Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, hidayah, taufik, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Prinsip-prinsip perkembangan manusia dalam
bentuk yang sangat sederhana dan singkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepad Ibu Happy Karlina selaku dosen yang membimbing kami serta temanteman yang senantiasa mencurahkan segenap tenaga dalam penyelesaian makalah
Manusia selalu berkembang. Kata-kata itulah yang menginspirasi kami dalam
pembuatan makalah ini. Isi makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia kepada para
pembaca khusunya dari kalangan mahasiswa yang mengambil studi tentang ilmu
kependidikan sehingga pembaca dapat memahami dan mengimplementasikan
prinsip perkembangan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
menghadapi interaksi dalam dunia pendidikan. Semoga makalah ini dapat
bemanfaat kepada para akademisi dan juga para penggiat dibidang pendidikan
agar dapat memahami cara berinteraksi dan ciri-ciri manusia sesuai dengan
usianya dan juga segala faktor yang memengaruhi perkembangan manusia itu
sendiri.
Jakarta, 26 Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sejatinya berkembang. Manusia mengalami berbagai perubahan
baik secara fisik maupun psikis selama masa hidupnya, yang terus berlangsung
dari mulai dia lahir sampai meninggal, dan tidak bisa kembali kebentuk semula.
Manusia mengalami perkembangan dengan berbagai pola yang bekesinambungan
dan
universal
sebagaimana
menurut
Sinolungan
(1997),
prinsip-prinsip
badan dan akan kembali mengalami penyusutan ketika mencapai usia lanjut. Ini
bukan berarti mengalami kemunduran namun tetap berkembang dan berubah,
meskipun massa otot dan tinggi badan berkurang karena pengeroposan tulang dan
sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi masalah terkait dengan prinsip-prinsip
perkembangan manusia sehingga dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip perkembangan?
2. Tahapan apa saja yang dialami individu saat berkembang?
3. Apa saja tipe-tipe perkembangan?
4. Apa saja pola-pola dalam perkembangan manusia?
5. Apa saja karakteristik perkembangan?
6. Apa saja periodic/berurutan dalam perkembangan manusia?
7. Apa saja tugas perkembangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditulis diatas, maka tujuan
kami menulis makalah ini adalah:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip perkembangan manusia.
2. Menjelaskan tahapan dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya.
3. Menjelaskan pola-pola dalam perkembangan manusia.
4. Menjelaskan setiap karakteristik dari perkembangan manusia
5. Menjelaskan periodikdalam perkembangan manusia
7. Menjelaskan tugas apa saja dari setiap perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
adalah
proses
perubahan
sepanjang
hidup
dalam
berhenti pada masa remaja, kita sekarang tahu bahwa orang yang sudah lanjut usia
pun tetap dapat tumbuh dan berkembang.
minimalkan penururnan dengan cara belajar mengelola atau mengkompensasi halhal tersebut. Sebagai contoh, seseorang atlet yang sudah tua dan tidak sanggup
lagi berlari kencang mungkin akan memilih untuk menjadi pelatih atau penulis
buku olahraga, seorang nenek yang mengalami penurunan daya ingat mungkin
akanmembuat catatan-catatan kecil untuk membantunya mengingat daftar
belanjaan.
3. Relative Influences of Biology and Culture Shift Over the Life Span
Proses perkembangan di pengaruhi oleh faktor biologis dan budaya.
Keseimbangan diantara kedua pengaruh tersebut berubah sepanjang waktu.
Pengaruh biologis, seperti otot dan tulang yang belum matang, mungkin
mengahambat seorang bayi untuk bisa mandiri. Namun, budaya yang ada,
membuat bayi tersebut tetap dapat melangsungkan kehidupannya.
4. Development Involves a Changing Allocation of Resources
Tidak ada seorang pun manusia super yang dapat melakukan semua hal.
