Anda di halaman 1dari 10

1

I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kendala yang sering dihadapi petani dalam pembudidayaan nila
adalah serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit dapat
menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Walaupun demikian, kerugian
akibat serangan hama tidak terlalu besar diabanding serangan penyakit.
Penyakit ikan biasanya timbul berkaitan dengan lemahnya kondisi ikan
yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain penanganan ikan, faktor
pakan yang diberikan dan kendala lingkungan yang kurang mendukung. Pada
padat penebaran ikan yang tinggi jika faktor lingkungan yang kurang
menguntungkan misalnya kandungan zat asam dalam air rendah, pakan yang
diberikan kurang tepat baik jumlah maupun mutunya, pakan ikan kurang
sempurna, maka ikan akan menderita stres. Dalam keadaan demikian ikan akan
mudah terserang penyakit.
Hama dan penyakit dalam budidaya pembesaran ikan air tawar sering kali
menjadi kendala utama yang merugikan petani. Hal ini juga bisa terjadi pada
budidaya ikan nila. Untuk itu, kita harus mengetahui jenis-jenis penyakit maupun
gangguan hama sehingga kita sesegera mungkin dapat mencegahnya. Cara
pencegahannya dapat di lakukan melalui beberapa misalnya pengeringan dasar
kolam secara teratur setiap selesai panen. Pemeliharaan ikan yang benar-benar
bebas penyakit , dan hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam pelaksaan praktikum identifikasi hama dan penyakit


ikan nila adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan antara ikan sehat dan yang terserang penyakit.
2. Mengetahui penyebab ikan terserang penyakit.
3. Mengetahui cara penyembuhan atau penanggulangan ikan yang terserang
penyakit.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Keber hasilan budidaya ikan terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan


daya tahan organisme budidaya terhadap serangan bakteri patogen. Salah satu
bakteri yang umum dijumpai pada ekosistem perairan dan mempunyai peranan
sebagai microbial flora bagi organisme air pada kondisi lingkungan yang stabil
yaitu bakteri Aeromonas hydrophyla. Dimana bakteri tersebut bersifat patogen
pada ikan air tawar seperti ikan nila pada kondisi kualitas air yang buruk. Selain
itu bakteri Aeromonas hydrophyla memiliki kemampuan osmoregulasi yang tinggi
dimana mampu bertahan hidup pada perairan tawar, perairan payau dan laut yang
memiliki kadar garam tinggi dengan penyebaran melalui air, kotoran burung,
saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi serta reptil (Mangunwardoyo,
2010).
Pada praktikum ini terdapat penyakit pada ikan nila yang bernama
Aeromonas hydrophyla. Penyakit ini di ketahui karena melihat dari ciri-ciri yang
terdapat pada tubuh ikan nila yang di amati. Aeromonas hydrophila adalah
heterotrofik , Gram-negatif , berbentuk batang bakteri terutama ditemukan di
daerah dengan iklim yang hangat. Bakteri ini dapat ditemukan di air tawar atau
payau. Hal ini dapat bertahan hidup di aerobik dan anaerobik lingkungan, dan
dapat mencerna bahan seperti glatin dan hemoglobin. Aeromonas hydrophyla di
isolasi dari manusia dan hewan pada 1950-an. Ini adalah yang paling terkenal dari
spesies Aeromonas. Hal ini tahan terhadap anti biotik paling umum dan suhu
dingin (Rahmaningsih, 2012).
Bakteri Aeromonas hydrophyla merupakan salah satu bakteri penyebab
penyakit yang berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak

menyerang ikan mas yang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar
dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran yang dapat menyebabkan
kematian hingga mencapai 80%, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat
besar baik dalam usaha budidaya ikan air tawar (Sanoesi, 2008).
Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk bakteri gram negatif, dimana
mempunyai karakteristik berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif
anaerob, tidak berspora, motil, mempunyai satu flagel, hidup pada kisaran suhu
25-300C. Jika organisme terkena serangan bakteri maka akan mengakibatkan
gejala penyakit hemorhagi septicaemia yang mempunyai ciri-ciri yaitu terdapat
luka dipermukaan tubuh, insang, ulser, abses, dan perut gembung. Tidak hanya
menyerang organisme budidaya seperti ikan, tetapi penyakit ini juga menyerang
manusia dimana menyebabkan infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra
intestinal pada manusia. Bakteri Aeromonas hydrophyla sangat mempengaruhi
usaha budidaya ikan air tawar dan seringkali menimbulkan wabah penyakit
dengan tingkat kematian yang tinggi (80 100 %) dalam kurun waktu yang
singkat (1 2 minggu) (Zaidah, 2001).
Di dalam tubuh bakteri Aeromonas hydrophyla

tingkat virulensi dari

bakteri ini dapat menyebabkan kematian ikan tergantung dari racun yang
dihasilkan. Didalam tubuh bakteri Aeromonas hidrophyla terdapat Gen Aero dan
hlyA yang bertanggung jawab dalam memproduksi racun aerolysin dan hemolysin
dimana Aerolisin merupakan protein extraseluler yang diproduksi oleh beberapa
strain Aeromonas hydrophyla yang bisa larut, bersifat hydrofilik dan mempunyai
sifat hemolitik serta sitolitik.

Mekanisme racun Aerolysin pada bakteri

Aeromonas hidrophyla dalam menyerang dan menginfeksi racun pada ikan yaitu

dengan mengikat reseptor glikoprotein spesifik pada permukaan sel eukariot


sebelum masuk ke dalam lapisan lemak dan membentuk lubang. Racun aerolysin
yang membentuk lubang melintas masuk ke dalam membran bakteri sebagai
suatu preprotoksin yang mengandung peptida. Racun tersebut dapat menyerang
sel-sel

epithelia

dan

menyebabkan

gastroenteristis

Kurniasih, 2012).

III. METODE PRAKTIKUM

(Lukistyowati

dan

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini di laksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2015. Bertempat di
Laboraturium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung
Mangkurat.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabel 1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum
No.
Nama Alat
Kegunaan
1
Baskom
Menampung ikan yang sakit
2
Jaring
Menangkap ikan
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabel 1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1
Ikan nila yang terserang penyakit
Sebagai objek penelitian
2
Ikan nila yang sehat
Sebagai objek penelitian
Prosedur Kerja
Adapun cara kerja yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.


Memasukan jaring kedalam kolam
Menangkap ikan menggunakan jaring.
Mengambil ikan yang terserang penyakit dan yang tidak terserang penyakit.
5. Mengamati ikan yang terserang penyakit dan yang tidak tersarang penyakit.
6. Mengamati sisik tubuh ikan yang terserang penyakit dan yang tidak terserang
penyakit.
7. Mengamati mata ikan yang terserang penyakit dan yang tidak terserang
penyakit.

8. Mengamati bagian sirip ekor ikan yang terserang penyakit dan yang tidak
terserang penyakit.
9. Mengamati bagian lamella insang yang terserang penyakit dengan yang tidak
terserang penyakit.
10. Lalu membandingkan antara ke semua pengamatan yang telah di lakukan.
11. Setelah itu mencari nama penyakit apa yang terdapat di ikan tersebut.
12. Lalu mencari cara penanggulangannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Dari praktikum yang telah dilakukan ada terdapat ikan nila yang terserang
penyakit dan adapula yang masih sehat. Setelah mengamati dan membandingkan
ciri-ciri dari tubuh ikan yang terserang penyakit dengan ikan yang masih sehat
maka di peroleh hasil yaitu nama penyakit ikan nila ini dalah Aeromonas
hydrophyla. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri yang menyerang bagian
tubuh ikan.

Gambar 1.1 Ikan nila yang terserang penyakit


Ciri-ciri dari penyakit ini adalah sebagai berikut :
1. Sisik tubuh ikan lepas di bagian punggung
2. Diatas tutup insang terdapat luka.
3. Mata ikan rusak dan berwarna putih.
4. Ikan berenang tidak se imbang.
5. Sirip ekor pada bagian ekornya rusak.
6. Sirip perut terdapat luka.
7. Terdapat bercak merah pada bagian tubuh ikan.
B. Pembahasan
Dari praktikum yang telah di lakukan setelah melihat hasil dari ciri-ciri
ikan yang sakit dan membandingkannya dengan ikan yang sehat maka dapat
diketahui penyakit ikan ini adalahAeromonas hydrophyla yang di akibatkan oleh
bakteri. Karena ciri-ciri dari penyakit Aeromonas hydrophyla adalah sisik tubuh
ikan lepas di bagian punggung, mata ikan agak tenggelam, diatas tutup insang
terdapat luka, mata ikan rusak dan berwarna putih, lamella insang berwarna merah
tua, ikan berenang tidak seimbang, sirip ekor pada bagian ekornya rusak, sirip
perut terdapat luka, terdapat bercak merah pada bagian tubuh ikan.
Ikan yang terserang penyakit tersebut diberikan perlakuan khusus, yaitu
dipisahkan dari ikan yang sehat dan ditampung di tempat lain.
Setelah mengetahui nama, penyebab dan ciri-ciri penyakit ikan maka
selanjutnya di lakukan penanggulangan penyakit ini yaitu dengan pemberian
bahan-bahan

kimia

maupun

pemberian

antibiotik

sintetis

seperti

tetracycline. Pemberian bahan kimia ini memang dapat mencegah maupun


mengobati penyakit pada ikan bila digunakan dengan dosis yang tepat, akan tetapi
bila digunakan tidak terkontrol maka dapat menimbulkan beberapa efek negatif.

Residu antibiotik dapat mencemari lingkungan dan juga dapat dijumpai di tubuh
ikan, sehingga ikan tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Vaksinasi merupakan suatu metode alternatif yang efektid dan efisien
untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophyla.
Vaksinasi dilakukan dengan merangsang kekebalan spesifik ikan terhadap
penyakit tersebut. Metode vaksinasi tidak menimbulkan dampak negatif, baik
pada ikan, lingkungan maupun konsumen. Tingkat perlindungan dari metode
vaksinasi terhadap serangan bakteri bakteri Aeromonas hydrophyla tergantung
pada jenis dan kualitas vaksin, cara vaksinasi, kondisi ikan dan lingkungan
hiidupnya. Dari hasil penelitian pemberian vaksin dari debris sel Aeromonas
hydrophyla pada ikan nila menunjukkan peningkatan produksi titer anti body
dimana dapat meningkatkan produksi anti body ikan nila. Perlakuan vaksinasi,
baik yang dibooster maupun yang tidak meningkatkan titer antibodi ikan nila
setelah ikan divaksinasi.
Selain pengobatan dengan bahan kimia dan vaksinasi dapat juga
menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun pepaya. Sebagai
tanaman obat, pepaya (C. Papaya L) juga mengandung zat atau senyawa bioaktif
yang yang dapat meningkatkan ketahanan dan tanggap kebal ikan. Zat aktif yang
terdapat pada daun pepaya antara lain alkaloid, flavonoid, dan saponin, selain zat
bioaktif daun pepaya juga memiliki kemampuan antagonis dalam melawan bakteri
patogen sehingga mempunyai sifat imunostimulan. Semakin banyak kosentrasi
ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan seraca oral jumlah sel macrofagh
pada ikan mas meningkat, dimana dosis pemberian ekstrak daun pepaya pada
konsentrasi 65%.

10

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan setelah melihat dan membandingkan
antara ikan yang sakit dengan yang sehat, melihat ciri-ciri ikan yang sakit,
mengetahui penyebabnya dan mengetahui cara penanggulangannya. Dapat di
simpulkan ikan nila ini terserang penyakit Aeronas hydrophyla yang disebabkan
bakteri. Ciri-ciri dari penyakit ini dapat di lahat dari sisik ikan nila, dari mata,
tutup insang, cara ikan nila berenang, sirip, dan bercak-bercak dari tunuh ikan nila
tersebut.
Setelah mengetahui nama, penyebab dan ciri-ciri di simpulkan bahwa cara
penanggulangan penyakit Aeromonas hydrophyla adalah dengan cara pemberian
bahan-bahan kimia maupun pemberian antibiotik sintetis seperti tetracycline,
vaksinasi dan dengan menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun
papaya.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini pemeriksaan dari penyakit ikan harus
sangat teliti. Karena kalau terjadi kesalahan dalam penelitian penyakit ikan dapat
menyebebkan perubahan nama penyakit ikan sersebut.

10

Anda mungkin juga menyukai