SKENARIO 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan
karuniaNya yang senantiasa memberi kemudahan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai satu di antara tugas Problem Based Learning skenario
satu semester genap angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat hambatan
yang tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya semangat dan dorongan dari pihak sekitar.
Oleh karena itu penulis perlu mengucapkan terima kasih banyak kepada tutor Small Group
Discussion kelompok , dr. Emmy, yang selalu menemani dan terus memberi dukungan
kepada penulis, dan tidak henti-hentinya memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun terhadap penulis.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki amat terbatas dan perlu
lebih banyak belajar dalam mengerjakan makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari para pembaca agar menjadikan makalah ini
sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I
SKENARIO.........................................................................
BAB II
KATA KUNCI.....................................................................
BAB III
PROBLEM...........................................................................
BAB IV
PEMBAHASAN..................................................................
BAB V
BAB VI
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR...........................................................
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS.............................................
BAB IX
BAB X
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
SKENARIO I
Seorang pasien anak berusia 11 tahun, dibawa oleh ibunya dating ke tempat praktik
anda di puskesmas karena mengeluh sering pusing dan tampak pucat. Nilai rapor sekolahnya
menurun. Pasien sendiri merasakan cepat lelah, kalau main bola rasanya mau pingsan.
BAB II
KATA KUNCI
2. Pucat
Kepucatan adalah suatu keabnormalan karena kehilangan warna normal kulit
atau membran mukosa.Kepucatan terjadi pada bibir,lidah,telapak tangan ,di dalam
mulutdan garis di bawah mata.Dan ini kemungkinan bukan suatu keadaan serius dan
tidak memerlukan pengobatan.Kepucataan dapat terjadi di seluruh tubuh dan paling
nampak di wajah,garis mata dan di dalam mulut serta kuku.Kepucatan yang lokal
biasanya menyerang hanya satu sisi alat gerak.
Kemudahan dalam mendiagnosa kepucatan tergantung dari macam-macam jenis
kulit, dan banyaknya jumlah darah di pembuluh darah di dalam jaringan di bawah
kulit. Kepucatan sangat susah di temukan pada orang berkulit gelap, dan itu hanya
pada mata dan garis bibir.
Kepucatan bisa di sebabkan karena penurunan dari suplai darah di kulit, suplai
darah dapat berkurang di sebabkan karena terhambatnya aliran darah menuju perifer
tubuh kita,Terhambatnya aliran darah bisa di sebabkan karena suhu dingin ,shock,
hipoglikemi),kepucatan bisa terjadi karena penurunan jumlah darah dari sel darah
merah (Anemia)
Penyebabnya :
1.
2.
Shock
3.
Frostbite
4.
3. Lelah
4. Pingsan
Suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak dan biasanya sementara,
yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan O2 ke otak.
Pingsan disebabkan oleh kelaparan, kelelahan, karena penyakit tertentu, seperti
diabetes mellitus atau kencing manis, dehidrasi dan batuk (sinkop batuk) atau karena
buang air kecil secara berlebihan (sinkop mikturisi) biasanya terjadi jika jumlah darah
yang mengalir kembali ke jantung berkurang selama menahan. Hal ini sering terjadi
pada orang tua. Pingsan juga disebabkan oleh:
1.
2.
3.
Gejala
Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah rasa
pusing, berkurangnya penglihatan, tinnitus,rasa panas atau perasaan melayang,
terutama pada saat seseorang sedang dalam keadaan berdiri. Setelah terjatuh, tekanan
darah akan kembali meningkat karena penderita telah berbaring dan karena penyebab
pingsan telah hilang. Berdiri terlalu cepatdapat menyebabkan penderita kembali
pingsan. Pingsan yang dimulai secara beertahap disertai gejala pendahuluan dan juga
menghilang secara bertahap, menunjukkan adanya perubahan didalam kimia darah,
yaitu penurunan kadar gula darah (Hipoglikemia) dan penurunan kadar CO 2 dalam
darah (Hipokapni) karena hiperventilasi. Hipokapni sering didahului oleh perasaan
tertusuk jarum dan rasa tidak nyaman di dada.
Berbaring mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan
kesadaran penderita. Mengangkat kaki dapat mempercepat pemulihan karena bisa
meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak. Jika penderita terlalu cepat duduk
atau disangga/digendong dalam posisi duduk dapat terjadi episode pingsan lain. Jika
pingsan pada anak mudah tidak terlalu serius dan tidak memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
BAB III
PROBLEM
Dari skenario 1 ini, kami menemukan beberapa problem, yaitu :
1. Bagaimana patofisiologi pusing dan pucat?
2. Apa yang menyebabkan pasien cepat lelah?
3. Apa hubungan pasien merasa cepat lelah dan pingsan?
4. Bagaimana patofisiologi seseorang bisa pingsan?
BAB IV
PEMBAHASAN
Batasan
Pasien ini datang dengan keluhan utama lemah. Banyak hal yang dapat menjadi
penyebab lemah. Pasien dapat datang ke tempat praktik, menandakan pasien masih kuat
untuk berdiri bahkan berjalan, keterangan dalam scenario menggambarkan pasien masih bisa
bermain bola meski kemudian mendadak ingin pingsan. Keadaan pasien yang lemas tidak
disertai demam atau diare.
Pasien terlihat pucat dan mengeluh sering pusing. Kemungkinan pusing yang dirasakan
pasien berhubungan dengan keadaan pasien yang pucat. Nilai rapornya yang turun
menandakan pasien mengalami penurunan konsentrasi. Konsentrasi yang menurun sepertinya
tidak disebabkan oleh trauma apapun.
Berikut ini adalah beberapa mekanisme dan penyebab pasien mengalami gejala tersebut :
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Tremadota
Banyak hal yang dapat terjadi jika seorang anak menderita kecacingan, apalagi
Cacing Tambang
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang terdapat
di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan
berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
1. Gejala Penyakif cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis)
2. Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare dan nyeri di ulu hati.
3. Pusing, nyeri kepala.
4. Lemas dan lelah.
5. Anemia.
6. Gatal didaerah masuknya cacing.
Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Bisa dari telur, larva atau karena
makan daging.
Gejala
1. Kadang-kadang tanpa ada gejala
2. Keluhan tidak spesifik, kelelahan dan berat badan menurun
3. Jarang terjadi: sakit perut, kembung dan sumbatan usus.
3.
Seseorang yang memiliki gejala cepat lelah dan pingsan pada umumnya
mempunyai hubungan yang mana hal tersebut merupakan gejala dari tekanan darah
rendah ataupun hipotensi yang dapat menyebabkan anemia.
Tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh.
Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat
oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat
(anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat
lelah dan sebagainya.
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) termasuk suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi)
berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau
jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja
dalam aktivitas kesehariannya.
keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas
(kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa
cepat
lelah
tak
bertenaga,
bahkan
mengalami
pingsan
yang
berulang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah,
hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa
dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan
darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan
irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup
jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung)
keseluruh organ tubuh.
Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang
hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat
berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
Gejala pasien yang merasa cepat lelah, lemah, pucat, dan mengalami penurunan
konsentrasi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen pada tubuh penderita.
Dalam hal ini kita perlu memeriksakan keadaan darah pasien. Kemungkinan terdapat
perubahan bentuk darah yang menyebabkan pengangkutan oksigen dalam jaringan meenurn.
Penyakit yang berhubungan
Pemeriksaan Fisik Penyakit
Identitas Pasien
Nama
: An. Ponari
Umur
: 11 tahun
Pekerjaan
: pelajar
Keluhan utama
-
Lemah
Adiknya dulu pernah sakit seperti ini, tapi sekarang sudah sembuh setelah berobat
ke dokter.
Riwayat Sosial-Ekonomi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah, letih, lesu, tampak pucat.
Fital sign
Suhu
: 38 C
Tensi
: 100/60 mmHg
RR
: 18 kali/menit
Nadi
: 90 kali/menit
Anemi
: positif
Cyanosis
: negative
KGB
: negative
Perbesaran jantung
: negative
: simetris
Nyeri tekan
: negative
Nyeri ketuk
: negative
: negative
Abdomen
: simetris
Perbesaran organ
: negative
Meteorismus
: negative
Bising usus
: negative
Akral extremitas
: hangat
Oedema extremitas
: negative
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja
: Hipokromik mikrositer
Hb rendah
Eritrosit rendah
Eosinophilia
Kadar TIBC
: turun
BAB V
HIPOTESIS AWAL
5.1
Differential Diagnosa
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap
An.Ponari, maka kami dapat mengambil diagnosis awal sebagai berikut :
-
Necatoriasis
Ancylostomiasis
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Ciri - ciri Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Ciri - ciri
Terdapat didaerah
Habitat
Bentuk
Hasil telur
Menghisap darah
Dewasa
Telur
Life span
Menyebabkan
Necator americanus
tropika Amerika (daerah
Ancylostoma duodenale
tropika Asia dan Afrika
pertambangan)
(daerah pertambangan)
ileum)
Seperti huruf C
28.000 telur per hari
0,08-0,34 cc per hari
Bursa copulatrix lebih
panjang,bercabang 3
bercabang < 2
Kulit transparan dan tipis ,
ovitosisi
4 5 tahun
Lung migration, reaksi alergi
ovitosisi
6 8 tahun
Lung migration, reaksi alergi
Nama penyakit
Necatoriasis
Ancylostomiasis
Untuk kasus infeksi cacing tambang yang berhabitat di mukosa usus halus. Cacing dewasa
dengan morfologi kepala yang mempunyai gigi penghisap dan alat pengait (bursa copulatrix)
akan mengaitkan dirinya di mukosa duodenum atau jejunum (tergantung species cacing
tambangnya) untuk memakan sari- sari makanan yang diserap usus, selain itu perlekatannya
pada dinding usus akan menyebabkan dinding usus terluka, cedera kapiler usus dan apabila
infeksi dilakukan oleh banyak banyak cacing maka akan terjadi perdarahan organ dalam
intraluminal intestine, akibatnya seseorang atau anak- anak yang sedang masa pertumbuhan
cenderung akan mederita anemia. Dan anemia yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang
adalah Anemia Hipokromik Mikrositer.
Hasil pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosis Anemia deffisiensi besi:
1. Penurunan Hb, Hematokrit (HCT), dan indeks eritrosit
Penurunan Hb < 10 g/dl, disebabkan karena kurangnya besi yang digunakan untuk sintesa
Hb.
Penurunan Hematokrit < 40%, karena bentuk eritrosit yang lebih kecil dari normal dalam
jumlah sel yang sama dalam keadaan normal maka dapat dipastikan rasio eritrosit per
plasma darah akan menurun.
Penurunan MCV < 80 fl, MCH < 27 pg, dan MCHC < 30% yang mengindikasikan
ukuran eritrosit yang lebih kecil.
2. Eosinofilia pada hitung jenis Leukosit
Peningkatan Eosinofil pada kasus Anemia ini disebabkan karena infeksi parasit cacing
yang menstimulasi peningkatan jumlah eosinofil dalam fungsinya untuk menghancurkan
parasit dengan mekanisme penghancuran ekstraseluler
3. Bentukan Eritrosit yang lebih kecil dengan Central Palor (CP) > garis tengah
Peningkatan kepucatan Hb disebabkan oleh penurunan Hb. Hemoglobin yang normala
hanya mewarnai 2/3 bagian perifer sel, apabila kadarnya menurun maka kepucatan sel
(Central Palor) akan meningkat.
4.
Penurunan
Serum Iron (SI)
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
( DIAGNOSA )
Menurut kelompok kami, berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang
teliti maka dapat ditegakkan diagnosa akhir yaitu : Infeksi cacing tambang Necator
americanus (Necatoriasis).
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA