protein, vitamin dan
mineral) sesuai kebutuhan
2. Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya
3. Mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi, lemak,
protein, vitamin dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan gizi
4. Apabila tersedia pilihlah makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
Perlunya selalu mengkonsumsi garam beryodium
1. Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari
2. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan,
gangguan pertumbuhan danpembesaran kelenjar gondok
3. Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum mencukupi
kebutuhan
Perlunya Ibu memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
1. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, bersih dan sehat
2. ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal
sampai berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)
3. Praktis karena lebih mudah diberikan setiap saat
4. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
5. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
Cara menyusui secara eksklusif
1. Mulai memberikan ASI SEGERA setelah lahir
2. Jangan diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6 bula
3. Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan BERGANTIAN setiap kali menyusui
4. Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan MENU SEIMBANG
Perlunya suplementasi zat gizi
1. Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui
meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama
vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk penduduk di daerah
endemis gondok
2. Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi tersebut
3. Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan, maka
suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap
Cara menilai Apakah suatu keluarga sudah SADAR GIZI
1. Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik
2. Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga
3. Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium
4. Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
5. Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya sesuai umur
6. Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
Menuju KADARZI
Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta faktor-faktor lain seperti
lingkungan, sosial ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.
Di tingkat keluarga :
1. Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus menerus
2. Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat dan
petugas
3. Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau
(posyandu, puskesmas dan rumah sakit)
Di tingkat masyarakat:
1. Terbentuknya
kelompok
masyarakat
organisasi
yang
keagamaan;
mendukung
organisasi
upaya
kepemudaan;