Anda di halaman 1dari 114

Main menu

Skip to content

Inspirasi

Materi

Cerita

Dokter

Obat

Catatan KOAS

Coretan Dokter
Pengetahuan tidak akan sirna jika saling
berbagi

Fraktur
Humerus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN FRAKTUR HUMERUS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian

a Fraktur
Adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000).
Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam
buku Nursing Care Plans and
Dokumentation menyebutkan bahwa
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang
yang disebabkan tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang. Pernyataan ini sama yang
diterangkan dalam buku Luckman and
Sorensens Medical Surgical Nursing.

b Patah Tulang Tertutup

Didalam buku Kapita Selekta Kedokteran


tahun 2000, diungkapkan bahwa patah
tulang tertutup adalah patah tulang dimana
tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar. Pendapat lain
menyatidakan bahwa patah tulang tertutup
adalah suatu fraktur yang bersih (karena
kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa
komplikasi (Handerson, M. A, 1992).

c Patah Tulang Humerus


Adalah diskontinuitas atau hilangnya
struktur dari tulang humerus yang terbagi
atas :
1) Fraktur Suprakondilar Humerus

2) Fraktur Interkondiler Humerus


3) Fraktur Batang Humerus
4) Fraktur Kolum Humerus

Berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur :


1) Tipe Ekstensi
Trauma terjadi ketika siku dalam posisi
hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi
supinasi.
2) Tipe Fleksi
Trauma terjadi ketika siku dalam posisi
fleksi, sedang lengan dalam posisi pronasi.

d Platting
Adalah salah satu bentuk dari fiksasi
internal menggunakan plat yang terletak
sepanjang tulang dan berfungsi sebagai
jembatan yang difiksasi dengan sekrup.
Keuntungan :
1) Tercapainya kestabilan dan perbaikan
tulang seanatomis mungkin yang sangat
penting bila ada cedera vaskuler, saraf, dan
lain-lain.
2) Aliran darah ke tulang yang patah baik
sehingga mempengaruhi proses
penyembuhan tulang.

3) Klien tidak akan tirah baring lama.


4) Kekakuan dan oedema dapat
dihilangkan karena bagian fraktur bisa
segera digerakkan.
Kerugian :
1) Fiksasi interna berarti suatu anestesi,
pembedahan, dan jaringan parut.
2) Kemungkinan untuk infeksi jauh lebih
besar.
3) Osteoporosis bisa menyebabkan
terjadinya fraktur sekunder atau berulang.

2. Anatomi Dan Fisiologi

a Struktur Tulang
Tulang sangat bermacam-macam baik
dalam bentuk ataupun ukuran, tapi mereka
masih punya struktur yang sama. Lapisan
yang paling luar disebut Periosteum dimana
terdapat pembuluh darah dan saraf.
Lapisan dibawah periosteum mengikat
tulang dengan benang kolagen disebut
benang sharpey, yang masuk ke tulang
disebut korteks. Karena itu korteks sifatnya
keras dan tebal sehingga disebut tulang
kompak. Korteks tersusun solid dan sangat
kuat yang disusun dalam unit struktural
yang disebut Sistem Haversian. Tiap sistem

terdiri atas kanal utama yang disebut Kanal


Haversian. Lapisan melingkar dari matriks
tulang disebut Lamellae, ruangan sempit
antara lamellae disebut Lakunae
(didalamnya terdapat osteosit) dan
Kanalikuli. Tiap sistem kelihatan seperti
lingkaran yang menyatu. Kanal Haversian
terdapat sepanjang tulang panjang dan di
dalamnya terdapat pembuluh darah dan
saraf yang masuk ke tulang melalui Kanal
Volkman. Pembuluh darah inilah yang
mengangkut nutrisi untuk tulang dan
membuang sisa metabolisme keluar tulang.
Lapisan tengah tulang merupakan akhir
dari sistem Haversian, yang didalamnya
terdapat Trabekulae (batang) dari

tulang.Trabekulae ini terlihat seperti spon


tapi kuat sehingga disebut Tulang Spon
yang didalam nya terdapat bone marrow
yang membentuk sel-sel darah merah.
Bone Marrow ini terdiri atas dua macam
yaitu bone marrow merah yang
memproduksi sel darah merah melalui
proses hematopoiesis dan bone marrow
kuning yang terdiri atas sel-sel lemak
dimana jika dalam proses fraktur bisa
menyebabkan Fat Embolism Syndrom
(FES). Tulang terdiri dari tiga sel yaitu
osteoblast, osteosit, dan osteoklast.
Osteoblast merupakan sel pembentuk
tulang yang berada di bawah tulang baru.
Osteosit adalah osteoblast yang ada pada

matriks. Sedangkan osteoklast adalah sel


penghancur tulang dengan menyerap
kembali sel tulang yang rusak maupun
yang tua. Sel tulang ini diikat oleh elemenelemen ekstra seluler yang disebut matriks.
Matriks ini dibentuk oleh benang kolagen,
protein, karbohidrat, mineral,dan substansi
dasar (gelatin) yang berfungsi sebagai
media dalam difusi nutrisi, oksigen, dan
sampah metabolisme antara tulang
daengan pembuluh darah. Selain itu,
didalamnya terkandung garam kalsium
organik (kalsium dan fosfat) yang
menyebabkan tulang keras.sedangkan
aliran darah dalam tulang antara 200 400
ml/ menit melalui proses vaskularisasi

tulang (Black,J.M,et al,1993 dan


Ignatavicius, Donna. D,1995).

b Tulang Panjang
Adalah tulang yang panjang berbentuk
silinder dimana ujungnya bundar dan sering
menahan beban berat (Ignatavicius, Donna.
D, 1995). Tulang panjang terdiriatas
epifisis, tulang rawan, diafisis, periosteum,
dan medula tulang. Epifisis (ujung tulang)
merupakan tempat menempelnya tendon
dan mempengaruhi kestabilan sendi.
Tulang rawan menutupi seluruh sisi dari
ujung tulang dan mempermudah
pergerakan, karena tulang rawan sisinya
halus dan licin. Diafisis adalah bagian

utama dari tulang panjang yang


memberikan struktural tulang. Metafisis
merupakan bagian yang melebar dari
tulang panjang antara epifisis dan diafisis.
Metafisis ini merupakan daerah
pertumbuhan tulang selama masa
pertumbuhan. Periosteum merupakan
penutup tulang sedang rongga medulla
(marrow) adalah pusat dari diafisis (Black,
J.M, et al, 1993)

c Tulang Humerus
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian
yaitu kaput (ujung atas), korpus, dan ujung
bawah.

1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri
atas sebuah kepala, yang membuat sendi
dengan rongga glenoid dari skapla dan
merupakan bagian dari banguan sendi
bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang
lebih ramping disebut leher anatomik.
Disebelah luar ujung atas dibawah leher
anatomik terdapat sebuah benjolan, yaitu
Tuberositas Mayor dan disebelah depan
terdapat sebuahmbenjolan lebih kecil yaitu
Tuberositas Minor. Diantara tuberositas
terdapat celah bisipital (sulkus
intertuberkularis) yang membuat tendon
dari otot bisep. Dibawah tuberositas

terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi


fraktur.
2) Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi
semakin kebawah semakin pipih. Disebelah
lateral batang, tepat diatas pertengahan
disebut tuberositas deltoideus (karena
menerima insersi otot deltoid). Sebuah
celah benjolan oblik melintasi sebelah
belakang, batang, dari sebelah medial ke
sebelah lateral dan memberi jalan kepada
saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis
sehingga disebut celah spiralis atau
radialis.
3) Ujung Bawah

Berbentuk lebar dan agak pipih dimana


permukaan bawah sendi dibentuk bersama
tulang lengan bawah. Trokhlea yang
terlatidak di sisi sebelah dalam berbentuk
gelendong-benang tempat persendian
dengan ulna dan disebelah luar terdapat
kapitulum yang bersendi dengan radius.
Pada kedua sisi persendian ujung bawah
humerus terdapat epikondil yaitu epikondil
lateral dan medial. (Pearce, Evelyn C,
1997)

d Fungsi Tulang
1) Memberi kekuatan pada kerangka tubuh.
2) Tempat mlekatnya otot.

3) Melindungi organ penting.


4) Tempat pembuatan sel darah.
5) Tempat penyimpanan garam mineral.
(Ignatavicius, Donna D, 1993)

3. Etiologi
1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah
tulang pada titik terjadinya kekerasan.
Fraktur demikian demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.

2) Kekerasan tidak langsung


Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah
biasanya adalah bagian yang paling lemah
dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan. (Oswari E, 1993)
4. Patofisiologi

Tulang bersifat rapuh namun cukup


mempunyai kekeuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham,
1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito,
Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur,
periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak
yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan
tersebut dan terbentuklah hematoma di
rongga medula tulang. Jaringan tulang
segera berdekatan ke bagian tulang yang

patah. Jaringan yang mengalami nekrosis


ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi
yang ditandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi
sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses
penyembuhan tulang nantinya (Black, J.M,
et al, 1993)

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur


1) Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi
pada tulang yang tergantung terhadap
besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat
menyebabkan fraktur.

2) Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang
yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi
dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.
( Ignatavicius, Donna D, 1995 )

b. Biologi penyembuhan tulang


Tulang bisa beregenerasi sama seperti
jaringan tubuh yang lain. Fraktur
merangsang tubuh untuk menyembuhkan
tulang yang patah dengan jalan membentuk
tulang baru diantara ujung patahan tulang.
Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel

tulang. Ada lima stadium penyembuhan


tulang, yaitu:
1) Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk
hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel
darah membentuk fibrin guna melindungi
tulang yang rusak dan sebagai tempat
tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast.
Stadium ini berlangsung 24 48 jam dan
perdarahan berhenti sama sekali.
2) Stadium Dua-Proliferasi Seluler
Pada stadium initerjadi proliferasi dan
differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang
berasal dari periosteum,`endosteum,dan

bone marrow yang telah mengalami


trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi
ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih
dalam dan disanalah osteoblast
beregenerasi dan terjadi proses
osteogenesis. Dalam beberapa hari
terbentuklah tulang baru yang
menggabungkan kedua fragmen tulang
yang patah. Fase ini berlangsung selama 8
jam setelah fraktur sampai selesai,
tergantung frakturnya.
3) Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
Selsel yang berkembang memiliki potensi
yang kondrogenik dan osteogenik, bila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan

mulai membentuk tulang dan juga kartilago.


Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan
osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi
dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang
mati. Massa sel yang tebal dengan tulang
yang imatur dan kartilago, membentuk
kallus atau bebat pada permukaan
endosteal dan periosteal. Sementara tulang
yang imatur (anyaman tulang ) menjadi
lebih padat sehingga gerakan pada tempat
fraktur berkurang pada 4 minggu setelah
fraktur menyatu.
4) Stadium Empat-Konsolidasi
Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast
berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi

lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku


dan memungkinkan osteoclast menerobos
melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan
tepat dibelakangnya osteoclast mengisi
celah-celah yang tersisa diantara fragmen
dengan tulang yang baru. Ini adalah proses
yang lambat dan mungkin perlu beberapa
bulan sebelum tulang kuat untuk membawa
beban yang normal.
5) Stadium Lima-Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset
tulang yang padat. Selama beberapa bulan
atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk
ulang oleh proses resorbsi dan
pembentukan tulang yang terus-menerus.

Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada


tempat yang tekanannya lebih tinggi,
dinding yang tidak dikehendaki dibuang,
rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya
dibentuk struktur yang mirip dengan
normalnya. (Black, J.M, et al, 1993 dan
Apley, A.Graham,1993)

c. Komplikasi fraktur
1) Komplikasi Awal
a) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa
ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, cyanosis bagian distal,

hematoma yang lebar, dan dingin pada


ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada
yang sakit, tindakan reduksi, dan
pembedahan.
b) Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan
komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan
pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini
disebabkan oleh oedema atau perdarahan
yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah. Selain itu karena tekanan dari luar
seperti gips dan embebatan yang terlalu
kuat.

c) Fat Embolism Syndrom


Fat Embolism Syndrom (FES) adalah
komplikasi serius yang sering terjadi pada
kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone
marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah
rendah yang ditandai dengan gangguan
pernafasan, tachykardi, hypertensi,
tachypnea, demam.
d) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada
trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit
(superficial) dan masuk ke dalam. Ini

biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,


tapi bisa juga karena penggunaan bahan
lain dalam pembedahan seperti pin dan
plat.
e) Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena
aliran darah ke tulang rusak atau terganggu
yang bisa menyebabkan nekrosis tulang
dan diawali dengan adanya Volkmans
Ischemia.
f) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak
darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan

menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi


pada fraktur.

2) Komplikasi Dalam Waktu Lama


a) Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan
fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan tulang untuk
menyambung. Ini disebabkan karena
penurunan supai darah ke tulang.
b) Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur
berkkonsolidasi dan memproduksi

sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil


setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai
dengan adanya pergerakan yang berlebih
pada sisi fraktur yang membentuk
sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga
disebabkan karena aliran darah yang
kurang.
c) Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang
ditandai dengan meningkatnya tingkat
kekuatan dan perubahan bentuk
(deformitas). Malunion dilakukan dengan
pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
(Black, J.M, et al, 1993)

5. Klasifikasi Fraktur
Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi
tetapi untuk alasan yang praktis ,dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Berdasarkan sifat fraktur.
1). Faktur Tertutup (Closed), bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut juga fraktur
bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi.
2). Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila
terdapat hubungan antara hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar karena


adanya perlukaan kulit.

b. Berdasarkan komplit atau


ketidakklomplitan fraktur.
1). Fraktur Komplit, bila garis patah melalui
seluruh penampang tulang atau melalui
kedua korteks tulang seperti terlihat pada
foto.
2). Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak
melalui seluruh penampang tulang
seperti:
a) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)

b) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi


lipatan dari satu korteks dengan kompresi
tulang spongiosa di bawahnya.
c) Green Stick Fraktur, mengenai satu
korteks dengan angulasi korteks lainnya
yang terjadi pada tulang panjang.

c. Berdasarkan bentuk garis patah dan


hubbungannya dengan mekanisme trauma.
1). Fraktur Transversal: fraktur yang
arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau
langsung.

2). Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis


patahnya membentuk sudut terhadap
sumbu tulang dan meruakan akibat trauma
angulasi juga.
3). Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis
patahnya berbentuk spiral yang disebabkan
trauma rotasi.
4). Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi
karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
5). Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan
karena trauma tarikan atau traksi otot pada
insersinya pada tulang.
d. Berdasarkan jumlah garis patah.

1) Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis


patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
2) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis
patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
3) Fraktur Multiple: fraktur dimana garis
patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang
yang sama.
e. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
1). Fraktur Undisplaced (tidak bergeser):
garis patah lengkap tetapi kedua fragmen
tidak bergeser dan periosteum masih utuh.

2). Fraktur Displaced (bergeser): terjadi


pergeseran fragmen tulang yang juga
disebut lokasi fragmen, terbagi atas:
a) Dislokai ad longitudinam cum
contractionum (pergeseran searah sumbu
dan overlapping).
b) Dislokasi ad axim (pergeseran yang
membentuk sudut).
c) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana
kedua fragmen saling menjauh).
f. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan
yang berulang-ulang.

g. Fraktur Patologis: fraktur yang


diakibatkan karena proses patologis tulang.
Pada fraktur tertutup ada klasifikasi
tersendiri yang berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit
atau tanpa cidera jaringan lunak sekitarnya.
b. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal
atau memar kulit dan jaringan subkutan.
c. Tingkat 2: fraktur yang lebih berat
dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.

d. Tingkat 3: cedera berat dengan


kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartement.
(Apley, A. Graham, 1993, Handerson, M.A,
1992, Black, J.M, 1995, Ignatavicius,
Donna D, 1995, Oswari, E,1993, Mansjoer,
Arif, et al, 2000, Price, Sylvia A,1995, dan
Reksoprodjo, Soelarto, 1995)
6. Dampak Masalah
Ditinjau dari anatomi dan patofisiologi
diatas, masalah klien yang mungkin timbul
terjadi merupakan respon terhadap klien
terhadap enyakitnya. Akibat fraktur
terutama pada fraktur hunerus akan

menimbulkan dampak baik terhadap klien


sendiri maupun keadaan keluarganya.
a Terhadap Klien
1) Bio
Pada klien fraktur ini terjadi perubahan
pada bagian tubuhnya yang terkena
trauma, peningkatan metabolisme karena
digunakan untuk penyembuhan tulang,
terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi
kebutuhan biasanya terutama kalsium dan
zat besi
2) Psiko

Klien akan merasakan cemas yang


diakibatkan oleh rasa nyeri dari fraktur,
perubahan gaya hidup, kehilangan peran
baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat, dampak dari hospitalisasi
rawat inap dan harus beradaptasi dengan
lingkungan yang baru serta takutnya terjadi
kecacatan pada dirinya.
3) Sosio
Klien akan kehilangan perannya dalam
keluarga dan dalam masyarakat karena
harus menjalani perawatan yang waktunya
tidak akan sebentar dan juga perasaan
akan ketidakmampuan dalam melakukan
kegiatan seperti

kebutuhannya sendiri seperti biasanya.


4) Spiritual
Klien akan mengalami gangguan
kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya baik dalam jumlah ataupun
dalam beribadah yang diakibatkan karena
rasa nyeri dan ketidakmampuannya.
b Terhadap Keluarga
Masalah yang timbul pada keluarga dengan
salah satu anggota keluarganya terkena
fraktur adalah timbulnya kecemasan akan
keadaan klien, apakah nanti akan timbul
kecacatan atau akan sembuh total. Koping
yang tidak efektif bisa ditempuh keluarga,

untuk itu peran perawat disini sangat vital


dalam memberikan penjelasan terhadap
keluarga. Selain tiu, keluarga harus bisa
menanggung semua biaya perawatan dan
operasi klien. Hal ini tentunya menambah
beban bagi keluarga.
Masalah-masalah diatas timbul saat klien
masuk rumah sakit, sedang masalah juga
bisa timbul saat klien pulang dan tentunya
keluarga harus bisa merawat, memenuhi
kebutuhan klien. Hal ini tentunya
menambah beban bagi keluarga dan bisa
menimbulkan konflik dalam keluarga.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

Di dalam memberikan asuhan keperawatan


digunakan system atau metode proses
keperawatan yang dalam pelaksanaannya
dibagi menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan
landasan dalam proses keperawatan,untuk
itu diperlukan kecermatan dan ketelitian
tentang masalah-masalah klien
sehingga dapat memberikan arah terhadap
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
keperawatan sangat bergantuang pada
tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register,
tanggal MRS, diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus
fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut
bisa akut atau kronik tergantung dan
lamanya serangan. Untuk memperoleh
pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
klien digunakan:

(1) Provoking Incident: apakah ada


peristiwa yang menjadi yang menjadi factor
presipitasi nyeri.
(2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri
yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
(3) Region : radiation, relief: apakah rasa
sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit
terjadi.
(4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh
rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien

menerangkan seberapa jauh rasa sakit


mempengaruhi kemampuan fungsinya.
(5) Time: berapa lama nyeri berlangsung,
kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari. (Ignatavicius,
Donna D, 1995)
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari fraktur, yang
nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh
mana yang terkena. Selain itu, dengan

mengetahui mekanisme terjadinya


kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan
yang lain (Ignatavicius, Donna D, 1995).
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan
kemungkinan penyebab fraktur dan
member petunjuk berapa lama tulang
tersebut akan menyambung. Penyakitpenyakit tertentu seperti kanker tulang dan
penyakit pagets yang menyebabkan fraktur
patologis yang sering sulit untuk
menyambung. Selain itu, penyakit diabetes
dengan luka di kaki sanagt beresiko
terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik

dan juga diabetes menghambat proses


penyembuhan tulang (Ignatavicius,
Donna D, 1995).
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit tulang merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya fraktur,
seperti diabetes, osteoporosis yang sering
terjadi pada beberapa keturunan, dan
kanker tulang yang cenderung
diturunkan secara genetik (Ignatavicius,
Donna D, 1995).
f) Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap


penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun
dalam masyarakat
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
g) Pola-Pola Fungsi Kesehatan
(1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup
Sehat
Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan
akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan
harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan

tulangnya. Selain itu, pengkajian juga


meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolism kalsium,
pengkonsumsian alkohol yang bisa
mengganggu keseimbangannya dan
apakah klien melakukan olahraga atau
tidak.(Ignatavicius, Donna D,1995).
(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien fraktur harus mengkonsumsi
nutrisi melebihi kebutuhan sehari- harinya
seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan
lainnya untuk membantu proses
penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap
pola nutrisi klien bisa membantu

menentukan penyebab masalah


muskuloskeletal dan mengantisipasi
komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat
terutama kalsium atau protein dan terpapar
sinar matahari yang kurang merupakan
faktor predisposisi masalah
musculoskeletal terutama pada lansia.
Selain itu juga obesitas juga menghambat
degenerasi dan mobilitas klien.
(3) Pola Eliminasi
Untuk kasus fraktur humerus tidak ada
gangguan pada pola eliminasi, tapi
walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi,
konsistensi, warna serta bau feces pada

pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola


eliminasi uri dikaji frekuensi,
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah.
Pada kedua pola ini juga dikaji ada
kesulitan atau tidak. (Keliat, Budi Anna,
1991)
(4) Pola Tidur dan Istirahat
Semua klien fraktur timbul rasa nyeri,
keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur
klien. Selain itu juga, pengkajian
dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana
lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan
tidur serta penggunaan obat tidur
(Doengos. Marilynn E, 1999).

(5) Pola Aktivitas


Karena timbulnya nyeri, keterbatasan
gerak, maka semua bentuk kegiatan klien
menjadi berkurang dan kebutuhan klien
perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal
lain yang perlu dikaji adalah bentuk
aktivitas klien terutama pekerjaan klien.
Karena ada beberapa bentuk pekerjaan
beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding
pekerjaan yang lain (Ignatavicius, Donna D,
1995).
(6) Pola Hubungan dan Peran
Klien akan kehilangan peran dalam
keluarga dan dalam masyarakat. Karena

klien harus menjalani rawat inap


(Ignatavicius, Donna D, 1995).
(7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu
timbul ketidakutan akan kecacatan akibat
frakturnya, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
secara optimal, dan pandangan terhadap
dirinya yang salah (gangguan body image)
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
(8) Pola Sensori dan Kognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang
terutama pada bagian distal fraktur, sedang
pada indera yang lain tidak timbul

gangguan.begitu juga pada kognitifnya


tidak mengalami gangguan. Selain itu juga,
timbul rasa nyeri akibat fraktur
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
(9) Pola Reproduksi Seksual
Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak
bisa melakukan hubungan seksual karena
harus menjalani rawat inap dan
keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang
dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji
status perkawinannya termasuk jumlah
anak, lama perkawinannya (Ignatavicius,
Donna D, 1995).
10) Pola Penanggulangan Stress

Pada klien fraktur timbul rasa cemas


tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan
timbul kecacatan pada diri dan fungsi
tubuhnya. Mekanisme koping yang
ditempuh klien bisa tidak efektif
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
11) Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Untuk klien fraktur tidak dapat
melaksanakan kebutuhan beribadah
dengan baik terutama frekuensi dan
konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena
nyeri dan keterbatasan gerak klien
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
2) Pemeriksaan Fisik

Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan


umum (status generalisata) untuk
mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini
perlu untuk dapat melaksanakan total care
karena ada kecenderungan dimana
spesialisasi hanya memperlihatkan daerah
yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a) Gambaran Umum
Perlu menyebutkan:
(1) Keadaan umum: baik atau buruknya
yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti:

(a) Kesadaran penderita: apatis, sopor,


koma, gelisah, komposmentis tergantung
pada keadaan klien.
(b) Kesakitan, keadaan penyakit: akut,
kronik, ringan, sedang, berat dan pada
kasus fraktur biasanya akut.
(c) Tanda-tanda vital tidak normal karena
ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
(2) Secara sistemik dari kepala sampai
kelamin
(a) Sistem Integumen

Terdapat erytema, suhu sekitar daerah


trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri
tekan.
(b) Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik,
simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada
nyeri kepala.
(c) Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak
ada penonjolan, reflek menelan ada.
(d) Muka

Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak


ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak
ada lesi, simetris, tak oedema.
(e) Mata
Tidak ada gangguan seperti konjungtiva
tidak anemis (karena tidak terjadi
perdarahan)
(f) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
(g) Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan
cuping hidung.

(h) Mulut dan Faring


Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak
pucat.
(i) Thoraks
Tak ada pergerakan otot intercostae,
gerakan dada simetris.
(j) Paru
(1) Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau
tidaknya tergantung pada riwayat penyakit
klien yang berhubungan dengan paru.

(2) Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus
raba sama.
(3) Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau
suara tambahan lainnya.
(4) Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing,
atau suara tambahan lainnya seperti stridor
dan ronchi.
(k) Jantung
(1) Inspeksi

Tidak tampak iktus jantung.


(2) Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(3) Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
(l) Abdomen
(1) Inspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.

(2) Palpasi

Tugor baik, tidak ada defands muskuler,


hepar tidak teraba.
(3) Perkusi
Suara thympani, ada pantulan gelombang
cairan.
(4) Auskultasi
Peristaltik usus normal 20 kali/menit.
(m) Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran
lymphe, tak ada kesulitan BAB.
b) Keadaan Lokal

Harus diperhitungkan keadaan proksimal


serta bagian distal terutama mengenai
status neurovaskuler. Pemeriksaan pada
sistem muskuloskeletal adalah:
(1) Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara
lain:
(a) Cictriks (jaringan parut baik yang alami
maupun buatan seperti bekas operasi).
(b) Cape au lait spot (birth mark).
(c) Fistulae.
(d) Warna kemerahan atau kebiruan (livide)
atau hyperpigmentasi.

(e) Benjolan, pembengkakan, atau


cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa
(abnormal).
(f) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas
(deformitas)
(g) Posisi jalan (gait, waktu masuk ke
kamar periksa)
(2) Feel (palpasi)
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu
posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi
netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini
merupakan pemeriksaan yang memberikan
informasi dua arah, baik pemeriksa maupun
klien.

Yang perlu dicatat adalah:


(a) Perubahan suhu disekitar trauma
(hangat) dan kelembaban kulit.
(b) Apabila ada pembengkakan, apakah
terdapat fluktuasi atau oedema terutama
disekitar persendian.
(c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat
letak kelainan (1/3 proksimal,tengah, atau
distal).
Otot: tonus pada waktu relaksasi atau
konttraksi, benjolan yang terdapat di
permukaan atau melekat pada tulang.
Selain itu juga diperiksa status

neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka


sifat benjolan perlu dideskripsikan
permukaannya, konsistensinya, pergerakan
terhadap dasar atau permukaannya, nyeri
atau tidak, dan ukurannya.
(3) Move (pergeraka terutama lingkup
gerak)
Setelah melakukan pemeriksaan feel,
kemudian diteruskan dengan menggerakan
ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat
keluhan nyeri pada pergerakan. Pencatatan
lingkup gerak ini perlu, agar dapat
mengevaluasi keadaan sebelum dan
sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan
ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan

mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam


ukuran metrik. Pemeriksaan ini
menentukan apakah ada gangguan gerak
(mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang
dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
(Reksoprodjo, Soelarto, 1995)
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang
penting adalah pencitraan menggunakan
sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan
gambaran 3 dimensi keadaan dan
kedudukan tulang yang sulit, maka
diperlukan 2 proyeksi yaitu AP

atau PA dan lateral. Dalam keadaan


tertentu diperlukan proyeksi tambahan
(khusus) ada indikasi untuk
memperlihatkan pathologi yang dicari
karena adanya superposisi. Perlu disadari
bahwa permintaan x-ray harus atas dasar
indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang
dan hasilnya dibaca sesuai dengan
permintaan. Hal yang harus dibaca pada xray:
(1) Bayangan jaringan lunak.
(2) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat
reaksi periosteum atau biomekanik atau
juga rotasi.
(3) Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.

(4) Sela sendi serta bentuknya arsitektur


sendi.
Selain foto polos x-ray (plane x-ray)
mungkin perlu tehnik khususnya seperti:
(1) Tomografi: menggambarkan tidak satu
struktur saja tapi struktur yang lain tertutup
yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini
ditemukan kerusakan struktur yang
kompleks dimana tidak pada satu struktur
saja tapi pada struktur lain juga
mengalaminya.
(2) Myelografi: menggambarkan cabangcabang saraf spinal dan pembuluh darah di

ruang tulang vertebrae yang mengalami


kerusakan akibat trauma.
(3) Arthrografi: menggambarkan jaringanjaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
(4) Computed Tomografi-Scanning:
menggambarkan potongan secara
transversal dari tulang dimana didapatkan
suatu struktur tulang yang rusak.
b) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Kalsium Serum dan Fosfor Serum
meningkat pada tahap penyembuhan
tulang.

(2) Alkalin Fosfat meningkat pada


kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk
tulang.
(3) Enzim otot seperti Kreatinin Kinase,
Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat
Amino Transferase (AST), Aldolase yang
meningkat pada tahap penyembuhan
tulang.
c) Pemeriksaan lain-lain
(1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan
test sensitivitas: didapatkan
mikroorganisme penyebab infeksi.

(2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya


pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan
diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi
infeksi.
(3) Elektromyografi: terdapat kerusakan
konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
(4) Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat
yang rusak atau sobek karena trauma yang
berlebihan.
(5) Indium Imaging: pada pemeriksaan ini
didapatkan adanya infeksi pada tulang.
(6) MRI: menggambarkan semua
kerusakan akibat fraktur. (Ignatavicius,
Donna D, 1995)

b. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian
dikelompokkan dan dianaisa untuk
menemukan masalah kesehatan klien.
Untuk mengelompokkannya dibagi menjadi
dua data yaitu, data sujektif dan data
objektif, dan kemudian ditentukan
masalah keperawatan yang timbul.
2. Diagnosa Keperawatan
Merupakan pernyataan yang menjelaskan
status kesehatan baik aktual maupun
potensial. Perawat memakai proses
keperawatan dalam mengidentifikasi dan

mengsintesa data klinis dan menentukan


intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham , Buku Ajar Ortopedi dan
Fraktur Sistem Apley, Widya Medika,
Jakarta, 1995.

Black, J.M, et al, Luckman and Sorensens


Medikal Nursing : A Nursing Process
Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder
Company, 1995.
Carpenito, Lynda Juall, Rencana Asuhan
dan Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta, 1999.
Dudley, Hugh AF, Ilmu Bedah Gawat
Darurat, Edisi II, FKUGM, 1986.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional,
Jakarta, 1991.

Henderson, M.A, Ilmu Bedah untuk


Perawat, Yayasan Essentia Medika,
Yogyakarta, 1992.
Hudak and Gallo, Keperawatan Kritis,
Volume I EGC, Jakarta, 1994.
Ignatavicius, Donna D, Medical Surgical
Nursing : A Nursing Process Approach,W.B.
Saunder Company, 1995.
Keliat, Budi Anna, Proses Perawatan, EGC,
Jakarta, 1994.
Long, Barbara C, Perawatan Medikal
Bedah, Edisi 3 EGC, Jakarta, 1996.

Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta


Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius
FKUI, Jakarta, 2000.
Oswari, E, Bedah dan Perawatannya, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1993.
Price, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi
Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta 1997.
Reksoprodjo, Soelarto, Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah FKUI/RSCM, Binarupa Aksara,
Jakarta, 1995.
Tucker, Susan Martin, Standar Perawatan
Pasien, EGC, Jakarta, 1998.
Share this:

Twitter

Facebook33

1 Comment

One thought on Fraktur


Humerus
1.

30 April 2014

Kurniawan
Asalamualaikum wrwb
Saya kurniawan usia 20thn. Bbrapa waktu
lalu tepatnya buln november 2013 saya
mngalami kcelakaan kerja. Tulang humerus
saya patah tepat di tengah. Kemudian saya

di rujuk ke pngobtan alternatif/bengkel


patah tulang. saya dirawat selama
2minggu. mungkin karena fktor makan yang
kurang di jaga atau mungkin juga karena
cara penanganan sang tabib ( dua minggu
sebelum renggang lagi, lengan saya di
injjak ) saya juga seorang perokok, setelah
4 setengah bulan lengan saya yg patah
kembali renggang/belum nyambung tanpa
rasa nyeri seperti sebelumnya. . Yang
sebelumnya telah menyambung.
Yang ingin saya tanyakan pak, Apakah
kondisi seperti ini tulang bisa menyambung
kembali secara alami???
saya sering stres dan susah tidur karena

kondisi ini.
Mohon info nya pak, dan terimakasih
sebelumnya.
Reply

Leave a Reply
Situs Saya
ELcika
Forum Diskusi
Secarik Kertas

Tulisan Terbaru
Sisi Positif dan Negatif Minum Air
Isi Rokok Elektronik Serta Bahayanya

Apakah Ensefalitis Berbahaya?


Deteksi Dini Tuli Kongenital
Tetralogy Bayi Biru Fallot
Daun Sirsak 10.000x Lebih Kuat
Manfaat Lalat Untuk
Manfaat Cacing Tanah
Manfaat Air Liur (Saliva) Manusia
Manfaat Air Seni (Kencing)
Tips Menghilangkan Penyakit Lupa
Menguak Konspirasi Jahat AS Terhadap
Dokter Muslim Al Zahrawi, Penemu Ilmu
Cacing Daging Babi Masuk ke Otak

Mengapa Kita Merasakan Gatal?


Mengapa Saat Pusing Seolah
Minuman Aneh Yang Berbahaya
Wajan Anti Lengket Tingkatkan
Kopi dan Teh, Mana Lebih Sehat?
Misteri dan Rahasia Adzan Shalat

Kunjungan

Pencarian
Search for:
Search

Daftar Isi
Sisi Positif dan Negatif Minum Air
Lemon Tiap Pagi
Isi Rokok Elektronik Serta Bahayanya

Apakah Ensefalitis Berbahaya?


Deteksi Dini Tuli Kongenital
Tetralogy Bayi Biru Fallot
Daun Sirsak 10.000x Lebih Kuat
Dibanding Kemoterapi
Manfaat Lalat Untuk
Kehidupan Manusia
Manfaat Cacing Tanah
Manfaat Air Liur (Saliva) Manusia
Manfaat Air Seni (Kencing)
Tips Menghilangkan Penyakit Lupa
Menguak Konspirasi Jahat AS Terhadap
Menteri Kesehatan Indonesia, Tentang
Virus Flu Burung (H5N1)
Dokter Muslim Al Zahrawi, Penemu Ilmu
Bedah Modern dan Gips

Cacing Daging Babi Masuk ke Otak


Mengapa Kita Merasakan Gatal?
Mengapa Saat Pusing Seolah
Melihat Bintang?
Minuman Aneh Yang Berbahaya
Wajan Anti Lengket Tingkatkan
Risiko Osteoarthritis
Kopi dan Teh, Mana Lebih Sehat?
Misteri dan Rahasia Adzan Shalat
Subuh yang Luar Biasa
dan Mengagumkan
Susu Coklat Lebih Baik Dibandingkan
Minuman Isotonik
Waspada.. Inilah 10 Kanker Yang
Paling Mematikan

Sudah tahukah anda Manfaat Hebat


dari Kelapa Muda ?
Ini yang Terjadi Pada Saat Mati Suri
Ilmu Fisika Telah Membuktikan
Keberadaan Jin
Penjabaran Sholat dalam perspektif
Pengobatan Ilmu Cina
Makan Upil Ternyata Bagus
Untuk Kesehatan
Mie Goreng yang Dibuat Dari
Sumpit Bekas
Ternyata Manusia Mengalami Buta
Selama 40 Menit Setiap Hari
Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat
Mainan Beracun Yang Dijual Di Mall

Waspadai Interaksi Yang Berbahaya


Antara Obat & Makanan
Bahaya Makan Menggunakan
Sumpit Bambu
Waspada! Jika Anda Suka Roti Tawar
Informasi Seputar Bedah Jantung
Kelasi Jantung, Harapan Baru
Penderita Jantung?
Tahukah Anda, Apa Itu Terapi Kelasi?
Keringat Berlebih, Tanda
Penyakit Jantung?
Jantung Koroner Bisa Dicegah dengan
Banyak Mengonsumsi Ikan
Apa yang Harus Dilakukan Setelah
Didiagnosis Kanker?

Tahukah Anda Zat-Zat Kimia Apa Saja


yang Bisa Menyebabkan Kanker?
Apakah Clomid Dapat Menimbulkan
Resiko Kanker Payudara?
Bentuk Pasir Setelah Diperbesar
110 Kali
15 Diet Terunik Sepanjang Sejarah
10 Fakta Unik Tentang Fisika
Tips Merawat Gigi Yang Pasang Behel
Menggunakan Anestesi Lokal Dalam
Dunia Kedokteran Gigi
Tindakan yang Dilakukan untuk
Mengurangi Bau Mulut
Gejala Dan Penyebab Osteomielitis
Tips Mudah Atasi Bibir Pecah-Pecah

Bakteri Genus Yersina Pada Daging


Babi Mentah
Gigi Manusia Lebih Keras Dari Gigi Hiu
Invisalign Teknologi Baru Untuk
Merapikan Gigi
Kenali Lebih Baik Jenis Obat
Efek Obat Aspirin Pada Anak
Terlalu Lama Duduk Akibatkan
Gangguan Ginjal?
Danau Paling Tercemar di Bumi, Bisa
Bunuh Manusia Dalam 1 Jam
Trinidad Moruga Scorpion: Cabai
Terpedas di Dunia
Bahan Beracun di Ponsel
Semakin Berkurang

ASEAN sudah siapkan AntiVirus untuk


Flu Babi
Apa dan Bagaimana Cara
Mengatasi Biduran
Cewek Perokok Gampang Stroke
Penyebab Masih Muda Sudah Pikun
Peningkatan Protein & Berkurangnya
Resiko Sindrom Metabolisme
Ketawa Dapat Menyembuhkan Diabetes
Chikungunya Yang Menyiksa
Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita
Tips Menjaga Kesehatan Otak
Ternyata Shampo Dan Lotion Dapat
Merusak Otak
5 Gejala Awal Tanda
Jantung Bermasalah

Penyakit Jamur Pada Mulut Yang Patut


Di Waspadai
5 Manfaat Lidah Buaya
Perawatan Kulit Terbaru
Menggunakan Bekicot
Ada Buah Yang Menyerupai
Organ Manusia
Jangan Mengunyah Es Batu !!
Menelan Permen Karet?
Hipotensi Atau Darah Rendah
12 Makanan Penurun Tekanan
Darah Tinggi
Cerebrovascular Accident Atau Stroke
Makanan Bayi Siap Saji Bisa
Turunkan IQ
Es Teh Perbesar Resiko Batu Ginjal

Darah Haid Bisa Disimpan di Bank


Darah untuk Stem Cell
Orang Pertama Yang Sembuh Dari HIV
Penyakit Tepung Gila
Perut Sakit Setelah Makan?
Kebiasaan Yang Membuat Gigi Rusak
Mengobati Mata Merah
Cara Mengobati Insomnia
Hematuria
Penyakit Ginjal
Albuminuria
Glukosuria
Cacingan
Mana yang Baik,Telur Mentah,Setengah
Matang Atau Rebus?
Cara Membedakan Roti Berpengawet

Efek Merokok Setelah Olahraga Bisa


Lebih Berbahaya
Memperkuat Panca Indera
Keajaiban Batang Tenggorok
Daftar 6 Virus Paling Mematikan
Di Dunia
Virus Mematikan Ebola Serang Uganda
Lawan Stres dengan Meditasi
Wanita Kalahkan Pria dalam Tes IQ
Depresi Bisa Mempercepat Kematian
Inilah Penyebab Lutut Anda Nyeri
Inilah Makhluk Halus Dalam Babi
Mengapa semut berhenti sejenak jika
bertemu dengan semut lainnya?
Mengapa Susu Warnanya Putih Pekat?

8 Jenis Narkoba yang Berguna


Untuk Pengobatan
7 Tips Lebih Teliti Baca Label Suplemen
7 Antioksidan Super untuk Sehat
7 Manfaat Baik Dari Makanan Pedas
4 Makanan Untuk Mengatasi Cegukan
4 Foto Luar Biasa Dari Dalam
Tubuh Manusia
6 Efek Mengerikan dari Gula
Fakta! Bahwa Tubuh Manusia
Dapat Bercahaya
Tahukah Kamu Fungsi Usus Buntu ?
10 Kisah Transplantasi Organ Paling
Luar Biasa
Fenomena Kurang Tidur
Akibat Teknologi

Tidur Tanpa Pakaian Dalam Lebih Sehat


Makanan & Minuman Yang Dihindari
Saat Mau Tidur
7 Keuntungan Tidur Lebih Cepat
Mau Tidur Nyenyak? Coba Makanan Ini.
Disentri (Fluks)
Bolehkah Rambut Hidung Dicabut
Ternyata Menggunakan Air Conditioner
(AC) Itu Berbahaya
Fakta Bila Keseringan Ngupil Bahaya
7 Faktor Penyebab Pikun
Fenomena Keluar Dari Tubuh Sendiri
Efek Akibat Konsumsi Pil Ekstasi
Tahukah Anda, Selama Tidur, Otak Anda
Lepas?

Buah Yang Sebaiknya Dihindari


Saat Sakit
Kasus Kasus Malpraktek Terkonyol
Dalam Sejarah Medis
Sejarah Terciptanya Reaksi Nuklir
10 Penyakit Misterius
Subhanallah, Inilah Mukjizat
Cairan Ketuban
Obat Kuno Yang Terbuat Dari
Mayat Manusia
Molekul Ajaib di Dalam Bir Pembuat
Panjang Umur
Hah, Anak Obesitas Lebih Sulit
Pelajari Matematika
Benda Aneh Yang Pernah Tumbuh Di
Tubuh Manusia

7 Khasiat Sinar Matahari Pagi Bagi


Kesehatan Tubuh dan Tulang
6 Penyakit Yang Dapat Menular
Melalui Ciuman
6 Macam Buah Dan Sayur Bagus
Untuk Mata
Hadis & Alasan Ilmiah Mengapa
Anjing Najis
8 Hal Yang Tak Boleh Dilakukan
Setelah Makan
Tips Cara Mengatasi Insomnia
Dr Leonid, Orang Yang Mampu
Mengoperasi Dirinya Sendiri
Bahaya Gosok Gigi Dengan
Tangan Kanan
Waspadai Buah & Sayur Berbahaya

Bahaya Mandi Langsung


Menyiram Kepala
Malas Begerak, 5 Juta Orang Terbunuh
Per Tahun!
Penyakit Yang Bisa Diturunkan Oleh
Orangtua Kita
Sindikat Internasional Penjualan Organ
Tubuh Manusia
Bentuk Mikroskopis Dari Iris Mata
Proses Terjadinya Bayi Tabung
Efek Negatif Bangun Siang
Dokter Angkat Cacing 13 cm dari Mata
Pria India
11 Fakta Tentang Nyamuk & Cara Alami
Mengusir Nyamuk!

Transplantasi (Cangkok)
Gigi, Mungkinkah?
Alasan Ilmiah Daging Babi Diharamkan
Temuan BPOM, 22 Produk
Kopi Berbahaya
Mengenal Penyebab Sendawa
5 Minuman Penawar Racun Tubuh
Manfaat Petai Bagi Tubuh
Cryonic, Teknik Pembekuan Mayat yang
katanya Mampu Dibangkitkan Lagi
7 Keajaiban Janin
Bahaya Kertas Pembungkus
Pada Gorengan
Manfaat & Keuntungan Jatuh Cinta
Bagi Kesehatan
Akibat Kurang Minum

Kondisi Tangan Yang Menandakan


Gangguan Kesehatan
Kebiasaan Yang Merusak Otak
Anemia / Kurang Darah
Manfaat Tertawa Untuk Kesehatan
Manfaat Mandi Untuk Kesehatan
Posisi Tidur Yang Baik Untuk Kesehatan
Akibat Tidur Berlebihan
Akibat Sering Menahan Buang Air Kecil
(Infeksi Saluran Kemih)
Fakta Tentang Begadang
Bahaya Mendengarkan Musik /
Menonton TV Saat Tidur
Efek Musik Pada Tubuh Manusia
Angka Sehat Tubuh Anda

Mengatasi Tekanan Darah


Tinggi / Hipertensi
Tulang Sehat Bebas Osteoporosis
Buah Alpukat Yang Serbaguna &
Kaya Manfaat
Kenali Logam Dalam Tubuh Anda
Gunakan Obat Yang Tepat &
Sesuai Dosis
Kenali Beragam Penyakit Paru-Paru
Minum Jus Ada Aturannya
Periksa Fungsi Hati Anda
Zat Aditif Makanan
Karbohidrat
Perbedaan Sinar Alfa,Beta & Gama
Asam Amino dan Protein
Zat Kimia Yang Berbahaya

Tips Saat Mengunjungi Dokter Gigi


7 Cara Menghilangkan Jerawat
Mengenal Jenis-Jenis Vitamin
Manfaat Lur Biasa Dari Kacang
Manfaat Warna Dari Buah & Sayuran
Hacking Tubuh Anda..!!!
Bahaya Permen Karet Jika
Sudah Tawar
Bahaya Jengkol Bagi Tubuh
Varises, Penyebab dan
Cara Mengatasinya
Fakta Tentang Kulit
Puasa Yang Sehat Menurut Rasulullah
SAW Bagi Penderita Maag
Referat Kedokteran: Ruptur Esofagus
6 Jenis Cacing Di Dalam Perut

Inilah Cara Sehat Menurut Rasul


Fakta Unik Tentang Tulang
Fakta Menarik Tentang Air
Mendeteksi Dini Kanker Payudara
34 Fakta Kulit Manggis
Manfaat Cincau Bagi Kesehatan
Kenapa Tulisan Dokter Tak
Bisa Dibaca?
Wah, Ada Alat Suntik Tanpa Jarum
Perbedaan Nafsu dan Cinta di Otak
Fakta Tentang Cokelat, Wah
Ternyata Menyehatkan
Parasetamol, Tak Seaman yang Dikira
8 Makanan Pereda Sakit Kepala
Bagaimana Mencegah Asam Urat?

5 Cara Cegah Efek


Samping Radioterapi
Merokok Sambil Ngopi, Kombinasi
Dahsyat Perusak Jantung
Kecanduan Kopi Disebabkan Karena
Defisiensi Dopamin
Kenali Rahasia Tubuh Anda
10 Fakta Tentang Otak
10 Fakta Tentang Mata
10 Fakta Unik Tentang Pilek
Penyakit Kardiovaskular
Bahaya Arteriosklerosis
Sindrom Nefrotik
10 Cara Olahraga Otak
25 Keuntungan Tidak Menghisap Rokok
5 Makanan Terpedas Di Dunia

10 Sayuran & Buah Terbesar Di Dunia


15 Foto Mustahil Dari Sinar-X
10 Khasiat Buah Pisang
Tips Agar Cepat Gemuk
Mengapa Air Laut Asin ??
Demam (Common Cold)
Sakit Gigi
Penyakit Diabetes
Bahayanya Penyakit Lupus
Penyakit Kista & Gejalanya
Penyakit Telinga & Obatnya
Mencegah & Mengobati Maag
Lambung Pada Sistem Pencernaan
Penyakit Tuberculosis (TBC)
3 Jenis Penyakit Jantung
& Penjelasannya

Penyakit Ginjal & Perawatannya


Mengenal Kanker Serviks
Kanker Paru Paru & Gejalanya
Penyakit Tipus & Ciri Cirinya
Mengenal Liver dan Pengobatannya
Cara Sederhana Mengobati Stroke
13 Jenis Penyakit Mata
5 Gejala Usus Buntu
Jenis Jenis Sakit Perut
Apakah Sendal-Sepatu Hag Tinggi
Rusak Kesehatan
Penyakit Akibat AC & Kipas Angin
Dilarang Minum Sambil Berdiri
Kenali Bakso Boraks & Berformalin
Penyakit Jiwa Akibat Facebook
Penyakit Baru Akibat HandPhone

Pencegahan & Pengobatan Sakit Gigi..!!


Cara Mengobati Sariawan
Bahaya Ponsel Bagi Kesehatan
Bahaya Garam
Bahaya Mengkonsumsi Vetsin/Micin
Efek & Bahaya Makan Mie Instan
Mengapa Membunyikan Leher dan
Jari Berbahaya?
Mengapa Mengantuk Kalau Kenyang?
Mengapa Tidur Bisa Ngiler?
Bahayanya Langsung Tidur
Setelah Makan
Hati-hati, Tertawa Berlebihan
Menyebabkan Kematian
5 Fakta Unik tentang Epilepsi

Fakta Unik Yang Tidak Kita Ketahui


Tentang Tubuh
Ada 250 Fakta Yang Unik di Dunia Ini
Bahan Penting Bagi Kulit Sensitif
Pukulan di Pantat Dapat Sebabkan
Penyakit Mental
Rumput Laut Bantu Memerangi
Gigi Berlubang
4 Cara Cegah Kanker Prostat
Waspada Produk Berbahan Plastik
Tips Menjaga Metabolisme Tubuh
Tips Mengatasi Mabuk Kendaraan
Pentingnya Tidur Siang
Ternyata Bangun Pagi Lebih Sehat dan
Lebih Bahagia
Sampah Elektronik Picu Penurunan IQ

Inilah Bahaya Membersihkan


Lubang Pusar
20 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik
dan Jiwa
Inilah 13 Tips Untuk Awet Muda
Inilah 12 Cara Sederhana
Hindari Kanker
11 MAKANAN YANG DAPAT
MENGUATKAN TULANG DAN GIGI
6 Makanan Agar Wajah Cerah
6 Cara Untuk Perkembangan Otak
5 Mitos Tentang Makanan
Cuci Tangan VS Hand Sanitizer
Daftar Harga Jual Organ
Tubuh Manusia
Obat Alternatif Ketika Masuk Angin

Fakta Mengenai Softdrink


Jangan Campurkan Minuman Ini
dengan Obat
45 Fakta Unik Organ Tubuh Manusia
Hindari Minum Air Saat Makan
Efek Positif Minum Kopi
5 Fakta Mengenai Teh
Manfaat & Mitos Minum Susu

Top Posts & Pages


13 Jenis Penyakit Mata
Hadis & Alasan Ilmiah Mengapa Anjing
Najis
Penyakit Jamur Pada Mulut Yang Patut
Di Waspadai
Bahaya Mengkonsumsi Vetsin/Micin
Efek & Bahaya Makan Mie Instan

Kategori
Artikel Kesehatan(132)
Artikel Unik (94)
Tips Kesehatan (78)

Coretan Dokter
Kunjungan Blog
171,347 Kunjungan
Blog at WordPress.com. The Adventure Journal
Theme.

Follow

Follow Coretan Dokter


Get every new post delivered to your Inbox.
Sign me up

Build a website with WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai