BAB II
PERMASALAHAN
Mengenai Barang Milik Negara, adalah merupakan hal yang sangat
minim diketahui oleh masyarakat. Namun sebenarnya adalah merupakan
masalah yang esensi, dalam pembahasan karya
ilmiah ini ada beberapa
permasalahan yang diangkat yaitu :
1. Apa saja kekayaan dapat dimiliki negara dan sejauh mana hak milik dari
negara tersebut.
2. Kenapa dalam mendapat pelayanan daru Rumah Sakit Pemerintah sebagai
salah satu Publik Domein, masih harus mengeluarkan biaya.
3. Bagaimana organisasi dan tata kerja Rumah Sakit, siapa yang berhak
mengurusnya dan kepada siapa ia bertanggung jawab.
Demikian beberapa persoalan yang dikupas dalam karya ilmiah ini.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Barang Milik Publik
Barang milik publik yang menjadi hak negara dalam pelaksanaannya
dibagi dua, yaitu Pemakaian biasa dan pemakaian umum. Pada pemakaian biasa,
pemerintah harus memperkenankan begitu saja kepada umum tanpa memungut
pembayaan dari penggunaannya, dalam hal ini pemerintah hanya bisa membuat
aturan demi kelancaran dan ketertiban penggunaan barang tersebut.
Lain halnya dengan Milik Publik dengan pemakaian khusus, disini
pemerintah dapat memakai hak keperdataannya dan menetapkan syarat-syarat
finansial, dan dapat pula hanya diberikan kepada seseorang. Menurut pandangan
modern, dalam sistem ini Pemerintah tunduk pada pembatasan-pembatasan
berdasarkan asas pemerintahan yang baik.
Menurut INPRES No. 3 tahun 1971 tentang Inventarisasi Barang-Barang
Milik Negara, yang dikatakan Barang Milik Negara/kekayaan Negara itu adalah
meliputi semua barang-barang milik negara atau kekayaan negara yang berasal
atau dibeli dengan dana yang bersumber seluruhnya atau sebagiannya dari
Anggaran Belanja Negara yang dibawah Pengurusan/Penguasaan DepartemenDepartemen, lembaga-lembaga negara, Lembaga Pemerintah non departemen
serta unit-unit dalam lingkungan yang terdapat di dalam maupun diluar negeri.
Defenisis diatas, belum membedakan antara Privat Domein maupun
Publik Domein. Khususnya mengenai Publik Domein masih perlu dikaji mengenai
status kepemilikannya oleh negara.
Apakah benar negara menjadi Pemilikdari Publik Domein tersebut.
Kalau kita lihat Pasal 33 UUD 1945 disebutkan bahwa Cabang-cabang Produksi
yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara, disamping itu dalam ayat yang lain disebutkan juga bahwa Bumi, Air,
dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara.
Makna menguasai dalam pasal 33 UUD 1945 tidak sama dengan makna
memiliki dalam Inpres 3/1971 yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk
melihat makna menguasai, kita harus merujuk pada UUPA No. 5 Tahun 1960,
pasal 2 ayat (1) menyebutkan makna menguasai adalah :
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan persediaan dan
pemeliharaan BAR
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan BAR
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuaan-perbuatan hukum yang mengenai BAR
Disamping ketentuan diatas masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi
yakni penggunaannya untuk mencapai sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat.
Penggunaan istilah memiliki dengan menguasai memang berbeda
namun tidak berarti bertentangan, karena harus disadari disamping Publik
Domein ada Privat Domein, yaitu kepemilikan negara secara keperdataan.
SK Menteri Keuangan Nomor : Kep-225/MK/4/1971 tertanggal 12 April
1971 sebagai Pelaksanaan dari Inpres No. 3/1971 masih belum membedakan
antara Privat Domein dengan Publik Domein, hanya membedakan dari segi
barang bergerak dengan tidak bergerak.
perawatan medis pasien yang masuk Rumah sakit, Rumah Sakit bukan
merupakan Badan Usaha dalam arti Perusahaan yang bertujuan mencari untung,
atau keuntungan dibidang harta kekayaan.
Secara tekhnis organisasi, keberadaan Rumah sakit adalah dibawah
naungan Menteri Kesehatan. Sehingga peraturan pelaksanaan mengenai rumah
sakit sebagian besar adalah Keputusan Menteri Kesehatan.
Tahun 1972, keluar SK Menteri Kesehatan RI, tentang Rumah Sakit
Pemerintah. Dan untuk Rumah Sakit Swasta harus menyesuaikan diri dengan
peraturan ini. Dalam peraturan ini dibedakan antara Rumah Sakit Umum dengan
Rumah Sakit Khusus, yang hanya menangani bidang-bidang penyakit khusus
seperti Mata, Paru-paru, Kusta dan lain-lain.
Menurut Keputusan ini, rumah sakit dapat juga diklasifikasikan kedalam
beberapa tipe, yaitu :
1. Rumah sakit kelas A : Pelayanan kesehatan spesialistis dan sub spesialistis.
2. Rumah sakit kelas B : Pelayanan kesehatan spesialistis luas.
3. Rumah sakit kelas C : RSU yang minimal empat cabang spesialisasi yaitu
penyakit dalam, bedah, kandungan & kesehatan anak.
4. Rumah sakit kelas D : Yaitu rumah sakit khusus.
Mengenai pertanggung jawaban rumah sakit secara Administratif
Finansial adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan.
2. Rumah Sakit Umum yang berada di Ibukota Propinsi secara administratif
finansial bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Dinas Kesehatan
Propinsi.
3. Rumah Sakit Kabupaten secara administratif finansial bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
Dari pertanggung jawaban Administratif finansial inilah kita dapat
melihat, sebenarnya rumah sakit pemerintah itu merupakan Publik Domein dari
siapa, apakah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau lembaga negara non
Depertement. Dengan jelas kita lihat bahwa tanggung jawab Rumah Sakit adalah
kepada Kepala Daerah baik itu DATI I maupun DATI II, hal ini menunjukkan
bahwa Rumah Sakit adalah Publik Domein dari Pemerintah Daerah.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 134/Men.Kes/SK/IV/ 1978
tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum, disebutkan
bahwa ia merupakan unit organik dilingkunganDepertement Kesehatan dan
bertanggung jawab langsung kepada Dirjen Pelayanan Kesehatan, dan dipimpin
seorang Direktur.
Untuk rumah sakit kelas A, seperti Rumah Sakit Umum dr. Cipto
Mangunkusumo, terdapat beberapa personil organisasi dari suatu Rumah Sakit
antara lain :
1. Direktur
2. Wakil Direktur
3. Bidang Sekretariat
4. Bidang Penunjang Medis
5. Bidang Pelayanan Medis
6. Bidang Perawatan
7. Unit pelaksana fungsional (terdiri dari 17 unit)
8. Instalasi (terdiri atas 7 Instalasi).
BAB IV
PEN UTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Bahwa barang milik negara, terdiri dari Milik Pribadi Negara dan Milik Publik.
Barang milik publik dalam pemanfaatannya bisa dengan sistem biasa dan
bisa dengan sistem khusus.
2.
Rumah Sakit Pemerintah sebagai salah satu Publik Domein berada di bawah
pengurusan Depertemen Kesehatan, namun secara administratif finansial
B. Saran-saran
Melihat uraian sebelumnya maka, penulis dapat memberikan saran
antara lain :
1. Dalam mengatur dan menyelenggarakan Publik Domein terutama yang
bersifat khusus, pemerintah harusbenar-benar mengindahkan azas-azas
pemerintah yang baik.
2.
Harus ada kejelasan yang tegas bahwa rumah sakit bukan lah Badan Usaha
yang mencari keuntungan tetapi yang memberikan pelayanan medis kepada
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hadjon, Philipus M.ed, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah
Mada University Press, 1993.
Lopa, Baharuddin, Mengenal Peradilan Tata Usaha Negara, Sinar Grafika,
1993.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Hukum Kesehatan, CV, Remadja Karya,
Bandung, 1987.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1993 Tentang Kesehatan,
Arkola, Surabaya.
Roekmono, Beberapa Hal Yang Berpengaruh Pada Manajemen Rumah
Sakit Pemerintah Yang Dimanfaatkan Untuk Pendidikan,
1987.