menetapkan item dan kriteria assessment oleh dosen dan mahasiswa, yang kemudian
dijadikan learning outcome yang disepakati. Item assessment yang telah dijawab
dibagikan secara random ke mahasiswa untuk dicek dan diberikan nilai , kemudian
hasilnya diserahkan ke dosen untuk dicatat dan kemudian dikembalikan ke mahasiswa
semuanya (nilai dan hasil evaluasi/komentar). Dalam pelaksanaan peer assessment
perlu diperhatikan dalam kualitas assessment ini adalah reliabilitas, rasa pertemanan,
dan ekivalensi.
(http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peer-assessment-sebagaipenilaian-formatif-dan-sumatif/)
7. apa keunggulan peer assessment dibanding independent learning?
Sebenarnya peer assessment dan independent learning adalah 2 hal yang sedikit
berbeda karena peer assessment adalah assessment atau penilaian yang dilakukan oleh
satu mahasiswa terhadap mahasiswa yang lain. Sedangkan independent learning
adalah menjelaskan bahwa independent learning (belajar mandiri) adalah cara belajar
yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih
besar kepada pembelajar dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
belajarnya. Pembelajar mendapatkan bantuan bimbingan dari guru atau orang lain tapi
bukan bearti harus bergantung kepada mereka. Wedemeyer (1973). Jadi tentu saja kita
tida bisa membandingkan kedua hal tersebut.
(http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peer-assessment-sebagaipenilaian-formatif-dan-sumatif/)
(http://umarkhalidpendidikan.blogspot.com/2010/05/independent-learning.html)
8. bagaimana proses peer assessment?
Proses peer assessment yaitu dimulai dengan mendiskusikan item dan kriteria
penilaian oleh dosen dan para mahasiswa. Kemudian masing-masing mahasiswa
menilai teman mereka yang telah ditunjuk dan juga memberikan feedback. Hasil
penilaian ini biasanya dicocokkan dengan hasil penilaian dosen. Apabila selisih nilai
penilaian peer kurang dari 10 % maka penilaian ini dapat diterima.
(http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peer-assessment-sebagaipenilaian-formatif-dan-sumatif/)
andragogy
9. apa cirri andragogy dan pedagogy ?
ciri andragogy:
independent
sumbernya banyak
motivasi internal
pengalaman merupakan hal penting
mengatur diri sendiri
life/career-centered process
ciri pedagogy:
teacher-directed education
dependent
membutuhkan pengaturan dari orang lain
subject-centered logic-oriented
passive learning
(kuliah pakar : adult learning Dra. Endang Lestari, MPD, M.Pd.Ked)
10. mengapa diterapkan konsep andragogy di perguruan tinggi ?
karena umumnya mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi masih atau sedang
berada pada masa peralihan antara anak-anak menuju dewasa. Sedangkan konsep
dasar andragogy sesuai dengan perbedaan karakteristik antara anak dan orang dewasa:
Orang dewasa memiliki konsep pribadi, berkembang dari masa kanak-kanak
yang tergantung kepada yang lain, menjadi orang dewasa yang mandiri,
mampu menetukan arah hidup sendiri. Oleh karena itu peserta didik
hendaknya berpartisipasi dalam menentukan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.
Orang dewasa memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi, yang
menjadi modal penting untuk terselenggaranya proses belajar sekaligus
menjadi sumber belajar pada kelas balajar orang dewasa.
Orang dewasa memiliki kesiapan belajar yang berorientasi kepada
peningkatan peran di masyarakat. Program pendidikan seharusnya mencakup
kepentinngan peserta didik sehingga mereka dapat lebih siap.
Orang dewasa memiliki orientasi belajar untuk dapat diterapkan secara
langsung, berbeda dengan anak-anak yang penerapan ilmunya ditunda hingga
masa dewasa. Oleh karena itu pembelajaran berubah dari berpusat kepada
meteri ajar, menjadi berpusat kepada pemecahan masalah.
(http://attas-mamboo.blogspot.com/2010/06/andragogy.html)
11. apa definisi SPICES?
12. kelemahan dan kelebihan SPICES ?
13. apa latar belakan diterapkannya strategi SPICES di FK UNISSULA ?
14. apa tujuan utama SPICES ?