Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Teologi Islam
Oleh:
ISNA ROYANA
NIM. 11630031
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK BRAHIM
MALANG
2014
1. ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI
1.1 Khawarij
a. Pengertian
Khawarij (kharaja = keluar)
Mereka kadang juga dinamai Haruriah (dari kata Harura, nama desa dekat kota
Kufah, Irak, lokasi mereka berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali)
Mereka menamai diri Syurah (Yasyr = menjual), yaitu orang-orang yang
menjual diri demi keridhaan Allah (Anwar, 2006).
b. Latar Belakang
Asal mulanya adalah orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi
akhirnya mereka membencinya karena dianggap lemah dalam menegakkan
kebenaran, mau menerima takhim yang mengecewakan , sehingga mereka keluar
dari barisan beliau dan membentuk golongan khawarij
c. Tokoh dan Tahun Kemunculan :
Tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah: Abdulloh bin Wahhab ar-Rasyibi,
Urwah bin Hudair, Mustarid bin saad, Hausarah al-asadi, Quraib bin Maruah, Nafi
bin al-Azraq, Abdulloh bin basyir, Zubair bin Ali , Qathari bin Fujaah, Abd alRabih, Abd al-Karim bin Ajrad, Ziad bin Asfar, Abdulooh bin Ibad. Muncul setelah
perang sifin pada tahun 37H / 648 M.
d. Ajaran
Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini dapat dituliskan sebagai berikut
(Nasution, 1986 ):
Kaum muslimin yang melakukan dosa besar adalah kafir.
Kaum muslimin yang terlibat dalam perang Jamal, yakni perang antara Aisyah,
Thalhah, dan Zubair melawan Ali ibn Abi Thalib dan pelaku arbitrase dihukumi
kafir.
Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari keturunan Nabi Muhammad
SAW dan tidak mesti keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim dari golongan
manapun bias menjadi khalifah asalkan mampu memimpin dengan benar.
1.2 Jabariyah
a. Pengertian
Secara Bahasa: Jabariyah berasal dari kata jabara artinya memaksa. Istilah:
menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada
Allah (Anwar, 2006).
b. Latar belakang kemunculan
Adanya paham Qadariyah,
Terlalu tekstualnya pamahaman agama tanpa adanya keberanian menakwilkan
Adanya pengaruh dari luar Islam yang ikut andil dalam melahirkan aliran ini,
seperti adanya pengaruh dari pemikiran asing, yaitu pengaruh agama Yahudi
bermazhab Qurra dan agama Kristen bermazhab Yacobit (Nasution, 1986)
c. Tokoh dan Tahun Kemunculan.
Tokohnya adalah Jahm bin Sofwan
d. Ajaran
Jabariyah ekstrim: manusia lemah,
tidak berdaya, terikat dengan
kekuasaan dan kehendak Tuhan,
tidak mempunyai kehendak dan
kemauan bebas. Seluruh tindakan
dan perbuatan manusia tidak boleh
lepas dari scenario dan kehendak
Allah. Segala akibat, baik dan
buruk yang diterima oleh manusia
dalam perjalanan hidupnya adalah
merupakan
ketentuan
Allah
(Anwar, 2006)
1.3 Qodariyah
a . Pengertian,
Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara
yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara termenologi istilah adalah
suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diinrvensi oleh
Allah. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan
manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya (Anwar, 2006)
b. Latar Belakang
Latar belakang timbulnya aliran ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan
politik Bani ummayah yang dianggapnya kejam. Apabila firqoh Jabariyah
berpendapat bahwa khalifah bani ummayah membunuh orang, hal itu karena sudah
ditakdirkan Allah Swt. Demikian dan hal ini merupakan topeng kekejamannya, maka
firqoh qodiriyah mau membatasi qodar tersebut. Mereka mengatakan bahwa Allah
Swt. Itu adil maka Allah akan menghukum orang yan bersalah dan memebri pahala
kepada orang yang baik (Nasir, 2012).
c. Tokoh dan Tahun Kemnuculan :
Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih
merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian
pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh
Mabad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M (Hadriansyah,
2008).
d. Ajaran
Harun Nasution (1986) menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran
Qadariyah bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbutannya. Manusia sendirilah
yang melakukan perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia
sendiri pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas kemauan
dan dayanya sendiri. Tokoh an-Nazzam menyatakan bahwa manusia hidup
mempunyai daya, dan dengan daya itu ia dapat berkuasa atas segala perbuatannya.
1.4 Syiah
a . Pengertian,
Syiah dilihat dari bahasa berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok,
sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang
spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW.
(Nasir, 2012).
b. Latar belakang kemunculan
Mengenai kemunculan Syiah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat
dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syiah mulai muncul pada masa akhir
pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syiah baru benar-benar
muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal
dengan Perang Siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan Ali
terhadap arbitrase yang ditawarkan Muawiyah, pasukan Ali diceritakan terpecah
menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali-kelak disebut Syiah, dan
kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebut Khawarij (Nasution, 1986).
c. Tokoh dan Tahun Kemunculan :
Imam 12: Ali bin Abi Thalib r.a, Hasan bin Ali r.a., Husein bin Ali r.a., digelar
As Syahid" (yang mati syahid), Ali Zainal Abidin bin Husein (80-122 H.),
Mohammad Baqir bin Ali Zainal Abidin , Ja'far Shodiq bin Mohammad Baqir (wafat
th. 148 H.) digelar "As shodiq" (sejati)., Musa Kadzim bin Ja'far Shadiq (wafat th.
183 H.), digelar Ali Ridha bin Musa Kadzim (wafat th. 203 H.) digelar "Ridha",
Muhammad Jawwad bin Ali Ridha (195-226 H.) Ali Hadi bin Muhammad Jawwad
(212-254 H.) digelar "Naqiy" (suci bersih), Hasan Askari bin Ali Hadi (232-260 H.),
Muhammad Mandi bin Muhammad Al Askari yang digelar "Imam Muntadhar"
(Nasir, 2012). Muncul setelah perang sifin pada tahun 37H / 648 M.
d. Ajaran
Di antara ajaran Syi`ah:
Imamah, Hak imamah ada pada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya
(Ahlul Bait). Dan mereka dianggap masum
Taqiyah, Al-Ghaibah, Rajah
Sahabat Abu bakar, Umar dan Usman dianggap Kafir, termasuk yang
memerangi Ali adalah kafir
Al-quran adalah makhluk
Hanya menerima hadits yang diriwayatkan ahlul bait
Kawin Mutah
1.5 Maturiddiyah
a . Pengertian,
Aliran al-Maturidiyah adalah sebuh aliran yang tidak jauh berbeda dengan aliran
al-Asyariyah. Keduanya lahir sebagai bentuk pembelaan terhadap sunnah. Bila
aliran al-Asyariyah berkembang di Basrah maka aliran al-Maturidiyah berkembang
di Samargand.
mata Al-Asy'ari adalah bahwa mereka begitu mempertahankan hubungan Tuhan manusia, bahwa kekuasaan dan kehendak Tuhan dikompromikan (Anwar, 2006)
c. Tokoh dan Tahun Kemnuculan :
Asyariyyah dilahirkan oleh Abu al-Hasan al-Asyari (260 H-324 H)
d. Ajaran
Doktrin-doktrin;
Tuhan dan sifat-sifatnya,
Kebebasan dalam berkehendak,
Akal dan wahyu
Kriteria baik dan buruk
Qodimnya Al-Qur'an
Melihat Allah
Keadilan
Kedudukan orang berdosa.
Mereka berpikir sesuai dengan Undang-Undang alam dan mereka juga
mempelajari ajaran itu.,Iman adalah membenarkan dengan hati, amal perbuatan
adalah kewajiban untuk berbaut baik dan terbaik bagi manusia. dan mereka tidak
mengkafirkan orang yang berdosa besar. Kehadiran Tuhan dalam konsep Asyariyah
terletak pada kehendak mutlak-Nya.
1.8 Murjiah
a . Pengertian,
Kata murjiah dari kata arjaa yang bermakna menunda atau mengembalikan
dan juga mengandung arti memberi pengharapan. Artinya ajarannya memberi
harapan kepada orang yang berbuat maksiat tidak merusak iman sebagai halnya
dengan perbuatan ketaatan tidak memberi manfaat kekufuran. Ini berarti memberi
harapan kepada orang-orang mukmin] yang melakukan dosa, bahwa mereka masih
ada harapan pengampunan dari Allah Swt (Nasution, 1986).
b. Latar belakang kemunculan
Munculnya Murjiah adalah latar belakang politik. Persoalan teologi dimulai
pada masa pemerintahan Ali, yaitu disaat terjadinya pergolakan politik dikalangan
umat Islam. Adanya keterpihakan kelompok pada pertentangan tentang Ali bin Abi
Thalib yaitu syiah dan memunculkan kelompok lainnya yang menentang yaitu
khawariz. Dalam suasana pertentangan inilah, timbul suatu golongan baru yang ingin
bersikap netral yaitu murjiah (Nasution, 1986).
c. Tokoh dan Tahun Kemnuculan
Pemimpin Murjiah adalah Hasan bin Bilal Al-muzni, Abu Salat As Samman,
Tsauban Dliror bin Umar (Nasir, 2012). Muncul setelah perang sifin pada tahun
37H / 648 M.
d. Ajaran
Ajaran-ajaran pokok Murjiah dapat disimpulkan sebagai berikut:
Iman hanya membenarkan (pengakuan) di dalam hati.
Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim
tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimah syahadat.
Hukum terhadap perbuatan manusia ditanggung hingga hari kiamat
Secara etimologis berarti golongan yang senantiasa mengikuti jalan hidup Rasulullah
Saw. dan jalan hidup para sahabatnya .Atau golongan yang berpegang teguh pada
kepada sunnah Rasul dan sunnah para sahabatnya (Nasir, 2012).
b. Latar belakang dan tahun kemunculan
Beberapa pendapat menyatakan bahwa kelompok ahlussunah muncul sebagai
reaksi atas paham Mutazilah, yang dimotori oleh Washil bin Atha (w. 131 H) yang
sangat mengandalkan akal dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran
islam.Pada masa sahabat, istilah Sunni belum dikenal. Kalau dilihat secara bahasa
mengacu pada Sunnah Rasulullah saw yang dijadikan pedoman. Abdullah bin Umar
N Firqah-firqah
o muslim
1. Khawarij
2. Murjiah
3. Syiah
4. Jabariyah
5. Qadariyah
6. Mutazilah
7. Asyariyah
Kadang-kadang berhasil
mengeliminasi suatu masalah,
tetapi kadang-kadang agak
larut condong kedalam salah
4. Fakta perbedaan dalam ajaran agama islam tidak dapat dipungkiri lagi. Ketika zaman
Nabi Muhammad Saw. segala permasalahan bisa langsung ditanyakan kepada beliau
sehingga masalah dapat terpecahkan. Namun setelah beliau wafat dalam
memecahkan masalah dapat ditanyakan kepada para sahabat yang alim, para tabiin
yang memliki pendapat yang berbeda sehingga melahirkan firqoh-firqoh di atas
(disamping latar belakang kemunculan yang telah dijelaskan di atas). Perbedaan
umat muslim di jaman sekarang pun tetap ada dengan adanya perbedaan pemikiran,
budaya, pendapat terlahirlah firqah-firqah islam. Namun dengan adanya perbedaan
tersebut banyak kaum muslimin anatar firqah terpecah belah, merasa paling benar
dan menghukumi firqah lain salah total. Menurut saya perbadaan yang tidak terlalu
signifikan, artinya hanya sebatas berbbeda dalam furuiyah saja itu tidak perlu
dipermasalahkan terlau dalam selama apa yang diyakini suatu firqah tidak melanggar
syari yang menuju kesyesatan, seperti ada yang mengaku menjadi nabi, mencela
para sahabat, menghalalkan berbuat zina dll. Hal itu sudah keluar dari jalur syariat
islam dan keluar dari lingkaran uhkwatulislamiyah, perlu untuk mencegah dan
memberhentikan penyebarannya dalam rangka amal maruf nahyi munkar, akan
tetapi dalam melaksanakan itu tidak perlu kekerasan.
Masalah perbadaan di jaman sekarang tentu ada kaitannya dengan firqah-firqah
di atas, karena pemikiran-pemikiran firqah di jaman sekarang ada yang menganut
firqah-firqah diatas bahkan menggabungkannya, bahkan sebagian permasalahan di
jaman sekarang dilahirkan dari salah satu firqah di atas, paham yang menganggap
umat islam selain firqahnya kafir, memerangi umat islam lain selain firqahnya,
mencala para sahabat Nabi Saw dan banyak lagi paham-paham yang melenceng dari
apa yang di ajarkan oleh Nabi Saw.
5. Mukmin dalah orang yang menerima dan meyakini rukun iman yang enam dengan
tulus dan jujur sepenuh hatinya. Kafir adalah orang yang menentang dan menolak
kebenaran dari Allah Swt yang disampaikan oleh RasulNya, atau secara singkat kafir
adalah kebalikan dari iman yang menolak rukun iman. Dalam berprilaku sehari-hari
kita harus berhati-hati kita tidak boleh mengatakn kepada orang mukmin seorang
kafir maka yang kita akan terhukumi kafir.
Saat diskusi diperkuliahan timbul pertannyaan:
1. Bagaimana keimanan manusia yang dilahirkan di lingkungan orang kafir?
Sebagaimana Sabda Rasullah Saw: Tiadalah seorang bayi yang dilahirkan
melainkan dalam keadaan fitrah (bertauhid). Maka kedua ibu-bapak-nyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. [Muttafaq Alaih, Shahih Al-Bukhari,
Kitab Janaiz, bab Idza Aslama ash-Shobi (Fathulbari, juz 3, hal. 219); Shahih
Muslim, Kitab al-Qadar, Vol.3, hal. 1047, hadits no. 2651 ]. Jadi menurut Seorang
bayi yang dilahirkan di lingkungan kafir belum dihukumi kafir karena salah satu
syarat dihukumi kafir yaitu sudah mukallaf (baligh & berakal). Stelah mukallaf maka
ia dpat dihukumi kafir apabila ia tetap berpegang pada agama lingkungan orang
kafir.
Timbul pertanyaan kembali ketika diskusi perkuliahan: 2.seorang kafir dapat
menjadi mukmin karena dapat hidayah dari Allah Swt. Bagaimana nasib dengan
kafir yang tidak diberi hidayah, apa itu adil? Menurut saya Allah itu tetap maha adil
tidak paling adil selain Allah, Kafir yang tidak mendpatkan hidayah bukan berarti ia
tidak diberi hidayah , akan tetapi ia tidak mau menerima dan mencari jalan
kebenaran. Allah telah mengutus Rasulullah Saw. yang membawa kebenaran untuk
umat Nya, jadi hidayah kebenaran telah tersampaikan kepada mereka akan tetapi
mereka tetap ngeyel tidak mau mengakuinya, seperti yang telah diceritakan dalam
Al-Quran sebenarnya kaum kafir tahu akan kebenaran yang dibawa oleh Rasul akan
tetapi karena ego mereka kepercayaan mereka tidak utuh, cacat dan parsial. Mereka
membuat diskriminasi terhadap rasul-rasul Allah dan kitab-kitab suciNya, terutama
terhadap Nabi Muhammad dan Al-Quran. Dalam al-Quran mereka disebut sebagai
ahlul kitab, Mereka adalah orang yahudi dan nasrani.
6. Menurut saya Takdir dan Usaha merupakan dua hal yang saling berkaitan. Takdir
merupakan suaatu ketetapan Allah Swt. Terhadap apa yang terjadi pada mahluknya,
baik dalam hal rezeki, jodoh, kematian dan sebagainya. Takdir yang telah ditetapkan
tidak dapat kita sangkal, kita hrus menerimanya walaupun tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Akan tetapi apabila kita menginginkan sesuatu kita perlu adanya usaha
untuk mencapainya. Dengan adanya usaha suatu takdir bisa berubah tentu saja
dengan izin Allah dan kuasanya. Qodo setiap orang sudah ditetapkan sejak jaman
azali. Qodo mubram tidak dapat kita ubah. Namun denagan usaha yang dibarengi
doa qodo bisa berubah qodotersebut disebut qodo mualaq yang Ketentuan Allah
atas semua makhlukNya tetapi boleh diubah dengan usaha dan ikhtiar manusi,
contohnya Seseorang boleh bersungguh-sungguh dalam belajar agar bisa lulus dalam
ujian akan tetapi apaun hasil akhirnya kita harus terima dan tawakal.
Jalan takdir kita dalam mendapat qada Mubram Allah menurut saya dapat
dirubah, Rasulluulah Saw. telah bersabda bahwa seseorang yang menyambung
silaturahim maka akan panjang umur. Contohnya si A telah ditakdirkan pada hari
senin akan kecelakaan dan meninggal, akan tetapi karena si A seing sodaqoh dan
menyambung silaturahim atau berbuat baik lainnya si A tetap kecelakaan akan tetapi
tidak jadi meninggal. Kematian merupak qodo mubram yang tidak dapat diubah,
dengan kebaikan si A kematian nya ditunda.
Segala kejadian baik atau buruk ditentukan Allah, tetapi manusia mempunyai
pilihan yaitu ikhtiar untuk menentukan nasibnya
7. Hikmah dari mempelajari firqah-firqah diatas yakni perbedaan itu pasti ada, termasuk
diantara kaum muslimin, akan tetapi kita harus saling meghormati perbedaan itu
jangan saling mencela. Marilah kita perangi pemikiran-pemikiran yang menyesatkan
atau kebatilan dengan jalan tanpa kekerasan yang akan menimbulkan perpecahan
antara kaum muslim, mari perangi dengan kokohkan iman kita, peringatkan mereka
yang tersesat dengan hal yang baik tanpa kekeraasan dan doakan semoga mereka
kembail ke jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan.2006. Ilmu Kalam.Bandung: Puskata Setia.
Madkour, Ibrahim.1995. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Cet I;.Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 1995.
Nasir, Sahilun A.2012. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran dan
Perkembangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Nasution, Harun.1986. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
Jakarta: UI-Press.