Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN KONSTRUKSI PENANGGULANGAN EROSI


DAN LONGSORAN SALURAN DRAINASE DI KM 20.5
PEMATANG SIANTAR LIMA PULUH

I.

PENDAHULUAN
1. Data Umum
Kegiatan
: Penanggulangan erosi & longsoran saluran
drainase di KM 20.5 Pematang Siantar Lima
Puluh
Pekerjaan
: Perencanaan konstruksi penanggulangan erosi
dan longsoran saluran drainase di KM 20.5
Pematang Siantar Lima Puluh
Lokasi
: Desa Tempel, Pematang Syahkuda Kecamatan
Dolok Malela Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara
Sumber Dana : APBN-P Kementerian Pekerjaan Umum
Tahun Anggaran :
2014
2. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
RTRW Provinsi dan Kabupaten

II.

LATAR BELAKANG
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang
mempunyai letak dan peran strategis di Provinsi Sumatera Utara,
berjarak 150 KM dari Kota Medan.
Kabupaten Simalungun secara historis dan sampai saat ini
merupakan penghasil devisa negara dari sektor pertanian,
perkebunan, pariwisata beserta industri hilirnya.
Dengan adanya program pemerintah pusat MP3EI (Masterplan
Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dalam
hal ini pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangke
yang berada di Kabupaten Sumalungun yaitu pembangunan kawasan

industri dari hulu sampai hilir (sebagian sudah dilaksanakan), yang


merupakan obyek vital dan strategis nasional.
Disamping itu, Kabupaten Simalungun umumnya dan Kota Parapat di
Pinggir Danau Toba khususnya merupakan tujuan wisata yang utama
di Provinsi Sumatera Utara dan di Indonesia. Untuk mendukung dan
meningkatkan potensi-potensi tersebut maka mutlak diperlukan
prasarana transportasi yang lancar dan aman.
Terjadinya erosi dan sliding drainase di KM 20.5 ruas jalan Provinsi
Pematang Siantar Lima Puluh, sepanjang 2 Km telah mengakibatkan
rusaknya jembatan dan mengancam terputusnya ruas jalan di
kabupaten setempat.
Berbagai pihak telah mencoba menanggulangi bencana erosi dan
sliding tersebut secara parsial, akan tetapi upaya tersebut belum
dapat mengatasi laju erosi dan sliding drainase yang terjadi.
Untuk itu melalui Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II pada tahun
anggaran 2014 akan melaksanakan pekerjaan Perencanaan
konstruksi penanggulangan erosi dan longsoran saluran drainase di
KM 20.5 Pematang Siantar Lima Puluh sepanjang 2500 meter.
III.

MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud dari kegiatan ini adalah :
Melaksanakan pekerjaan detail desain penanggulangan erosi dan
longsoran saluran drainase di KM 20.5 Pematang Siantar Lima
Puluh dengan melakukan pekerjaan survey topografi, penelitian
geologi dan mekanika tanah, analisa hidrologi, perencanaan
konstruksi dan penggambaran secara rinci.
b. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Tersedianya suatu perencanaan konstruksi penanggulangan erosi
dan longsoran saluran drainase di Km 20.5 Pematang Siantar
Lima Puluh sepanjang 2500 m, secara komprehensif di tinjau dari
beberapa aspek yang akan digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi kelak.

IV.

SASARAN
Dengan
tersedianya
suatu
hasil
perencanaan
konstruksi
penanggulangan erosi dan longsoran saluran drainase di KM 20.5
Pematang Siantar Lima Puluh secara komprehensif
sebagai
panduan dalam pelaksanaan konstruksi kelak, diharapkan dapat
mencegah dampak yang telah dan akan terjadi, serta memulihkan
kelancaran transportasi dan memelihara perekonomian di daerah.

V.

NAMA ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Satuan Kerja Balai Sungai Sumatera II, Perencaan dan Program

VI.

SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a.Sumber dana untuk kegiatan ini adalah biaya dari P APBN Tahun
Anggaran 2014
b.Total perkiraan biaya tersebut diperkirakan Rp. 1.632.000.000,(Satu Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Dua Juta Rupiah).

VII.

LINGKUP PEKERJAAN
Untuk memperoleh suatu hasil perencanaan konstruksi yang
menyeluruh bagi penanggulangan erosi dan longsoran saluran di KM
20.5 Pematang Siantar-Lima Puluh tersebut, pihak penyedia jasa
konsultansi diharuskan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut :
a) Pengumpulan data & melakukan kajian terhadap hasil data yang
tersedia. Meliputi :
persiapan administrasi dan teknis ;
mobilisasi personil dan peralatan kantor ;
penyusunan Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) ;
survey pendahuluan;
pengumpulan data sekunder terkait yang diperlukan seperti :
peta kerja, data hidrologi dan hidrolika, data topografi, data
social ekonomi (data kependudukan dan kepemilikan lahan),
data identifikasi dan inventarisasi kondisi sungai (bangunan
dan utilitas), data tata guna lahan, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Peraturan Daerah, desain teknis dan studi-studi
terdahulu terkait, dan sebagainya;
review metodologi pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja;
b) Survey Pendahuluan (Identifikasi lokasi longsoran dan situasi
daerah bantaran)
Identifikasi lokasi-lokasi yang akan di lakukan penataan di
sekitar saluran berikut deskripsi dan dokumentasi untuk setiap
daerah hasil identifikasi ;
inventarisasi bangunan bangunan yang berada di sempadan
maupun di badan saluran, termasuk dimensi dan kondisi fisik
bangunan tersebut ;
situasi daerah kiri/ kanan (bantaran),
membuat dokumentasi hasil identifikasi dan inventarisasi, serta
menyusun laporan identifikasi dan inventarisasi kondisi

membuat gambaran lokasi longsoran beserta konsep rencana


penanganannya.
penyusunan Laporan Pendahuluan.

c) Survey Topografi
Survey topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran
topografi di sepanjang daerah studi, dimana dalam survey
topografi tersebut harus terikat dengan titik tetap/ referensi
secara nasional baik vertikal maupun horisontal. Pengukuran GPS
dilakukan dengan metode Differential Static menggunakan alat
GPS Geodetik. Ketelitian titik kontrol horizontal 5 cm. Sistem
proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator (TM) dengan
sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM) dan elipsoid
referensi World Geodetic System 1984 (WGS84) sesuai dengan
ketentuan teknis dan referensi nasional. Untuk mendapatkan
tinggi ortometrik ditarik dari Titik Tinggi Geodesi (TTG) terdekat,
dan posisi dengan N-1.
Pengukuran dilakukan sampai minimal 300 meter di kanan/ kiri
bibir saluran yang akan dilakukan pengukuran untuk denah/situasi,
potongan memanjang dan potongan melintang. Titik tetap (BM)
dipasang setiap jarak 0,5 km, CP dipasang 5 (lima) buah di
seberang BM, pengukuran potongan melintang dilakukan tiap 50
m untuk ruas yang lurus dan interval lebih kecil untuk di tikungan
dan lokasi longsoran.
Penggambaran peta situasi.
Detail lapangan digambar
Kontur dibuat dengan cara interpolasi.
Interval kontur ialah 1 meter.
Tiap lembar peta harus overlap 3 cm.
Pada tiap lembar peta dicantumkan keterangan detail menurut
legenda yang lazim dipergunakan pada peta situasi (hitam
putih).
Skala peta ialah 1 : 1.000.
Penggambaran penampang memanjang.
Penampang memanjang digambar dengan skala vertikal 1:100
1 : 200, dan skala horizontal 1 : 1.000 1 : 2.000
Pada gambar penampang memanjang harus digambarkan
permukaan dasar saluran, permukaan air normal, permukaan
air terendah, permukaan air banjir.
Apabila ada bangunan silang, maka letaknya harus tercantum
pada gambar penampang memanjang tersebut.

