Anda di halaman 1dari 31

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, hidayah, taufik, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Prinsip-prinsip perkembangan manusia dalam
bentuk yang sangat sederhana dan singkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepad Ibu Happy Karlina selaku dosen yang membimbing kami serta temanteman yang senantiasa mencurahkan segenap tenaga dalam penyelesaian makalah
Manusia selalu berkembang. Kata-kata itulah yang menginspirasi kami dalam
pembuatan makalah ini. Isi makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia kepada para
pembaca khusunya dari kalangan mahasiswa yang mengambil studi tentang ilmu
kependidikan sehingga pembaca dapat memahami dan mengimplementasikan
prinsip perkembangan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
menghadapi interaksi dalam dunia pendidikan. Semoga makalah ini dapat
bemanfaat kepada para akademisi dan juga para penggiat dibidang pendidikan
agar dapat memahami cara berinteraksi dan ciri-ciri manusia sesuai dengan
usianya dan juga segala faktor yang memengaruhi perkembangan manusia itu
sendiri.
Jakarta, 26 Oktober 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sejatinya berkembang. Manusia mengalami berbagai perubahan
baik secara fisik maupun psikis selama masa hidupnya, yang terus berlangsung
dari mulai dia lahir sampai meninggal, dan tidak bisa kembali kebentuk semula.
Manusia mengalami perkembangan dengan berbagai pola yang bekesinambungan
dan

universal

sebagaimana

menurut

Sinolungan

(1997),

prinsip-prinsip

perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah


yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan
yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti
tata urutan yang saling berkaitan.
Perkembangan manusia secara fisik dapat terlihat dengan jelas sejalan
dengan berjalannya waktu. Saat bayi tubuh cenderung lemah dan butuh banyak
stimulus agar bayi dapat melakukan gerakan atau melakukan kontak. Semua itu
dikarenakan organ tubuh bayi yang belum bekerja optimal. Lain halnya dengan
remaja yang mengalami pertumbuhan yang optimal dan dapat melakukan banyak
gerak dan kontak tanpa memerlukan stimulus dari luar.
Sedangkan dalam hal perkembangan psikis kadang tidak berjalan secara
bersamaan dengan berjalannya waktu, dan lebih dipengaruhi oleh lingkungan
tempat individu itu tinggal, dan juga dari pengalaman masa lalu si individu.
Sebagai contoh adalah remaja yang ketika masa SMA mengikuti organisasi
dengan baik maka ketika dewasa akan memiliki pola pikir yang lebih matang dan
dapat lebih mudah bernegosiasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Namun perlu diingat bahwa perkembangan tidak dapat kembali seperti
semula dan hanya mengalami penurunan, seperti dalam kasus perkembangan bayi
menuju remaja dan dewasa yang mengalami penambahan massa otot dan tinggi

badan dan akan kembali mengalami penyusutan ketika mencapai usia lanjut. Ini
bukan berarti mengalami kemunduran namun tetap berkembang dan berubah,
meskipun massa otot dan tinggi badan berkurang karena pengeroposan tulang dan
sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi masalah terkait dengan prinsip-prinsip
perkembangan manusia sehingga dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip perkembangan?
2. Tahapan apa saja yang dialami individu saat berkembang?
3. Apa saja tipe-tipe perkembangan?
4. Apa saja pola-pola dalam perkembangan manusia?
5. Apa saja karakteristik perkembangan?
6. Apa saja periodic/berurutan dalam perkembangan manusia?
7. Apa saja tugas perkembangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditulis diatas, maka tujuan
kami menulis makalah ini adalah:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip perkembangan manusia.
2. Menjelaskan tahapan dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya.
3. Menjelaskan pola-pola dalam perkembangan manusia.
4. Menjelaskan setiap karakteristik dari perkembangan manusia
5. Menjelaskan periodikdalam perkembangan manusia
7. Menjelaskan tugas apa saja dari setiap perkembangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP PRINSIP PERKEMBANGAN MANUSIA


Menurut Sinolungan (1997), prinsip-prinsip perkembangan adalah polapola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan
berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah
pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang
saling berkaitan.
Baltes, dkk (dalam Papalia, dkk., 2004) mengidentifikasikan enam prinsip
kunci tentang pendekatan perkembangan sepanjang hidup. Prinsip-prinsip itu
menjadi kerangka konseptual yang diterima secara luas untuk mempelajari
perkembangan sepanjang hidup (life-span development)
1. Development is Lifelong
Perkembangan

adalah

proses

perubahan

sepanjang

hidup

dalam

kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang di


hadapinya. sebagai contoh, pada waktu bayi, seseorang akan mengkomunikasikan
seutuhnya akan makanan dengan cara menangis. Ketika anak itu sudah bisa
bicara, ia akan mengkomunikasikannya melalui kata-kata. Menangis dan
berbicara merupakan cara anak beradaptasi terhadapsituasi lapar. Setiap periode
dari rentang kehidupan juga di pengaruhi oleh apa yang terjadi pada periode
sebelumnya dan apa yang terjadi saat ini akan pula mempengaruhi apa yang akan
terjadi kemudian. Berkaitan dengan periode perkembangan dapat di katakan
bahwa setiap periode memiliki karakteristik dan nilai yang unik sehingga tidak
ada satu periode pun yang lebih atau kurang penting daripada periode yang
lainnya. Sekali pun kebanyakan orang beranggapan bahwa perkembangan
4

berhenti pada masa remaja, kita sekarang tahu bahwa orang yang sudah lanjut usia
pun tetap dapat tumbuh dan berkembang.

2. Development Involves Both Gain and loss


Perkembangan berlangsung dalam banyak dimensi (multidimensional).
Maksudnya perkembangan terjadi pada dimensi biologis, psikologis, dan sosial.
Bahkan beberapa dimensi dapat saling berinteraksi dan mungkin berkembang
dalam derajat yang bervariasi. Perkembangan juga berlangsung dalam lebih dari
satu arah (multidirectional). Sejalan dengan meningkatnya kemampuan di satu
segi, seseorang mungkin akan mengalami penurunan dalam segi yang lain. Anakanak kebanyakan tumbuh dalam satu arah, yaitu kearah peningkatan, baik dalam
ukuran maupun kemampuan. Remaja, secara khusus mengalami peningkatan
dalam kemampuan fisik, tetapi kecakapannya dalam belajar kata, secara khusus
berlanjut meningkat sepanjang masa dewasa, hal ini yang lain, seperti kemampuan
memecahkan masalah yang asing bagi seseorang mungkin menurun. Manusia
belajar untuk memaksimalkan

hal-hal yang dapat di tingkatkan dan di

minimalkan penururnan dengan cara belajar mengelola atau mengkompensasi halhal tersebut. Sebagai contoh, seseorang atlet yang sudah tua dan tidak sanggup
lagi berlari kencang mungkin akan memilih untuk menjadi pelatih atau penulis
buku olahraga, seorang nenek yang mengalami penurunan daya ingat mungkin
akanmembuat catatan-catatan kecil untuk membantunya mengingat daftar
belanjaan.
3. Relative Influences of Biology and Culture Shift Over the Life Span
Proses perkembangan di pengaruhi oleh faktor biologis dan budaya.
Keseimbangan diantara kedua pengaruh tersebut berubah sepanjang waktu.
Pengaruh biologis, seperti otot dan tulang yang belum matang, mungkin
mengahambat seorang bayi untuk bisa mandiri. Namun, budaya yang ada,
membuat bayi tersebut tetap dapat melangsungkan kehidupannya.
4. Development Involves a Changing Allocation of Resources
Tidak ada seorang pun manusia super yang dapat melakukan semua hal.
Individu memilih untuk mengalokasikan sumber-sumber yang ada , seperti waktu,

