KARBOHIDRAT
PENDAHULUAN
Karbohidrat, berdasarkan pada massa, merupakan_kelas biomo-
lekul yang paling berlimpah di alam. Lebin lazim dikenal sebagai
‘gula, Karbohidrat_merupakan produk akhir utamia_penggabungan
fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup (Bab 17).
Perubahan energi matahatl ini menjadi energi kimiawi dari biomole-
kul menjadikan karbohidrat sumber utama dari energi metabolik bagi
‘organisine hidup. Karbohidratjuga bertindaksebagai sumberkarbon
untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan
polimerik dari energi. Di samping itu, karbohidrat merupakan kompo-
nen daribanyak bahan sekretorik struktural dan selularserta nukleo-
tida (Bab 12), yang pada gilirannya, juga digunakan untuk beragam
fungsi. Jadi, pada sistem kehidupan, karbohidrat digunakan untuk
banyak tujuan yang berbeda dan merupakan contoh terkemuka dari
berbagai kemampuan fungsional yang dapat dimiliki suatu kelas bio-
molekul.
Karbohidrat didetinisikan sebagal porinfaroksialdenia atau pol-
hidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu
aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom
karbon terminal, dan suatu keton (=C=0) jika oksigen karbonil
berikatan dengan suatu karbon intemal. Definisi ini menghindari
klasifikasi melalui formula empirik dan mencakup derivat seperti
gula deoksi- (nat Gambar 10-11) dan amino- (nat Gambar 10-12).
Dalam alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida (guia
individual atau sederhana), oligosakarida, dan polisakarida. Oligo-
sakarida umumnya_didefinisikan sebagai suatu molekul yang me-
ngandung dua hingga sepuluh unit monosakarida, beberapa di an-
taranya mempunyai berat molekul beberapa juta. Dalam konteks ke-
tiga Klasifikasi inilah disajikan subjek karbohidrat yang luas.
MONOSAKARIDA
Nomenklatur dan Projeksi Fischer
‘Suatu monosakarida diidentifikasi melalui jumlah atom karbon yang
dikandungnya (Gambar 10-1) dan melalui gugusan karbonil fungsi-
‘Jumiah atom
karbon dalam
‘suatu gula Nama
3 Those
4 Tetrosa
5 Pentosa
6 Heksosa
7 Heptosa
Gambar 10-1
Pemberian nama karbohidra148
w2t—on deo
sbion Seon
ten
SS
caneuios
Dus gua 3-rarbon,
Gambar 103
Enanslomer car clukosa, sual aldohok
‘eo
4 —ae—on
wot
#4C_on
#5C_on
fcH,0H
D-dkkose
*tomkatoon asia
Gambar 10-4
Dua aldoheksosa yang terdapat socara
lari.
ARGOHIORAT
onainya, yaitu aldose jika merupakan suatu aldehid, dan kefose jika
suatu keton. Karbohidrat terkecil (Gambar 10-2) lazim dianggap
merupakan gula tiga-karbon, gliseraldehid (suatu aldotriose) dan
dinidroksiaseton (kefotriose). Dalam kasus gliseraldehid, terdapat
dua stereoisomer, bentuk D- dan L- (Bab 3). Secara stereokimiawi,
semua gula dapat dihubungkan dengan salah satu dari dua isomer
ini; dalam klasifikxasi monosakarida yang memilikilebih darisatu atom
karbon asimetrik, simbol 0 dan t selalu mengacu pada konfigurasi
karbon asimetrik paling distal dari karbon karbonil (analog dengan
konfigurasi pada gliseraldehid). Dalam sistem biologi, bentuk-o dari
‘ula predominan.
‘Nomenkiatur sistematik untuk monosakarida menjadi tidak prak-
tis untuk gula yang lebin besar karena mereka memiliki dua atau le-
bin pusatasimetrik, dan dengan demikian, meningkatkan jumiah ste-
reoisomer. Dengan demikian, sering digunakan nama trivial (mu-
dah), atau nama lazim dari karbohidrat ini. Glukosa (juga disebut
‘dekstrosa), senyawa organik yang paling prevalen dalam alam, me-
rupakan suatu aldoheksosa yang mengandung empat karbon
asimetrik (Gambar 10-3) dan dengan demikian satu dari 16 kemung-
kinan stereoisomer (2). Dalam suatu projeksi Fischer mengenai gu-
la, penentuan D atau t berdasarkan pada asimetri pada atom karbon
molekul kedua dari belakang, yang _merupakan C-5 pada suatu al-
doheksosa. Seperti dalam rumus untuk o-gliseraldehid (Gambar
10-2), gugusan hidroksil ditulis di kanan dari C-5 untuk menunjuk-
kan bentuk 0 dari glukosa. Enansiomer (isomer bayangan cermin)
dari D-glukosa adalah t-glukosa (Gambar 10-3), yang_mempunyai
konfigurasi beriawanan pada masing-masing dari keempat pusat
asimettik.
-Galaktosa dan o-manosa, dua_aldoheksosa lain yang sering
ditemukan dalam makhluk hidup, juga merupakan stereoisomer dari
D-glukosa (Gambar 10-4). Seperti pada kasus O-glukosa, penem-
patan gugusan hidroksil dari C-5 mengidentifikasi gula ini sebagai
D-isomer. D-glukosa dan D-galaktosa juga disebut sebagai epimer
karena kedua monosakarida hanya berbeda dalam konfigurasi pada
satu atom karbon tunggal (C-4). o-glukosa dan o-manosa juga
‘merupakan epimer karena sekali lagi perbedaan terbatas oleh
asimetri pada atom karbon tunggal (C-2). Namun, o-galaktosa dan
D-manosa bukan epimer, karena mereka berbeda dalam asimetri
baik pada C-2 maupun C-4. D-fruktosa, kadang-kadang disebut ie-
vvulosa, merupakan gula biologi lazim lainnya (Gambar 10-5), dan
‘merupakan salah satu dari delapan 2-ketoheksosa isomerik, yang
‘memilk tiga karbon asimetrik.
Struktur cincin-tertutup
Dalam larutan, D-glukosa tidak linear tetapi merupakan molekul
dengan cincin tertutup karena struktur hemiasefal intemal yang
timbul dari suatu reaksi antara aldehid pada posisi C-1 dan gugusan
hidroksil (alkohol) dari C-5 (Gambar 10- 6). Pembentukan dari he-
‘miasetal menciptakan suatu Karbon asimetri tambahan (C-1) dalam
‘molekul, dan dengan demikian terdapat dua isomer (a dan 8) dari
struktur cincin, Pusat asimetri yang baru disebut Karbon anomerik
dan isomer-a. dan -B, disebut anomer. Dengan demikian, pemben-MONOSAKARIOA
tukan hemiasetal menggandakan jumiah aldoheksosa stereciso-
merik dari 16 menjadi 32. Dalam suatu projeksi Fischer dari o-
glukosa (Gambar 10-6), bentuk anomerik o dan B ditandai dengan
menuliskan atom hidrogen C-1 masing-masing di kiri dan di kanan,
Kebalikannya berlaku untuk U-glukosa. Lazimnya, atom hidrogen
yang melekat pada karbon asimetrik menentukan konfigurasi 0 atau
dan yang melekat pada atom karbon anomerik adalah ero (ditulis
pada sisi yang sama dar struktur) dalam suatu bentuk-a, dan treo
(ditulis pada sisi yang berawanan) dalam suatu bentuk-B.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 10-6, bentuk-a dan -B dari
-glukosa dapat saling diconversikan; fenomena spontan ini disebut
‘mutarotasi, dan hal ini terjadi dengan anomer dari banyak mono-
sakarida. Dalam hal o-gukosa, kedua anomer jika dilarutkan da-
lam ai secara periaharahan, maka akan mengalami mutarotasi
hingga dicapai suatu campuran keseimbangan yang terdiri dari
sekitar sepertiga o--glukosa dan duapertiga §-D-glukosa.
FiO Tes] 1 y
con ‘cHo
HOC oH H—c—oH H—c—oH
HOCH == HOCH == HOC—H
I
ton H—¢—0n
4
i
cH,o# cH,on
e0-Giaose B-0-Gtkoes
Daemiansan 39% ox
Projeksi Haworth
Projeksi yang lebih representatif dari struktur cincin tertutup mono-
sakarida adalah yang disarankan oleh Walter H. Haworth (Hadiah
Nobel, 1937) pada tahun 1925. Gambar 10-7 menggambarkan
projeksi Haworth dari a- dan B-b-glukosa. Versi yang dipersingkat
{dari jenis projeksi ini untuk o-glukosa tidak memperfihatkan karbon
kecuali C-6, atau di samping itu, dapat menghilangkan hidrogen dan
menunjukkan gugusan hidroksil dengan garis-garis pendek (Gambar
10-8). Projeksi Haworth terutama lebin mendekatstruktur “kursi” dari
gH.oM
a
Hoc
4—C—on
neon
cH,on
Drtsosa
“atom kaon asim
Gambar 10-5
‘Suatu2Ketoheksosa
Gambar 10-6
IMuterotast dan gukosa (seoagel projoks!
Fischer).
te
ae
Ee >
‘c— Yo
mA
camber 10-7
‘Mutarotasi dari glukosa (sebagai projeks|
Haworth,
“cH,0H ‘chon erson
sf 5, 5,
wp pre ienenogh ra By el
iy ical poe the ueanalaen ?
Ko Kee Ke
q Rretoreres ieel IM
¢ 4
1 I | |
nb Wow
poe coon150 Kanoounar
Gambar 10-8
Projeks! Haworth dari «-D-Giukopianosa
yang dpersingkat
enka lukosa (Gambar 10-9) dan gula heksosa lain yang terdapat dalam
Bru kurst dar a-0-ukopranosa larutan. Karena cincin glukosa yang beranggota enam mirip dengan
iran, maka disebut bentuk piranosa dari glukosa; anomernya dise-
ut sebagai a- atau B-0- glukopiranosa,
Dalam struktur Haworth yang digambarkan dalam Gambar 10-7,
bentuk-c. dari gula memiliki gugusan hidroksil yang dituis di bawah
karbon anomerik dan bentuk-# di atas. Dalam hal pusat asimetrik 2,
3, dan 4 dari glukopiranosa, suatu gugusan hidroksil_ yang ditulis di
bawahkarbon berkaitan dengan gugusan yang dtuis di kanandalam
projeksi Fischer, dan sebaliknya, yang dituls di aias berkaitan de-
‘ngan gugusan yang ditulis di kri. Namun, aturan untuk karbon asi-
metrik lainnya (C-5) dari molekul berbeda. Jika ikatan hemiasetal
ditulis di kanan dari C-5 (seperti pada Gambar 10-7), maka gugusan
-CHeOH yang ditulis di atas C-5 mengidentifikasi monosakarida se-
bagai suatu D-isomer, sebaliknya, jika -CH2OH ditulis oi bawah, iso-
mer mempunyai suatu konfigurast-L.
Ikatan hemiketal internal antara _gugusan keto dari C-2 dan gu-
ox gusan hidroksit dari C-5 dalam o-truktosa menimbulkan pembentuk-
we cH ansuatucincin beranggota lima (Gambar 10-10), mrip dengan furan.
Vf] Jens strukturcincin ini disebut bentuk furanosa dari suatu guia, dan
ue kedua anomer dari 0-fruktosa disebut a- dan B-0- fruktofuranosa.
aN Terutama perhatikan masing-masing orientasi dari gugusan -CHeOH
dan -OH yang berikatan dengan C-2. Bentuk furanosa dan piranosa
dari monosakarida. merupakan struktur yang secara termodinamika
stabil, dan hanya sejumlah sangat kecil dari struktur linear gula se-
Pert ini pemah ditemukan dalam larutan. Diperkirakan bahwa 90
persen dari gula selular berstrukturcincin-tertutup, dengan heksosa
lazim bercincin enam dan pentosa sebagai cincin beranggota lima,
Monosakarida Penting Lain
Kedua jenis asam nukleat, DNA dan RNA, memilikipentosa spesifik
dalam struktumya. D-ribosa merupakan Komponen gula dari RNA
dan 2-deoksi-p-ribosa adalah Komponen gula dari DNA (Gambar
10-11). Deoksiribosa merupakan suatu gula deoksi,yaitu gula yang
‘memiliki suatu atom hidrogen yang disubstitusi untuk suatu gugusan
hidroksil pada satu atom karbon atau lebih. Gula deoksi memberikan
suatu contoh dari satu atau. beberapa Kelas khes monosakarida
yang dimodifikasi, yang memiliki perubahan struktural spesifik yang
mengakomodasi fungsi biologinya yang spesifik. Kelas lain dari mo-
nosakarida yang dimodifikasi adalah dari gula amino, contohnya,
D-glukosamin (Gambar 10-12), yang memilki suatu gugusan yang
Gambar 10-10
Projeksi Haworth dari p-0-ruktoturanosa,on
22 Decka-orbotranesa
Gambar 10-11
O-Ribosa dan O-deoksinbosa,
isubstitusi untuk suatu gugusan hidroksil. N-Aseti-o-glukosamin
(Gamber 10-12) merupakan derivat yang lazim dari glukosamin.
Gula amino seringkali terdapat dalam jumlah besar pada bahan
struktural. Kitin dari eksoskeleton pada invertebrata, contohnya,
kepiting dan lobster, merupakan suatu polimer linear dari N-aseti-o-
CH.OH H,oH
HO on
Gambar 10-12
4 NH, 4 canine, ‘Dua monosakarida yang dimodifixesi.
e-Guiesamn NAseilo-guscsamn
(eanomed
lukosamin, Monosakarida yang disubstitusilainnya termasuk ben-
tuk terfosforilasi dari gula, contohnya, D-glukosa t-fosfat dan o-
glukosa 6-fostat (Gambar 10-13). Gula terfosforilasi sering
digunakan untuk proses metabolic intraselular.
Bentuk teroksidasi (asam) dan tereduksi (alkoholik) dari gula juga
ditemukan dalam sistem kehidupan. Asam uronat, seperti asam glu-
koronat (Gambar 10-14), sering merupakan konstituen dari asam
mukopolisakarida, senyawa berat-molekular-tinggi yang sering cite
Gambar 10-13
Dua bent glukonaterostorlsi
cH,o#
4 4
H
on
HO 0—P—o-
I
0.
HOW
D-ciukosa Hostat
‘eromora).Gambar 10-14
Suatu asam uronat
HOW
‘Asam po-Giuoronat
00H
H-¢—on
nob
4—e—0H
H—e—0H
bs,on
‘Asam -ghvonat
Gambar 10-15
Suats asa aldonat.
GH,on
I
Gambar 10-16
‘Suaty altel
Gambar 10-17
‘Sukrosa.
152
ansononaT
mukan dalam jumlah besar dalam jaringan struktural seperti tulang,
karllago, dan kul
Derivat teroksidasi lain dari glukosa adalah asam 0-glukonat
(Gambar 10-15), yang tidak seperti asam glukoronat, memiliki suatu
gugusan karboksil C-1 daripada C-6. Asam glukonat merupakan sua-
tucontoh dari asamaldonat. o-manitol (Gambar 10-16) merupakan
suatu alkohol polihidrat yang terdapat secara alamiah (suatu gula
tereduksi); strukturnya sama seperti strukturmanosa (Gambar 10-4),
kecuali untuk cugusan alkohol pada posisi C-1. Manito! merupakan
alditol pertama yang dikristalisasi dari tumbuh-tumbuhan.
OLIGOSAKARIDA
Dalam alam, olgosakarida yang paling berlimpah adalah disakarida
sukrosa dan laktosa. Sukrosa (gula meja) terdapat dalam tumbun-
‘tumbuhan, di mana mereka disintesis dari 0- glukosa dan o-fruktosa
(Gambar 10-17). Suatu ikatan glikosiaik antara_C-1 anomerik dari
‘0-0-glukosa dan C-2 anomerik dar B-b-fruktosa menghubungkan ke-
dua monosakarida melalui suatu jemibatan oksigen, menghasilkan
suatu ikatan-o-{1-2). Laktosa, karbohidrat dari susu mamalia, terri
dari D- galaktosa dan D-glukosa (Gambar 10-18). Dalam disakarida
ini, ikatan glikosidik antara C-1 anomerik dari B-b-galaktosa dan C-4
rnon-anomerik dari 0-glukosa merupakan B-(1-4)
Sintesis laktosa oleh laktosa sintetase, suatu dimer heteroge-
‘nosa, merupakan contoh baru dari modifikasi spesifisitas katalik
oleh pembentukan dimer, (suatu bentuk perubahan alosterik konfor-
‘masional). Salah satu dari dua protomer merupakan suatu enzim
(galaktosil transferase) yang terdapat secara luas dalam jaringan
hewan, termasuk glandula mammae selama kehamilan; dan meng-
katalisis reaksi berikut
UDP-galaktosa + Masetilglukosamin > N.asetilaktosamin + UDP
UDP merupaken uridin difostat, yang bertindak sebagai suatu karier
molekular dari karbohidrat pada reaksi enzimatik tertentu. Untuk
produksi susu, arotomer kedua dari laktosa sintetase, laktalbumin-c,
disintesis secara spesifik dalam jaringan mammae, dan interaksi
protein ini dengan galaktosil transferase mengubah spesifsitas sub-
forson
on
(-D-Giutopranost1-2}f-ofnatolranesisaH,oH
HO
H
on
4 4
4H On HOW
(0 8-0-Gaaktopianosi41-4}-0-Gukopraesa
strat sehingga_enzim dimerik mengkatalisis sintesis dari laktosa
dengan adanya glukosa:
UDP-galaktosa + glukosa — laktosa + UDP.
Lakalbumin-c hanya terjadi dalam jaringan mammae; dengan
demikian, laktosa adalah unik untuk susu mamalia.
Maltosa (Gambar 10-19) dan selobiosa (Gambar 10-20) merupa-
kan dua disakarida yang tidak terdapat secara alamiah tetapi secara
komersial masing-masing merupakan produk degradasi dari zat te-
pung dan selulosa. Kedua sakarida memilki dua residu O-glukosil
yang. dihubungkan oleh suatu ikatan 1-4 glukosidik; perbedaan
struktural tunggal antara dua disakarida adalah pada ikatan dalam
‘maltosa adalah a-(1-4) dan dalam selobiosa adalah B-(1-4). Perbe-
daan yang tampaknya kecil ini bertindek sebagai suatu ilustrasi ter-
kait mengenai derajat spesifsitas tingci yang sering ditemukan da-
lam sistem biologi. Polimer D-glukosa dalam ikatan a-(1-4) bert
dak sebagai suplai energi yang tersedia dengan mudah untuk tum-
‘buh-tumbuhan dan hewan, sementara polimer analog dalam ikatan
B-(1-4) merupakan Komponen struktural dan tidak didegradasi oleh
sebagian besar sistem kehidupan, yang tidak memiliki kemampuan
cH,OH cH,o#
HOH HOH
(O0-Giukopanosi-(1-4}40-Gusoplanesa
cH,oH CH,OH
4 4 oH
4 Bias
on on J on oH
HO 4 i 4
on HOH
(0$-D-Giukopkanosi{-4)6-0-Gukepranosa
Gambar 10-18
Lakiosa
Gambar 10-19
Mattosa
Gambar 10-20
‘Solobiosa.154 KARGOHIORAT
enzimatik untuk menghidrolisis ikatan B-(1-4) glikosidik. Ruminansia
(pemamah biak), contohnya sapi, menggunakan selulosa sebagai
sumber makanan hanya karena bakteria dalam lambungnya dapat
mencerna polisakarida. Bahkan rayap mengandalkan pada mik-
roflora dalam ususnya untuk mendegradasi kayu. vJka bukan untuk
kemampuan dari baktertertentu dan jamuruntuk menghidrolisisikat-
an B-(1-4) yang ditemukan dalam polisakarida tumbuh-tumbuhan,
maka penumpukan yang terus menerus dari tumbuh-tumbuhan yang
mati akan menimbulkan masalah ekologi yang serius.
Gula dan Molekul Lain sebagai Pemanis
‘Sebagai guia, mono- dan disakarida umumnya diduga sebagai me-
miliki rasa manis. Namun, seperti ditunjukkan dalam Tabel 10-1, de-
rajat kemanisan bervariasi luas di antara karbohidrat. Jika kema-
abel 10-1
Kemanisan rela da beberapa gua
__Sila___Kerarisanvelatt__——_pisan ula yang didata dibandingkan dengan kemanisan sukrosa (ni-
Sauce 100 Tairujukan 100), maka monosakarda fuktosa mempunyaiangka ke-
Glukosa_ 14 manisan tertinggi. Karena karakteristik ini, fruktosa sering merupa-
Frkosa 13 kan gula phan dalam pembuatan gula-guia (permen), Produk ma-
aa S kanan tinggi fruktosa|uga bermodalkan kemanisan guia; contohnya,
Laktosa: 16 sebagai bahan "makanan diet", mereka memberikan kemanisan
ee FeReiaiean Bian pele are merece mere aor Esa
Rasa manis tidak saja dibatasi pada karbohidrat, seperti terbukt dari
penggunaan sakarin yang telah lama mantap sebagai pemanis non-
rnutrisi. Walaupun struktur kimiawi dari sakarin (Gambar 10-21) ber-
eda dari suatu karbohidrat, namiun molekul ini 500 kali lebih manis
dari sukrosa. Terdapat juga protein yang terasa lebih manis diban-
dingkan gula. Salah satu dari protein adalah monelin, yang ditemu-
kan dalam sari dari serendipity berries, buah dari tumbuh-tumbuhan
Arika Barat. Protein yang manis ini terdiri dari dua protomer (satu
memiliki 42 residu asam amino dan yang lain 50 residu) dan 2.500
kali lebih manis dari sukrosa. Kemanisan dari monelin memerlukan
protein yang tidak terdisosiasi, karena kedua protomer tidak memilki
rasa manis; tampaknya struktur kuatemer dari monelin penting un-
tuk rasa manisnya. Dalam kasus tanaman Afrika Katemie, rasa ma-
nis yang kuat sekali disebabkan oleh dua protein, yang bersama-
sama adalah 1.600 kali lebih manis dari sukrosa.
Pemanis rendah kaloriterbaru yang digunakan secara komersial
merupakan suatu dipeptida yang disintesis, disebut aspartam, me-
ngandung asam aspartat dan metil ester darifenilalanin. Peptida ini
adalah sekitar 200 kali lebih manis dibandingkan sukrosa dan tidak
memiliki pasca rasa pahit yang sering berkaitan dengan sakarin.
Dijual dengan nama dagang NutraSweet atau Equal, aspartam
dewasa ini digunakan secara luas dalam industri minuman dan ma-
Gambar 10.21 kanan, contohnya soft drink (minuman ringan), sereal dingin, gelatin,
7a dan puding,
i
pag POLISAKARIDA
et Se" nH
i Zat Tepung dan Glikogen (Homoglikan)
He. _-¢—s0,
¢ Polisakarida yang telah dikenal dengan baik adalah polimer dari
D-glukosa, yang bertindak sebagai bentuk cadangan energi (zatPOUSAKARIOA 155
‘abel 10-2
Karaktristk biokimia_dari empet kelas poisakarida yang teri dari D-Glukosa
Karakterisk “Amilosa Amilopektin ‘Gikogen ‘Selulosa
Unit monomerik D-Giukosa -Glukosa o-Glukosa o-Glukosal
Hubungan o(1-4) (1-4) dan a-(1-6) —ae{1-4) dan ar(1-6) —Br(1-4)
Percabangan Tidakada = 4% o% Tidak ada
erat molekui 4X10 1.510% SX 108-1 X 10% =5X 10° 2x 10°-2x 10°
tepung tumbuh-tumbuhan dan glikogen hewan) atau sebagai bahan
struktural (selulosa dinding sel dari tumbuh-tumbuhan). Karena poll-
sakarida ini hanya mengandung satu jenis gula, maka mereka dise-
but homoglikan. Zat tepung merupakan suatu campuran dari polimer
linear (amilosa) dan bercabang-cabang (amilopektin). Karakteristik
dari dua komponen zat tepung ini diringkaskan dalam Tabel 10-2.
Amilosa, yang merupakan 20-30 persen dari sebagian besar zat te-
pung, merupakan suatu polimer tidak bercabang dari residu glukosil
pada ikatan glikosidik-c-(1-4). Maltosa (Gambar 10-19) merupakan
unit disakarida ulangan dari amilosa. Amilopektin merupakan suatu.
bentuk bercabang dari amilosa, dengan setiap residu keduapuluh
hingga keduapuluhlima bertindak sebagai suatu titik cabang dengan
berikatan pada suatu residu glukosil tambahan pada ikatan a-(1-6)
(Gambar 10-22 dan 10-28). Glikogen dari hewan_memiliki karakt
‘istik struktural dari amilopektin kecuali makromolekuinya yang lebih
cH,oH
Gambar 10-22
Titk cabang dalam amilopekin,
besar dan lebih banyak bercabang-cabang (Tabel 10-2). Pada ma-
‘nusia, glikogen paling berlimpah dalam hati dan otot; jumlah gliko-
gen yang_ditemukan dalam jaringan ini tergantung pada status gizi
individu dan keadaan kesehatannya.Gambar 10-25
‘Skoma stuktur bercabang dari amilopektn.
156 KangovicrAT
Sintesis Glikogen
Untuk sintesis_glikogen pada hewan, suatu bentuk teraktivasi dari
glukosa_diperiukan untuk penambahan dari residu glukosil pada
rantaipolisakarida utara. Bentuk teraktivasi (Gambar 10-24) adalah
uridin difostat glukosa (UDP-glukosa), suatu molekul yang mengan-
dung glukosa teresterifikasi pada suatu gugusan fostat dari derivat
difosfaturidin. Sintesis dari UDP-glukosa, dikatalisis melalui glukosa
1-fosfat urditransferase berlangsung sebagai berikut:
@-0-Glukosa 1-fosfat + UTP «2 UDP-0-glukosa + PP)
Glukosa, yang difostorlasi pada C-1, dan uridin trifosfat (UTP) ber-
tindak sebagai substrat, dan produknya adalah UDP- glukosa dan
pirofostat anorganik (PP)). Dalam sintesis glikogen (Gambar 10-25),
UDP-glukosa menyumbangkan residu glukosiinya pada terminus
nonpereduksi dari rantai glikogen utama dalam suatu reeksi yang
dikatalisis oleh giikogen sintetase. Reaksi ini menghasilkan suatu
ikatan glikosidik o-(1-4) antara. C-1 dari residu glukosil yang citam-
bahkan dan gugusan hidroksil pada C-4 dar residu glukosil terminal.
Suatu rantai poliglukosa a-(1-4) dari sekurangnya empat residu
dipertukan oleh enzim ini sebagai suatu primer untuk reaksi. Pada
tumbuh-tumbuhan, sintesis dari amilosa (zat tepung tidak berca-
bang) terjadi melalui suatu proses dua-langkah mirip seperti yang
dikemukakan di atas. Namun, pada banyak tumbuh-tumbuhan, ade-
nosin difostat glukosa (ADP-glukosa) dibandingkan UDP-glukosa
‘merupaxan donor glukosa yang lebin disukai. Kedua enzim yang
iperlukan untuk produksi amilosa adalah glukosa 1-fostat ade-
niltransferase dan sintase zat tepung.