Penggambaran penampang melintang.


Penampang melintang digambar dengan skala Vertikal dan
horisontal sama yaitu 1 : 100 - 1 : 200
Selain permukaan tanah, pada gambar penampang melintang
ini harus digambarkan pula permukaan air normal, terendah
dan tertinggi.
Bangunan-bangunan
silang
harus
digambarkan
pula
penampang melintangnya.
d) Hidrologi dan Hidrometri
Analisis hidrologi dilakukan untuk mendapatkan nilai debit banjir
rancangan dengan metode sesuai dengan SNI dan besaran debit
rancangan sesuai dengan aturan yang berlaku. Data-data hidrologi
yang dikumpulkan untuk keperluan analisa hidrologi antara lain :
Peta lokasi pos hidrologi dan klimatologi terkait
Peta catchment area daerah studi
Data hujan dari stasiun-stasiun hujan yang berpengaruh
terhadap daerah studi
Data kejadian aliran limpasan dan longsor di sekitar daerah
studi
Aspek analisa hidrologi dari hasil studi terdahulu yang terkait
dengan pekerjaan ini.
Analisa hidrologi diperlukan untuk perhitungan curah hujan
rencana, dan debit banjir rencana dengan berbagai periode ulang
(retum period), yaitu Q2, Q5, Q10, Q25, dan Q50 yang penting
untuk digunakan dalam analisa hidrolika guna merencanakan
peningkatan kapasitas tampung, perlindungaan tebing dan dasar
sungai.
e) Penelitian Geologi dan Mekanika Tanah
Secara umum pekerjaan penyelidikan geologi & mekanika tanahini
terbagai atas 3 bagian yaitu :
Pekerjaan lapangan
Pekerjaan laboratorium
Pemetaan Geologi Permukaan
1. Pekerjaan lapangan
Pekerjaan pemboran inti pelaksanaan bor inti dilakukan untuk
mendapat deskripsi lapisan tanah di lokasi pekerjaan. Jumlah
titik bor yang dilakukan adalah sebanyak 20 titik yang tersebar
di rencana infrastruktur. Total kedalaman pengeboran 400 m.
Mesin bor yang digunakan untuk pelaksanaan bor inti ini

diisyaratkan dengan kapasitas mesin di atas 50 PK. Pada saat


pelaksanaan pengeboran juga dilakukan in situ tes berupa SPT
dan permeability.
Sumur Uji (Test Pit), Pekerjaan sumur uji atau test pit ini
gunanya untuk mengetahui jenis dan ketebalan dan
karakteristik lapisan di bawah top soil dengan lebih jelas. Pada
saat pelaksanaan tersebut juga perlu dicatat uraian-uraian jenis
dan warna tanah disertai photo dari atas dan photo dari
samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi
tersebut. Ukuran sumuran uji tersebut 1 1,5 meter persegi
dengan maximum kedalaman galian 5 m disesuaikan dengan
keadaan lapisan tanahnya.
2. Pekerjaan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli
maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan beberapa
macam percobaan dilaboratorium, sehingga data parameter
dan sifat-sifat tanahnya dapat diketahui jenis dan macammacam percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Soil Properties : (SKSNI M-22 1990-F)
Unit weight
Specific grafity (SNI-1742-1989-F)
Moisture content
b. Grain Size Analysis (SNI-1968-1999-F)
c. Atterberg Limit
Liquit limit (W1) (SNI-1967-1990-F)
Plastic limit (Wp) (SNI-1966-1990-F)
Placticity Index (PI)
Shrinkage limit (SNI-M-18-1991-03)
d. Trixial Test (SKSN-M-05-1990-F)
e. Consolidation Test (SKSNI-M-108-1990-F)
f. Permeability Test
g. Compaction Test (SNI-1743-1989-F)
h. Tes untuk kembang susut tanah minimal 2 metode
i. Tes kimia tanah untuk mengetahui kandungan monmorilonit
3. Penyelidikan Geologi Permukaan
Pemetaan geologi pada lokasi pekerjaan dilakukan pada peta
dasar hasil pengukuran situasi dengan skala 1 : 2000 atau 1 :
1000. Pemetaan geologi harus mencakup aspek-aspek
geomorfologi, litologi, stratigrafi dan struktur geologi dengan
penekanan terhadap informasi geologi teknik, seperti
keterkaitannya data tentang ketebalan tanah penutup, daya

dukung pondasi, kemungkinan terjadinya longsoran, data


geohidrologi seperti rembesan, mata air, muka air tanah, dsb.
f) Analisis dan desain konstruksi
Secara umum, kegiatan ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut
:
1. Menganalisa aspek hidraulik kondisi alur sungai existing untuk
mengetahui kapasitas tampung sungai yang ada saat ini dan
rencana pengembangannya.
2. Melakukan perencanaan konstruksi penahan tebing dari
longsoran, penahan dasar sungai, pengarah arus sungai dalam
kaitan melindungi bangunan-bangunan (infrastruktur) yang
sudah ada dari longsoran dan gerusan aliran air.
3. Perhitungan volume pekerjaan, RAB dan Menyiapkan Dokumen
Tender termasuk metode pelaksanaan
4. Memberikan rekomendasi penanganan non-struktur untuk
keberlanjutan penanganan.
g) Penyusunan laporan, Diskusi dan asistensi

VIII. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut memerlukan waktu selama
150 (seratus lima puluh) hari kalender
IX.
A.

TENAGA PELAKSANA
TENAGA PROFESIONAL / AHLI
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus
menyediakan Tenaga Ahli yang memenuhi ketentuan dari Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat
Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga
ahli yang cukup berpengalaman dibidangnya masing-masing, yaitu
terdiri dari:
1. Ketua Tim (5 OB)
Pemimpin Tim sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil
(S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau
yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang
ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang
berwenang di bidang pendidikan tinggi, dan berpengalaman
profesional dalam bidang perencanaan teknis struktur tanah

terhadap longsoran dengan segala permasalahannya. Pemimpin


Tim harus sudah berpengalaman profesional selama 7 tahun
setelah lulus dalam bidang tersebut diatas. Memiliki sertifikat
keahlian sesuai bidangnya.
2. Ahli Struktur (4 OB)
Ahli Struktur sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil
(S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi oleh Instansi yang berwenang atau
yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang
ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang
berwenang di bidang pendidikan tinggi, berpengalaman
profesional dalam bidang perencanaan teknis struktur tanah. Ahli
Struktur harus sudah berpengalaman profesional dalam
bidangnya selama 5 tahun setelah lulus dalam bidang tersebut
diatas. Memiliki sertifikat keahlian sesuai bidangnya.
3. Ahli Hidrologi (3 OB)
Ahli Hidrologi sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik
Pengairan atau Teknik Sipil (S1) lulusan Perguruan Tinggl Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi oleh instansi
yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan
tinggi luar negerl yang Ijazahnya telah disahkan/diakui oleh
instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi,
berpengalaman profesional dalam bidang hidrologi terutama
untuk
keperluan
perencanaan
teknis
saluran
serta
penanggulangan terhadap longsoran. Ahli Hidrologi harus sudah
berpengalaman profesional selama 5 tahun dalam bidang
tersebut di atas. Memiliki sertifikat keahlian sesuai bidangnya.
4. Ahli Geologi/Mekanika Tanah (4 OB)
Ahli Geologi sekurang-kurangnya seorang Sarjana (S1) Teknik
Geologi atau Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi oleh instansi
yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan
tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh
instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi,
berpengalaman professional dalaim bidang penyelidikan geologi
terutama untuk keperluan perencanaan teknis struktur tanah
terhadap longsoran. Ahli Geologi harus sudah berpengalaman
profesionai selama 5 tahun setelah lulus dalam bidang telsebut
diatas. Memiliki sertifikat keahlian sesuai bidangnya.
5. Ahli Geodesi (3 OB)

Ahli Geodesi sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Geodesi


(S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau
yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang
ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang
berwenang di bidang pendidikan tinggi, berpengalaman
profesional dalam bidang pengukuran terutama untuk keperluan
perencanaan teknis saluran. Ahli Pengukuran harus sudah
berpengalaman profesional selama 5 tahun setelah lulus dalam
bidang tersebut diatas. Memiliki sertifikat keahlian sesuai
bidangnya.
B.

TENAGA SUB PROFESIONAL


Selain Tenaga Ahli tersebut di atas, diperlukan tenaga sub profesional
untuk membantu kelancaran pekerjaan, diantaranya terdiri dari :
1. Asisten Ahli Struktur (4 OB)
Seorang Sarjana Teknik Sipil, berpengalaman 4 (empat) tahun
dalam bidangnya.
2. Asisten Ahli Hidrologi (3 OB)
Seorang
Sarjana
Teknik
Pengairan
atau
Teknik
berpengalaman 4 (empat) tahun dalam bidangnya.

Sipil,

3. Asisten Ahli Geologi/Mekanika Tanah (4 OB)


Seorang Sarjana Teknik Geologi atau Teknik Sipil, berpengalaman
4 (empat) tahun dalam bidangnya.
C.

TENAGA PENDUKUNG
1. Chief Surveyor (2 OB)
Seorang Diploma III Teknik Sipil, berpengalaman 3 (tiga) tahun
dalam bidangnya.
2. Cad Draftman (3 x 3 OB)
Cad Draftman yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
ini sebanyak 3 (tiga) orang minimal tamatan Diploma III Teknik
Sipil, berpengalaman 3 (tiga) tahun dalam bidangnya.
3. Surveyor (4 x 2 OB)
Surveyor topografi yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini sebanyak 4 (empat) orang minimal tamatan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), berpengalaman 3 (tiga) tahun dalam
bidangnya.
4. Aministrasi (5 OB)

Seorang Diploma III Akutansi atau sejenisnya, berpengalaman 3


(tiga) tahun dalam bidangnya.
5. Operator Komputer (5 OB)
Seorang Diploma III Komputer yang berpengalaman 3 (tiga) tahun
dalam bidangnya.
X.

LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah
sebagai berikut :
1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan ini berisi mengenai kemajuan hasil pekerjaan
yang telah selesai ataupun sebagian selesai menurut jadual yang
telah ditetapkan (bulanan), sehingga dapat terlihat hasil
pekerjaan sementara maupun pencapaian target pekerjaan
secara keseluruhan. Dalam laporan ini juga perlu dikemukakan
mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi (apabila ada) dan
penyelesaiannya serta rencana kerja pada bulan berikutnya.
Laporan bulanan dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap tiap bulan.
2. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Laporan ini memuat antara lain : metodologi yang digunakan,
langkah kerja yang akan dilaksanakan dan gambaran mutu
produk yang akan dihasilkan. Selain itu juga harus memuat
Diagram Alir tahap kegiatan, Daftar Standar Prosedur (SP) dan
Standar Studi (ST), serta Laporan Audit Mutu (Laporan Audit Mutu,
Form Usulan Pebaikan). Rencana Mutu Kontrak diserahkan 2 (dua)
Minggu Setelah SPMK sebanyak 3 (tiga) rangkap.
3. Laporan Pendahuluan
Draft Laporan pendahuluan diserahkan 1 (satu) minggu sebelum
Diskusi Laporan Pendahuluan yang memuat antara lain :
persiapan pendahuluan, studi kepustakaan, mobilisasi tenaga dan
peralatan, program kerja selanjutnya beserta alternative program
kerja studi ini, metodologi kerja serta hambatan yang dihadapi,
serta terutama lokasi dan rencana pengukuran yang akan
dilaksanakan yang diplot ke dalam peta. Draf laporan
pendahuluan telah mengulas hasil survey pendahuluan yang telah
dilakukan, serta mengulas analisa data sekunder dalam kaitannya
dengan perencanaan struktur tanah. Draft laporan pendahuluan
juga menjelaskan upuya-upaya yang akan dilakukan dalam
rangka pencapaian output dari lingkup pekerjaan studi ini.
Laporan Pendahuluan yang telah direvisi dari hasil diskusi dibuat
sebanyak 5 (lima) rangkap .
4. Laporan Hidrologi

Laporan ini berisikan hasil Analisa hidrologi yang diperlukan untuk


perhitungan curah hujan rencana, dan debit banjir rencana
dengan berbagai periode ulang (retum period), yaitu Q2, Q5, Q10,
Q25, dan Q50 yang penting untuk digunakan dalam analisa
hidrolika guna merencanakan peningkatan kapasitas tampung,
perlindungaan tebing dan dasar sungai. Laporan Hidrologi
diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap
5. Laporan Geologi/Mekanika Tanah
Laporan ini berisikan tentang proses dan hasil kegiatan survei
penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan. Laporan ini memuat
metode pelaksanaan yang telah dilakukan, instrumen-instrumen
yang digunakan berikut foto-foto pelaksanaan survey. Laporan
Geologi/Mekanika Tanah diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
6. Laporan Pengukuran
Laporan ini berisikan tentang proses dan hasil kegiatan survei
topografi yang telah dilaksanakan. Laporan ini memuat metode
pelaksanaan yang telah dilakukan, instrumen-instrumen yang
digunakan berikut foto-foto pelaksanaan survei topografi, fotofoto dan deskripsi BM dan CP yang telah terpasang. Laporan
Pengukuran diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
7. Laporan Antara
Laporan antara ini berupa laporan yang berisi hasil pengumpulan
data sekunder maupun maupun data primer. Laporan ini juga
berisi kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 75
(tujuh puluh lima) setelah diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak
5 (lima) rangkap.
8. Laporan Spesifikasi Teknis
Laporan ini berisikan tentang spesifikasi teknis dalam
pelaksanaan pembangunan, Laporan Spesifikasi Teknis harus
diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak.
Laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
9. Laporan Metode Pelaksanaan
Laporan ini berisikan tentang metode pelaksanaan lapangan pada
saat pelaksanaan pembangunan, Laporan Metode Pelaksanaan
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan
kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
10.
Laporan Nota Desain
Laporan ini berisikan hasil perhitungan dalam perencanaan
struktur tanah dan saluran, Laporan Nota Desain harus
diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak.
Laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
11.

Laporan RAB & BoQ

Laporan ini berisikan hasil perhitungan bill of quantity dan


Rencana Anggaran Biaya, Laporan RAB & BoQ harus diserahkan
selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak. Laporan
yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap
12.
Laporan Akhir
Laporan akhir berisi hasil keseluruhan kegiatan. Laporan akhir
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan
kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap
yang merupakan hasil didiskusikan/expose kepada pemberi jasa.
13.
Gambar Uk. A3
Laporan ini berisikan gambar kerja hasil perencanaan, Gambar
Kerja ini harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir
pelaksanaan kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima)
rangkap.
14.
Softcopy (External Disk)
Seluruh Laporan harus di copy ke dalam External Disk yang
diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak
sebanyak 1 buah.
15.
Laporan Foto Dokumentasi
Foto dokumentasi dalam melaksanakan pekerjaan survey
kelapangan baik pada saat orientasi lapangan maupun survey
pengumpulan
data
lapangan
(survey
pengukuran
dan
penyelidikan tanah), disusun dalam bentuk sebuah laporan yakni
Laporan Foto Dokumentasi. Laporan Foto Dokumentasi ini harus
diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak.
Laporan yang diserahkan sebanyak 1 (satu) rangkap.

Anda mungkin juga menyukai