Anda di halaman 1dari 8

ORIENTASI, RUANG LINGKUP DAN KESALAHPAHAMAN

TERHADAP BIMBINGAN KONSELING


Agung Budi Santoso / 4401413008 / MKU BK Rombel 057
A. ORIENTASI BIMBINGAN KONSELING
Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling(2004) orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi
perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut diuraikan ketiga
orientasi tersebut.
1. Orientasi Perseorangan
Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu
ada sejumlah orang siswa. Apakah yang menjadi titik berat pandangan
berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu siswa-siswa yang hendaknya
memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Semua siswa itu secara
keseluruhan ataukah masing-masing siswa seorang demi seorang? Orientasi
perseorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik
beratkan pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu
mendapat perhatian.
Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai
kelompok dalam kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan kegiatan
bimbingan

ditunjukkan

keseluruhan(kelompok)

kepada
siswa

itu

masing-masing
merupakan

siswa.

konfigurasi

Kondisi
(bentuk

keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara


individual harus diperhitungkan. Berkenaan dengan isukelompok dan
individu,konselor memilih individu sebagai titk berat pandangannya.
Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan
yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata
lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan
kebahagiaan

individu,

dan

bukan

sebaliknya.

Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti


mengabaikan kepentingan kelompok; dalam hal ini kepentingan kelompok
diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar

antarindividu dan kelompoknya. Kepentingan kelompok dalam arti misalnya


keharuman nama dan citra kelompok, kesetiaan kepada kelompok,
kesejahteraan kelompok, dan lain-lain, tidak akan terganggu oleh pemusatan
pada kepentingan dan kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok
itu.
2. Orientasi perkembangan
Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut
adalah pemeliharaan dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam
bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan
perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri
individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada
keseluruhan proses perkembangan itu.
Perkembangan sendiri dapat diartika sebagai perubahan yang
progresif dan kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir
sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami individu atau organisme menuju ke tingkat
kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik(jasmaniah) maupun
psikis
Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan
kemudahan-kemudahan

bagi

gerak

individu

menjalani

alur

perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan


dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju
kematangan dalam perkembangannya.
3. Orientasi Permasalahan
Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung
risiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata
tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Padahal tujuan
umum bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan hidup dan
perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan rintangan dalam
perjalanan hidup dan perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya
kebahagiaan itu. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya

adalah tujuan bimbingan dan konseling, itu dapat tercapai dengan sebaikbaiknya, maka risiko yang mungkin menimpa kehidupan dan perkembangan
itu harus selalu diwaspadai. Kewaspadaan terhadap timbulnya hambatan dan
rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang
telah dibicarakan, orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan
fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki
agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin
membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar
individu yang sudah terlanjur mengalami maslaah dapat terentaskan
masalahnya. Melalui fungsi pencegahan, layanan dan bimbingan konseling
dimaksudkan mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka
terhindar

dari

bernagai

permasalahan

yang

dapat

menghambat

perkembangannya.
Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor
dengan merumuskan program bimbungan yang sistematis sehingga hal-hal
yang dapat menghambat perkembangan siswa kesulitan belajar, kekurangan
informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari. Beberapa kegiatan
atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini adalah
layanan orientasi dan layanan kegiatan kelompok.
B. RUANG LINGKUP BINBINGAN KONSELING
Dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal mengenai bimbingan
konseling, tujuan utama pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
dasar, yaitu untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas
perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi, pendidikan dan karir sesuai
dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat, ada beberapa bidang garapan dari
bimbingan dan konseling ini, bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga
bidang garapan
1. Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan
dengan:

Pemahaman diri.

Mengembangkan sikap positif

Membuat pilihan kegaiatan secara sehat

Menghargai orang lain

Mengembangkan rasa tanggungjawab

Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi

Keterampilan menyelesaikan masalah

Membuat keputusan secara baik

2. Bimbingan Pengembangan Pendidikan, memuat layanan yang berkenaan


dengan:

Belajar yang benar

Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan

Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan


kemampuannyaKeterampilan untuk menghadapi ujian

3. Bimbingan pengembangan karier, meliputi:

Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan

Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan

Mengeksplorasi arah pekerjaan

Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis


pekerjaan

Adapun menurut para ahli, layanan Bimbingan dan Konseling meliputi


empat bidang garapan, seperti yang dikemukakan oleh Muro dan Kottman
(Ahman, 1998;2530) yakni:
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan dasar untuk kehidupannya, dengan muatan materi yakni

Self esteem

Motivasi berprestasi

Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan dan membuat


perencanaan

Keterampilan pemecahan masalah

Kefektifan dalam hubungan antar pribadi

Keterampilan berkomunikasi

Keefektifan dalam memahami lintas budaya

Prilaku yang bertanggungjawab

2. Layanan Responsif
Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan
dengan masalah sosial pribadi dan karier atau masalah perkembangan
pendidikan, muatan materinya mencakup:

Kesuksesan akademik

Kenakalan anak

Masalah putus sekolah

Kehadiran

Sikap dan prilaku terhadap sekolah

Hubungannya dengan teman sebaya

Keterampilan studi

Penyesuaian di sekolah baru

3. Sistem perencanaan individual


Tujuan layanan ini adalah membantu siswa untuk merencanakan,
memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial
pribadi oleh dirinya sendiri. Dengan kata lain, melalui sistem perencanaan
individual siswa dapat:

Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan


atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan
masyarakat.

Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka


menengah, dan tujuan jangka panjang.

Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian


tujuannya

Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya

Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya

4. Sistem pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian
layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi
siswa. Layanan ini mencakup:

Konsultasi dengan guru-guru

Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya


masyarakat

Partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan perencanaan dan


tujuan

Implementasi dan program standarisasi instrumen tes

Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan

Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum


pengajaran, berdasarkan perspektif siswa

C. KESALAHPAHAMAN TENTANG BIMBINGAN KONSELING


Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama
sekali dari pendidikan.
Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian
nasehat
Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang
bersifat incidental
Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien- kliean tertentu saja.
Bimbingan dan konseling melayani orang sakit dan/atau kurang
normal
Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
Bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja

Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakuka oleh


siapa saja
Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter
atau psikiater
Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat
Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
Memusatkan usaha bimbibingan dan konseling hanya pada penggunaan
instrumentasi dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat
pengungkap lainnya)
Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalahmasalah yang ringan saja

Anda mungkin juga menyukai