Disusun oleh:
NAMA
NIM
: M0214029
SEMESTER
: II
KELOMPOK
: 9 (Sembilan)
SHIF
: 1 (satu)
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
I.
Tujuan
Menentukan kadar KMnO4 dalam.larutan cuplikan berwarna dengan
analisis spektrofotometri dan titrasi redoks
Spektoskopi adalah suatu keadaan yang terjadi jika suatu cahaya mengenai
suatu benda atau materi. Kemudian cahaya itu bisa jadi diserap, dihamburkan,
diteruskan, dan dipancarkan kembali oleh materi itu dengan yang sama
maupun berbeda. Apabila benda itu diubah atau dibelokkan sudut getarnya,
maka disebut polarimetri. Suatu larutan yang mempunyai warna khas dapat
menyerap sinar dengan ttt. Dalam hubungannya dengan senyawa organik,
maka senyawa ini mampu menyerap cahaya. Senyawa organik mempunyai
elektron valensi yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Hal penting
yang mendasari prinsip ini adalah bahwa penyerapan sinar tampak atau
ultraviolet dapat mengakibatkan tereksitasinya electron dari molekul.
Larutan - larutan permanganat yang bersifat asam permanganat akan
terdekomposisi sesuai dengan persamaan:
4MnO4-+4H+4MnO2(s)+3O2(g)+2H2O
ini adalah sebuah reaksi lambat di dalam larutan encer pada suhu ruangan.
Namun jangan pernah menambah permanganat lebih kedalam sebuah unsur
reduksi dan kemudian menaikkan suhu untuk mempercepat oksidasi karena
reaksi yang nanti muncul akan berlangsung dengan laju reaksi rendah (Day dan
Underwood, 1986).
Zat pengoksid yang berharga dan sangat kuat ini paling mula diperkenalkan
dalam analisa titrimetri oleh F. Margueritte untuk titrasi besi (II). Dalam larutanlarutan asam, reduksi ini dapat dinyatakan dalam persamaan:
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
Sehingga ekuivalennya adalah 1/5 mol yaitu 158,05/5 atau 31,606. Untuk titrasi
larutan berwarna atau sedikit saja berwarna, pemakaian indikator tidaklah perlu
karena kalium permanganat 0,01 N dan yang hanya serendah 0,01 cm sudah
memberikan warna merah jambu pucat kepada 100 cm 3 air (Basset, J, dkk,
1994).
Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksid secara meluas
lebih dari 100 tahun ini. Regensia ini mudah diperoleh murah dan tak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer (Day
dan Underwood,1986 ).
Dalam larutan yang bersifat basa, KMnO4 agak mudah mengoksidasi ionion iodida, sianida, tiosianat, dan beberapa senyawa organik, tetapi tidak dapat
mengoksidasi ion oksalat. Inilah sebabnya beberapa senyawa organik dioksidasi
oleh kalium permanganat menjadi oksalat bukan menjadi karbondioksida.
Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu
reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara analit
dengan titran. Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada pada reaksi
redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan
berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa
digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.
Alat:
1. Seperangkat alat spektrofotometer
2. Gelas Beaker
3. Gelas ukur
4. Labu ukur
5. Pipet tetes
6. Pengaduk
7. Statif
8. Buret
9. Erlenmeyer
10. Holder
11. Termometer
Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
Aquades
KMnO4 10-2M
Larutan cuplikan I dan II
H2C2O4 (Asam Oksalat)
H2SO4 3M
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
1 buah
1 buah
secukupnya
secukupnya
secukupnya
25 ml
10 ml
III.1 Gambar
Gelas Beker
Pengaduk
Termometer
Spektofotometer
ukur
Biuret
Gwlas Ukur
Erlenmeyer
Pipet
Statif
Labu
Cara Kerja
a) Spektrofotometri (UV-VIS)
i.
Pembuatan grafik standar
grafik A vs C
Dibuat
Dibuat
absobansi dengan
spektrofotometer
Diukur
panjang gelombang
maksimum.
tinggi kuvet
Dicari
larutan cuplikan
jarum petunjuk skala
absorbansi
Diatur
Dimasukkan
tinggi kuvet
Dimasukkan
kadar KMnO4-nya
berdasar larutan standar
Masing masing larutan
Dihitung
Diukur
Absorbansi
ii.
b) Titrasi Redoks
3 kali percobaan
diulangi
dimasukkan
ditambahkan
dilakukan
titrasi
4 ml H2SO4 3 M
dipanask
an
Konsentrasi
Larutan
Absorbansi (A)
2 x 10-5M
KMnO4
0,0455
4 x 10-5M
KMnO4
0,0890
6 x 10-5M
KMnO4
0,1146
8 x 10-5M
KMnO4
0,1863
70 oC atau mendidih
10 x 10-5M
KMnO4
0,2252
Absorbansi (A)
0,1284
V.
= 19,3 ml
= 16 ml
= 18 ml
= 16 ml
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar KMnO 4 dalam larutan cuplikan
berwarna dengan analisis spektrofotometri dan titrasi reduksi. Pada percobaan pertama adalah
titrasi redoks. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu
reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara analit dengan titran.
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks, dalam reaksi ini ion
MnO4- bertindak sebagai reduktor. Hal ini karena ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+
dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi pada titrasi KMnO4 H2C2O4 :
2MnO4- + 5H2C2O4 + 6H- 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Kalium permanganat dalam percobaan ini diletakkan di biuret yang dilapisi dengan plastic
hitam,hal ini dilakukan sebagai pencegahan agar KMnO4 tidak teroksidasi. Hal ini bisa terjadi
karena kalium permanganate merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat bahkan oleh
faktor cahaya kalium permanganat dapat teroksidasi. Selain itu dalam percobaan ini larutan
campuran dari H2C2O4 dan H2SO4 dipanaskan terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk
mempercepat reaksi. Pada saat titrasi tidak diperlukan penambahan indicator karena KMnO 4
dapat bertindak sebagai indicator juga. Dari percobaan ini didapatkan 3 data volume cuplikan
KMnO4 yang diperlukan dalam proses titrasi yaitu sebesar 19,3 ml ; 16 ml ; dan 18 ml. dari
volume tersebut diperoleh volume rata-rata titrasi dan kemudian dengan menggunakan
persamaan N1.V1 = N2.V2 dihitung konsentrasi cuplikan KMnO4 yang mana diperoleh sebesar
2,25 x 10-5 M.
Pada percobaan kedua adalah metode spektroskopi. Prinsip dasar dari percobaan ini
adalah serapan terhadap reaksi cahaya oleh suatu spesies kimia dalam hal ini adalah larutan
berwarna yag mempunyai kisaran panjang gelombang sesuai dengan warnanya. Terang atau
tidaknya suatu larutan berwarna tergantung pada konsentrasi zat larutannya. Semakin kecil
konsentrasi suatu zat maka semakin terang larutannya.
Konsentrasi suatu larutan dapat diperhitungkan dari harga absorbansi. Suatu larutan
yang mempunyai warna tertentu dapat menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu.
Hal ini dikarenakan adanya serapan oleh larutan yang sebagian kecil dipantulkan oleh media.
Prinsip kerja spektrofotometer mula-mula zat yang akan diukur diidentifikasi, berupa
atom atau molekul. Radiasi dari sumber inframerah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua
bagian dengan arah saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi dipantulkan kembali ke dua
cermin sehingga bertemu di pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke
sampel lalu ke detector berfluktuasi tetapi terkendali. Informasi zat yang ditransmisikan ke
fotodetektor yang bertindak sebagai transduceryang merubah besaran menjadi besaran listrik
agar mudah diidentifikasi.
Langkah pertama sebelum melakukan percobaan adalah menyiapkan alat dan bahan dan
melakukan pengenceran larutan kalium permanganat 10-2 M menjadi larutan dengan
konsentrasi 2 x 10-5M, 4 x 10-5M, 6 x 10-5M, 8 x 10-5M, dan 10 x 10-5M. Pengenceran ini
dilakukan untuk memperoleh nilai absorbansi tiap tiap konsentrasi tersebut yang kemudian
digunakan sebagai variable dalam pembuatan grafik. Konsentrasi tersebut adalah sebagai
variable bebas dan nilai absorbansinya adalah sebagai variable terikat. Untuk melakukan
pengenceran tersebut digunakan rumus: M1.V1 = M2.V2 pengenceran dilakukan dengan
mencampurkan larutan akuades ke dalam labu ukur lalu mengocoknya hingga larutan
tercampur sempurna.
Larutan KMnO4 disebut dengan larutan standar sedangkan larutan cuplikan adalah
sampel yang mengandung KMnO4 dan larutan blanko adalah larutan yang belum
ditambahkan kompkeks berwarna. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai larutan blanko
adalah akuades yang nantinya digunakan sebagai pengkalibrasi dimena telah diketahui bahwa
skala absorbansi akuades adalah nol. Akuades juga berfungsi untuk membersihkan kuvet dari
larutan KMnO4 sebelumnya. Selain itu, akuades juga berperan dalam proses pengenceran
KMnO4 10-2 M. Larutan yang digunakan berwarna tidak keruh. Sebab jika larutan yang
digunakan keruh, maka sinar atau cahaya yang melalui larutan tidak akan diteruskan tetapi
akan dihamburkan sehingga akan megurangi kekuatan cahaya yang diabsorbsi.
Percobaan pertama dalam metode spektroskopi adalah membuat grafik standar.
Larutan yang sudah diencerkan dimasukkan pada alat spektrofotometer sehingga diperoleh
nilai absorbansinya adalah 0,0455; 0,0890; 0,1146; 0,1863; 0,2257. Dari data tersebut dapat
disimpulkan semakin besar konsentrasi maka semakin besar nilai absorbansinya, karena
makin banyaknya warna kompleks yang terkandung dalam larutan tersebut. Hubungan ini
semakin diperjelas dengan pembuatan grafik absorbansi (A) dengan konsentrasi (C) yang
berupa garis lurus dengan melewati puast sumbu dimana absorbansi (A) sebagai ordinat
(sumbu y) dan konsentrasi (C) sebagai absis (sumbu x). Grafik ini merupakan grafik standar.
Percobaan kedua dalam metode spektoskopi adalah penentuan kadar konsentrasi suatu
cuplikan. Cuplikan KMnO4 yang belum diketahui konsentrasinya disiapkan kemudian diukur
dengan spektrofotometer dan dari hasil percobaan diperoleh nilai absorbansi adalah 0,1284.
Kegiatan selanjutnya adalah mengolah data data yang telah didapat dan melakukan
perhitungan untuk memperoleh nilai konsentrasi dari larutan KMnO4 . perhitungan ini
VI. Kesimpulan
Diperoleh nilai konsentrasi KMnO4 pada titrasi sebesar : 2,25 x 10-5 M
Diperoleh nilai konsentrasi KMnO4 dari hasil regresi linier : 5,83x10-5M
Diperoleh nilai konsentrasi KMnO4 dari rumus A cuplikan : 5,84 x 10-5M
VII. Daftar Pustaka
Basset, J ,dkk.1984.Buku ajar Vogel Kimia analisis kuantitatif anorganik.Jakarta:
Kedokteran EGC.
Day, R., A., Jr dan A., L., Underwood.1986.Kimia analisis kuantitatif.Jakarta:
Erlangga.
Fatimah, S., Yanlinastuti dan Yoskasih.2005.Kualifikasi Alat Spektrometer Uv-Vis
Untuk Penentuan Uranium Dan Besi Dalam -U30s. Hasil Penelitian EBN.
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar:PT. Gramedia. Jakarta.
Khopkar, S. M.2003.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Petrucci, R.H. 1999. Kimia Dasar 3.Jakarta:Erlangga
...........................................
VIII. LAMPIRAN
Titrasi Redoks
Spektrofotometri
a. Lambert Beer
A1 = K1 [C1]
Praktikan
Kristiyanto Adi W
K1 = A1 : [C1]
K1 = 0,0455 : (2 x 10-5)
K1 = 2275
A2 = K2 [C2]
K2 = A2 : [C2]
K2 = 0,0890 : (4 x 10-5)
K2 = 2225
A3 = K3 [C3]
K3 = A1 : [C3]
K3 = 0,1146 : (6 x 10-5)
K3 = 1910
A4 = K4 [C4]
K4 = A4 : [C4]
K4 = 0,1863 : (8 x 10-5)
K4 = 2328,75
A5 = K5 [C5]
K5 = A5 : [C5]
K5 = 0,2252 : ( 10-4)
K5 = 2251
K = (K1+K2+K3+K4+K5) : 5
K = 2198,15
A cuplikan = K [C]
0,1284
= 2198,15 [C]
[C]
= 5,84 x 10-5
b. Regresi linier
A = -4,89 x 10-3
B = 0,022835
R = 0,9902
Y = Bx + A
0,1284 = 0,022835x 0,00489
X = 5,84 x 10-5