Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PBL

SKENARIO 1

Disusun oleh : KELOMPOK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2009/2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan
karuniaNya yang senantiasa memberi kemudahan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai satu di antara tugas Problem Based Learning skenario
satu semester genap angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat hambatan
yang tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya semangat dan dorongan dari pihak sekitar.
Oleh karena itu penulis perlu mengucapkan terima kasih banyak kepada tutor Small Group
Discussion kelompok , dr. Emmy, yang selalu menemani dan terus memberi dukungan
kepada penulis, dan tidak henti-hentinya memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun terhadap penulis.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki amat terbatas dan perlu
lebih banyak belajar dalam mengerjakan makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari para pembaca agar menjadikan makalah ini
sempurna.

Surabaya, April 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I

SKENARIO.........................................................................

BAB II

KATA KUNCI.....................................................................

BAB III

PROBLEM...........................................................................

BAB IV

PEMBAHASAN..................................................................

BAB V

HIPOTESIS AWAL ...........................................................

BAB VI

ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS..........

BAB VII

HIPOTESIS AKHIR...........................................................

BAB VIII

MEKANISME DIAGNOSIS.............................................

BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH................

BAB X

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI..................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

BAB I
SKENARIO I
Seorang pasien anak berusia 11 tahun, dibawa oleh ibunya dating ke tempat praktik
anda di puskesmas karena mengeluh sering pusing dan tampak pucat. Nilai rapor sekolahnya
menurun. Pasien sendiri merasakan cepat lelah, kalau main bola rasanya mau pingsan.

BAB II
KATA KUNCI

Kata kunci yang ada pada skenario 1 ini adalah :


1. Pusing
Pusing sebenarnya terdiri dari dua jenis. Pertama yaitu kondisi di mana
penderita merasa segala objek yang ada di depan matanya dan ada di sekitarnya
bergerak atau berputar-putar. Kedua adalah kondisi penderita merasa seperti berjalan
di atas awan, tubuhnya terasa ringan dan tidak stabil.
Sedangkan berdasarkan penyebabnya, secara garis besar, pusing dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pusing yang timbul sebagai akibat dari adanya kelainan
pada otak, dan pusing yang disebabkan oleh kelainan pada telinga.
Apabila pusing yang dirasakan tidak terlalu hebat, pertolongan pertama pada
penderita adalah dengan membaringkannya pada tempat yang tenang. Setelah pusing
dirasakan berkurang, gerak-gerakkan kepala dengan perlahan, dan berusaha untuk
mencari posisi yang dapat menghilangkan pusing tersebut.
Ada berbagai macam cara untuk menghindari pusing, yaitu dengan rajin
berolah raga, terutama berenang. Ketika berenang, selain seluruh tubuh bergerak, kulit
akan mendapatkan rangsangan yang cukup dari suhu air dan tekanan air.

2. Pucat
Kepucatan adalah suatu keabnormalan karena kehilangan warna normal kulit
atau membran mukosa.Kepucatan terjadi pada bibir,lidah,telapak tangan ,di dalam
mulutdan garis di bawah mata.Dan ini kemungkinan bukan suatu keadaan serius dan
tidak memerlukan pengobatan.Kepucataan dapat terjadi di seluruh tubuh dan paling
nampak di wajah,garis mata dan di dalam mulut serta kuku.Kepucatan yang lokal
biasanya menyerang hanya satu sisi alat gerak.
Kemudahan dalam mendiagnosa kepucatan tergantung dari macam-macam jenis
kulit, dan banyaknya jumlah darah di pembuluh darah di dalam jaringan di bawah
kulit. Kepucatan sangat susah di temukan pada orang berkulit gelap, dan itu hanya
pada mata dan garis bibir.
Kepucatan bisa di sebabkan karena penurunan dari suplai darah di kulit, suplai
darah dapat berkurang di sebabkan karena terhambatnya aliran darah menuju perifer

tubuh kita,Terhambatnya aliran darah bisa di sebabkan karena suhu dingin ,shock,
hipoglikemi),kepucatan bisa terjadi karena penurunan jumlah darah dari sel darah
merah (Anemia)
Penyebabnya :
1.

Kekurangan paparan sinar, Anemia (kehilangan darah,kekurangan nutrisi)

2.

Shock

3.

Frostbite

4.

Penyakit kronis termasuk infeksia dan kanker

3. Lelah

4. Pingsan
Suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak dan biasanya sementara,
yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan O2 ke otak.
Pingsan disebabkan oleh kelaparan, kelelahan, karena penyakit tertentu, seperti
diabetes mellitus atau kencing manis, dehidrasi dan batuk (sinkop batuk) atau karena
buang air kecil secara berlebihan (sinkop mikturisi) biasanya terjadi jika jumlah darah
yang mengalir kembali ke jantung berkurang selama menahan. Hal ini sering terjadi
pada orang tua. Pingsan juga disebabkan oleh:
1.

Berkurangnya jumlah sel darah merah (Anemia)

2.

Berkurangnya kadar gula darah (Hipoglikemi)

3.

Berkurangnya kadar CO2 dalam darah (Hipokapni) karena hiperventilasi

Gejala
Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah rasa
pusing, berkurangnya penglihatan, tinnitus,rasa panas atau perasaan melayang,
terutama pada saat seseorang sedang dalam keadaan berdiri. Setelah terjatuh, tekanan
darah akan kembali meningkat karena penderita telah berbaring dan karena penyebab
pingsan telah hilang. Berdiri terlalu cepatdapat menyebabkan penderita kembali
pingsan. Pingsan yang dimulai secara beertahap disertai gejala pendahuluan dan juga
menghilang secara bertahap, menunjukkan adanya perubahan didalam kimia darah,

yaitu penurunan kadar gula darah (Hipoglikemia) dan penurunan kadar CO 2 dalam
darah (Hipokapni) karena hiperventilasi. Hipokapni sering didahului oleh perasaan
tertusuk jarum dan rasa tidak nyaman di dada.
Berbaring mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan
kesadaran penderita. Mengangkat kaki dapat mempercepat pemulihan karena bisa
meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak. Jika penderita terlalu cepat duduk
atau disangga/digendong dalam posisi duduk dapat terjadi episode pingsan lain. Jika
pingsan pada anak mudah tidak terlalu serius dan tidak memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.

BAB III

PROBLEM
Dari skenario 1 ini, kami menemukan beberapa problem, yaitu :
1. Bagaimana patofisiologi pusing dan pucat?
2. Apa yang menyebabkan pasien cepat lelah?
3. Apa hubungan pasien merasa cepat lelah dan pingsan?
4. Bagaimana patofisiologi seseorang bisa pingsan?

BAB IV
PEMBAHASAN

Batasan
Pasien ini datang dengan keluhan utama lemah. Banyak hal yang dapat menjadi
penyebab lemah. Pasien dapat datang ke tempat praktik, menandakan pasien masih kuat
untuk berdiri bahkan berjalan, keterangan dalam scenario menggambarkan pasien masih bisa
bermain bola meski kemudian mendadak ingin pingsan. Keadaan pasien yang lemas tidak
disertai demam atau diare.
Pasien terlihat pucat dan mengeluh sering pusing. Kemungkinan pusing yang dirasakan
pasien berhubungan dengan keadaan pasien yang pucat. Nilai rapornya yang turun
menandakan pasien mengalami penurunan konsentrasi. Konsentrasi yang menurun sepertinya
tidak disebabkan oleh trauma apapun.
Berikut ini adalah beberapa mekanisme dan penyebab pasien mengalami gejala tersebut :
1.

Patofisiologi pusing dan pucat


Pusing dalam hal ini dinyatakan sebagai nyeri kepala, merupakan gejala yang sering
diderita oleh pasien. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh, ia timbul
bilamana jaringan sedang dirusak, dan ia menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsang nyeri tersebut.
Nyeri kepala sebenarnya merupakan nyeri alihan ke permukaan kepala dari strukturstruktur dalam. Otot sendiri hampir tidak sensitive sama sekali terhadap nyeri. Sebagian
besar nyeri kepala mungkin tidak disebabkan oleh kerusakan di dalam otak itu sendiri.

2.

Penyebab pasien cepat lelah


Penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
dan terhambatnya tumbuh kembang anak, karena cacing mengambil sari makanan yang
penting bagi tubuh, misalnya protein, karbohidrat dan zat besi yang dapat menyebabkan
anemia.
Cacing penyebab panyakit pada manusia terdiri dari :
1.

Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

2.

Cacing cambuk (Trichuris trichiura).

3.

Cacing kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)

4.

Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

5.

Tremadota
Banyak hal yang dapat terjadi jika seorang anak menderita kecacingan, apalagi

kecacingan menahun yang tidak tertangani dengan baik, antara lain:

Penurunan fungsi kognitif (kecerdasan)


Kurang darah
Diare menahun dengan atau tanpa tinja berdarah
Gatal-gatal di sekitar anus
Radang paru-paru ( sindroma Loeffler )
Malnutrisi ( kurang gizi )
Biduran
Gangguan pertumbuhan
Radang usus buntu
Sumbatan usus
Nyeri perut

Cacing Tambang
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang terdapat

di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan
berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
1. Gejala Penyakif cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis)
2. Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare dan nyeri di ulu hati.
3. Pusing, nyeri kepala.
4. Lemas dan lelah.
5. Anemia.
6. Gatal didaerah masuknya cacing.
Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Bisa dari telur, larva atau karena
makan daging.
Gejala
1. Kadang-kadang tanpa ada gejala
2. Keluhan tidak spesifik, kelelahan dan berat badan menurun
3. Jarang terjadi: sakit perut, kembung dan sumbatan usus.
3.

Hubungan antara gejala cepat lelah dan rasa ingin pingsan

Seseorang yang memiliki gejala cepat lelah dan pingsan pada umumnya
mempunyai hubungan yang mana hal tersebut merupakan gejala dari tekanan darah
rendah ataupun hipotensi yang dapat menyebabkan anemia.
Tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh.
Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat
oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat
(anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat
lelah dan sebagainya.
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) termasuk suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi)
berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau
jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja
dalam aktivitas kesehariannya.

Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah


Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan

keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas
(kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa
cepat

lelah

tak

bertenaga,

bahkan

mengalami

pingsan

yang

berulang.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah,
hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa
dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan
darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan
irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup
jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung)
keseluruh organ tubuh.
Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang
hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat
berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.

Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan


menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik,
pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium,
penghambat ACE).
4. Patofisiologi pingsan
Parasitologi
Gejala pasien yang merasa cepat lelah, lemah, pucat, dan mengalami penurunan
konsentrasi kemungkinan disebabkan oleh adanya parasit dalam tubuh penderita. Parasit
merupakan tanaman atau hewan yang hidup pada atau dalam organisme hidup lain yang
memberikan keuntungan baginya.
Terdapat beberapa parasit yang tumbuh dan hidup atau bahkan terperangkap dalam
tubuh manusia, antara lain,
1. Zooparasit
(a) Protozoa
(b) Metazoa
2. Fitoparasit
(a) Bakteri
(b) Fungus
3. Spirochaeta dan Virus
Dalam hal ini gejala pasien dapat mengarah pada keberadaan cacing dalam tubuh
manusia. Parasit cacing ada yang berupa nematoda, trematoda, dan cestoda. Beberapa hidup
di jaringan, hati, darah, paru, usus, dll.
Masing-masing cacing memiliki kekhasan tersendiri dan karena itulah mereka memiliki
gejala klinis yang berbeda-beda, bahkan ada beberapa dari mereka yang tidak memiliki gejala
klinis yang jelas dan spesifik.
Beberapa parasit memiliki sifat mengambil nutrisi dan zat-zat organic dari induknya
untuk bertahan hidup. Hal ini menyebabkan pasien kekurangan energy dan merasa lemas.
Terkadang menimbulkan keadaan kurang konsentrasi.
Patologi Klinik

Gejala pasien yang merasa cepat lelah, lemah, pucat, dan mengalami penurunan
konsentrasi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen pada tubuh penderita.
Dalam hal ini kita perlu memeriksakan keadaan darah pasien. Kemungkinan terdapat
perubahan bentuk darah yang menyebabkan pengangkutan oksigen dalam jaringan meenurn.
Penyakit yang berhubungan
Pemeriksaan Fisik Penyakit

Identitas Pasien
Nama

: An. Ponari

Umur

: 11 tahun

Pekerjaan

: pelajar

Jenis Kelamin : laki-laki


Alamat

: Desa Blambang, Mojokerto-Jawa Timur


Anamnesa

Keluhan utama
-

Lemah

Riwayat penyakit sekarang


-

Sebelumnya tidak pernah mengalami seperti ini

Riwayat penyakit keluarga


-

Lemah dan letih sejak 3 minggu


Semakin hari semakin lemah
Pusing seperti mau pingsan
Pingsan disertai rasa sesak
Berat badan turun dalam sebulan
Keonsentrasi menurun, sering melamun
Waktu buang air seperti ada cacingnya
Badannya gatal
Terdapat bintik merah

Riwayat penyakit dahulu


-

Adiknya dulu pernah sakit seperti ini, tapi sekarang sudah sembuh setelah berobat
ke dokter.

Riwayat Sosial-Ekonomi

Kondisi lingkungan perkebunan

Sering main ditanah tanpa alas kaki

Kondisi rumah yang tidak ada jamban

Buang air besar di tanah atau di sungai

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah, letih, lesu, tampak pucat.
Fital sign
Suhu

: 38 C

Tensi

: 100/60 mmHg

RR

: 18 kali/menit

Nadi

: 90 kali/menit

Anemi

: positif

Cyanosis

: negative

KGB

: negative

Perbesaran jantung

: negative

Denyut tambahan jantung : negative


Pulmo

: simetris

Nyeri tekan

: negative

Nyeri ketuk

: negative

Ronkhi & wheezing

: negative

Abdomen

: simetris

Perbesaran organ

: negative

Meteorismus

: negative

Bising usus

: negative

Akral extremitas

: hangat

Oedema extremitas

: negative

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja

: ditemukan telur cacing tambang

Pemeriksaan darah tepi

: Hipokromik mikrositer
Hb rendah
Eritrosit rendah
Eosinophilia

Kadar TIBC

: turun

BAB V
HIPOTESIS AWAL
5.1

Differential Diagnosa
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap
An.Ponari, maka kami dapat mengambil diagnosis awal sebagai berikut :
-

Necatoriasis

Ancylostomiasis

Anemia kurang besi

BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Ciri - ciri Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Ciri - ciri
Terdapat didaerah

Habitat

Bentuk
Hasil telur
Menghisap darah
Dewasa

Telur

Life span
Menyebabkan

Necator americanus
tropika Amerika (daerah

Ancylostoma duodenale
tropika Asia dan Afrika

pertambangan)

(daerah pertambangan)

Dirongga usus halus dengan

Dirongga usus halus dan

mulut yang melekat pada

melekat pada dinding usus

dinding usus halus (mukosa

halus (mukosa jejunum dan

jejunum dan ileum)


Mirip huruf S
bertelur 9000 ekor per hari
0,005-1 cc darah per hari
2 lempeng pemotong , bursa

ileum)
Seperti huruf C
28.000 telur per hari
0,08-0,34 cc per hari
Bursa copulatrix lebih

copulatrix panjang bulat

panjang,bercabang 3

bercabang < 2
Kulit transparan dan tipis ,

Kulit transparan dan tipis ,

terdiri dari 4 sel yang disebut

terdiri dari 4 sel yang disebut

ovitosisi
4 5 tahun
Lung migration, reaksi alergi

ovitosisi
6 8 tahun
Lung migration, reaksi alergi

Nama penyakit

lokal atau seluruh tubuh,

lokal atau seluruh tubuh,

anemia dan nyeri abdomen.

anemia dan nyeri abdomen.

Necatoriasis

Ancylostomiasis

Anemia Deffisiensi Besi


Merupakan kasus anemia paling sering dijumpai, dimana timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh atau faktor diet yang kurang. Etiologi:
1. Perdarahan kronik
- Saluran cerna: tukak peptik, hemoroid, infeksi cacing tambang
- Saluran UG wanita: menorrhagi atau metrohagi
- Saluran kemih: hematuria
2. Faktor nutrisi
Rendah diet tinggi serat, Vitamin C dan makanan yang mengandung protein
3. Kebutuhan yang meningkat
Masa kehamilan, atau anak masa pertumbuhan
4. Malabsorbsi besi
Gastrektomi, kolitis kronik, atau ulkus peptikum
Gejala yang ditimbulkan umumnya sama seperti penderita anemia pada umumnya yaitu pucat
pada mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, konjunctiva, cepat lelah, lesu, sakit
kepala dan rasanya mau pingsan. Namun terdapat beberapa gejala khas yang menandai
penyakit ini:
a. Koilonychia: kuku sendok
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis: sariawan di ujung mulut
d. Disfagia: nafsu makan menurun
e. Atrofi mukosa gaster
Kelima gejala ini tidak selalu ada secara bersamaan tetapi salah satunya pasti menyertai
keadaan anemia jenis ini.

Untuk kasus infeksi cacing tambang yang berhabitat di mukosa usus halus. Cacing dewasa
dengan morfologi kepala yang mempunyai gigi penghisap dan alat pengait (bursa copulatrix)
akan mengaitkan dirinya di mukosa duodenum atau jejunum (tergantung species cacing
tambangnya) untuk memakan sari- sari makanan yang diserap usus, selain itu perlekatannya
pada dinding usus akan menyebabkan dinding usus terluka, cedera kapiler usus dan apabila
infeksi dilakukan oleh banyak banyak cacing maka akan terjadi perdarahan organ dalam
intraluminal intestine, akibatnya seseorang atau anak- anak yang sedang masa pertumbuhan
cenderung akan mederita anemia. Dan anemia yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang
adalah Anemia Hipokromik Mikrositer.
Hasil pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosis Anemia deffisiensi besi:
1. Penurunan Hb, Hematokrit (HCT), dan indeks eritrosit
Penurunan Hb < 10 g/dl, disebabkan karena kurangnya besi yang digunakan untuk sintesa
Hb.
Penurunan Hematokrit < 40%, karena bentuk eritrosit yang lebih kecil dari normal dalam
jumlah sel yang sama dalam keadaan normal maka dapat dipastikan rasio eritrosit per
plasma darah akan menurun.
Penurunan MCV < 80 fl, MCH < 27 pg, dan MCHC < 30% yang mengindikasikan
ukuran eritrosit yang lebih kecil.
2. Eosinofilia pada hitung jenis Leukosit
Peningkatan Eosinofil pada kasus Anemia ini disebabkan karena infeksi parasit cacing
yang menstimulasi peningkatan jumlah eosinofil dalam fungsinya untuk menghancurkan
parasit dengan mekanisme penghancuran ekstraseluler
3. Bentukan Eritrosit yang lebih kecil dengan Central Palor (CP) > garis tengah
Peningkatan kepucatan Hb disebabkan oleh penurunan Hb. Hemoglobin yang normala
hanya mewarnai 2/3 bagian perifer sel, apabila kadarnya menurun maka kepucatan sel
(Central Palor) akan meningkat.

4.

Penurunan
Serum Iron (SI)

5. Peningkatan TIBC (Total Iron Binding Capacity)


Karena Besi yang beredar dalam serum sangat sedikit, maka kemampuan transferin untuk
mengikat besi akan meningkat. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan besi serum
dalam keadaan normal kembali.
6. Penurunan Feritin (dalam serum/sumsum tulang)
Feritin adalah suatu protein yang terdapat dalam serum ataupun sumsum tulang. Dimana
pada keadaan normal akan berikatan dengan besi dan sifatnya lebih sebagai simpanan
simpanan besi bukan untuk pengikatan besi seperti yang dilakakan oleh Transferin.
Penurunan Feritin mengindikasikan penurunan jumlah simpanan besi dalam serum
ataupun dalam sumsum tulang.
7. Pemeriksaan simpanan besi dalam Sumsum Tulang
Pada hapusan sumsum tulang dengan pengecatan Bryliant Cresyl Blue akan didapatkan
penurunan jumlah besi jaringan dengan warna kuning kecoklatan.

BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
( DIAGNOSA )
Menurut kelompok kami, berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang
teliti maka dapat ditegakkan diagnosa akhir yaitu : Infeksi cacing tambang Necator
americanus (Necatoriasis).

BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai