Anda di halaman 1dari 12

Orang Lain sebagai Sesama

Warga Negara

Definisi Warga Negara


Aristoteles
HeyWood
UUD 1045 pasal 26 ayat (1) (2) (3)
(4)

Aristoteles : Status warga negara hanya dapat


diberikan kepada kaum laki-laki yang telah dewasa.,
karena

mereka

adalah

orang-orang

yang

berpatisipasi dalam mengambil sebuah keputusan


publik.
Kritik terhadap pandangan Aristoteles :
Bersifat diskrimatif terhadap kaum perempuan, anakanak, budan dan pendatang.
Seseorang

dikategorikan

sebagai

warga

negara

hanya saat dia mendapat pengakuan dari negaranya.

HeyWood : A citizen is a member of a political community, which

is defined by a set of rigths and obligation. Citizenship therefore


represents a relationship between the individual and the state, in
which the two are bound together by reciprocal rights and
obligations.
Menurut pandangan HeyWood, terdapat hubungan antar hak dan

kewajiban warga negara dan negaranya.


Warga negara merupakan subyek yang menjadi alasan mengapa

sebuah negara dibentuk.


Negara merupakan agregasi hak-hak dan kewajiban setiap individu,

melalui ketertiban dan peraturan yang ada.


Kesejahteraan setiap individu menjadi subyek yang harus dicapai

bagi suatu negara.

Pasal 26 ayat 1 : Yang menjadi warga negara ialah


orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undangundang sebagai warga negara.
Pasal 26 ayat 2 : Penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
Pasal 26 ayat 3 : Hal-hal mengenai warga negara
dan penduduk diatur dengan Undang-undang.

Dimensi-dimensi
Kewarganegaraan
T.H.Marshall
Hak sipil
Hak politik
Hak sosial

Zamudio
Status kewarganegaraan
Pelaksanaan kewarganegaraan
Kesadaran kewarganegaraan

Hak-hak sipil :
Hak kemerdekaan
Hak kebebasan pribadi (Berbicara, beriman, berpikir,
memiliki harta)
Hak untuk membuat kontrak yang sah
Hak untuk mendapatkan keadilan

Hak politik :Hak untuk berpatisipasi dalam


pelaksanaan kekuasaan politik
Hak sosial : Hak untuk mengusahakan atau
mendapatkan kesejahteraan ekonomi dan keamanan.

Status kewarganegaraan
Memenuhi syarat sebagai warga negara suatu negara.
Berkaitan dengan hak dan kewajiban antara individu
dengan negara.

Pelaksanaan kewarganegaraan
Mentransformasi kebutuhan-kebutuhan ke dalam hak-hak
yang sah.

Kesadaran kewarganegaraan : keyakinan seorang


warga negara dengan pengakuan negara yang
diwujudkan dalam praktek-praktek yang menjamin
pelaksanaan kewarganegaraan.

Tiga elemen yang membentuk

kesadaran kewarganegaraan :
Pengetahuan tentang hak dan kewajiban

warga negara
Adanya alat hukum dan kebijakan-kebijakan

yang menjamin keterpenuhannya sebagai


hak dari warga negara
Pengakuan alat-alat yang sah untuk

membuat tuntutan-tuntutan.

Hubungan Antara Sesama Warga


Negara
Kesetaraan sebagai Warga Negara
Mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara (terminologi
equality)
Pengakuan pada hak-hak asasi manusia
Persamaan di depan hukum

Prinsip Keadilan : memperlakukan semua orang dengan cara yang sama dan
dalam situasi yang sama. Terdapat dua prinsip dalam menjalankan prinsip
keadilan, yaitu prinsip liberal dan sosiasil.
Prinsip liberal : memberikan kepada setiap orang sesuai dengan prestasinya,
kontribusinya, jasanya, dan tanggung jawabnya.
Prinsip sosiasil : memberikan kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhannya.

Menghargai orang lain sebagai sesama warga negara.

Menjadi Warga Negara yang


Baik
Mengekspresikan rasa cinta terhadap negara
Taat pada hukum
Berpatisipasi dalam kehidupan komunitas
Memperlakukan setiap orang sebagai subyek yang
setara
Memperjuangkan dan menegakkan keadilan
Menghormati setiap orang sebagai sesama warga
negara.

Referensi
1. Veera Ilona Iija, An Analysis of the Concept of Citizenship: Legal, Political and
Social

Dimensions,

https://helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/29256/veerasthesisFINAL.pdf?s
equence=2
(diakses 22 Desember 2014)

2. Gabriel de la Paz, CITIZENSHIP IDENTITY AND SOCIAL INEQUALITY


http://www.civiced.org/pdfs/delaPazGabriel.pdf , (diakses 22 Desember 2014)

3. John Rawls (2006, edisi terjemahan), Teori Keadilan, Yogyakarta: Pustaka


Pelakar

Anda mungkin juga menyukai