Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROTEKSI SISTEM TENAGA

RELE FREKUENSI RENDAH ( Under Frequency Relay )

DISUSUN OLEH :
Muhammad Danang Putro P

NIM : 125874205

Ardhin Najadiya Setya

NIM : 125874208

Bradja Muhammad Helmy

NIM : 125874230

I Made Barata D

NIM : 125874248

Sri Adiyansa

NIM : 125874231

Dita Kevinamarta

NIM : 125874235

Ilda Nurida

NIM : 125874255

Syahmi Nanzain

NIM : 125874247
Dosen :

Yuliah Fransisca, S.Pd., M.Pd.


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
BIDANG KEAHLIHAN TEKNIK SISTEM TENAGA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014

2 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minimnya pengetahuan mengenai mata kuliah proteksi sistem tenaga : rele
frekuensi rendah. Penulis melakukan penghimpunan data mengenai rele frekuensi
rendah, selanjutnya penulis membuat sebuah makalah yang maksud utamanya yaitu
agar penulis dan mahasiswa teknik elektro lainnya juga para khalayak umum
memahami tentang proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah. Dan demi
menuntaskan tugas membuat makalah mata kuliah proteksi sistem tenaga yang
dibimbing oleh Ibu Yulia Fransisca , S.Pd., M.Pd., yang diberi judul Proteksi Sistem
Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under Frequency Relay) .
Dalam makalah tersebut penulis menjelaskan dan memaparkan mengenai ilmu
dasar maupun macam macam rele frekuensi rendah, yang bermaksud agar pembaca
lebih paham dan mengetahui tentang rele frekuensi rendah.
Dengan adanya makalah yang telah dibuat oleh penulis, diharapkan makalah ini
bermanfaat untuk Mahasiswa Teknik Elektro dan kepada khalayak umum agar
mengetahui dan memahami tentang proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah. Dan
juga semoga bermanfaat untuk kelanjutan pembelajaran mengenai mata kuliah proteksi
sistem tenaga : rele frekuensi rendah. Hal itulah semua yang menjadi latar belakang
pembuatan makalah ini dan motivasi penulis dalam menyelesaikan makalah tersebut.
1.2 Rumusan
Rumusan dari makalah proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah, antara lain :
A. Apa pengertian dari rele frekuensi rendah ?
B. Apa fungsi dari rele frekuensi rendah ?
C. Bagaimana cara mengatur frekuensi jika terjadi gangguan di sistem ?
D. Bagaimana pemanfaatan dari rele frekuensi rendah ?

3 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah, antara lain :
A. Mengetahui tentang rele frekuensi rendah.
B. Mengetahui fungsi rele frekuensi rendah.
C. Mengetahui cara pengaturan frekuensi jika terjadi gangguan sistem.
D. Mengetahui manfaat rele frekuensi rendah.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah, antara lain :
A. Dapat memahami dasar-dasar rele frekuensi rendah.
B. Dapat menerapkan tentang rele frekuensi rendah dalam kehidupan sehari-hari.
C. Dapat memahami cara pengaturan frekuensi jika terjadi gangguan di sistem.
D. Dapat mempermudah pekerjaan yang memanfaatkan rele frekuensi rendah.

4 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rele Frekuensi Rendah
Under Frequency Relay (UFR) atau Rele Frekuensi Rendah adalah relay yang
bekerja ketika terjadi penurunan frekuensi / telah mencapai nilai frekuensi yang
disetting. UFR digunakan pada pengaturan sistem tenaga listrik untuk menjaga
kestabilan frekuensi dengan cara digunakan sebagai pelepas beban secara otomatis jika
terjadi penurunan frekuensi. Relay UFR juga sering disebut dengan 81.
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi dalam nilai
yang besar secara tiba tiba. Kisaran frekuensi yang diijinkan adalah 3% sampai 7%
dari nilai frekuensi nominal. Penurunan frekuensi disebabkan oleh adanya kelebihan
permintaan daya aktif di jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang
turun menyebabkan naiknya arus magnetisasi pada generator yang akan menaikkan
temperatur. Pada turbin uap, hal tersebut akan mereduksi umur blade pada rotor.
Kenaikan frekuensi disebabkan oleh adanya penurunan permintaan daya aktif pada
jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang naik akan menyebabkan
turunnya nilai arus magnetisasi pada generator yang akan menyebabkan generator
kekurangan medan penguat. Sensor rele frekuensi dipasang pada tiap fasa yang keluar
dari generator. Under Frequency Relay: untuk menditeksi turunnya frekuensi akibat
penurunan putaran generator yang disebabkan oleh beban lebih.
Relay frekuensi merupakan relay yg berfungsi untuk memonitoring besarnya
frekuensi pada sistem biasanya dipasang pada pembangkit berupa UFR (under frekuensi
relai) kalau ada pembebanan lebih biasanya bekerja sama dengan under voltage relay,
dan juga ada OFR (ofer frequensi relay) u/ mendeteksi overspeed dari turbin. Dan juga
biasa dipasang di feeder sebagai load seeding (UFR). Seperti relay proteksi pada
umumnya terdiri dari sensor berupa PT (potensial transformer) informasi frekuensi
sistem diambil dari PT kemudian relai membandingkan antara frekuensi setting dengan
frekuensi aktual dari PT, jika freuensi aktual lebih kecil atau sama dengan frekuensi

5 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

setting dalam batas waktu yg ditentukan maka akan memerintahkan Cirkuit breaker
untuk pengurangan beban.

2.2 Pengaturan Frekuensi pada Sistem Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik harus mampu menyediakan tenaga listrik bagi para
pelanggan dengan frekuensi yang praktis konstan. Penyimpangan frekuensi dari nilai
nominal harus selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Daya aktif mempunyai
hubungan erat dengan nilai frekuensi dalam sistem, sedangkan beban sistem yang
berupa daya aktif maupun daya reaktif selalu berubah sepanjang waktu. Sehubungan
dengan hal ini harus ada penyesuaian antara daya aktif yang dihasilkan dalam sistem
pembangkitan harus disesuaikan dengan beban daya aktif. Penyesuaian daya aktif ini
dilakukan dengan mengatur besarnya kopel penggerak generator.
Menurut hukum Newton ada hubungan antara kopel mekanis penggerak
generator dengan perputaran generator .
TG TB = H

(1)

Dimana :
TG = Kopel penggerak generator
TB = Kopel beban yang membebani generator
H = Momen inersia dari generator beserta mesin penggeraknya
= kecepatan sudut perputaran generator ,
dimana,
f =

(2)

secara mekanis dengan melihat persaman (1) dan (2) maka :


TG TB = T < 0 , maka < 0 frekuensi turun

6 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

TG TB = T > 0 , maka > 0 frekuensi naik


dari persamaan di atas terlihat bahwa besarnya frekuensi tergantung dari besarnya
selisih antara kopel generator dengan kopel yg membebani generator, sehingga untuk
mengatur frekuensi dalam sistem tenaga listrik dapat diatur dari dua sisi yaitu sisi
generator maupun sisi beban.

Ada 2 cara pengaturan frekuensi, yaitu :


1. Pengaturan daya aktif ( sisi generator )
Frekuensi pada sistem tenaga listrik dapat diatur dengan melakukan pengaturan
daya aktif yang dihasilkan generator. Pengaturan daya aktif ini erat kaitannya dengan
kenaikan jumlah bahan bakar yang digunakan untuk menaikkan daya aktif. Pada PLTU
adalah berapa laju batu bara yang ditambah untuk dibakar sedangkan pada PLTA adalah
berapa besar debit air yang dinaikkan untuk menggerakkan turbin sehingga
menghasilkan kenaikan daya aktif. Pengaturan bahan bakar ini dilakukan dengan
menggunakan governor. Sehingga pada pengaturan daya aktif ini erat kaitannya dengan
kerja governor pada sistem pembangkit thermal maupun air.

2. Load shedding (sisi beban)


Jika terdapat gangguan dalam sistem yang menyebabkan daya tersedia tidak
dapat melayani beban, misalnya karena ada unit pembangkit yang besar jatuh (trip),
maka untuk menghindarkan sistem menjadi collapsed perlu dilakukan pelepasan beban.
Keadaan yang kritis dalam sistem karena jatuhnya unit pembangkit dapat dideteksi
melalui frekuensi sistem yang menurun dengan cepat.

Pada sistem tenaga listrik yang mengalami gangguan karena lepasnya (trip) unit
generator yang besar dapat mengurangi aliran daya aktif yang mengalir ke beban,
sehingga menyebabkan generator-generator yang lain dipaksa bekerja. Jika hal ini
berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kerusakan mekanis pada batang kopel

7 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

generator karena dipaksa bekerja. Untuk itu diperlukan relay under frequency yang
berfungsi untuk mendeteksi penurunan frekuensi sistem secara tiba-tiba akibat adanya
unit pembangkit besar yang lepas dari sistem. Salah satu cara untuk menaikkan
frekuensi tersebut adalah dengan melepas beban.

grafik perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban

Turunnya frekuensi dapat menurut garis 1 , garis 2, atau garis 3. Makin besar
unit pembangkit yang jatuh (makin besar daya tersedia yang hilang) makin cepat
frekuensi menurun. Kecepatan menurunnya frekuensi juga bergantung pada besar
kecilnya inersia sistem. Semakin besar inersia sistem, makin kokoh sistemnya, makin
lambat turunnya frekuensi.

Dalam grafik 1 di misalkan bahwa frekuensi menurun menurut garis 2. Setelah


mencapai titik B dilakukan pelepasan beban tingkat pertama oleh under frequency
control relay (UFR) yang bekerja setelah mendeteksi frekuensi sebesar F b dengan
adanya pelepasan beban tingkat pertama maka penurunan frekuensi berkurang
kecepatannya. Sampai di titik C UFR mendeteksi frekuensi sebesar F c dan akan
melakukan pelepasan beban tingkat kedua dst sampai frekuensi sistem kembali normal
ke frekuensi Fo.

8 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Gambar 2 Grafik naiknya frekuensi setelah adanya pelepasan beban

2.3 Penurunan Frekuensi Gangguan Unit Pembangkit


Penambahan frekuensi sebagai fungsi waktu akan berlangsung apabila ada
penambahan beban secara mendadak (step function). Ditinjau dari respon governor.
Penambahan beban secara mendadak mempunyai dampak terhadap penurunan frekuensi
sistem, begitu pula apabil ada unit pembangkit yang terganggu dan trip (jauh) akan
bedampak terhadap penurunan frekuensi. Perhitungan penurunan frekuensi sebagai
akibat tripnya salah satu unit pembangkit dimaksudkan untuk merencanakan pelepasan
beban dengan menggunakan Under Frekuensi Relay (UFR) untuk menghindarkan
gangguan (semi) total dalam sistem yang disebabkan terlalu banyak unit pembangkit
yang ikut trip karena menjadi beban berlebih.

Gambar 4 Grafik turunnya frekuensi sebagai akibat gangguan unit pembangkit

9 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Sebelum ada unit pembangkit yang trip, keadaan adalah seimbang artinya daya
yang dibangkitkan dalam sistem P G = PB jika unit pembangkit yang trip sebelum di trip
membangkitkan daya sebesar Ps ke dalam sistem, maka pada saat unit ini trip dalam
sistem terjadi kekurangan daya yang dibangkitkan daya sebesar P s. Kekurangan daya
inilah yang menyebabkan frekuensi turun.
Secara fisik, kekurangan daya ini menyebabkan kopel yang dihasilkan generator
generator dalam sistem TG menjadi lebih kecil daripada kopel beban TG menjadi lebih
kecil daripada kopel beban TG dan T = TG TB adalah 0. Nilai T < 0

ini

menyebabkan terjadinya percapatan negatif atas kecepatan sudut rotor generator, karena
T = I

adalah nilai momen inersia bagian-bagian yang berputar dalam sistem,

dinyatakan dengan persamaan

didapat :
T =1.2

(1)

PGo = besarnya daya yang dibangkitkan dalam sistem sebelum ada gangguan unit
pembangkit. To = saat terjadinya gangguan unit pembangkit, PBo

= beban sistem

sebelum gangguan. PSo = besarnya selisih daya antara yang dibangkitkan dengan beban
setelah ada gangguan, dalam hal ini sebesar daya yang dibangkitkan oleh unit yang
terganggu, maka :
T G . o = P o

(2)

T o = (Po - Pso ) - PBo = -PSo

(3)

Po = PB Karena sebelum gangguan daya dibangkitkan adalah sama dengan beban tanda
negatif menunjukkan adanya kekurangan daya dibangkitkan.
Karena o = 2I 2fo selanjutnya didapat :
-PSo = 2I. 2fo

= 42 fo I

(4)

Karena merupakan energi kinetis per daya terpasang, jadi dalam per unit, maka PSo yang
dinyatakan dalam per unit adalah :

10 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Dimana : P GOT = daya terpasang dalam MW dari unit-unit pembangkit yang beroperasi
sebelum ada gangguan. P

SOT

= daya terpasang dalam MW dari unit yang mengalami

gangguan. Dengan mengggunakan besaran-besaran per unit seperti yang dipakai untuk
H maka persamaan menjadi :

Pada hubungan To = -PSo atau T 2fo = -PSo diketahui bahwa :


1. Frekuensi turun sejak terjadinya gangguan yaitu sejak to , berarti pada saat-saat
setelah terjadi gangguan nilai frekuensi sudah lebih kecil daripada fo .
2. Dengan turunnya frekuensi maka governor akan bereaksi dan akan melakukan
pengaturan primer untuk memperkecil nilai DT .
3. Dengan turunnya nilai frekuensi, besarnya beban juga turun,
Sebagai akibat dari terganggunya unit pembangkit dalam sistem maka terjadi
penurunan frekuensi, pengaruh dari governor belum diperhitungkan. Turunnya
frekuensi yang disebabkan adanya gangguan unit pembangkit apabila lajunya

besar

dapat membahayakan sistem, sehingga untuk menghindarkan gangguan yang lebih


besar perlu dilakukan pelepasan beban. Pelepasan beban artinya adalah sama dengan
memperkecil pengaruh PSo . Dalam perhitungan pelepasan beban pengaruh governor
diabaikan sehingga didapat hasil perhitungan yang lebih aman. Pelepasan beban
dilakukan dengan UFR yang bekerja seketika, tanpa time delay.
2.4

Penjelasan dari PLN - Kelompok (81, 24 atau 59/81)

Rele Frekuensi Rendah (Under Frequence Relay atau 81)


1) Umum
Setting relai frekuensi kurang (81G) yang ada di pembangkit perlu
dikoordinasikan agar diperoleh kepastian bahwa kerja relai tersebut dapat mendukung

11 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

strategi operasi pelepasan beban dan pola operasi pulau yang telah diprogramkan oleh
operasi sistem, disamping tugas utamanya untuk melindungi peralatan pada kondisi
frekuensi kurang.
2) Filosofi Setting
1. Setting harus didasarkan atas kemapuan peralatan pembangkit.
2. Setting harus menjamin suksesnya pola operasi pelepasan beban dan operasi pulau.
3) Setting
1. Untuk batas operasi normal (sesuai grid code) 49.5 Hz < f < 50.5 Hz relai 81 tidak
boleh pick-up.
2. Pada 47.5 Hz < f < 49.5 Hz relai 81G harus dipastikan tidak bekerja seketik
(instantenous). Pada range frekuensi tersebut relai boleh trip dengan waktu tunda.
Lamanya waktu tunda sangat tergantung dari kemampuan (capability) peralatan
pembangkit (seperti turbin), namun agar koordinasi dapat berhasil sukses maka
diharapkan setting waktu tunda harus dapat mendukung keberhasilan pola operasi
yang disebut dalam butir 4.2.a).2.
3. Pada frekuensi < 47.5 Hz relai 81G boleh trip seketika ataupun dengan waktu tunda
tergantung jenis dan kapasitas pembangkitnya.

12 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Gambar 3 Skema nilai frekuensi dengan perhitungan pelepasan beban ketika terjadi frekuensi abnormal

Range frekuensi berdasarkan Standar IEC 34.3. Waktu yang diijinkan (saat
under operasi) pada frekuensi abnormal :

2.4 Pemasangan UFR ( Under Frekuensi Relay) pada Micom P922


MiCom P922 merupakan salah satu contoh alat rele frekuensi rendah, dibawah ini
merupakan gambar diagram koneksi MiCom P922.

pada

13 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

keterangan gambar diatas dapat dilihat bahwa :

Terminal no 33 dan 34 untuk suplai 110 VDC,

Terminal no 41 dan 42 untuk tegangan fasa R dari Potential Transformator (PT),

Terminal no 43 dan 44 untuk tegangan fasa S dari Potential Transformator (PT),

Terminal no 45 dan 46 untuk tegangan fasa T dari Potential Transformator (PT),

Terminal no 16 dan 14 (RL 3) merupakan Kontak Normally Open (NO),

Terminal no 20 dan 18 (RL 4) merupakan Kontak Normally Open (NO),

Terminal no 3 dan 1 (RL 5) merupakan Kontak Normally Open (NO),

Terminal no 7 dan 5 (RL 6) merupakan Kontak Normally Open (NO),

Terminal no 9 dan 11 (RL 7) merupakan Kontak Normally Open (NO),

Terminal no 13 dan 15 (RL 8) merupakan Kontak Normally Open (NO).

Untuk penampakan secara visual terminal-terminal tersebut dapat dilihat pada bagian
belakang:

14 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Seumpama kita memakai PT dengan rasio 150.000/3 :100/3, jadi untuk fasafasanya mempunyai nilai 100V dan untuk fase netralnya 57,8V. Perlu diingat tegangan
potential transformator (PT) adalah tegangan AC.
Selanjutnya buka buku wiring panel yang akan kita pasang UFR dan kita
hubungkan terminal PT pada panel ke UFR. Hubungkan juga Suplai 110VDC dari
panel ke UFR. Hubungkan juga positip dan negatip control tripping circuit breaker
(CB) penyulang/feeder ke kontak NO pada UFR; RL 3 untuk tap 1, RL 4 untuk tap 2,
RL 5 untuk tap 3, ...dst. Perlu diingat kita harus benar-benar pastikan untuk positip dan
negatip trip CB harus dari CB itu sendiri karena kadang ada tiap control tripping CB
mempunyai catu daya DC yang berbeda-beda. Sebagi contoh: kita mempunyai dua
suplai catu daya DC, unit 1 dan unit 2. dan kita mempunyai 2 cubickle CB 20kv, untuk
cubiclenya kita berinama bajingan A dan bajingan B. Suplai catu daya bajingan A
diperoleh dari unit 1 dan catu daya bajingan B dari unit 2. Jika negatip control tripping
CB bajingan A kita hubungkan dengan positip unit 2 maka tripping coil CB bajingan A
tidak akan bekerja, begitu juga sebaliknya. Biasanya pada penyulang 20kV untuk
pengambilan suplai catu daya sama. jadi bisa langsung dirangkai seperti gambar
dibawah ini:

15 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

Untuk kasus berbeda sumber catu daya DC kita memerlukan kontaktor bantu. dan bisa
dirangkai seperti contoh dibawah ini:

16 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan
Dari penjelasan makalah proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah dapat
disimpulkan, yaitu :
1. Rele frekuensi rendah itu merupakan relay yang bekerja ketika terjadi
penurunan frekuensi atau telah mencapai nilai frekuensi yang disetting.
2. Rele frekuensi rendah berfungsi untuk menjaga kestabilan frekuensi dengan
cara digunakan sebagai pelepas beban secara otomatis yang disebabkan
terjadinya beban lebih.
3. Untuk mengatur frekuensi dalam sistem tenaga listrik dapat diatur dari 2 sisi
yaitu sisi generator ( Pengaturan daya aktif ) dan sisi beban ( Pelepasan
Beban / Load Shedding )

3.2

Saran
Saran dari makalah proteksi sistem tenaga : rele frekuensi rendah, antara lain :
1. Diharapkan adanya penyempurnaan lebih mengenai makalah proteksi sistem
tenaga : rele frekuensi rendah.
2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai proteksi sistem tenaga
: rele frekuensi rendah.

17 Frequency
Proteksi Sistem Tenaga : Rele Frekuensi Rendah (Under
Relay)

DAFTAR PUSTAKA
Sources :

http://dunialistrik.fr.yuku.com/topic/782/RelaiFrekuensi#.VCo_0_mSwZE,
( diakses pada tanggal 30 September 2014 )

http://sakarepenyong.blogspot.com/2012/02/pemasangan-ufrunderfrekuensi relay.html, ( diakses pada tanggal 30 September 2014 )

http://scadaitb.wordpress.com/2009/11/19/pengaturan-frekuensi-pd-sistemtenaga-listrik/, ( diakses pada tanggal 30 September 2014 )

file PDF KOORDINASI PROTEKSI PEMBANGKIT DENGAN GRID


PT.PLN, UDIKLAT SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai