Anda di halaman 1dari 1

PERBEDAAN COGEN DENGAN HRSG

Berdasarkan sumber panasnya,cogeneration dibagi menjadi dua yaitu:


1. Cogeneration Siklus Topping
Terjadi apabila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi enrgy listrik, kemudian gas
panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi energi listriknya terlebih dahulu diproduksi
kemudian baru panas buangnya dimanfaatkan. Bila cogeneration siklus topping digunakan
pada PLTG, maka gas panas yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada turbin
harus mempunyai suhu 1600-1700 oF. Hal ini karena akan menghasilkan gas buang dengan
suhu 800-900 oF dan gas buang itu akan dimanfaatkan dengan menggunakan Heat Recovery
Steam Generation atau panas proses dengan exchenger yang berfungsi untuk membangkitkan
uap proses.
2. Siklus Bottoming
Yaitu pemanfaatan gas buang melalui heart recovery sehingga menghasilkan panas/uap
proses. Selanjutnya digunakan untuk menggerakan turbin uap sehingga dihasilkan energi
listrik. Bila PLTG menggunakan bahan bakar bermutu tinggi seperti bahan bakar sulfur
rendah, maka gas buang yang dihasilkannya bersih sehingga bisa digunakan langsung untuk
panas proses. Bila pada pengolahan gas buang ditambah bahan bakar, sementara bila
kapasitas terpasang PLTG turun maka efisiensinya juga turun dengan demikian volume gas
buang meningkatkan hal ini berarti banyak gas buang tak terpakai.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cogeneration merupakan sistem
pembakit listrik dengan memanfaatkan gas, nilai gas ini harus mempunyai suhu dan tekanan
yang sangat tinggi. Suhu yang digunakan sekitar 900C. Sedangkan HRSG memanfaatkan
cogen daur bawah (siklus bottoming) dari sisa gas buang yang masih mempunyai temperatur
yang tinggi yakni sekitar 300C untuk memanaskan air sehingga dihasilkan steam yang
digunakan untuk memutarkan generator

Anda mungkin juga menyukai