Karena sintase gikogen hanya mengkatalisis pembentukan dari
ikatan gikosidik a-(1-4), maka tit cabang dari glikogen [melibatkan
ikatan-o-(1-6)] dihasitkan oleh enzim lain, disebut enzim pemer-
cabang glukan 1,4-0. Untuk menghasilkan suatu ikatan glikosicik
‘-(1-6) (Gambar 10-26), enzim mengkatalisis transfer dari suatuPOUSAKARIDA 157
° Gambar 10-24
fl Unign diostat glkosa
UDP olsosa
Gambar 10-25
Floaksi glikogen sintase pada hewan. A
‘merupakan bagian sisa dan UDP-dlukosa
atau gikogen,
cH.OH
(err oh
4
on
4 /0-R
HOM
UDP alkose ee
(autos)
gikogen
Glkogen
(ous158 KARGOHORAT
Gambar 10.28 °
Skema aksi dari enzim pemercabang - :
‘aeaigiukan, Lingkaran mewakl fit 9 Rare
sivkes; ingkaran meranmenunjukkan peo e
‘ragmen yang ditanster untuk membentuk ° eae e
sual cabang bar \ 7
° °
a 9
I \
°
° Q
6
1 ensimpemarcibang
6 citguan
Tey raters
9 wn 1 Nowa
; 9
9 i
i °
6 °
t 9
it ;
° 6
Ht ?
esas tesa bars
‘Sonbenkanpaca
somburgane-4)
oligosakarida yang mengandung enam atau tujuh residu glukosil dari
rantai akhir glikogen ke gugusan hidroksil C-6 dari suatu residu
glukosil dari molekul glikogen yang sama atau berbeda. Reaksi ini
menciptakan suatu tik cabang maupun suatu terminus baru untuk
Payen, penemu bersama da astase, juga -—-~PENAMbahan residu glukosil
rmengisolasi sual senyawa lazim pada
eS ee ,
Sad See OR neean sali oil orn: ‘Selulosa (Homoglikan)
Sea es ae ie
a eae ee
Natur dan karbonirat. an B-(1-4), dan unit disakarida berulang adalah selobiosa (Gambar
10-20). Beberapa karakteristk dari polisakarida tumbuh-tumbuhan
ini, sejauh ini merupakan makromolekul yang paling berlimpah di
alam, didata dalam Tabel 10-2. Pada dinding sel tumbuh-tumbuhan,
selulosa terdapat dalam fibril terkemas padat tersemen bersama
dalam suatu matriks yang terdiri dari tiga bahan polimerik lair
hemiselulosa, pektin, dan ekstensin. Hemiselulasamerupakan suatu
polimer dari aldopentosa o-silosa (Gambar 10-27) dalam suatu
ikatan B-(1-4), dengan rantai samping yang mengandung gula lain.
Pektin, dengan ikatan a-(1-4),terdir dari esidu asam o-galakturonat,
(Gambar 10-28) yang gugusan karboksil C-6-nya dimetilasi dalam
berbagaitingkat. Pektin, bersama dengan gula, melengkapi karakte-
ristik sifat gel dari eli dan pengawet yang dibuat dari buah-buahan.
Ekstensin merupakan suatu protein kaya dalam hidroksiprolin dan
berikatan secara kovalen dengan fibril selulosa. Struktur dinding
Gambar 1027 yang kaku dari sel tumbuh-tumbuhan_ melindungi sel dan memberi-
(Monpeskerida utema dar! hemiseluosa. kan bentuk dan dukungan bagi jaringan tumbuh-tumbuhan.POLISAKARIDA 159
Konformasi Selulosa dan Zat Tepung
ikatan glikosidik-B dari selulosa memainkan suatu peranan kritis
dalam menentukan konformasi struktural_ dari polisakarida, yang
pada gilrennya, mencakup kekuatannya sebagai serat. Seperti SUA dar zat tepun, alban cl
Ggambarkan dalam Gambar 10-29, karena ikatan-f-nya, maka se- hale ange pala 1057, maupatan
julosa mengambil konformasi yang kaku, terekstensi dengan ma- ‘heliks untuk makromolekul biologi
sing-masing residu glukosil yang terputar 180° dari kedua residu
yang terkait dengannya dalam molekul. Sebagai akibat dari konfor-
mhas| ini, Svat jaringan ikatan hidrogen ditetapkan ci antara molekul
Seluiosa yang berdekatan. Seperti digambarkan, gugusan hidroksil
dari C-2, C-9, dan C-6, demikian juga oksigen hemiasetal, berpart:
sipasi dalém sistem ikatan-hidrogen ini. Dengan demikian, ikatan hi
‘Struktur dari zat tepung, didalikan oleh
drogen yang luas ini dirangkai dengan konformasi-f yang kaku, yang OOH
menjadikan selulosa suatu polisakarida struktural yang kaku. Di
pihak lain, amilosa (zat tepung), dengan ikatan glikosidik-o.-nya, tidak MG} ty
berekstensi sendiri, malah membentuk suatu heliks bertangan Kiri eas
(Gambar 10-29), 4 on
HOH
Heteroglikan
Asam a -Gaauronat
Heteroglikan_merupakan suatu polisakarida yang terdiri lebih dari
satu jenis unit monosakarida, dan seperti homoglikan, tersebarda- -Gambar 10-28
lam alam, Contoh dari heterogikan pada manusia adalah asam —_ Monosakaride ulama dari peti
mukopolisakarida sederhana asam hialuronat dan kondroitin sultat
A, yang berlimpah dalam jaringan ikat. Asam hialuronat merupakan
sualu unil disakarida berulang dari N-asetil-D-glukosarnin dan asa
D-glukororat dalam ikatan B-(1-3) dan B-(1-4) yang alternan (Gambar
10-30). Kondroitin sultat A terdiri dari unit disakarida berulang dari
‘Neasetil-D-galaktosamin sulfat dan asam glukoronat, juga dalam ikat-
an B-(1-3) dan B-(1-4) alternan (Gambar 10-31).
‘Aneka Manfaat Fungsional dan Kimiawi
Identitikasi kimiawi dari polisakarida yang terdapat secara alamiah
merupakar, usaha riset yang berlanjut, karena banyak ragam dari
jenis molekular yang berbeda terdapat dalam spesies tumbuh-tum-
~buhan danhewan. Hal yang sama dapat dikatakan untuk penelitian
umum karbohidrat dalam sistem kehidupan, karena mereka terdapat
di mana-mana dan digunakan_ untuk banyak tujuan oleh seluruh
organisme, Di samping keberadaannya dalam tiga kategori yang
idasarkan pada ukuran sel, karbohidrat juga berikatan secara
kovalen dengan jenis biomolekul lain, contohnya lemak (glikolipic)
dan protein (glikoprotein). Beragam sifat kimiawi dari biomoiekul di-
perlihatkan dengan balk dalam penggunaan alamiah dari karbo-
hidrat. Sebagai akibat dari proses evolusioner, keragaman kimiawi
dari atom karbon dan gugusan fungsional dari monosakarida seder-
hana digunakan secara luas untuk membangkitkan suatu rumpun se-
nyawa, termasuk polimer, yang sangat meningkatkan keragaman
fungsionaldar kelas biomolekul ii.160. KARBONORAT
Gambar 10-29
Ronlormasi struktura dari selulosa dan zat o
Teoung amiosa).A.Seluiosa.B.Zattepung. * S94oee nd
(flak epta 1982 oh Iving Geis)
8 .Zatteopung wea
eSKERAGAMAN PENGGUNAAN POLISAKARIDA
cH,on
1
HN—C—cH,
HOH NAset-0-Giukosamin
‘Asam D-Gisororat
Goon
WH HN—C—cH,
HOW
Ase6-0-gulahtosaminsula,
‘Asam glukoenat 4
KERAGAMAN PENGGUNAAN POLISAKARIDA
Selama bertahun-tahun, polisakarida telah digunakan secara luas
untuk banyak tujuan komersial dan medis. Aspek yang penting dari
polisakarida ini digambarkan dengan baik melalui penerapan yang
ditemukan untuk dua kelas dari polimer D-glukosa, dekstrin dan
dekstran,
Dekstrin
Nama dekstrin (starch gum) mengacu pada berbagai produk yang
didapat dari pemecahan parsial zat tepung, contohnya melalui
Pemanasan dalam suatu otoklaf (pressure cooker) atau melalui
hidrolisis terbatas (enzimatik atau kimiawi. Berbagai dekstrin ber-
variasi dalam ukuran dan jumiah percabangan. Dalam industri per-
tekstilan, dekstrin digunakan untuk menebalkan pasta cat dan mor-
dant (bahan kimiawi yang memfiksasi cat dalam bahan), pencetakan
ermadani, perekatan tenunan, dan penyiapan lakan. Dalam industri
percetakan, digunakan sebagai lem dan perekat cair dan dalam ma-
nufaktur daritinta cetak dan perekatan kertas. Untuk tujuan medis,
dekstrin bertindak sebagai eksipien (pengisiinert) dari ekstrak kering
dan pil, dan dalam penyiapan emulsi dan verbankering. Dekstrinjuga
itambahkan sebagai pemodifikasi terhadap susu dan produk susu
pada formula bayi dan sebagai sumber karbohidrat dalam diet he-
wan. Di samping itu, polimer o-glukosa digunakan dalam produksi
korek api, petasan, dan bahan peledak.
161
Gambar 10-30
Unit disakarida berulang dari asam ha.
luronat
Gambar 10-31
Unitieskarida berulang dar kondtoitinsullat
a162 KARGOHORAT
Dekstran
Dekstran merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh bakteria ter-
tentu, contohnya, Leuconostoc mesenteroides, jika mereka ditum-
buhkan pada sukrosa. Semua dekstran merupakan rantai dari residu
D-glukosil pada ikatan glikosidik o-(1-6), dengan percabangan o-(1-
3). Berbagai jenis dekstran berbeda dalam panjang rantai dan derajat,
percabangan. Seperti dekstrin, dekstran juga memilki berbagai
kegunaan penting. Dalam industri kembang gula, dekstran diguna-
kan untuk menyiapkan kembang gula dengan pusat lunak, dan dalam
industri cat, campuran eter dan ester dari dekstran digunakan dalam
pernis. Laboratorium riset sering menggunakan preparat khusus
dekstran sebagai bahan kolom untuk tujuan kromatografi. Dekstran
juga mempunyai aplikasi medis yang penting. Dalam pengobatan
dari orang dengan syok, dekstran diberikan sebagai volume plasma
‘ekstender untuk menahan air dalam aliran darah, yaitu, untuk meng-
hindarkan kemungkinan terjadinya drop fatal dalam volume darah
dan tekanan. Kompleks dekstran-zat besi digunakan secara medis
untuk merangsang pembentukan sel darah merah atau meningkat-
kan_kandungan hemoglobin dari darah. Dalam kedokteran hewan,
kompleks dekstran-zat besi digunakan untuk pengobatan defisiensi
zat besipada hewan. Di samping itu, garam atrium ester asam sulfat
dari dekstran (kompleks dekstran-sultat) digunakan secara tera-
peutik sebagai antikoagulan,
Komentar Tambahan
Pembahasan singkat di atas memperiihatkan bagaimana sifat fisik
kimiaw., dan nutritf dari polisakarida biologi yang dinasilkan telah
diadaptasi secara menguntungkan oleh manusia untuk berbagai
penggunaan. Kemampuan dari banyak polisakarida untuk mengab-
‘sorpsi air merupakan sifat fisik yang mempunyai banyak mantaat
terapan. Beberapa contoh adalah penggunaan pektin dan agar se-
bagai agen pembentukan gel dan penggunaan dekstran sebagai
suatu volume plasma ekstender dan sebagai suatu matriks untuk
kromatograti kolom. Kelasi dari dekstran dengan atom zat bes’ (kom-
pleks dekstran-zat besi) dan reaktivitasnya dengan asam sulfat
(kompleks dekstran-sulfat) merupakan sifat kimiawi yang terbukti
mempunyai makna medis. Sifat nutrtf atau non-nutiif dari pol
sakarida juga digunakan secara selektif. Sementara dekstrin (residu
D-glukosil dalam ikatan glikosidik-c) dapat digunakan untuk su-
plemen kandungan karbohidrat dari makanan manusia dan hewan,
selulosa atau pektin yang tidak dicema dapat ditambahkan pada
produk makanan untuk meningkatkan kandungan serat alamiahnya
(roughage). Perkembangan dari berbagai penggunaan polisakarida
memperiihatkan bagaimana sifat biomolekul dapat dieksploitasi se-
cara cerdik untuk fungsi yang jauh melebihi peranan biologi spesifik
yang dimaksudkan untuk biomolekul tersebut.INGKASAN
RINGKASAN
Katbohidrat, yang disebut gula, merupakan produk primer dati fotosintesis
dan juga merupakan sumber energi utama untuk sistem kehidupan. Kar-
bohidrat umumnya didefinisikan sebagai polihidroksialdehid (aldosa) atau
pothidroksiketon (ketosa) dan derivainya, seperti gula amino dan gula
‘kohol. Monosakarida merupakan gula individual, oligosakarida merupa-
kan karbohidrat yang mengandung dua hingga sepuluh unit monosakarida,
dan polisakerida merupakan polimer karbohidrat yang besar. Karena mere-
‘ka memilik satu atau lebin karbon asimetrik, maka monosakarida terdepat
sebagai stereoisomer; o-isomer dari gula (secara stereokimiawi Derhubung-
an dengan o-glseraldehid) yang terutama digunakan oleh organisme.
Tiga aldosa (aldoheksosa) enam-karbon yang sering itemukan meru
pakan 0-glukosa, o-galaktosa, dan o-manosa; suatu kelosa enam karbon
yang azim (ketoheksosa) adalah 0-ruktosa. ua aldoss (aldopentosa) ima
karbon o-ribosa dan o-deoksirbosa masing-masing merupakan gula yang
ditemukan dalam FINA dan DNA, Dalam larutan, aldoheksosa secara spon-
tanmengalamni pembentukan hemiasetal(antara-1 dan C-5) menghasikan
strukturcinein beranagota enam, bentuk pranosa dari ula. Fruktosa mem-
bbentuk suatu struktur hemiketalintema (C-2 dan C-5) menghasikan cincin
berangaota ima (bentuk furanosa). Pentosa, contohnya ribosa, umumnya
juga membentuk struktur furanosa. Sebagian besar gula selular terdapat
dalam strukturcincin. Pembentukan hemiasetal atau hemiketal mencipta-
kan suatu pusat asimetrik baru (karbon anomerik) den dengan demikian
rmembangkitkan dua (a dan B) bentuk isomerk tambanan.
Disakarida sukrosa dan laktosa merupakan dua dari cligosakarida yang
paling berlimpah. Sukrosa (gula meja) tori dari o-glukosa dan o-truktosa
yang dihutungkan oleh suatu ikatan glkosicik o-(1-2). Laktosa (guia. dari
Susu mamala) mengandung 0-galaktosa dan 0-glukosa dalam ikatan f-(1-
4). Maltosa, unit disakarida dari zat tepung, mempunyai residu 0-glukosil
dalam ikatar a-(1-4). Struktur dan selobiosa, unt cisakarida sebanaing yang
berasal dari selulosa, identi dengan maltosa, pengecualian bahwa ikatan
lkosidik adalah 8,
Polisakavida yang paling lazim adalah selulosa, zat tepung tumbuh-tum-
buhan, dan glkogen hewan. Selulosa, suatu polisakarda strutural dar
tumbuh-tumbuhan, merupakan makromolekul yang paling berimpah di
‘alarm; merupakan suatu polimer near dari residu O-glukosil pada ikatan
(1-4), Zattepung terdi dari dua_ komponen molekular, amilosa [polimer
linear dari o-glukosa pada ikatan c-(1-4)] dan amilopektin[polimero-glukosa
bercabang pada ikatan c-(1-4) dan o-(1-6)|- Gikogen dalam struktur
Kimianya miip dengan amilopektin, dengan pengecualian glikogen lebih
banyak bercabang dan merupakan polimer besar. Zat tepung dan gikogen
bertindak sebagai bentuk cadangan dari energi
Sintesis glikogen pada hewan _menggunakan UDP-olukosa (uridin d-
fosfat glukosa), yang menyumbangkan residu glukosiinya pada gugusan
hidroksil C-4 dari residu glukosil terminal dari rantai glikogen utama. De-
‘ngan cara iniah ikatan glkosidik o-(1-4) dihasikan. Untuk menciptakan itk
cabang a-(1-6) dari gikogen, oligosakarida dari enam atau tyjun residu