A. Tujuan
1. Melakukan hidrolisis pati menjadi glukosa
2. Melakukan konfirmasi hasil hidrolisa (glukosa)
dengan
cara
uji
merupakan
karbohidrat
paling
sederhana
karena
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan
menjadi aldosa (satu gugus aldehid) dan ketosa (satu gugus keton).
Contoh dari aldosa adalah glukosa dan galaktosa sedangkan contoh ketosa
adalah fruktosa.
2. Disakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan
molekul air. Contoh disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
3. Polisakarida
Polisakarida
adalah
karbohidrat
gabungan
dari
banyak
molekul
dari
uji
Barfoed
adalah
untuk
membedakan
antara
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida (biru) dan
menghasilkan Cu2O berwarna merah bata.
3. Uji Seliwanof
Tujuan dari uji Seliwanof adalah untuk membedakan gula aldosa
(mengandung satu gugus aldehid) dan ketosa ( mengandung satu gugus
keton). Adapun prinsipnya yaitu fruktosa dengan asam kuat akan
mengalami
dehidrasi
membentuk
hidroksimetilfurfural
dan
bila
memberikan
warna
yang
spesifik
tergantung
pada
jenis
adalah
suatu polisakarida
yang
mengandung
amilosa
dan
amilopektin. Amilosa adalah poliglukosa berantai lurus yang terdiri dari lebih
6000 glukosa dan dapat larut di dalam air. Sedangkan amilopektin adalah
poliglukosa bercabang dengan rantai utama terdiri dari 10 sampai 60 unit
glukosa, rantai samping terdiri dari 15 sampai 45 unit glukosa dan tidak
dapat larut di dalam air. Dengan penambahan iodium (I2), fraksi amilosa akan
memberikan warna biru sedangkan fraksi amilopektin berwarna merah.
Pati dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana yaitu
glukosa. Hidrolisis adalah suatu proses pemutusan ikatan antar glukosa
menggunakan air dengan bantuan katalis dan membutuhkan panas. Katalis
yang digunakan dapat berupa katalis asam, basa atau enzim.
Pada hidrolisis pati dengan menggunakan katalis asam, pati diubah
menjadi
desktrin,
yaitu
zat
yang
strukturnya
kurang
kompleks
dan
cara menambahkan ragi (yeast). Pada proses fermentasi, penguraian bahanbahan karbohidrat tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas
karbondioksida. Suatu fermentasi yang busuk merupakan fermentasi yang
mengalami kontaminasi. Mikroba yang biasa digunakan dalam proses ini
adalah Saccharomyces cereviseae. Reaksi yang terjadi yaitu :
C6H12O6 + ragi
Etanol
2C2H5OH + 2CO2
yang
dihasilkan
dari
proses
fermentasi
memiliki
kadar
berdasarkan
perbedaan
kecepatan
atau
kemudahan
menguap
(volatilitas) bahan. Campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali.
Etanol adalah salah satu contoh energi terbarukan yang harus terus
dikembangkan mengingat persediaan energi fosil yang semakin lama
semakin menipis. Etanol dapat meningkatkan efisiensi pembakaran karena
mengandung 35% oksigen. Selain itu, etanol juga ramah lingkungan karena
emisi gas buangannya seperti kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan
gas-gas lain rendah (19-25%). Beberapa keunggulan lain yang dapat
diperoleh dari bioetanol sebagai bahan bakar adalah nilai oktannya yang
tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada waktunya
sehingga
tidak
menyebabkan
fenomena
knocking,
pembakaran
tidak
1. Alat
Neraca
Penangas
Termometer
Magnetic stirrer
Labu reaktor
2. Bahan
Pati
HCl 25%
NaOH
Kondensor
Hotplate
Gelas kimia
Gelas ukur
Tabung reaksi
Pereaksi Benedict
Glukosa
D. Cara Kerja
1. Hidrolisis Pati
2. Uji Pati
Masukkan 2 ml larutan sampel (pati 5%,
glukosa 5%, glukosa 1% dan sampel
hidrolisis) ke dalam tabung reaksi.