M.K. Biometeorologi
Asisten
(G24110031)
Oleh :
Siti Lailatul Fauziyah
(G24120026)
Salah satu diantara klasifikasi tersebut yaitu: Daerah lklim Hujan Tropik (Af, Aw,
Am) (Nurhayati et al 2010). Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling
beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor
penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena
itu, klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya)
seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria
utama (UNS 2015). Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah
curah hujan tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman.
Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya
guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan. Musim hujan
sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada
musim dingin (UGM 2015).
Zonasi dan pemetaan penyakit atau masalah kesehatan lainnya
(epidemiologi spasial) khususnya di Indonesia masih belum populer. Peta sebaran
geografis penyakit sangat berguna untuk mempelajari hubungan antara iklim /
cuaca dengan penyakit atau masalah kesehatan lain secara empirik (Trom 1980
dalam Hidayati et al 2009). Bentuk sebaran dan nilai peluang angka kejadian
penyakit DBD (IR) diperlukan untuk menentukan berat ringannya kejadian
penyakit DBD bulanan pada setiap kabupaten. Tingkat Kerawanan wilayah
terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia
ditentukan berdasarkan data kejadian penyakit DBD dalam 3 tahun berturut-turut.
Kategori daerah Endemik diterapkan untuk suatu daerah apabila di daerah tersebut
dalam 3 tahun berturut-turut terjadi serangan penyakit DBD. Daerah sporadis
apabila terjadinya serangan tidak berturutan dalam 3 tahun (skala data tahunan)
dan daerah potensial DB apabila tidak terjadi serangan dalam 3 tahun terakhir
(Anonim1999 dalam Hidayati et al 2009). Penentuan Indeks kerawanan Wilayah
terhadap kejadian penyakit DBD didasarkan pada data IR (angka kejadian
penyakit) bulanan gabungan dari seluruh kabupaten pada seluruh tahun
pengamatan. Penentuan Tingkat Kerawanan bulanan wilayah DTII dilakukan
berdasarkan nilai IK (Indeks Kerawanan).
TINGKAT KERAWANAN
DKI JAKARTA
TINGKAT KERAWANAN
JAWA BARAT
AR
14%
A
19%
SR
40%
AA
AR
A
0%
AA
67%
R
60%
Jawa Barat
DKI Jakarta
: Aman
: Rentan
AA
: Agak aman
SR
: Sangat Rentan
AR
: Agak Rentan
AW
5%
AF
57%
AF AW
20%0%
AM
38%
AM
80%
Am
Af
KESIMPULAN
DBD merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai KLB bahkan
hampir setiap tahun. Lebih dari 16 propinsi di Indonesia yang dikategorikan
sebagai daerah endemik DBD, diantaranya Jawa Barat dan DKI Jakarta. Wilayah
Jawa Barat tingkat kerawanannya dikategorikan Agak Aman (AA), lebih rendah
dibanding DKI Jakarta yang memiliki kerawanan tinggi, yakni Rentan (R).
Hal ini erat kaitannya dengan tipe iklim Koppen di daerah DKI Jakarta yakni Am
(antarmusim), dibanding daerah Jawa Barat yang didominasi tipe iklim Af (Iklim
panas).
DAFTAR PUSTAKA
D.
2007.
Waspada
Demam
Berdarah.
I.S.
2006.Etiology
of
interepidemic
periods
of
Mosquito-Borne
ac.id/download/
journal/files
/udejournal/
suyasa_pdf.pdf
(September 2009)
Tromp, S.W. 1980. Biometeorology, The Impact of the Weather and Climate on
Humans and their Environment (Animal and Plant).London: Heyden &
Sons Ltd.
UGM. 2015. Variasi Iklim, Klimatologi Dasar. faperta.ugm.ac.id (17 Maret 2015)
UNS.2015. Klasifikasi Iklim.Jurnal Tanah dan Iklim 27: 11-12.
LAMPIRAN