Anda di halaman 1dari 96

Kenapa anakku

mengantuk terus dan sulit


dibangunkan?
Pemicu 1 Kelompok 17
BLOK SISTEM SARAF DAN KEJIWAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TARUMANAGARA

Kelompok 17
Tutor : dr. Susilodinata Halim,
M.Pd,
AIFO
NO
nama

NIM

LUDOLFUS BERTOLOMEUS

405090175

Anggota

LAURENCIA STEPHANIE

405080178

Anggota

BILL KARTOLO

405090020

Ketua

C. ELLISA NANCYLIA WIYONO

405090029

Anggota

MARIA N E BAGUL

405090051

Anggota

MUTIA ULFAH

405090089

Anggota

MEUTIA SYAMIELA

405090137

Anggota

REFKY JULIANDRI

405090149

Penulis

AMELIA FEBIANA HANDJAJA

405090162

Anggota

10

RIMA RIZGI MELTAHAYATI

405090203

Anggota

11

MEIDY REGIANTO

405090220

Sekretaris

12

GUNUNG MANSELL

405090238

Anggota

Pemicu 1B
Kenapa anakku mengantuk terus dan sulit
dibangunkan?
Seorang laki-laki berusia 1tahun dibawa orang tuanya ke RS karena
terus mengantuk dan makin sulit dibangunkan. Sejak 3 hari
terakhir sang anak tidak mau makan dan minum, menjadi rewel
dan menangis dengan suara melengking seperti kesakitan.
Sebelumnya terdapat riwayat demam tinggi dan keluar cairan dari
telinga berwarna hkehijauan. Riwayat imunisasi tidak lengkap
karena penderita dirawat neneknya di kampung dan baru di asuh
orang tuanya sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen dangan GCS 11,
suhu 39 C, pupil isokor, frontanel mayor cembung, ransang
meningeal positif, reflek fisologis meningkat, reflek patologis
positif. Tidak ditemukan gangguan paresis. Pemeriksaan cairan
serebrospinal: warna keruh, reaksi Nonne dan Pandy positif,
jumlah sel 1100/mm3 , PMN 75%, kadar glukosa 18 mg/dL,protein
200mg/dl
Apa yang dapat dipalajari dari kasusu ini?

Mind Mapping

LO
1. MENJELASKAN ANATOMI, HISTOLOGI,
DAN FISIOLOGI OTAK
2. MENJELASKAN PENURUNAN
KESADARAN

KOMPONEN OTAK

Korteks Cerebral

Nuclei basalis

FUNGSI UTAMA
Presepsi sensori, kontrol pergerakan secara volunter, ttg
personalitas, sophisticated mental events (bpikir, mengingat,
membuat keputusan, kreativitas, & pengendalian diri (selfconsciousness)
Hambat tonus otot, koordinasi pgerakan sementara yg lambat,
supresi pola pgerakan yg tidak bguna

Thalamus

Kontrol motorik, beberapa derajat pengendalian (consciousness),


tahu sensasi seks (crude awareness of sensation), tempat
mnyimpan & mengirimkan informasi dr semua input sinaptik

Hipothalamus

Regulasi banyak fungsi homeostatis (kontrol suhu, haus,


pengeluaran urine, & masukan makanan), tempat koneksi antara
sistem saraf & endokrin, pengikutsertaan besar emosi & pola
perilaku dasar, bperan dlm siklus bangun tidur-tidur

Cerebellum

Batang otak (brain


stem)

Menjaga keseimbangan, m tonus otot, mkoordinasi &


mrencanakan aktibitas otot yg tlatih secara volunter
Asal dr kebanyakan saraf kranial perifer, pusat kontrol CDV,
respirasi, & digestif; mregulasi refleks otot tmasuk keseimbangan
& postur, resepsi & integrasi smua masukan sinaptik dr batang
otak (arousal & aktivasi korteks serebral), bperan dlm siklus
bangun tidur

Medula Spinalis
Merupakan bagian dari susunan saraf pusat
yang selain dikelilingi dan dilindungi oleh corpus
vetebrae dan ligament, juga dilindungi oleh
meningen dan liquor cerebro.
Letak akan berubah-ubah sesuai dgn gerakan
tulang belakang
Mengisi 2/3 bagian atas canalis vetebralis
berhubungan dgn medulla oblongata pd tepi
aras os atlas
Berakhir di kaudal sebagai conus medularis yg
seperti kerucut setinggi L 1-2.

Medula Spinalis
Di dalam tulang belakang, menonjol,
membentuk
sayap
punggung
(tanduk
dorsal) dan sayap perut (tanduk ventral)
Fungsi : pusat saraf yang meneruskan
impuls ke otak dan sebagai pusat gerak
refleks
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensorik &
menghantarkannya ke sel saraf motorik.

Medula Spinalis
Rangsangan (impuls sensorik)
Reseptor
Melalui tanduk dorsal

Pada
tanduk
dorsal
terdapat badan sel saraf
penghubung
(asosiasi
konektor)
yang
akan
Impuls motorik
menerima impuls dari sel
Melalui tanduk ventral saraf sensorik dan akan
menghantarkannya ke sel
Keluar dari sumsum tulang belakang
saraf motorik.
Sumsum tulang belakang

Efektor

BATANG OTAK

Batang otak
Ke arah kaudal, batang otak berlanjut sbg
medulla spinalis, ke rostal berhubungan
langsung dengan pusat2 otak yang lebih
tinggi.
Bagian2 batang otak dari bawah ke atas:
Medulla oblongata
Pons
Mesensefalon (otak tengah)

Batang otak merupakan pusat penyampaian


dan refleks yang penting dari SSP.

Medulla oblongata
Pusat refleks jantung,
vasokonstriktor, pernafasan, bersin,
batuk, menelan, salivasi, muntah.
Medulla oblongata mengandung
nukleus 4 saraf kranial terakhir: N IXXII

Pons
Menghubungkan kedua hemisfer
serebri, serta menghubungkan
mesensefalon dengan medula
oblongata.
pons berperan dalam pengaturan
saraf kranial V, VI, VII, VIII

Otak tengah (mesensefalon)


Terdiri dari:
Bagian posterior; tektum:
Kolikulus superior berperan pada reflek
pengelihatan, dan koordinasi gerak pengelihatan
Kolikulus inferior berperan dalam refleks
pendengaran

Bagian anterior:
Pedunculus serebri terdiri dari berkas serabut2
motorik yang berjalan turun dari serebrum.

Saraf kranialis yang berasal dari


mesensefalon: N.III & IV

HISTOLOGI
Jaringan saraf
Secara anatomis
Susunan saraf pusat
Susunan saraf tepi
Secara struktural
Neuron (memiliki
cabang panjang)
Sel glia (cabang
pendek, menyangga
dan melindungi neuron,
ikut serta dalam
aktivitas saraf, nutrisi,
proses pertahanan ssp)

Neuron
Dendrit : cabang panjang, menerima
stimulus dari lingkungan sel epitel sensorik/
dari neuron lain
Badan sel/ perikarion : pusat trofik ,
menerima stimulus
Akson :
cabang tunggal untuk menghantarkan/
menciptakan impuls saraf ke sel lain
Bag distal akson bercabang dan
membentuk ranting2 terminal bulbus
akhir(boutons), berinteraksi dgn neuron
sinaps

Kebanyakan neuron di tubuh adalah


multipolar
Neuron bipolar ganglia koklear dan
vestibular, retina, mukosa olfaktorius

Jenis neuron secara


fungsional
Neuron motorik (eferen) :
mengendalikan organ efektor
Neuron sensorik (aferen) :
penerima stimulus sensoris dari
lingkungan dan dalam tubuh.
Interneuron : mengadakan hub
antar neuron, dan membentuk jar
fungsional yg komplek/ sirkuit (spt pd
retina)

FAAL

Kesadaran
Definisi
Adalah kesiagaan seseorang
terhadap diri & sekitarnya.
Pusat di SSP
Interaksi konstan dan efektif antara
hemisfer serebri yang intak dan
formasio retikularis di batang otak

Fisiologi
pusat kesadaran : pons, formasio
retikularis daerah mesensefalon dan
diensefalon.
Lintasan asendens SSP (lintasan
asendens spesifik/lemniskal)
:menyalurkan impuls sensorik
protopatik, propioseptik dan perasa
pancaindra dari perifer ke daerah
korteks perseptif primer.

formasio retikularis sepanjang batang


otak (lintasan asendens aspesifik) :
menerima dan menyalurkan impuls dari
lintasan spesifik melalui koleteral ke
pusat kesadaran pada batang otak
atas, meneruskan ke nukleus
intralaminaris talami, disebarkan difus
ke seluruh permukaan otak.

Merruzi dan Magoum : diffuse


ascending reticular activating
system (ARAS).

Lintasan spesifik menghantarkan impuls


dari satu titik pada alat reseptor ke satu
titik pada korteks perseptif primer.
lintasan asendens aspesifik
menghantarkan setiap impuls dari titik
manapun pada tubuh ke seluruh korteks
serebri.
Neuron-neuron di korteks serebri yang
digalakkan oleh impuls asendens
aspesifik itu dinamakan neuron
pengemban kewaspadaan, sedangkan
yang berasal dari formasio retikularis
dan nuklei intralaminaris talami disebut
neuron penggalak kewaspadaan.

Etiologi menurut Mekanisme


Gangguan serta Letak Lesi

Lesi supratentorial.
Lesi infratentorial.
Gangguan difus (gangguan
metabolik)

Etiologi Perubahan Tingkat


Kesadaran
Struktural

Infratentorial trauma, infark, perdarahan,


tumor, dimielinisasi)
Supratentorial menekan batang otak
Penyebab patologis yang mengenai hemisfer
serebri kanan

Difus

Penurunan ketersediaan substansi


Penyakit metabolik
Epilepsi
Inflamasi
Obat-obatan dan toksin

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan


dari berbagai faktor:
termasuk perubahan dalam lingkungan kimia
otak seperti keracunan
kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran
darah ke otak
tekanan berlebihan di dalam rongga tulang
kepala.
defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya
hemiparese serebral atau sistem aktivitas
reticular mengalami luka. Penurunan tingkat
kesadaran berhubungan dengan peningkatan
angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas
(kematian).

PATOFISIOLOGI- lesi
supratentorial
Pada lesi supratentorial, gangguan kesadaran
akan terjadi baik oleh kerusakan langsung
pada jaringan otak atau akibat penggeseran
dan kompresi pada ARAS karena proses
tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi
dan edema yang diakibatkannya.
Proses ini menjalar secara radial dari lokasi lesi
kemudian ke arah sepanjang batang otak
Gejala-gejala klinik akan timbul sesuai dengan
perjalan proses tersebut yang dimulai dengan
gejala-gejala neurologik fokal sesuai dengan
lokasi lesi.

Jika keadaan bertambah berat dapat timbul sindroma


diensefalon, sindroma meseisefalon bahkan sindroma
ponto-meduler dan deserebrasi

PATOFISIOLOGI- lesi
infratentorial
Pada lesi infratentorial, gangguan
kesadaran dapat terjadi karena
kerusakan ARAS baik oleh proses
intrinsik pada batang otak maupun
oleh proses ekstrinsik

PATOFISIOLOGI-gangguan
metabolik
Pada penyakit metabolik, gangguan
neurologik umumnya bilateral dan hampir
selalu simetrik.
Selain itu gejala neurologiknya tidak dapat
dilokalisir pada suatu susunan anatomik
tertentu pada susunan saraf pusat
Penyebab gangguan kesadaran pada
golongan ini terutama akibat

kekurangan 02,
kekurangan glukosa,
gangguan sirkulasi darah
pengaruh berbagai macam toksin

GANGGUAN METABOLIKkekurangan O2
Otak yang normal memerlukan 3.3 cc 02/100
gr otak/menit yang disebut Cerebral Metabolic
Rate for Oxygen (CMR 02).
CMR 02 ini pada berbagai kondisi normal tidak
banyak berubah.
Hanya pada kejang-kejang CMR 02
meningkat dan jika timbul gangguan fungsi
otak, CMR 02 menurun.
Pada CMR 02 kurang dari 2.5 cc/100 gram
otak/menit akan mulai terjadi gangguan mental
dan umumnya bila kurang dari 2 cc 02/100
gram otak/menit terjadi koma.

GANGGUAN METABOLIKkekurangan glukosa


Energi otak hanya diperoleh dari glukosa.
Tiap 100 gram otak memerlukan 5.5 mgr
glukosa/menit. Menurut Hinwich pada
hipoglikemi, gangguan pertama terjadi pada
serebrum dan kemudian progresif ke batang
otak yang letaknya lebih kaudal.
Menurut Arduini hipoglikemi menyebabkan
depresi selektif pada susunan saraf pusat yang
dimulai pada formasio retikularis dan
kemudian menjalar ke bagian-bagian lain.
Pada hipoglikemi, penurunan atau gangguan
kesadaran merupakan gejala dini

Gangguan Metabolik Toksin

toksin yang berasal dari penyakit


metabolik dalam tubuh sendiri atau
toksin yang berasal dari luar/akibat
infeksi

Gangguan Metabolik Gangguan


Sirkulasi Darah

Untuk mencukupi keperluan 02 dan


glukosa, aliran darah ke otak
memegang peranan penting.

PATFIS

TINGKAT
KESADARAN
Compos mentis

Apatis
Delirium

KETERANGAN
Sadar sepenuhnya baik thd dirinya maupun
lingkungan
Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan baik
Pasien tampak segan, acuh tak acuh terhadap
lingkungannya
Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik
dan siklus tidur-bangun yang terganggu
Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi,
dan meronta-ronta

Somnolen (letargia, Keadaan mengantuk, masih dapat pulih penuh bila


dirangsang
obtundasi,
Bila rangsang berhenti, pasien tertidur kembali
hipersomnia)
Sopor (stupor)

Semi-koma (koma
ringan)

Keadaan mengantuk yang dalam


P asien masih dapat dibangunkan dengan rangsang
yang kuat (mis: nyeri) tetapi pasien tidak terbangun
sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban
verbal yang baik
Penurunan kesadaran yang tidak berespons thd
rangsang verbal, tidak dapat dibangunkan sama

Anamnesis
Apakah ada :
Trauma kepala
Gangguan konvulsif
(kejang), epilepsi
Diabetes mellitus,
pengobatan dengan obat
hipoglikemia,insulin
Penyakit ginjal ,hati,
jantung, paru
Perubahan mengenai
suasana hati (mood),
tingkah laku, pikiran,
depresi

Penggunaan obat, atau


penyalah gunaan zat
Alergi, gigitan serangga,
syok anafilaktik
Gejala kelumpuhan,
demensia, gangguan
fungsi luhur
Penyakit terdahulu yang
berat serta perawatan di
rumah sakit sebelumnya

Pemeriksaaan umum
Segera periksa dan beri tindakan untuk
mencegah atau mengatasi 5 H, yaitu :
Hipoksia otak, Hipotensi, Hipoglikemia,
Hipertermia dan Herniasi di otak
Pemeriksaaan mencakup:

Gejala vital
Kulit
Kepala
Toraks,jantung,paru,abdomen dan ekstermitas

Gejala vital
Periksa jalan nafas,keadaan respirasi dan
sirkulasi
Pastikan bahwa jalan nafas terbuka dan
pasien dapat bernafas
Otak membutuhkan pasokan oksigen yang
kontinu, demikian juga glukosa
Tanpa oksigen sel-sel otak akan mati
dalam waktu dalam 5 menit
Karena itu, harus ada sirkulasi darah untuk
menyampaikan oksigen dan glukosa ke
otak

Pemeriksaan neurologis

Perhatikanlah sikap penderita sewaktu berbaring, apakah


tenang dan santai, yang menandakan bahwa turunnya
kesadaran tidak dalam
Adanya gerak menguap dan menelan menandakan bahwa
turunnya kesadaran tidak dalam
Kelopak mata yang terbuka dan rahang yang tergantung
didapatkan pada penurunan kesadaran yang dalam
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin kuat
rangsang yang dibutuhkan untuk membangkitkan jawaban,
semakin dalam penurunan tingkat kesadaran
Untuk memantau perkembangan tingkat kesadaran dapat
digunakan skala koma Glasgow
Selain itu, perlu pula diperiksa keadaan respirasi, pupil
mata, gerakan bola mata, funduskopi, dan motorik

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaaan laboratorium dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan metabolik,
misalnya hipoglikemia, hiperkalsemia, koma
diabetik, uremia, gagal hepar, dan gangguan
elektrolit
Bila fasilitas ada, lakukanlah pemeriksaan CT
scan untuk mendeteksi adanya gangguan
serebral (hematoma, perdarahan, dan tumor)
Bila tidak ada kontraindikasi, maka cairan
serebrospinal (yang diperoleh melalui pungsi
lumbal) perlu dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis dan perdarahan
subarakhnoid

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pupillary Reactions
Pembesaran pupil (5,5 mm) unilateral
menandakan adanya kompresi N. 3 dan masa di
hemisper ipsilateral
Bila kedua pupil dilatasi dan tidak memberikan
reaksi terhadap cahaya menunjukkan adanya
kompresi di n. oculomotorik di midbrain
Sindrom Horner (miosis, ptosis, and anhidrosis)
menandakan adanya lesi ipsilateral pada batang
otak atau hipotalamus
Bila koma disebabkan karena intoksinasi metabolik
atau obat, biasanya respon pupil masih baik

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pupillary Reactions

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Movements of Eyes and Eyelids and
Corneal Response
Bila mata pasien berputar ke arah lateral dan
bawah menunjukkan adanya paralisis n. 3
Bila mata pasien berputar ke arah medial
menunjukkan adanya paralisis di n. 6
Hilangnya oculovestibular reflex
Bila bola mata melihat ke bawah ke arah
hidung menunjukan adanya lesi infark atau
hematom di daerah talamus atau midbrain

OCULOVESTIBULAR REFLEX

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Movements of Eyes and Eyelids
and Corneal Response
Oculocephalic reflexes (dolls-eye
movements), adalah memiringkan
kepala penderita secara cepat sambil
memfiksasi kelopak mata
Bila negatif, maka :
Rusaknya n. oculomotor di midbrain dan
tegmentum pontis di pons
Hilangnya inhibisi korteks (kerusakan
bihemispher)

DOLLS-EYE MOVEMENTS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Spontaneous Limb Movements
Lesi pada jaras kortikospinal
mengakibatkan quadriplegia
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
memberikan perangsangan nyeri
Gerakan chorea-athetosis dan balismus
menggambarkan lesi pada ganglion
basal

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Posturing in the Comatose
Patient
Decerebrate rigidity, postur berbaring
dalam keadaan ekstensi kaku pada siku,
lutut dan panggul dengan lengan yang
mengalami rotasi internal pada bahu
serta pronasi serta jari tangan, jari kaki
dan mata kaki mengalami fleksi
Decorticate rigidity, lengan dan tungkai
dalam keadaan fleksi dan adduksi

DECORTICATE RIGIDITY

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Patterns of Breathing
Cheyne-Stokes respiration, ritmik
pernapasan yang disertai dengan fase
apnea yang berulang secara teratur
Central neurogenic hyperventilation,
peningkatan ritme pernapasan yang
menimbulkan keadaan alkalosis respiratori.
Apneustic breathing atau ataxia of
breathing, henti napas 2-3
detik.Disebabkan karena oklusi a. basilaris

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Clinical Signs of Increased
Intracranial Pressure
Sakit kepala, muntah, hipertensi dan
bradikardi
Papiledema muncul pada 12-24 jam
setelah onset
Hidrosefalus pada perdarahan sub
araknoid

Remember the ABCs


Look for obvious clues to etiology
Brief history
General exam
Meningeal signs
Try reversing common reversible etiologies
Naloxone
Thiamine
Dextrose
Use the neurologic exam
To check brainstem reflexes
To look for focal signs
Focal signs present

Suspect structural cause


Urgent neuroimaging
Different diagnosis

Focal signs
absent

Suspect diffuse cause


Metabolic, toxic and or infectious worku
Neuroimaging
Differential diagnosis

Penatalaksanaan Penurunan
Kesadaran
A : Airway jalan nafas

Hilangkan obstruksi, gunakan pipa


orofaring atau endrotrakea (EET) jika perlu

B : Breating pernafasan

Berikan oksigen
Lakukan ventilasi jika gerakan pernafasan
tidak adekuat

C : Circulation sirkulasi

Cek nadi dan tekanan darah


Pasang akses intravena
Berikan pengganti darah yang hilang

EMERGENCY MANAGEMENT
Pendekatan pertama: stabilisasi ps, mengatasi
kondisi mengancam jiwa & diikuti dg penentuan
etiologi & diagnosis
Inspeksi, hitung tanda vital, ABC
Obstruksi Airway diatasi & intubasi
Curiga trauma cervical jgn gerakan / pindahkan leher
hingga dipastikan mll x-ray (apabila (+) & perlu intubasi
tracheostomy)
Tanda ventilasi adekuat: (-) cyanosis, RR > 8/min, (+)
breath sound pada auskultasi dada, & hasil AGD
inadekuat ps harus diventilasi secara mekanis
Sirkulasi cek nadi & TD apabila terggg IV fluid
replacement, pressor, antiaritmia (apabila ada indikasi)

EMERGENCY MANAGEMENT
IV kateter & ambil darah utk pem.lab
Ukur: serum glukosa, elektrolit, fs hepar & ginjal, PT, PTT, CBC
;(extra tube drug screening)

Mulai IV infusion dextrose, B1, naloxone utk setiap ps


koma
25g dextrose IV (50mL 50% dextrose sol) utk kemungkinan
koma hipoglikemi
100mg thiamine IV utk kemungkinan ps def B1 (pemberian
glukosa saja dapat memperburuk wwernicke
encephalopathy)
Opiate antagonis naloxone 0.4-1.2mg IV kemungkinan
overdosis opiat

Ambil sampel darah arteri & cek AGD clue metabolik


tx utk kejang apabila ada

DIAGNOSIS BANDING
Brain Death
Kerusakan otak ireversibel
destruksi permanen fungsi batang
otak kematian pasien ( fungsi KV
dan respirasi dapat dipertahankan
dengan ventilator) Mati batang
otak

Kriteria Mati Batang Otak


Prakondisi :
Tidak disebabkan obat-obatan depresan SSP
Pasien dengan ventilator atas indikasi respirasi
spontan tidak adekuat

Test :

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

ada
ada
ada
ada
ada
ada

respon pupil terhadap cahaya


refleks kornea
refleks vestibulo-okular
refleks muntah atau penghisapan trakea
respon motorik terhadap rangsang nyeri
gerakan napas ketika ventilator dilepaskan

Kriteria Mati Batang Otak


Catatan :
Harus dilakukan oleh 2 dokter ahli
Tes dilakukan dengan interval
Gambaran EEG tidak bermakna
dalam menegakkan diagnosis
kematian otak

Diagnosis
Rangsangan fungsi otak
tidak responsif
Tidak responsif pd rangsangan sensorik
termasuk nyeri dan suara

Tidak ada refleks batang otak


Reflek pupil, kornea,orofaringeal absen
Tidak ada respon respirasi

Disfungsi otak yg ireversibel


Harus dibedakan dengan intoksikasi
obat sedatif, hipotermia, shok.

Disfungsi otak persisten


6 jam dengan konfirmasi isoelectric
EEG
12 jam tanpa konfirmasi ispoelectric
EEG
24 jam untuk anoic brain injury
tanpa konfirmasi isoelectric EEG

Tes konfirmasi tambahan


Tidak adanya aliran darah serebral
tanpa periode menunggu( dengan
cerebral angiografi.

Meningitis
adalah pembengkakan dan iritasi
(peradangan) membran yang
menutupi otak dan sumsum tulang
belakang.peradangan ini
menyebabkan perubahan dalam
cairan cerebrospinal (CSF) yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang

Epidemiologi
Meningitis meningokokal daerah endemi
Haemophilus influenzae anak <5 th
Pneumokokus usia lanjut, alkoholisme,
splenektomi
ETIOLOGI
Bakteri
Neisseria meningitidis (meningokokus)
Haemophilus influenzae tipe B
Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
Mycobacterium tuberculosis

Gejala
Demam tinggi
Sakit kepala
Kaku kuduk adalah gejala umum
meningitis pada siapa pun di atas usia 2
tahun.
Mual
Muntah
Rasa tidak nyaman menatap cahaya
terang
Kebingungan
Kantuk
Tidak nafsu makan

Gambaran Klinis

Nyeri kepala hebat


Nyeri dan kaku leher dan punggung
Muntah
Fotofobia
Penurunan kesadaran
Kejang
Tanda infeksi (demam, takikardi,
syok)
Kemerahan (petekie atau purpura)

Tanda Neurologis
Meningismus kaku kuduk,
meningeal cry, Kernig sign
Penurunan tingkat kesadaran
Peningkatan TIK
Palsi nervus kranialis dan tanda
neurologis fokal lain

Pemeriksaan Penunjang

CSS keruh
Tekanan CSS
Leukositosis polimorfik
Konsentrasi protein
Konsentrasi glukosa rendah

MENINGITIS VIRAL (meningitis aseptic)


terjadi akibat akhir dari berbagai
penyakit yang disebabkan oleh virus
seperti campak, mumps, herpes
simpleks dan herpes zooster.

Sering : ENTEROVIRUS
Coxsackie dan Echovirus termasuk
dalam family Enterovirus merupakan
hampir 50% penyebab dari meningitis
virus (meningitis aseptic)

GAMBARAN KLINIS
TRIAS MENINGITIS :
Sakit kepala
Demam
Tanda rangsang meningeal (kaku
kuduk, Kerniq, Brudzinski)

DIAGNOSA

Pungsi lumbal
LCS :

Tekanan meningkat
Sel meningkat (awal PMN limfositer)
Warna jernih
Peotein normal/ sedikit meningkat
Glukosa normal

Periksa :

Darah

PCR ( Polymerase Chain Reaction ) : DNA / RNA


virus
Kultur virus
Titer antibodi
Titer antibodi

Swab orofaring, feses

MENINGITIS JAMUR
ETIOLOGI
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
TANDA DAMGEJALA
kombinasi beberapa gejala
seperti demam, nyeri kepala,
lethargi, confuse, mual, muntah,
kaku kuduk atau defisit neurologis.
Sering kali hanya satu atau dua
gejala utama yang dapat
ditemukan pada gejala awal.

DIAGNOSA
berdasarkan gejala klinis
cairan cerebrospinal.
Gambaran sama dengan meningitis
tuberculosa
menemukan Cryptococcus dalam cairan
cerebrospinal dengan pewarnaan tinta India,
kultur dalam media sabouraud

Pemeriksaan antigen Cryptococcus pada


serum dan cairan cerebrospinal
Kultur dari urine, darah, feses, sputum,
dan sumsum tulang

TERAPI
Terapi dengan Amfoterisin B memperlihatkan
hasil yang baik.
Amfoterisin B diberikan tiap hari intravena
dengan dosis 0,5 mg/Kg, diberikan enam sampai
sepuluh minggu, tergantung dari perbaikan klinis
dan kembalinya cairan cerebrospinal ke arah
normal.
Amfoterisin B dapat diberikan dengan 5flurocytosine 150 mg/Kg per hari (dalam empat
dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang baik.

Ensefalitis
adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang
ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi
dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis
(disebabkan oleh bakteri).
Penyakit parasit dan protozoa seperti
toksoplasmosis, malaria, atau primary
amoebic meningoencephalitis, juga dapat
menyebabkan ensefalitis pada orang yang
sistem kekebalan tubuhnya kurang.

Ensefalopati metabolik
a. Penyebab metabolik ensefalopati akut
1. Hipoksia, misalnya akibat henti jantung,
hipotensi berat.
2. Hipoglikemia
3. Gagal organ pernapasan, ginjal atau hepar
4. Gangguan ion:

Hiponatremia dan hipernatremia


Hipokalemia
Gangguan metabolisme kalsium atau
magnesium (lebih sering menyebabkan
ensefalopati kronik)

5. Defisiensi vitamin
6. Gangguan endokrin
7. Toksin, misalnya karbon monoksida, timbal,

Defisiensi vitamin
Vitamin

Defisit neurologis

B1 (tiamin)

Sindrom Wernicke-Korsakoff
(oftalmoplegia, ataksia, konfusi dan
koma)

B3 (niasin)

Ensefalopati akut dn kronik


Sindrom serebelar
Mielopati

B6 (piridoksin)

Polineuropati

B12 (kobalamin)

Demensia
Atrofi optik
Polineuropati
Degenerasi kombinasi subakut medula
spinalis (kerusakan pada traktus
kortikospinal dan kolumna posterior)

D (kalsiferol)

Miopati

E (tokoferol)

Degenerasi spinoserebelar

Penyakit endokrin
Gangguan

Sindrom Neurologis

Akromegali

Ensefalopati kronik
Defek lapang pandang
Sindrom terowongan karpal
Apnea obstruktif saat tidur
Miopati

Hipopituitarisme

Ensefalopati akut atau kronik

Tirotoksikosis
Miksedema

Ensefalopati akut atau kronik


Sindrom serebelar
Hipotermia
Neuropati, miopati

Sindrom Cushing

Psikosis, depresi, Miopati

Penyakit Addison

Ensefalopati akut

Ensefalopati metabolik
Hiperparatiroidisme dan
hipoparatiroidisme

Ensefalopati, kejang
Miopati
Hipertensi intrakranial
benigna
Tetani-dengan hipokalsemia

Diabetes melitus
Insulinoma

Ensefalopati akut atau kronik

Feokromositoma

Nyeri kepala paroksimal


(dengan hipertensi)
Perdarahan intrakranial
(jarang)

Kesimpulan
Kami telah mempelajari penurunan
kesadaran
Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan anak ini mengalami
penurunan kesadaran tingkat sedang
(GCS 11) kemungkinan akibat
meningitis bakterial

saran
Infus dextrose
Lakukan pemeriksaan
mikroorganisme untuk menentukan
bakteri penyebab
Berikan antibiotik sesuai dengan
hasil pemeriksaan mikroorganism

Daftar Rujukan
Drislane FW et al. Neurology. Blueprints.
Philadelphia ; Lippincot Williams & Wilkins : 2006
Guyton AC. Textbook pf Medical Physiology. 11th
ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company,2001.
Sherwood L. Human Physiology. 5th ed. Belmont:
Thompson Learning,2004.
Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical
Neurology. International Edition. Pretince Hall;
Appleton & Lange : 2009.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai