"Kenapa Anakku Mengantuk Terus Dan Sulit Dibangunkan?": Pemicu 1 Kelompok 17 Blok Sistem Saraf Dan Kejiwaan
"Kenapa Anakku Mengantuk Terus Dan Sulit Dibangunkan?": Pemicu 1 Kelompok 17 Blok Sistem Saraf Dan Kejiwaan
Kelompok 17
Tutor : dr. Susilodinata Halim,
M.Pd,
AIFO
NO
nama
NIM
LUDOLFUS BERTOLOMEUS
405090175
Anggota
LAURENCIA STEPHANIE
405080178
Anggota
BILL KARTOLO
405090020
Ketua
405090029
Anggota
MARIA N E BAGUL
405090051
Anggota
MUTIA ULFAH
405090089
Anggota
MEUTIA SYAMIELA
405090137
Anggota
REFKY JULIANDRI
405090149
Penulis
405090162
Anggota
10
405090203
Anggota
11
MEIDY REGIANTO
405090220
Sekretaris
12
GUNUNG MANSELL
405090238
Anggota
Pemicu 1B
Kenapa anakku mengantuk terus dan sulit
dibangunkan?
Seorang laki-laki berusia 1tahun dibawa orang tuanya ke RS karena
terus mengantuk dan makin sulit dibangunkan. Sejak 3 hari
terakhir sang anak tidak mau makan dan minum, menjadi rewel
dan menangis dengan suara melengking seperti kesakitan.
Sebelumnya terdapat riwayat demam tinggi dan keluar cairan dari
telinga berwarna hkehijauan. Riwayat imunisasi tidak lengkap
karena penderita dirawat neneknya di kampung dan baru di asuh
orang tuanya sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen dangan GCS 11,
suhu 39 C, pupil isokor, frontanel mayor cembung, ransang
meningeal positif, reflek fisologis meningkat, reflek patologis
positif. Tidak ditemukan gangguan paresis. Pemeriksaan cairan
serebrospinal: warna keruh, reaksi Nonne dan Pandy positif,
jumlah sel 1100/mm3 , PMN 75%, kadar glukosa 18 mg/dL,protein
200mg/dl
Apa yang dapat dipalajari dari kasusu ini?
Mind Mapping
LO
1. MENJELASKAN ANATOMI, HISTOLOGI,
DAN FISIOLOGI OTAK
2. MENJELASKAN PENURUNAN
KESADARAN
KOMPONEN OTAK
Korteks Cerebral
Nuclei basalis
FUNGSI UTAMA
Presepsi sensori, kontrol pergerakan secara volunter, ttg
personalitas, sophisticated mental events (bpikir, mengingat,
membuat keputusan, kreativitas, & pengendalian diri (selfconsciousness)
Hambat tonus otot, koordinasi pgerakan sementara yg lambat,
supresi pola pgerakan yg tidak bguna
Thalamus
Hipothalamus
Cerebellum
Medula Spinalis
Merupakan bagian dari susunan saraf pusat
yang selain dikelilingi dan dilindungi oleh corpus
vetebrae dan ligament, juga dilindungi oleh
meningen dan liquor cerebro.
Letak akan berubah-ubah sesuai dgn gerakan
tulang belakang
Mengisi 2/3 bagian atas canalis vetebralis
berhubungan dgn medulla oblongata pd tepi
aras os atlas
Berakhir di kaudal sebagai conus medularis yg
seperti kerucut setinggi L 1-2.
Medula Spinalis
Di dalam tulang belakang, menonjol,
membentuk
sayap
punggung
(tanduk
dorsal) dan sayap perut (tanduk ventral)
Fungsi : pusat saraf yang meneruskan
impuls ke otak dan sebagai pusat gerak
refleks
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensorik &
menghantarkannya ke sel saraf motorik.
Medula Spinalis
Rangsangan (impuls sensorik)
Reseptor
Melalui tanduk dorsal
Pada
tanduk
dorsal
terdapat badan sel saraf
penghubung
(asosiasi
konektor)
yang
akan
Impuls motorik
menerima impuls dari sel
Melalui tanduk ventral saraf sensorik dan akan
menghantarkannya ke sel
Keluar dari sumsum tulang belakang
saraf motorik.
Sumsum tulang belakang
Efektor
BATANG OTAK
Batang otak
Ke arah kaudal, batang otak berlanjut sbg
medulla spinalis, ke rostal berhubungan
langsung dengan pusat2 otak yang lebih
tinggi.
Bagian2 batang otak dari bawah ke atas:
Medulla oblongata
Pons
Mesensefalon (otak tengah)
Medulla oblongata
Pusat refleks jantung,
vasokonstriktor, pernafasan, bersin,
batuk, menelan, salivasi, muntah.
Medulla oblongata mengandung
nukleus 4 saraf kranial terakhir: N IXXII
Pons
Menghubungkan kedua hemisfer
serebri, serta menghubungkan
mesensefalon dengan medula
oblongata.
pons berperan dalam pengaturan
saraf kranial V, VI, VII, VIII
Bagian anterior:
Pedunculus serebri terdiri dari berkas serabut2
motorik yang berjalan turun dari serebrum.
HISTOLOGI
Jaringan saraf
Secara anatomis
Susunan saraf pusat
Susunan saraf tepi
Secara struktural
Neuron (memiliki
cabang panjang)
Sel glia (cabang
pendek, menyangga
dan melindungi neuron,
ikut serta dalam
aktivitas saraf, nutrisi,
proses pertahanan ssp)
Neuron
Dendrit : cabang panjang, menerima
stimulus dari lingkungan sel epitel sensorik/
dari neuron lain
Badan sel/ perikarion : pusat trofik ,
menerima stimulus
Akson :
cabang tunggal untuk menghantarkan/
menciptakan impuls saraf ke sel lain
Bag distal akson bercabang dan
membentuk ranting2 terminal bulbus
akhir(boutons), berinteraksi dgn neuron
sinaps
FAAL
Kesadaran
Definisi
Adalah kesiagaan seseorang
terhadap diri & sekitarnya.
Pusat di SSP
Interaksi konstan dan efektif antara
hemisfer serebri yang intak dan
formasio retikularis di batang otak
Fisiologi
pusat kesadaran : pons, formasio
retikularis daerah mesensefalon dan
diensefalon.
Lintasan asendens SSP (lintasan
asendens spesifik/lemniskal)
:menyalurkan impuls sensorik
protopatik, propioseptik dan perasa
pancaindra dari perifer ke daerah
korteks perseptif primer.
Lesi supratentorial.
Lesi infratentorial.
Gangguan difus (gangguan
metabolik)
Difus
PATOFISIOLOGI- lesi
supratentorial
Pada lesi supratentorial, gangguan kesadaran
akan terjadi baik oleh kerusakan langsung
pada jaringan otak atau akibat penggeseran
dan kompresi pada ARAS karena proses
tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi
dan edema yang diakibatkannya.
Proses ini menjalar secara radial dari lokasi lesi
kemudian ke arah sepanjang batang otak
Gejala-gejala klinik akan timbul sesuai dengan
perjalan proses tersebut yang dimulai dengan
gejala-gejala neurologik fokal sesuai dengan
lokasi lesi.
PATOFISIOLOGI- lesi
infratentorial
Pada lesi infratentorial, gangguan
kesadaran dapat terjadi karena
kerusakan ARAS baik oleh proses
intrinsik pada batang otak maupun
oleh proses ekstrinsik
PATOFISIOLOGI-gangguan
metabolik
Pada penyakit metabolik, gangguan
neurologik umumnya bilateral dan hampir
selalu simetrik.
Selain itu gejala neurologiknya tidak dapat
dilokalisir pada suatu susunan anatomik
tertentu pada susunan saraf pusat
Penyebab gangguan kesadaran pada
golongan ini terutama akibat
kekurangan 02,
kekurangan glukosa,
gangguan sirkulasi darah
pengaruh berbagai macam toksin
GANGGUAN METABOLIKkekurangan O2
Otak yang normal memerlukan 3.3 cc 02/100
gr otak/menit yang disebut Cerebral Metabolic
Rate for Oxygen (CMR 02).
CMR 02 ini pada berbagai kondisi normal tidak
banyak berubah.
Hanya pada kejang-kejang CMR 02
meningkat dan jika timbul gangguan fungsi
otak, CMR 02 menurun.
Pada CMR 02 kurang dari 2.5 cc/100 gram
otak/menit akan mulai terjadi gangguan mental
dan umumnya bila kurang dari 2 cc 02/100
gram otak/menit terjadi koma.
PATFIS
TINGKAT
KESADARAN
Compos mentis
Apatis
Delirium
KETERANGAN
Sadar sepenuhnya baik thd dirinya maupun
lingkungan
Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan baik
Pasien tampak segan, acuh tak acuh terhadap
lingkungannya
Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik
dan siklus tidur-bangun yang terganggu
Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi,
dan meronta-ronta
Semi-koma (koma
ringan)
Anamnesis
Apakah ada :
Trauma kepala
Gangguan konvulsif
(kejang), epilepsi
Diabetes mellitus,
pengobatan dengan obat
hipoglikemia,insulin
Penyakit ginjal ,hati,
jantung, paru
Perubahan mengenai
suasana hati (mood),
tingkah laku, pikiran,
depresi
Pemeriksaaan umum
Segera periksa dan beri tindakan untuk
mencegah atau mengatasi 5 H, yaitu :
Hipoksia otak, Hipotensi, Hipoglikemia,
Hipertermia dan Herniasi di otak
Pemeriksaaan mencakup:
Gejala vital
Kulit
Kepala
Toraks,jantung,paru,abdomen dan ekstermitas
Gejala vital
Periksa jalan nafas,keadaan respirasi dan
sirkulasi
Pastikan bahwa jalan nafas terbuka dan
pasien dapat bernafas
Otak membutuhkan pasokan oksigen yang
kontinu, demikian juga glukosa
Tanpa oksigen sel-sel otak akan mati
dalam waktu dalam 5 menit
Karena itu, harus ada sirkulasi darah untuk
menyampaikan oksigen dan glukosa ke
otak
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaaan laboratorium dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan metabolik,
misalnya hipoglikemia, hiperkalsemia, koma
diabetik, uremia, gagal hepar, dan gangguan
elektrolit
Bila fasilitas ada, lakukanlah pemeriksaan CT
scan untuk mendeteksi adanya gangguan
serebral (hematoma, perdarahan, dan tumor)
Bila tidak ada kontraindikasi, maka cairan
serebrospinal (yang diperoleh melalui pungsi
lumbal) perlu dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis dan perdarahan
subarakhnoid
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pupillary Reactions
Pembesaran pupil (5,5 mm) unilateral
menandakan adanya kompresi N. 3 dan masa di
hemisper ipsilateral
Bila kedua pupil dilatasi dan tidak memberikan
reaksi terhadap cahaya menunjukkan adanya
kompresi di n. oculomotorik di midbrain
Sindrom Horner (miosis, ptosis, and anhidrosis)
menandakan adanya lesi ipsilateral pada batang
otak atau hipotalamus
Bila koma disebabkan karena intoksinasi metabolik
atau obat, biasanya respon pupil masih baik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pupillary Reactions
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Movements of Eyes and Eyelids and
Corneal Response
Bila mata pasien berputar ke arah lateral dan
bawah menunjukkan adanya paralisis n. 3
Bila mata pasien berputar ke arah medial
menunjukkan adanya paralisis di n. 6
Hilangnya oculovestibular reflex
Bila bola mata melihat ke bawah ke arah
hidung menunjukan adanya lesi infark atau
hematom di daerah talamus atau midbrain
OCULOVESTIBULAR REFLEX
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Movements of Eyes and Eyelids
and Corneal Response
Oculocephalic reflexes (dolls-eye
movements), adalah memiringkan
kepala penderita secara cepat sambil
memfiksasi kelopak mata
Bila negatif, maka :
Rusaknya n. oculomotor di midbrain dan
tegmentum pontis di pons
Hilangnya inhibisi korteks (kerusakan
bihemispher)
DOLLS-EYE MOVEMENTS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Spontaneous Limb Movements
Lesi pada jaras kortikospinal
mengakibatkan quadriplegia
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
memberikan perangsangan nyeri
Gerakan chorea-athetosis dan balismus
menggambarkan lesi pada ganglion
basal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Posturing in the Comatose
Patient
Decerebrate rigidity, postur berbaring
dalam keadaan ekstensi kaku pada siku,
lutut dan panggul dengan lengan yang
mengalami rotasi internal pada bahu
serta pronasi serta jari tangan, jari kaki
dan mata kaki mengalami fleksi
Decorticate rigidity, lengan dan tungkai
dalam keadaan fleksi dan adduksi
DECORTICATE RIGIDITY
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Patterns of Breathing
Cheyne-Stokes respiration, ritmik
pernapasan yang disertai dengan fase
apnea yang berulang secara teratur
Central neurogenic hyperventilation,
peningkatan ritme pernapasan yang
menimbulkan keadaan alkalosis respiratori.
Apneustic breathing atau ataxia of
breathing, henti napas 2-3
detik.Disebabkan karena oklusi a. basilaris
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Clinical Signs of Increased
Intracranial Pressure
Sakit kepala, muntah, hipertensi dan
bradikardi
Papiledema muncul pada 12-24 jam
setelah onset
Hidrosefalus pada perdarahan sub
araknoid
Focal signs
absent
Penatalaksanaan Penurunan
Kesadaran
A : Airway jalan nafas
B : Breating pernafasan
Berikan oksigen
Lakukan ventilasi jika gerakan pernafasan
tidak adekuat
C : Circulation sirkulasi
EMERGENCY MANAGEMENT
Pendekatan pertama: stabilisasi ps, mengatasi
kondisi mengancam jiwa & diikuti dg penentuan
etiologi & diagnosis
Inspeksi, hitung tanda vital, ABC
Obstruksi Airway diatasi & intubasi
Curiga trauma cervical jgn gerakan / pindahkan leher
hingga dipastikan mll x-ray (apabila (+) & perlu intubasi
tracheostomy)
Tanda ventilasi adekuat: (-) cyanosis, RR > 8/min, (+)
breath sound pada auskultasi dada, & hasil AGD
inadekuat ps harus diventilasi secara mekanis
Sirkulasi cek nadi & TD apabila terggg IV fluid
replacement, pressor, antiaritmia (apabila ada indikasi)
EMERGENCY MANAGEMENT
IV kateter & ambil darah utk pem.lab
Ukur: serum glukosa, elektrolit, fs hepar & ginjal, PT, PTT, CBC
;(extra tube drug screening)
DIAGNOSIS BANDING
Brain Death
Kerusakan otak ireversibel
destruksi permanen fungsi batang
otak kematian pasien ( fungsi KV
dan respirasi dapat dipertahankan
dengan ventilator) Mati batang
otak
Test :
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Diagnosis
Rangsangan fungsi otak
tidak responsif
Tidak responsif pd rangsangan sensorik
termasuk nyeri dan suara
Meningitis
adalah pembengkakan dan iritasi
(peradangan) membran yang
menutupi otak dan sumsum tulang
belakang.peradangan ini
menyebabkan perubahan dalam
cairan cerebrospinal (CSF) yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang
Epidemiologi
Meningitis meningokokal daerah endemi
Haemophilus influenzae anak <5 th
Pneumokokus usia lanjut, alkoholisme,
splenektomi
ETIOLOGI
Bakteri
Neisseria meningitidis (meningokokus)
Haemophilus influenzae tipe B
Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
Mycobacterium tuberculosis
Gejala
Demam tinggi
Sakit kepala
Kaku kuduk adalah gejala umum
meningitis pada siapa pun di atas usia 2
tahun.
Mual
Muntah
Rasa tidak nyaman menatap cahaya
terang
Kebingungan
Kantuk
Tidak nafsu makan
Gambaran Klinis
Tanda Neurologis
Meningismus kaku kuduk,
meningeal cry, Kernig sign
Penurunan tingkat kesadaran
Peningkatan TIK
Palsi nervus kranialis dan tanda
neurologis fokal lain
Pemeriksaan Penunjang
CSS keruh
Tekanan CSS
Leukositosis polimorfik
Konsentrasi protein
Konsentrasi glukosa rendah
Sering : ENTEROVIRUS
Coxsackie dan Echovirus termasuk
dalam family Enterovirus merupakan
hampir 50% penyebab dari meningitis
virus (meningitis aseptic)
GAMBARAN KLINIS
TRIAS MENINGITIS :
Sakit kepala
Demam
Tanda rangsang meningeal (kaku
kuduk, Kerniq, Brudzinski)
DIAGNOSA
Pungsi lumbal
LCS :
Tekanan meningkat
Sel meningkat (awal PMN limfositer)
Warna jernih
Peotein normal/ sedikit meningkat
Glukosa normal
Periksa :
Darah
MENINGITIS JAMUR
ETIOLOGI
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
TANDA DAMGEJALA
kombinasi beberapa gejala
seperti demam, nyeri kepala,
lethargi, confuse, mual, muntah,
kaku kuduk atau defisit neurologis.
Sering kali hanya satu atau dua
gejala utama yang dapat
ditemukan pada gejala awal.
DIAGNOSA
berdasarkan gejala klinis
cairan cerebrospinal.
Gambaran sama dengan meningitis
tuberculosa
menemukan Cryptococcus dalam cairan
cerebrospinal dengan pewarnaan tinta India,
kultur dalam media sabouraud
TERAPI
Terapi dengan Amfoterisin B memperlihatkan
hasil yang baik.
Amfoterisin B diberikan tiap hari intravena
dengan dosis 0,5 mg/Kg, diberikan enam sampai
sepuluh minggu, tergantung dari perbaikan klinis
dan kembalinya cairan cerebrospinal ke arah
normal.
Amfoterisin B dapat diberikan dengan 5flurocytosine 150 mg/Kg per hari (dalam empat
dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang baik.
Ensefalitis
adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang
ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi
dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis
(disebabkan oleh bakteri).
Penyakit parasit dan protozoa seperti
toksoplasmosis, malaria, atau primary
amoebic meningoencephalitis, juga dapat
menyebabkan ensefalitis pada orang yang
sistem kekebalan tubuhnya kurang.
Ensefalopati metabolik
a. Penyebab metabolik ensefalopati akut
1. Hipoksia, misalnya akibat henti jantung,
hipotensi berat.
2. Hipoglikemia
3. Gagal organ pernapasan, ginjal atau hepar
4. Gangguan ion:
5. Defisiensi vitamin
6. Gangguan endokrin
7. Toksin, misalnya karbon monoksida, timbal,
Defisiensi vitamin
Vitamin
Defisit neurologis
B1 (tiamin)
Sindrom Wernicke-Korsakoff
(oftalmoplegia, ataksia, konfusi dan
koma)
B3 (niasin)
B6 (piridoksin)
Polineuropati
B12 (kobalamin)
Demensia
Atrofi optik
Polineuropati
Degenerasi kombinasi subakut medula
spinalis (kerusakan pada traktus
kortikospinal dan kolumna posterior)
D (kalsiferol)
Miopati
E (tokoferol)
Degenerasi spinoserebelar
Penyakit endokrin
Gangguan
Sindrom Neurologis
Akromegali
Ensefalopati kronik
Defek lapang pandang
Sindrom terowongan karpal
Apnea obstruktif saat tidur
Miopati
Hipopituitarisme
Tirotoksikosis
Miksedema
Sindrom Cushing
Penyakit Addison
Ensefalopati akut
Ensefalopati metabolik
Hiperparatiroidisme dan
hipoparatiroidisme
Ensefalopati, kejang
Miopati
Hipertensi intrakranial
benigna
Tetani-dengan hipokalsemia
Diabetes melitus
Insulinoma
Feokromositoma
Kesimpulan
Kami telah mempelajari penurunan
kesadaran
Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan anak ini mengalami
penurunan kesadaran tingkat sedang
(GCS 11) kemungkinan akibat
meningitis bakterial
saran
Infus dextrose
Lakukan pemeriksaan
mikroorganisme untuk menentukan
bakteri penyebab
Berikan antibiotik sesuai dengan
hasil pemeriksaan mikroorganism
Daftar Rujukan
Drislane FW et al. Neurology. Blueprints.
Philadelphia ; Lippincot Williams & Wilkins : 2006
Guyton AC. Textbook pf Medical Physiology. 11th
ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company,2001.
Sherwood L. Human Physiology. 5th ed. Belmont:
Thompson Learning,2004.
Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical
Neurology. International Edition. Pretince Hall;
Appleton & Lange : 2009.
TERIMAKASIH