Individu memilih untuk mengalokasikan sumber-sumber yang ada , seperti waktu,
energi, talenta, uang, dan dukungan sosial dalam cara yang beragam. Sebagai
contoh, seseorang mungkin menggunakan waktu dan uang yang di milikinya
untuk belajar komputer. Kedua, sumber tersebut di gunakan untuk memelihara
atau memperbaiki diri, misalnya seseorang yang belajar bermain piano supaya
bakat musiknya tidak hilang atau seseorang yang menggunakan waktunya untuk
mengikuti kursus bahasa Perancis setelah lama tidak aktif menggunakan bahasa
tersebut. Dengan mengikuti kursus tersebut, ketrampilan bahasa Perancisnya akan
terasah kembali. Ketiga, sumber-sumber tersebut di pakai untuk menghadapi
penurunan atau penghilangan dari sumber-sumber yang lain apabila pemeliharaan
dan perbaikan tidak lagi di mungkinkan. Sebagai contoh, ketika seseorang merasa
tidak lagi semampu masa-masa sebelumnya, baik secara fisik maupun finansial,
dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya mungkin terjadi sesuatu yang di
perlukan. Alokasi sumber-sumber ke dalam tiga fungsi tersebut berubah sepanjang
hidup, sejalan dengan menurunnya sumber-sumber tersebut di gunakan untuk
pertumbuhan. Orang-orang usia lanjut menyesuaikan diri dengan penurunan yang
terjadi. Pada usia tengah baya, alokasi antara ketiga fungsi tersebut terlihat lebih
seimbang.
5. Development is Modifiable
Sepanjang hidup, perkembangan menunjukkan fleksibelitas. Anak-anak
yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis, dapat di latih
dengan mengikuti program remedial. Banyak kemampuan, seperti daya ingat,
kekuatan dan daya tahan, secara signifikan dapat di tingkatkan melalui latihan
dan praktik, bahkan orang tua sekalipun.
6. Development is Influenced by the Historical and Cultural Context
Setiap orang berkembang dalam banyak konteks, seperti konteks keluarga,
sekolah, dan budaya. Konteks-kontek tersebut akan berpengaruh terhadap
kehidupan seorang anak. Sebagai contoh, anak yang di asuh dalam keluarga yang
demokratis mungkin akan berkembang menjadi anak yang penuh inisiatif di
lingkungan teman-temannya. Sejarah masa lalu juga akan mempengaruhi
perkembangan seseorang. Anak yang memiliki pengalaman di aniaya pada masa
kecilnya mungkin akan berkembang menjadi pribadi yang tidak mudah percaya
kepada orang lain setelah ia tumbuh dewasa
(b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa
remaja : (c) imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak
dan mencapi puncaknya pada masa remaja.
dalam
perkembangan
bertujuan
untuk
perkembangan
itu
memecahkan
masalah
berdasarkan
pertibangan
sendiri
dan
10
1. Masa Prenatal
Periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan
manusia. Periode ini merupakan periode yang terpenting dari semua periode
perkembangan, karena memberi dasar untuk perkembangan selanjutnnya.
Perkembangan periode pranatal ditandai dengan konsepsi (bertemunya ovum
dengan sperma), dan diakhiri dengan kelahiran, dengan jangka waktu kurang lebih
sembilan bulan sepuluh hari.
2.
Masa Neonatal
Masa Bayi
Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Masa ini
akan terlihat bagaimana bayi yang sebelumnya sangat tergantung penuh pada sang
ibu, kini mereka harus berusaha bergerak untuk melepaskan kemandiriannya
secara perlahan lahan, tetapi tidak dipungkiri seorang ibu akan selalu
membantunya walaupun tidak secara penuh. Pada masa kanak-kanak awal, ratarata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 3,5 kg
setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat
pada waktu lahir.
5.
11
12
dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
jawab.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin
akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan,
dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan,
berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri
remaja.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru
dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang
lebih besar pada masa remaja. Perubahan juga terjadi dalam hubungan
dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu
dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan
orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
diketahuinya.
Keinginan untuk menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, misalnya
melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan pramuka, kelompok pecinta alam,
dll.
Aktivitas berkelompok tumbuh sedemikian besar.
Sering mengkhayal dan berfantasi
8. Masa Dewasa
13
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1990)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang
ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk
masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:
a. Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
membentuk rumah tangga. Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan.
Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka
menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola
hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
akhir hayat. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan
bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang
pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda
diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
c. Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak
siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.
14
dalam
ketakutan-ketakutan
atau
kekhawatiran-kekhawatiran.
Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapinya.
e. Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam
pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan
berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan
terus berkurang. Sebab akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang
muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami
keterpencilan sosial
(Erikson:34).
f. Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan:
Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya.
Hal ini akan menjadi suatu tanggungjawab yang terlalu berat untuk dipikul.
Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian.
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa
dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.
h. Masa perubahan nilai
15
i. Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung
pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan
dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
9. Masa Tua
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan
yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4
yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74
tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.Terdapat sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia menurut
Elida Prayitno yaitu:
Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel-sel
tubuh.
16
utama
yang
mendasarkan
periodisasi
ini
kepada
(trotz)
sebagai
dasar
pembagian
masa-masa
psikologi
17
masa-masa
perkembangan
sekarang
ini
seperti
yang
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
2.6
PERBEDAAN INDIVIDU
Dikenal dari
individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua
manusia
mempunyai
unsur-unsur
kesamaan
didalam
pola
18
orang-perseorangan,
berkaitan
dengan
perbedaan
perbedaan
perbedaan
individual.
individu
Maka
menurut
perbedaan
Landgren
dalam
(1980:
578)
minum.
Ibu
lain
yang
juga
memiliki
seorang
bayi,
Bidang-Bidang Perbedaan
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,
pendengaran, pengelihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan
keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan
sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah
Dalam kehidupannya, setiap manusia berhubungan dengan
manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia
berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya; manusia
bersosialisasi,
dan
terjadilah
perbedaan
status
sosial
dan
19
bebeda.
Lingkungan,
agama,
keluarga,
keturunan,
kemampuan
Sebagaimana
diketahui
kognitif
bahwa
merupakan
hasil
hasil
belajar
belajar.
merupakan
bernilai
positif,
diatur
dan
direncanakan
untuk
kalimat
yang
penuh
makna,
logis,
dan
sistematis.
20
sistematis.
reaksi
dalam
bentuk
gerakan-gerakan
atau
matang
dan
akan
mampu
menunjukkan
tingkat
kebiasaan-kebiasaan
kerja
sama,
kecakapan
atau
pendidikan
tentang
bakat
selanjutya
khusus
lebih
untuk
memerhatikan
dijadikan
dasar
pertimbangan.
f) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
21
Perbedaan
latar
belakang
keluarga
memiliki
pengaruh
perbedaan
sosioekonomi
dan
sosiokultural,
amat
miskin
pengalaman,
memengaruhi
perkembangan
ketidakbahagiaan
pada
diri
individu
yang
bersangkutan,
TUGAS
PERKEMBANGAN
PADA
SETIAP
FASE
PERKEMBANGAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA USIA BAYI DAN KANAKKANAK (0,0-6,0)
a, Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15
bulan, pada usia ini tulang kaki , otot dan sususnan syarafnya telah matang untuk
belajar berjalan.
22
b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem
alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang
untuk hal tersebut.
c. Belajar
berbicara. Yaitu
mengeluarkan
suara
yang
berarti
dan
menyampaikan kepada orang lain dengan perantara suara itu. Untuk itu, di
perlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
d. Belajar buang air kecil dan buan air besar. Tugas ini di lakukan pada
tempat dan waktu yang susai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun,
anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk
memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup
dengan pembiasaan saja.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan)
anak dapat melihat tingkah laku , bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara
jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat
mengenal perbedaan anatonis pria dan wanita, anak-anak menaruh perhatian besar
terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan terhadapt
jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan
anaknya, baik dalam memberikan mainan, pakaian , maupun aspek lainnya sesuai
jenis kelamin untuk anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmaniah anak sangat
labil apabila di bandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperatur badannya nudah berubah. Perbeaan variasi
makanan yang di berikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan
air dalam tubuh, Untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi anak di perlukan
waktu sampai usia 5 tahun.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan
alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan keadaan yang kompleks dan
membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orangorang di sekitanya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan
dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada
umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu
23
menggunakan
berbagai
cara,
yaitu
isyarat,
menirukan,
dan
menggunakan
hubungan
baik
dan
buruk,
yan
berarti
24
Belajar
bergaul
dengan
teman-teman
sebaya.
Yakni
belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya. Pergaulan anak di Indonesia atau teman sebayanya mungkin diwarnai
perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin
juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka
mengganggu atau nakal.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Dari segi
permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan
memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki,
seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan
jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima
pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit
anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah
memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat
sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggallah suatu
ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut
konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai tanggapan tentang ayah, ibu,
rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang dilakukan,
seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis. Bertambahnya pengalaman
akan menambah perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu
menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi
kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan
sebagainya.
25
26
27
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
28
cepalocaouda
dan
proximal-distal
cepalocaouda
yang
berarti
3.2 Saran
Setiap prinsip perkembangan baik itu meliputi tipe prubahan, pola
pertumbuhan,
karakteristik,
periodic,
perbedaan
individu,
dan
tugas
29
perkembangan ketika adanya sebuah perubahan dari individu yang ada sebaiknya
orang terdekat seperti keluarga khusunya orang tua ada didekatnya selalu
memberikan perhatian dan penjelasan dari perubahan prinsip perkembangan yang
terjadi pada anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
30
31