Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DAKWAAN KESATU :
DAKWAAN KEDUA :
I.
PENDAHULUAN
II.
M. Yahya Harahap mengatakan bahwa pada dasarnya alasan yang dapat dijadikan
dasar hukum mengajukan keberatan agar surat dakwaan dibatalkan, apabila surat dakwaan
tidak memenuhi ketentuan pasal 143 atau melanggar ketentuan pasal 144 ayat (2) dan (3)
KUHAP. (Pembahasan dan penerapan KUHAP, pustaka Kartini, Jakarta, 1985, hlm. 663664).
Berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum maka menurut hemat
kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara saksama mengingat di dalam Surat
dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan kami
mengajukan keberatan.
Berdasarkan uraian di atas kami selaku Penasehat Hukum TERDAKWA ingin
mengajukan keberatan terhadap Surat Dakwaan yang telah didakwakan oleh Penuntut Umum
dengan alasan sebagai berikut :
I.
Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, diatur surat
dakwaan Penuntut Umum haruslah memenuhi syarat-syarat antara lain:
a.
bahwa surat dakwaan harus menyebutkan identitas lengkap TERDAKWA /Tersangka serta
bahwa surat dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum.
b.
Syarat materiil :
bahwa surat dakwaan harus memuat dan menyebutkan waktu, tempat delik dilakukan.
Kemudian surat dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang tindak
pidana yang didakwakan.
Dalam eksepsi kami ini, yang kami ajukan keberatan adalah menyangkut isi Surat
Dakwaan
Penuntut
Umum,
oleh
karena
itu
berkaitan
dengan
persyaratan materiil sebagaimana diharuskan pasal 143 ayat (2) KUHAP, khususnya yang
mensyaratkan bahwa dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang
tindak pidana yang didakwakan.
Yang dimaksud dengan lengkap adalah:
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Balai Pustaka, Tahun 2001, halaman 660 menguraikan kata lengkap diartikan sebagai
komplit, genap tidak ada kekurangannya.Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam
Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun
1985 halaman 16 menyatakan bahwa: Lengkap adalah bahwa Surat Dakwaan harus
mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai
terjadi ada unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas dalam Dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan
tindak pidana menurut undang-undang. Surat Dakwaan .NO. REG. PERK PDS 182
/PURWOKERTO/III/2011 tertanggal 14 Maret 2011, unsur-unsur delik tidak diuraikan secara
komprehensif. Jaksa Penuntut Umum hanya menguraikan beberapa unsur sedangkan unsur
yang lain tidak disebutkan. Dalam Dakwaan Penuntut Umum dituliskan fakta-fakta yang
tidak relevan dengan unsur yang didakwakan sedangkan hal-hal yang bersifat substantif tidak
diuraikan.
Bahwa dalam Dakwaan Penuntut Umum, kami melihat adanya unsur delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materiilnya secara tegas dalam
Dakwaan. Hal tersebut terlihat dalam dakwaan pertama ATAU kedua. Dalam dakwaan
dijelaskan dalam dakwaan kesatu bahwa Ir. Purbo Waskito telah secara tanpa hak dan
melawan hukum dengan sengaja melakukan penipuan sebagaimana diatur dalam pasal 378
KUHP ATAU dalam dakwaan kedua bahwa Ir. Purbo Waskito secara tanpa hak dan
melawan hukum dengan sengaja melakukan penggelapan sebagaimana yang diatur dalam
pasal
374
KUHP.
Dalam
dakwaan
tidak
terdapat
kalimat
yang
menerangkan bahwa TERDAKWA pada saat Ir. Purbo Waskito yang telah memberikan 1
(satu) lembar Bilyet Giro (BG) Bank Mandiri cabang Jakarta Fatmawati (12700) No. UH
217190 sebesar Rp. 543.250.000,00 (lima ratus empat puluh tiga juta dua ratus lima puluh
ribu rupiah) tertanggal 20 Juli 2011, dan 5 (lima) lembar cek Bank Mandiri Cabang Jakarta
Fatmawati (12700) tertanggal 26 Juli 2011, telah memiliki niat atau dengan sengaja melawan
hukum melakukan tindak pidana penipuan atau penggelapan.
Maka beradasarkan uraian tersebut di atas, jelas bahwa dakwaan Sdr. Penuntut Umum
tidak terang (obscuur libel), sehingga tidak memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2) KUHAP.
Oleh karena itu, mohon dengan hormat agar Majelis Hakim menyatakan bahwa Surat
Dakwaan Sdr. Penuntut Umum batal demi hukum atau tidaknya menyatakan tidak dapat
diterima.
II.
Kompetensi Relatif
Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksa dan mengadili
dalam perkara pidana atau setidak-tidaknya Terdakwa Ir. Purbo Waskito lepas dari segala
tuntutan hukum, karena tindak pidana yang dilakukan Terdakwa Ir. Purbo Waskito berada
diluar wilayah kompetensi relatif Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, karena locus delicti
tindak pidana yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, tempat
terjadinya penyaluran BBM ke kapal-kapal milik CATHEM, sehingga Pengadilan Negeri
Surabayalah yang berwenang mengadili memeriksa dan mengadili proses persidangan
perkara pidana. Oleh karena itu, setidak-tidaknya Terdakwa Ir. Purbo Waskito lepas dari
dakwaan Penuntut Umum.
Merupakan Perkara Perdata
Bahwa kasus yang menjerat dan menyeret sdr. TERDAKWA Ir. Purbo Waskito dalam
persidangan khususnya sebagaimana yang didakwakan oleh yang terhormat Penuntut Umum
dalam dakwaannya yang kesatu atau kedua disebutkan bahwa kasus ini adalah kasus pada
ranah pidana, sedangkan menurut kami kasus ini adalah kasus perdata yang didalamnya
adalah suatu hubungan hukum antara CATHEM dan PHMI , yang berupa hubungan kontrak
(Pasal 1320 BW jo. Pasal 1458 BW). Pihak CATHEM tidak dapat memenuhi prestasi tepat
waktu. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1327 BW.
III.
KESIMPULAN
3. Bahwa kasus yang menjerat dan menyeret sdr. TERDAKWA Ir. Purbo Waskito dalam
persidangan khususnya sebagaimana yang didakwakan oleh yang terhormat Penuntut
Umum dalam dakwaannya yang kesatu atau kedua disebutkan bahwa kasus ini adalah
kasus pada ranah pidana, sedangkan menurut kami kasus ini adalah kasus perdata
yang didalamnya adalah suatu hubungan hukum antara CATHEM dan PHMI , yang
berupa hubungan kontrak (Pasal 1320 BW jo. Pasal 1458 BW). Pihak CATHEM tidak
dapat memenuhi prestasi tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1327 BW.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Berdasarkan uraian serta kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dengan ini kami
penasehat hukum terdakwa meminta kepada Majelis Hakim Yang Mulia menerima eksepsi ini
seraya memutuskan dengan amar sebagai berikut :
1. Menyatakan menerima Eksepsi/Keberatan penasehat hukum terdakwa.
2. Menyatakan Dakwaan Penuntut Umum NOMOR: DAK-20/24/12/2011 tertanggal 3
Oktober 2011 adalah Batal Demi Hukum (Null and Void).
3. Menyatakan Kewenangan Menuntut Penuntut Umum dalam perkara a quo Hapus atau
Gugur.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
Demikian keberatan/eksepsi ini kami sampaikan dengan harapan bahwa Bapak Hakim
yang terhormat dapat memahami dan menerimanya.
Akhirnya atas segala perhatian terhadap keberatan/eksepsi ini tidak lupa kami ucapkan
terima kasih.
21 Oktober 2011
Hormat kami,
Kuasa Hukum