energi, talenta, uang, dan dukungan sosial dalam cara yang beragam. Sebagai
contoh, seseorang mungkin menggunakan waktu dan uang yang di milikinya
untuk belajar komputer. Kedua, sumber tersebut di gunakan untuk memelihara
atau memperbaiki diri, misalnya seseorang yang belajar bermain piano supaya
bakat musiknya tidak hilang atau seseorang yang menggunakan waktunya untuk
mengikuti kursus bahasa Perancis setelah lama tidak aktif menggunakan bahasa
tersebut. Dengan mengikuti kursus tersebut, ketrampilan bahasa Perancisnya akan
terasah kembali. Ketiga, sumber-sumber tersebut di pakai untuk menghadapi
penurunan atau penghilangan dari sumber-sumber yang lain apabila pemeliharaan
dan perbaikan tidak lagi di mungkinkan. Sebagai contoh, ketika seseorang merasa
tidak lagi semampu masa-masa sebelumnya, baik secara fisik maupun finansial,
dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya mungkin terjadi sesuatu yang di
perlukan. Alokasi sumber-sumber ke dalam tiga fungsi tersebut berubah sepanjang
hidup, sejalan dengan menurunnya sumber-sumber tersebut di gunakan untuk
pertumbuhan. Orang-orang usia lanjut menyesuaikan diri dengan penurunan yang
terjadi. Pada usia tengah baya, alokasi antara ketiga fungsi tersebut terlihat lebih
seimbang.
5. Development is Modifiable
Sepanjang hidup, perkembangan menunjukkan fleksibelitas. Anak-anak
yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis, dapat di latih
dengan mengikuti program remedial. Banyak kemampuan, seperti daya ingat,
kekuatan dan daya tahan, secara signifikan dapat di tingkatkan melalui latihan
dan praktik, bahkan orang tua sekalipun.
6. Development is Influenced by the Historical and Cultural Context
Setiap orang berkembang dalam banyak konteks, seperti konteks keluarga,
sekolah, dan budaya. Konteks-kontek tersebut akan berpengaruh terhadap
kehidupan seorang anak. Sebagai contoh, anak yang di asuh dalam keluarga yang
demokratis mungkin akan berkembang menjadi anak yang penuh inisiatif di
lingkungan teman-temannya. Sejarah masa lalu juga akan mempengaruhi
perkembangan seseorang. Anak yang memiliki pengalaman di aniaya pada masa
kecilnya mungkin akan berkembang menjadi pribadi yang tidak mudah percaya
kepada orang lain setelah ia tumbuh dewasa

Selanjutnya dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja yang


ditulis oleh Dr. H. Syamsu Yusuf LN., MPd. Mengklasifikasikan prinsip-prinsip
perkembangan kedalam beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never
Ending Process)
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi
oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau
masa tua.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan idividu baik fisik, emosi, intelegensi, maupun
sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi
yang positif antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumuhan
fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia mengalami
kemandgan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang
berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat
berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat. Sementara
itu,
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu
dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a)
otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6 sampai 8 tahun :

(b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa
remaja : (c) imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak
dan mencapi puncaknya pada masa remaja.

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas


Prinsip ini dapat di jelaskan dengan contoh sebagai berikut : (a) sampai usia 2
tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik
fisik dan belajar berbicara : (b) pada usia 3 sampai 6 tahun, perkembangan di
pusatkan untuk menjadi manusaia sosial (belajar bergaul denga orang lain).
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase
perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia
panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanan-kanak,
anak remaja, dewasa, dan masa tua.
2.2 TIPE PERUBAHAN PERKEMBANGAN
Perubahan-perubahan

dalam

perkembangan

bertujuan

untuk

memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.


Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut akulturasi
diri merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat,untuk menjadi manusia seperti
yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
Secara garis besar perubahan yang terjadi pada perkembangan dibagi ke dalam 4
bentuk , yaitu :
1. Perubahan dalam ukuran besarnya
Perubahan perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan
jasmani dan perkembangann mental seseorang

2. Perubahan perubahan dalam proporsi


Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan perubahan ukuran, tetapi
juga pada proporsi

3. Hilangnya bentuk atau ciri- ciri lama


Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah
hilangnya bentuk dan ciri- ciri tertentu.
4. Timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan ciri-ciri lama yang tidak berdaya guna lagi,
timbullah ciri- ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru.
2.3 POLA PERKEMBANGAN
Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan
itu sebagai berikut.
a. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu Cephalocaudal & proximal-distal. Perkembangan terjadi lebih
dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh
(pola sefalokaudal). Sedangkan proximal-distal perkembangan terjadi
lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus dan dari
tengah: paru-paru, jantung dan sebagainya, ke pinggir: tangan
b. Struktur mendahului fungsi. Ini berarti bahwa anggota tubuh individu itu
akan dapat berfungsi setelah matang strukturnya. Seperti mata, akan dapat
melihat setelah otot-otot matang, atau kaki dapat difungsikan untuk
berjalan apabila otot-ototnya sudah matang matang.
c. Perkembangan itu berdiferensiasi. Maksudnya,

perkembangan

itu

berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Dalam semua aspek


perkembangan, baik motorik (fisik) maupun mental (psikis), respons anak
pada mulanya bersifat umum. Contoh : (1) Bayi menendang-nendangkan

kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat mengkoordinasikannya


(mengatur) untuk merangkak atau berjalan: (2)Bayi melihat benda-benda
yang lebih besar dahulu sebelum ia dapat melihat benda-benda yang kecil:
(3) bayi meraban (mengoceh) terlebih dahulu sebelum ia dapat
mengucapkan kata-kata yang jelas artinya : (4) bayi menunjukan rasa takut
yang bersifat umum terhadap semua benda (orang) yang asing baginya,
kemudian lambat laun rasa takutnya menjadi lebih tertuju kepada hal-hal
tertentu.
d. Perkembangan itu berlangsung kongkrit ke abstrak. Maksudnya,
perkembangan itu berproses dari suatu kemampua berfikir yang kongkrit
(objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak) seperti
anak kecil dapat berhitung dengan bantuan jari tangan, sedangkan remaja
sudah tidak lagi memerlukan bantuan tersebut.
e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme. Ini
berarti bahwa pada mulanya seorang anak hanya melihat atau
memperhatikan dirinya sebgai pusat, dia melihat bahwa lingkungan itu
harus memenuhi kebutuhan dirinya. Melalui pengalamannya dalam
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, lambat laun sikap egosentris
itu berubah menjadi perspektivis (anak sudah memilliki sikap simpati atau
memperhatikan kepentingan orang lain).
f. Perkembangan itu berlangsung dari outter control to inner control.
Maksudnya, pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain
terutama orang tuanya, baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik
maupun psikis (perlindungan, kasih sayang, atau norma-norma) sehingga
dia dalam menjalani hidupnya masih di dominasi oleh pengontrolan atau
pengawasan dari luar (out control). Seiring bertambahnya pengalaman
atau belajar dari pergaulan sosial tentang norma atau nilai-nilai, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat, anak dapat
mengembangkan kemampuan untuk mengontrol dirinya (inner control).
Kemampuan inner control ini seperti : dia dapat mengambil keputusan
atau

memecahkan

masalah

berdasarkan

pertibangan

sendiri

dan

bertanggung jawab terhadap resiko yang mungkin terjadi.


2.4 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN

10

1. Masa Prenatal
Periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan
manusia. Periode ini merupakan periode yang terpenting dari semua periode
perkembangan, karena memberi dasar untuk perkembangan selanjutnnya.
Perkembangan periode pranatal ditandai dengan konsepsi (bertemunya ovum
dengan sperma), dan diakhiri dengan kelahiran, dengan jangka waktu kurang lebih
sembilan bulan sepuluh hari.
2.

Masa Neonatal

Masa Neonatal adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai


dengan usia 28 hari, dimana keberadaan dianggap sebagai individu dan bukan lagi
sebagai parasit seperti saat didalam tubuh ibu.
3.

Masa Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah


terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur
maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik
ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi
serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
4.

Masa Kanak Kanak Awal

Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Masa ini
akan terlihat bagaimana bayi yang sebelumnya sangat tergantung penuh pada sang
ibu, kini mereka harus berusaha bergerak untuk melepaskan kemandiriannya
secara perlahan lahan, tetapi tidak dipungkiri seorang ibu akan selalu
membantunya walaupun tidak secara penuh. Pada masa kanak-kanak awal, ratarata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 3,5 kg
setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat
pada waktu lahir.
5.

Masa Kanak Kanak Akhir

11

Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai


sepuluh tahun sampai dengan anak mengalami kematangan seksual yaitu sekitar
tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat belas tahun bagi anak laki-laki,
oleh orang tua disebut sebagai usia yang menyulitkan, tidak rapi, atau usia
bertengkar, oleh para pendidik disebut sebagai usia berkelompok, usia
penyesuaian, atau usia kreatif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada ahir masa
kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, sex, dan intelegensi.
6. Masa Pubertas
Adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai
saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15
hingga 16 tahun.Masa puber memiliki fase negatif yang berarti mengambil sikap
anti terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang
sebelumnya sudah berkembang.
7. Masa Remaja
Banyak tokoh yang mendefinisikan masa remaja salah satunya yaitu
DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja
awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena
pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati masa dewasa. Berikut ciri serta karakteristik yang dimiliki oleh remaja,
yaitu antara lain:

Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja


awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan
emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang
terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini
merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda

12

dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung

jawab.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin
akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan,
dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan,
berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri

remaja.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru
dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang
lebih besar pada masa remaja. Perubahan juga terjadi dalam hubungan
dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu
dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan

orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.


Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan
tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul

tanggung jawab tersebut.


Berkeinginan besar untuk memcoba segala hal yang belum

diketahuinya.
Keinginan untuk menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, misalnya
melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan pramuka, kelompok pecinta alam,

dll.
Aktivitas berkelompok tumbuh sedemikian besar.
Sering mengkhayal dan berfantasi
8. Masa Dewasa

13

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1990)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang
ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk
masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:
a. Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
membentuk rumah tangga. Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan.
Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka
menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola
hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
akhir hayat. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan
bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang
pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda
diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
c. Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak
siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.

14

d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)


Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan
jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali
dinampakkan

dalam

ketakutan-ketakutan

atau

kekhawatiran-kekhawatiran.

Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapinya.
e. Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam
pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan
berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan
terus berkurang. Sebab akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang
muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami

keterpencilan sosial

(Erikson:34).
f. Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan:
Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya.
Hal ini akan menjadi suatu tanggungjawab yang terlalu berat untuk dipikul.
Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian.
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa
dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.
h. Masa perubahan nilai

15

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah


karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial
dan ekonomi orang dewasa.

i. Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung
pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan
dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
9. Masa Tua
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan
yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4
yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74
tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.Terdapat sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia menurut
Elida Prayitno yaitu:
Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel-sel
tubuh.

16

Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.


Penurunan Dorongan Seks.
Selain itu pada masa tua juga sering terjadi gangguan-gangguan psikologis
yang dapat berupa gangguan persepsi, proses berpikir, gangguan sensorik dan
kognitif, gangguan kesadaran, gangguan orientasi, gangguan daya ingat, dan
gangguan fungsi intelektual
2.5 Periodik/Berurutan Perkembangan Manusia
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, tahap perkembangan
seseorang mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak
dapat terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu membuat kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dsb.
Menurut beberapa para ahli, ada beberapa periodisasi psikologi perkembangan
individu, yaitu:
1. Periodisasi yang berdasar biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan
kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan
atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi
oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai
bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu; a) Fase anak
kecil: 0 6 th, b) Fase anak sekolah: 7 14 th yaitu masa mulai bekerjanya
kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja: 14 21 th.
2. Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh

utama

yang

mendasarkan

periodisasi

ini

kepada

keadaan psikologis adalah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa


kegoncangan

(trotz)

sebagai

dasar

pembagian

masa-masa

psikologi

perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang


merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam

17

masa perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a) dari lahir sampai masa


trotz (kegoncangan) pertama: kanak-kanak awal, b) trotz pertama sampai trotz
kedua: masa bersekolah, c) trotz kedua sampai akhir remaja: masa kematangan.
3. Periodisasi yang berdasar didaktis
Pembagian

masa-masa

perkembangan

sekarang

ini

seperti

yang

dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day


(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental Psycology(1980) tampak
sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat
perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan
pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
a)

Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan

b)

Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu

c)

Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th

d)

Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th

e)

Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th

f)

Masa puber (puberty) 11/12 15/16 th

g)

Masa remaja ( adolesence) : 15/16 21 th

h)

Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th

i)

Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th

j)

Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-..

2.6

PERBEDAAN INDIVIDU
Dikenal dari

berbagai macam aspek perkembangan

individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua
manusia

mempunyai

unsur-unsur

kesamaan

didalam

pola

perkembangan dan (ii)di dalam pola yang bersifat umum dari


apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan
sosial, tiap-tiap individu memiliki kecenderungan yang berbeda.

18

Setiap orang apakah ia seorang anak atau orang dewasa,


dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang diri,
ia disebut individu. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan
dengan

orang-perseorangan,

berkaitan

dengan

perbedaan

individual perseorangan. Ciri orang yang satu berbeda dengan


ciri orang yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu
atau

perbedaan

perbedaan

individual.

individu

Maka

menurut

perbedaan

Landgren

dalam

(1980:

578)

menyangkut variasi yang terjadi baik variasi pada aspek fisik


maupun psikologis. Seorang ibu yang memiliki seorang bayi,
bertutur bahwa bayinya banyak menangis, banyak bergerak, dan
kuat

minum.

Ibu

lain

yang

juga

memiliki

seorang

bayi,

menceritakan bahwa bayinya pendiam, banyak tidur, tetapi kuat


minum. Cerita kedua ibu itu telah menunjukkan bahwa kedua
bayi itu memiliki cirri dan sifat yang berbeda satu sama lainnya.

Bidang-Bidang Perbedaan
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,
pendengaran, pengelihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan
keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan
sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah
Dalam kehidupannya, setiap manusia berhubungan dengan
manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia
berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya; manusia
bersosialisasi,

dan

terjadilah

perbedaan

status

sosial

dan

ekonomi manusia. Manusia juga berhubugan dengan Sang

19

Pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama.


Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat
genetik orang tuanya; ketika mengenal kelompok-kelompok/suku
yang

bebeda.

Lingkungan,

agama,

keluarga,

keturunan,

kelompok suku dan semacamya itu merupakan faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap terjadinya perbedaan individu.
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah, menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang
dikenal sebagai taxonomy Bloom., yaitu kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
a) Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
dasarnya

kemampuan

Sebagaimana

diketahui

kognitif
bahwa

merupakan
hasil

hasil

belajar

belajar.

merupakan

perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan.


Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan
yang

bernilai

positif,

diatur

dan

direncanakan

untuk

mengembangkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh anak.


Pengukuran kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan tes
kemampuan belajar atau tes hasil belajar.
b) Perbedaan Individual dalam Kecakapan Berbahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata
dan

kalimat

yang

penuh

makna,

logis,

dan

sistematis.

Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor


kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga
penting antara lain adalah faktor fisik, terutama organ berbicara.
c) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik
yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang

20

sistematis.

Alat indera menerima rangsangan, rangsangan

tersebut diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat (otak)


untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk
memberikan

reaksi

dalam

bentuk

gerakan-gerakan

atau

kegiatan. Semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia


semakin

matang

dan

akan

mampu

menunjukkan

tingkat

kecakapan motorik yang semakin tinggi. Kemampuan motorik


dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat
kemampuan berpikir.
d) Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat mana pun,
perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masingmasing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya,
terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran.
Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran
tertentu,

kebiasaan-kebiasaan

kerja

sama,

kecakapan

atau

kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan


kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor
perbedaan diantara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang
berkembang akibat sikap-sikap anggota keluarga di rumah dan
lingkungan sekitar.
e) Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak
lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik
apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat.
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual.
Meskipun inteligensi umum merupaan faktor dari hampir semua
bidang penampilan. Namun hasil tes inteligensi yang selama ini
dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar
seperti keterampilan motorik, seni, dan olahraga, sehingga
perencanaan
kemampuan

pendidikan
tentang

bakat

selanjutya
khusus

lebih
untuk

memerhatikan
dijadikan

dasar

pertimbangan.
f) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

21

Perbedaan

latar

belakang

keluarga

memiliki

pengaruh

terhadap belajar. Perbedaan latar belakang tersebut, yang


meliputi

perbedaan

sosioekonomi

dan

sosiokultural,

amat

penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak


pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan
yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari
kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang
yang

miskin

pengalaman,

memengaruhi

perkembangan

pemahaman dan ekspresi diri.


2.7 TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst (1961) tugas perkembangan merupakan suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang
apabila tugas itu dapat dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya. Sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan

ketidakbahagiaan

pada

diri

individu

yang

bersangkutan,

menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan


tugas-tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social
expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku
yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
TUGAS

TUGAS

PERKEMBANGAN

PADA

SETIAP

FASE

PERKEMBANGAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA USIA BAYI DAN KANAKKANAK (0,0-6,0)
a, Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15
bulan, pada usia ini tulang kaki , otot dan sususnan syarafnya telah matang untuk
belajar berjalan.

22

b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem
alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang
untuk hal tersebut.
c. Belajar

berbicara. Yaitu

mengeluarkan

suara

yang

berarti

dan

menyampaikan kepada orang lain dengan perantara suara itu. Untuk itu, di
perlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
d. Belajar buang air kecil dan buan air besar. Tugas ini di lakukan pada
tempat dan waktu yang susai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun,
anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk
memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup
dengan pembiasaan saja.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan)
anak dapat melihat tingkah laku , bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara
jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat
mengenal perbedaan anatonis pria dan wanita, anak-anak menaruh perhatian besar
terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan terhadapt
jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan
anaknya, baik dalam memberikan mainan, pakaian , maupun aspek lainnya sesuai
jenis kelamin untuk anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmaniah anak sangat
labil apabila di bandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperatur badannya nudah berubah. Perbeaan variasi
makanan yang di berikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan
air dalam tubuh, Untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi anak di perlukan
waktu sampai usia 5 tahun.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan
alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan keadaan yang kompleks dan
membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orangorang di sekitanya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan
dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada
umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu

23

dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya di sebut "orang",


"ayah", dan "ibu". Anak bekajar bahwa benda-benda khusus dapat di
kelompokkan dan di beri satu nama, seperti kambing, ayam, dan burung dapat di
sebut binatang.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain. Anak mengadakan hubungan antara orang-orang yanga da di
sekitarnya

menggunakan

berbagai

cara,

yaitu

isyarat,

menirukan,

dan

menggunakan bahasa. Cara yang di peroleh dalam belajar mengadakan hubungan


emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, sikap dingin, introvert, extrovert
dan sebagainya.
i. Belajar

menggunakan

hubungan

baik

dan

buruk,

yan

berarti

mengembangkan kata hati. Anak kecil di kuasai oleh hedonismenaif, dimana


kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan di anggapnya buruk
(hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya
bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Anak mengenal pengertian baik
dan buruk, benar dan salah ini di pengaruhi oleh pendidikan yang di perolehnya.
Pada mulanya anak belajar apa yang di larang itu berarti buruk atau salah dan apa
yang di perbolehkan itu berarti baik atau benar. Pengalaman ini merupakan
permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi
melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.
Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan
dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran , meskipun dalam situasi tertentu masih tetap di perlukan.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA SEKOLAH (6,0-12,0)
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah
dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti
sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan untuk

24

memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan; (2)


mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan
juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara
positif.
c.

Belajar

bergaul

dengan

teman-teman

sebaya.

Yakni

belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya. Pergaulan anak di Indonesia atau teman sebayanya mungkin diwarnai
perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin
juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka
mengganggu atau nakal.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Dari segi
permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan
memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki,
seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan
jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima
pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit
anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah
memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat
sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggallah suatu
ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut
konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai tanggapan tentang ayah, ibu,
rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang dilakukan,
seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis. Bertambahnya pengalaman
akan menambah perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu
menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi
kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan
sebagainya.

25

g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan


sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini
menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral)
disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya.
Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak
boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini
ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat
rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari
pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang
demokratis dan menghargai hak orang lain. Umpamanya, mengembangkan sikap
tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain,
toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA (12,0-18,0)

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus


pengembangan individu dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan
kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pkunas, 1076;
Kaczman & Riva 1996).
Erikson (Adam & Gullotta,1983: 36-37; Conger, 1977: 92-93) berpendapat
bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan
vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang
sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini.
Erikson memandang pengalaman hidup remaja berada pada keadaan moratorium,
yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk
masa depan dan mampu menjawab pertanyaan (who Im I?) . Apabila remaja
gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan
arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin

26

akan mengembangkan perilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan


kriminaltas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat.
Selanjutnya menurut William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan
remaja itu sebagai berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keberagaman kualitasnya
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang
mempunyai otoritas
c. Mengembangakan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
g. Mmpu meninggalkan reaksi penyusun diri (sikap/perilaku) kekanakkanakan
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA DEWASA
Havinghurts membagi kehidupan masa dewasa tersebut atas tiga fase,
yaitu: dewasa muda, dewasa, usia lanjut. Yaitu:
a. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa muda
1. Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup bersama pasangan hidup
3. Memulai hidup berkeluarga
4. Memelihara dan mendidik anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai kegiatan pekerjaan.
7. Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
8. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.
b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa
1. Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai orang dewasa.

27

2. Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.


3. Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berbahagia.
4. Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang dewasa,
hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai
orang setengah baya.
6. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.
c. Tugas-tugas perkembangan pada masa usia lanjut
1. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.
2. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin
berkurang.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
4. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.
5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan.
6. Memelihara kondisi dan kesehatan.
7. Kesiapan menghadapi kematian.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

28

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan


kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati.
Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang alami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematangannya yang
berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).Prinsip-prinsip perkembangan adalah
pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal
dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah
pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang
saling berkaitan (Sinolungan (1997). Prinsip perkebambangan secara umum
meliputi tipe perubahan baik dalam ukuran , proporsi, hilangnya ciri lama, dan
memperoleh ciri yang baru, dilanjutkan dengan pola pertumbuhan fisik, yakni
hukum

cepalocaouda

dan

proximal-distal

cepalocaouda

yang

berarti

perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah


kaudal/anggota tubuh, Sedangkan proximal-distal perkembangan terjadi lebih
dahulu didaerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti
jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus dan dari tengah: paru-paru,
jantung dan sebagainya, ke pinggir: tangan. Selain itu juga terdapat karakteristik
dalam perkembangan yakni perkembangan berlangsung dan hal-hal yang bersifat
umum ke yang bersifat khusus perkembangan yang berkesinambungan , setiap
bagian tubuh mempunyai kecepatan pertumbuhan sendiri-sendiri, selalu ada
korelasi antara perkembangan yang awal dengan perkembangan selanjutnya.
Terdapat perbedaan individu, pola perkembangan yang bersifat periodik, terdapat
tugas perkembangan dalam setiap periode.

3.2 Saran
Setiap prinsip perkembangan baik itu meliputi tipe prubahan, pola
pertumbuhan,

karakteristik,

periodic,

perbedaan

individu,

dan

tugas

29

perkembangan ketika adanya sebuah perubahan dari individu yang ada sebaiknya
orang terdekat seperti keluarga khusunya orang tua ada didekatnya selalu
memberikan perhatian dan penjelasan dari perubahan prinsip perkembangan yang
terjadi pada anaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
30

Sunarto dan Hartono B. Agung (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT


RINEKA CIPTA JAKARTA
Hurlock, E.B (1987). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth.B (1987) Psikologi perkembangan, Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W (2002). Life - Span Develompment (Perkembangan Sepanjang
Hidup). Edisi 5, Jilid II, Jakarta : Erlangga. From
http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dan-tugas-tugas.html, 24
Oktober 2014
Kramer Rita,salk lee.Dr. Cara membimbing pertumbuhan dan perkembangan
anak menjadi manusia sehat mental dan cerdas. Jakarta,Gunung jati. From
http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dan-tugas-tugas.html, 24
Oktober 2014
Arstein holene. Perkembangan jiwa anak. Bandung. From
http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dan-tugas-tugas.html, 24
Oktober 2014
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina (2009) . Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press. From http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dan-tugastugas.html, 24 Oktober 2014
Sri Rumini & Siti Sundari (2004) Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA. From http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dantugas-tugas.html, 24 Oktober 2014
http://okykidamori.blogspot.com/2013/05/tugas-tugas-perkembanganpsikologi.html
http://cyndrell4.blogspot.com/2009/03/teori-dan-prinsip-tumbuh-kembang.html

31

Anda mungkin juga menyukai