Anda di halaman 1dari 20

Bagian Radiologi AMC

Fak. Kedokteran Univ. Tadulako Palu

Referat
Maret
2015

Meconium Aspiration
Syndrome
Oleh :
Slamet Wahid Kastury
Pembimbing :
dr. Masyita, M.Kes. Sp.Rad

ANATOMI FISIOLOGI PARU

DEFINISI
Sindrom Aspirasi Meconium :
merupakan suatu penyakit paru yang berat yang
ditandai oleh pneumonitis kimiawi dan obstruksi
mekanis saluran napas. Penyakit ini terjadi akibat
inhalasi cairan amnion yang tercemar oleh
mekonium, sehingga terjadi peradangan jaringan
paru dan hipoksia. Inhalasi ini dapat terjadi
sebelum, saat ataupun setelah persalinan.

ETIOLOGI
Faktor
Ibu
:
adanya
penyakit
kronik
(preeklampsia/eklampsia, maternal
hipertensi, infeksi maternal, DM), merokok,
oligohidramnion, dll
Faktor Janin : Hipoksia akut intrauterin, insufisiensi
plasenta, Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), aterm, dan post
term.
Faktor Penolong : Ketersediaan alat suction dan
keterampilan penolong.

PATOFISIOLOGI SINDROM ASPIRASI


MEKONIUM

DIAGNOSIS SINDROM ASPIRASI


MEKONIUM
Manifestasi klinis
Adanya mekonium pada cairan ketuban
Takipnea, retraksi, grunting, sianosis berat dengan
tanda-tanda postmaturitas
Obstruksi parsial (pneumomediastinum, dan/atau
pneumothoraks)
Distress pernapasan (takipnue, napas cuping
hidung, retraksi intercostal, peningkatan diameter
anteroposterior dada, dan sianosis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap dan septic work
up untuk menyingkirkan infeksi
Analisis Gas Darah untuk menunjukkan hipoksemia

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA SINDROM


ASPIRASI MEKONIUM
Pemeriksaan
radiologi
digunakan
untuk
mengkonfirmasi diagnosis SAM dan menentukan
sejauh mana patologi intratorasik dari SAM,
menunjukkan atelektasis dan air block syndrome,
dan memastikan posisi Endotracheal Tube, dan
Kateter Umbilikalis.

Chest X-Ray
Biasanya menunjukkan hiperinflasi dengan
bercak-bercak opak, yang menunjukkan adanya
atelektasis yang bercampur dengan area-area yang
mengandung udara yang terperangkap (airblock
syndrome)
sering
terjadi
pneumothoraks,
pneumomediastinum, pneumopericardium, dan/atau
emfisema
intersitiel
paru.
Perhatikan
posisi
endotracheal
tube,
nasogastric
tube,
kateter
umbilikalis, dan perangkap lainnya.

Chest X-Ray 1
Gambar
1.
Aspirasi
mekonium.
Radiografi
Serial pada bayi baru lahir
dengan
uncomplicated
meconium
aspiration.
Radiograph
diperoleh
segera
setelah
lahir
menunjukkan
opasitas
terutama perihilar di paruparu,
pada
foto
ini
kelainan lebih berat di
lapangan
paru
kanan
dibandingakn
dengan
lapangan paru kiri. Paruparu
hyperexpanded.
Ukuran jantung neonatus
tersebut
dalam
batas
normal. Kelainan pada
rontgen dada, selain dari

Chest X-Ray 2

Aspirasi mekonium. Radiograf diperoleh 2 hari setelah


itu dari gambar sebelumnya menunjukkan resolusi

Chest X-Ray 3

Aspirasi mekonium. Temuan radiografi dalam kasus yang lebih


parah. radiograf awal diperoleh segera setelah lahir menunjukkan
bercak opasiti, kekeruhan parenkim kasar dan hiperekspansi berat.
Selain itu, pneumomediastinum terlihat di sebelah kanan (panah),

Pemeriksaan CT-Scan & Pemeriksaan Echokardiogram


Jika kerusakan neurologis dicurigai, neuroimaging
seperti computed tomography (CT) scan, magnetic
resonance
imaging
(MRI),
dan
USG
dapat
dipertimbangkan. Ekokardiogram diperlukan pada
kasus sindrom aspirasi mekonium yang berat dengan
gangguan
pernapasan
berkepanjangan
untuk
mengevaluasi fungsi jantung dalam pengaturan
potensi PPHN dan masalah kardiovaskular bawaan

DIAGNOSIS BANDING
Transient Tachypnea of The Newborn
Hyalin Membrane Disease atau
Respiratory Distress Syndrome
Neonatal Pneumonia

Transient Tachypnea of The Newborn

Foto Thoraks AP dari bayi dengan transien takipnea dari


bayi baru lahir (TTN). Perhatikan reticular appereance dari

Hyalin Membrane Disease atau Respiratory


Distress Syndrome

Radiografi thoraks pada bayi prematur dengan Respiratory Distress


Syndrome sebelum dan setelah pengobatan surfaktan. Kiri:
rontgen awal menunjukkan ekspansi paru yang buruk, air
bronchogram dapat terlihat, dan reticular granular appearance.

Neonatal Pneumoni

Radiografi thoraks posisi supine, bayi baru lahir 5 jam


setelah kelahiran menunjukkan Infiltrat granular difus

Penatalaksanaan SA
Tata laksana SAM
Perawatan rutin.
Pemantauan saturasi oksigen
Hipoksemia meningkatkan konsentrasi oksigen
inspirasi dengan pemantauan analisis gas darah
dan pH
Bayi dengan MAS berat yang tidak berespons
dengan
ventilator
konvensional
dan
yang
mengalami
air
leak
syndrome
mungkin
membutuhkan high frequency oscillatory ventilator.

Medikamentosa
Antibiotik :
penggunaan antibiotik spektrum luas terindikasi
hanya pada kasus dengan infiltrat pada foto toraks.
Kultur darah darus dilakukan untuk mengidentifikasi
etiologi dan mengevaluasi keberhasilan terapi
antibiotik.
Surfaktan :
Terapi surfaktan dapat meningkatkan oksigenasi,
menurunkan komplikasi pulmonal, dan menurunkan
kebutuhan ECMO (extracorporeal membrane
oxygenation). Surfaktan tidak rutin diberikan untuk
kasus MAS, tetapi dapat dipertimbangkan untuk
kasus yang berat dan tidak berespons terhadap
terapi standar.

Komplikasi SAM
Pneumotoraks atau pneumomediastinum
terjadi pada 10-20% pasien dengan SAM
Hipertensi pulmonal. Sebanyak 35% kasus
PPHN berhubungan dengan SAM
PROGNOSIS
pada umumnya baik dan dapat terjadi
pemulihan lengkap dari fungsi parunya,
gejalanya sangat bervariasi tergantung dari
stressor fisiologisnya.
Bayi dengan MAS kemungkinan besar
memiliki faktor risiko sekitar 50% terkena
penyakit saluran napas reaktif dalam 6
bulan pertama kehidupan.

Terima kasih
Wassalamu alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai