Pendahuluan
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah pegawai yang berstatus Pegawai Negri Sipil dan
honorer yang sudah bekerja dalam waktu yang lama
dan yang waktu bekerjanya belum lama/baru di UPT
Gudang Farmasi Kabupaten Tangrang yang berjumlah 13 orang pegawai.
25
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
lakukan untuk mendapatkan informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan.
(Candrarini, 2008). (www.eduplus.or.id)
Sedangkan wawancara mendalam atau
indepth interview merupakan salah satu teknik pengambilan data kualitatif, dimana wawancara dilakukan antara seseorang responden dengan pewawancara yang terampil, yang ditandai dengan penggalian yang mendalam dan menggunakan pertanyaan terbuka (Adang Bachtiar & dkk, 2000).
Sumber Data
Perlengkapan yang digunakan untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data antara lain,
lembar kuesioner, lembar pedoman wawancara yang
digunakan sebagai pedoman wawancara bagi peneliti untuk mempermudah memperoleh data, Tape
recorder digunakan untuk merekam hasil wawancara awal sebelum data diolah, lembar riwayat hidup
digunakan untuk mengetahui identitas dan latar belakang subyek penelitian, lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal apa saja yang tampak
oleh peneliti saat berlangsungnya wawancara yang
tidak dapat direkam menggunakan tipe recorder, pedoman observasi yang ingin diketahui antara lain,
kondisi ruangan tempat kerja, kondisi gudang obat,
kondisi lingkungan sekitar kantor, situasi kerja, dan
hubungan antar pegawai. Peneliti juga menggunakan alat tulis berguna untuk membantu semua
hal mengenai pencatatan.
Interpretasi
Dalam wikipedia, Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau
gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak
dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik
secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika
suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas
maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang
suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat
merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian
dari suatu presentasi atau penggambaran informasi
yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu
kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks
dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar
ataupun tidak melakukan rujukan silang terhadap
suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk
mening-katkan pengertian, tapi kadang, seperti pada
propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk
mengacaukan pengertian dan membuat kebingungan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Interpretasi)
ProsedurPelaksanaanPenelitian
Persiapan
Data hasil kuesioner dihitung untuk mengetahui jumlah presentasi dari setiap item kuesioner.
Verbatim
Raport
Kategori
Pelaksanaan penelitian ini, sebelum mendapatkan data, peneliti menjalin raport dengan semua
subyek untuk mempermudah mendapatkan data
yang dibutuhkan. Dalam menjalin raport pe-neliti
tidak mengalami kendala apapun yang berarti
karena peneliti sebelum pengambilan data sudah
mengenal semua subyek sejak satu tahun yang lalu
dan masih akrab sampai sekarang.
26
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
Kuesioner
Wawancara Mendalam
Pelaksanan
27
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
Stressor kerja
28
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
an di sekitar kantor tempat bekerja mengganggu bekerja, pegawai yang di wawancara menyatakan: Ya
kumuh aja sih banyak-banyak warung gitu, gak
beraturanlah dan banyak mobil lewat buat susah
kerjanya soalnya kurang tenang lingkungannya.
Untuk stressor bagi Honorer berdasarkan
intrinsik pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan
mempunyai resiko besar terjadinya kecelakaan
kerja, pegawai yang di wawancara menyatakan:
Untuk bahayanya sih ada, kalo bawa obat kan
pake dus bawaknya kan gak sedikit jadi takutnya
dusnya jatoh dan nibanin kita trus kalo nyusun
kerdus obatnya tinggi ada kemungkinan dusnya
jatoh, jadi ya ati-ati aja.
Untuk stressor bagi Honorer berdasarkan
intrinsik pekerjaan yang berkaitan dengan tidak memiliki jadwal kerja yang terencana pegawai yang di
wawancara menyatakan: Kalau buat jadwal kerja
tetap sih gak ada, karena di gudang itu mah kita
melayani puskesmas, kalo ada ya kita layani tapi
kalo gak ada ya kita bersih-bersih
Peran individu dalam organisasi yang
dirasakan pegawai sebagai stressor hasilnya sebagai
berikut: Tidak ada pegawai yang pernahmengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Pegawai yang
merasa pekerjaan diberikan berdasarkan jenis kelamin bukan kemampuan sebanyak 7 orsng (53,8%).
Kemudian pegawai yang merasa mengerjakan pekerjaan yang bukan merupakan bagian dari tanggung jawab sebanyak 6 orang (46,2%). Kemudian
pe-gawai yang merasa ptanggung jawab utama terabaikan karena tugas lain sebanyak 2 orang (15,4%).
Adanya pertentangan antara nilai pribadi dan tugas
yang dilakukan yang dirasakan pegawai berjumlah 6
orang (46,2%). Pegawai yang merasa tujuan pekerjaannya tidak jelas sebanyak 2 orang (15,45%). Lalu
tidak pegawai yang merasa tanggung jawabnya
tidak jelas. Pegawai yang merasa prosedur pekerjaannya tidak jelas sebanyak 4 orang (30,8%).
Pegawai yang tidak mengetahui apa yang orang lain
harapkan dari pekerjaan yang dilakukan sebanyak 3
orang (23,1%). Serta pegawai yang merasa kurang
adanya masukan terhadap kinernya sebanyak 9
orang (69,2%).
Stressor kerja yang berkaitan dengan peran
individu dalam organisasi yang paling banyak dirasakan oleh pegawai dalam hal kurang adanya masukan dari atasan terhadap kinerja pegawai yaitu
sebanyak 9 oarang (69,2%).
Untuk stressor berdasarkan peran individu
dalam organisasi yang berkaitan dengan kurang adanya masukan dari atasan terhadap kinerja pegawai
pegawai yang di wawancara menyatakan:
oooo.....maksudnya ngasih pengarahan. Kalo itu
sih jarang banget, kan jarang ke sini, ke sini kan
cuma buat ngecek kerjaan aja. Pernah sih tapi
29
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
30
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
31
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
nyak 4 orang, pernah ditinggal mati pasangan sebanyak 1 orang, tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari sebanyak 5 orang, merasa hidup selalu
terancam sebanyak 2 orang, tidak bisa memisahkan
masalah pekerjaan dengan masalah pribadi sebanyak
3 orang, sedang menghadapi konflik pernikahan sebanyak 2 orang, memiliki dua pekerjaan memiliki
dua pekerjaan sebanyak 5 orang, sedang menghadapi masalah kesulitan keuangan sebanyak 5
orang dan sedanng menghadapi konflik antara tuntutan keluarga dan pekerjaan sebanyak 4 orang.
Untuk stressor bagi Honorer berdasarkan
tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan yang berkaitan dengan tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari pegawai yang di wawancara menyatakan: Gaji Rp.450.000,00 sebenarnya gak cukup,
cumin dibilang gak cukup mo gimana lagi, gaji
segitu ya sebisa-bisa kita lah ngaturnya.
Untuk stressor bagi Honorer berdasarkan
tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan yang berkaitan dengan memiliki dua pekerjaan memiliki dua
pekerjaan pegawai yang di wawancara menyatakan:
.....Paling kalau di rumah ada tetangga nyuruh
nganterin
Untuk stressor bagi Honorer berdasarkan
tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan yang berkaitan dengan sedang menghadapi masalah kesulitan
keuangan pegawai yang di wawancara menyatakan:
Ya banyak lah, Madang-kadang harus utang dulu
buat menuhin kebutuhan zaher-hari.
Hasil penelitian dapat dianalisa stressor
kerja berdasarkan ciri-ciri individu. yang dirasakan
oleh pegawai UPT Gudang Farmasi dengan hasil sebagai berikut: pegawai yang merasa selalu diburuburu dalam mmenjalankan tugas pekerjaannya sebanyak 4 orang (30,8%). dan pegawai yang merasa
tidak sabar dalam menyelesaikan tugas sebanyak 4
orang (30,8%). kemudian pegawai yang pernah
menghadapi lebih dari satupekerjaan dalam waktu
yang sama sebanyak 6 orang (46,2%). Selanjutnya
pegawai yang merasa selalu tidak puas dengan prestasi yang sudah di raih sebanyak 8 orang (61,5%).
Kemudian pegawai yang merasaselalu ingin berkompetisi dengan orang lain dalam berbagai hal sebanyak 4 orang (30,8%). Kemudian pegawai yang
saat menghadapi masalah tidak mencari informasi
dan tidak memecahkan mesalah tersebut sebanyak 4
orang (30,8%). Pegawai yang tidak memiliki ambisi
tinggi dalam mencapai sesuatu di kehidupan dan
pekerjaan sebanyak 8 orang (61,5%).
Gambaran stressor kerja berdasarkan ciriciri individu yang dirasakan oleh pegawai UPT
Gudang Farmasi yang paling banyak yaitu: merasa
selalu tidak puas dengan prestasi yang sudah di raih
serta tidak memiliki ambisi tinggi dalam mencapai
32
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
Gejala Stres
33
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
34
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
sa kurang spontan dan kreatif dalam bekerja sebanyak 5 orang (38,5%). Serta pegawai yang merasa
kinernya menurun sebanyak 3 orang (23,1%). Pegawai yang merasa kebiasaan merokok dan minum
alkohol meningkat sebanyak 7 orang (53,8%).
Pegawai yang pernah mengamuk dan berbicara kurang sopan sebanyak 2 orang (15,4%). kemudian pegawai yang merasa kesulitan dalam mengambil
keputusan sebanyak 4 orang (30,8%). Pegawai yang
menunda pekerjaan sebanyak 8 orang (61,5%). Selanjutnya pegawai yang menyatakan sering tidak
masuk kantor sebanyak 9 orang (69,2%).
Gambaran gejala stres dari gejala prilaku
yang dirasakan oleh pegawai, gejala yang paling
banyak dirasakan oleh pegawai yaitu: perilaku sering tidak masuk kantor yang dinyatakan pegawai
sebanyak 9 orang (69,2%).
Untuk Gejala stres berdasarkan gejala
perilaku yang dirasakan yaitu, perilaku sering tidak
masuk kantor, pegawai yang di wawancara menyatakan: Kalo gak masuk kantor sih jarang, tapi kalo
terlambat tiap hari soalnya semua pegawai juga begitu. Kalo masalah gak masuk kerja sih kadangkadang, tapi kalo masuk kerja gak sesuai jam masuk
kantor sih tiap hari kecuali selasa, soalnya harus
upacara di dinas. Kalo hari biasa pasti masih sepi
kantor, udah ada orangnya sih jam 08.30, makanya
saya datengnya sekitar jam segitu
Hasil penelitian, gejala stres berdasarkan
gejala prilaku hal yang paling banyak dirasakan oleh
PNS dibandingkan Honorer antara lain: terlalu banyak tidur sebanyak 2 orang, nafsu makan berlebihan sebanyak 3 orang, tidak nyaman saat harus
bekerja dalam kelompok kerja sebanyak 2 orang, kinerja semakin menurun sebanyak 2 orang, pernah
menunda-nunda menyelesaikan tugas pekerjaan sebanyak 5 orang dan sering tidak masuk kantor sebanyak 6 orang.
Untuk gejala stres bagi PNS berdasarkan
gejala prilaku yang dirasakan yaitu sering tidak
masuk kantor, pegawai yang di wawancara menyatakan: Kalo masalah gak masuk kerja sih kadangkadang, tapi kalo masuk kerja gak sesuai jam masuk
kantor sih tiap hari kecuali selasa, soalnya harus
upacara di dinas. Kalo hari biasa pasti masih sepi
kantor, udah ada orangnya sih jam 08.30, makanya
saya datengnya sekitar jam segitu
Sedangkan hal yang paling banyak dirasakan oleh Honorer dibandingkan PNS antara lain:
fisik mudah terluka dan selalu tidak berhati-hati dalam bekerja sebanyak 4 orang, sering susah tidur
sebanyak 3 orang, porsi makan berkurang sebanyak
2 orang, saat berbicara dengan orang lain, sering
gagap sebanyak 4 orang, jarang berkumpul dengan
teman di kantor, sejak bekerja disini sebanyak 2
orang, menjadi kurang spontan dan kurang kreatif
Observasi di UPT Gudang Farmasi dilakukan selama dua minggu yaitu pada tanggal 1 sampai
18 juni 2009, karena jadwal kerja hanya 5 hari dalam seminggu maka observasi dilakukan pada hari
senin sampai jumat pada setiap minggunya. Selama
dua minggu tersebut, peneliti mengobservasi semua
kondisi UPT Gudang Farmasi beserta bagaimana
para pegawai bekerja.
Hasil observasi yang peneliti dapatkan
yaitu: UPT Gudang Farmasi memiliki dua bangunan
yang terpisah. Bangunan yang pertama terdiri dari
empat ruangan besar, halaman yang ditumbuhi beberapa pohon besar yang juga terdapat pagar besi
untuk keamananan. Ruangan pertama digunakan
unuk tempat pencatatan yang didalamnya terdapat 7
meja untuk 7 pegawai, 2 kompiuter, 2 meja yang diatasnya banyak tersimpan berkas-berkas, lemari besi
untuk menyimpan dokumen, meja dan kursi tamu,
televisi, AC, ada ruangan dapur dan kamarmandi didalamnya, dan di dinding terpasang jadwal pengambilan obat serta struktur pegawai di UPT Gudang
Farmasi. Ruangan kedua yaitu gudang distri busu
yang terletak di sebelah ruang administrasi, gudang
distribusi terdiri rak-rak besar yang berisi obatobatan yang tersusun untuk mempermudah pegawai
dalam memilih obat yang akan didistribusikan pada
puskesmas.
Ruangan yang ketiga yaitu ruangan
penyimpanan vaksin yang berada di sebelah gudang
distribusi, ruangan ini jarang di buka karena vaksin
didistribusikan hanya pada waktu-waktu tertentu,
ruangan ini memiliki AC untuk menjaga kualitas
vaksin yang disimpan. Kemudian ruangan yang keempat yang didalamnya terdapat sebuah sofa,
televisis dan juga terdapat kamarmandi, ruangan ini
diperuntukkan tempat singgah dan meletakkan
barang-barang milik pegawai yang selalau bertugas
di gudang distribusi dan gudang stok.
35
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
Pembahasan
36
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
atasan terhadap kinerja sebanyak 5 orang, sedangkan dari pengembangan karir adalah Promosi/mutasi
jabatan di tempat bekerja tidak sesuai dengan kemampuan pegawainya sebanyak 7 orang, serta dari
hubungan dalam pekerjaan adalah pimpinan yang
perfeksionis dalam berbagai hal sebanyak 4 orang
serta tidak ada yang sumber stres dari struktur dan
iklim organisasi.
Sumber stres yang berbeda secara dominan
antara pegawai PNS dengan pegawai honorer yang
paling besar adalah dari pengembangan karir yaitu
Promosi/mutasi jabatan di tempat bekerja tidak
sesuai dengan kemampuan pegawainya sebanyak 7
orang.
Sumber stres yang berbeda secara dominan
antara pegawai PNS dengan pegawai honorer antara
lain. Dari sumber stres di luar pekerjaan berdasarkan
Tuntutan Dari Luar Organisasi/Pekerjaan yaitu barubaru ini pindah tempat tinggal sebanyak 2 orang
serta Ciri-ciri Individu adalah Selalu tidak puas
dengan prestasi yang sudah Di raih sebanyak 5
orang.
Sumber stres yang berbeda secara dominan
antara pegawai PNS dengan pegawai honorer yang
paling besar adalah dari ciri-ciri individu adalah
selalu tidak puas dengan prestasi yang sudah diraih
sebanyak 5 orang.
Sumber stres yang berbeda secara dominan
antara pegawai honorer dengan pegawai PNS antara
lain. Dari sumber stres di dalam pekerjaan berdasarkan intrinsik pekerjaan yaitu kebisingan di sekitar
kantor tempat bekerja mengganggu bekerja, pekerjaan mempunyai resiko besar terjadinya kecelakaan
kerja dan tidak memiliki jadwal kerja yang terencana masing-masing sebanyak 5 orang, berdasarkan
peran individu dalam organisasi yaitu atas dasar
kemampuan yang dimiliki, sering mengerjakan
pekerjaan yang bukan merupakan bagian dari
tanggung jawab yang dimiliki dan merasa ada pertentangan batin antara nilai-nilai diri dan tugas yang
dilakukan masing-masing sebanyak 4 orang, sedangkan tidak ada yang bersumber dari pengembangan karir, serta dari hubungan dalam pekerjaan
adalah atasan dan rekan kerja tidak saling akrab,
kurangnya perhatian manajemen kantor terhadap
pegawai dan komunikasi interpersonal di tempat
kerja kurang terjalin nyaman masing-masing berjumlah 5 orang, serta dari struktur dan iklim organisasi yaitu tidak diberi kesempatan berpartisipasi
dalam Pembuatan keputusan sebanyak 5 orang.
Sumber stres yang berbeda secara dominan
antara pegawai honorer dengan pegawai PNS yang
besar adalah dari intrinsik pekerjaan yaitu kebisingan di sekitar kantor tempat bekerja mengganggu bekerja, pekerjaan mempunyai resiko besar
terjadinya kecelakaan kerja dan tidak memiliki
37
Gambaran Stres Kerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tangerang
Daftar Pustaka
38