Anda di halaman 1dari 15

Teori Akuntansi

Bab 1 Sejarah dan Perkembangan Akuntansi


Kontribusi Luca Pacioli
Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya diasosiasikan
dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada
tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et
Proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et Scripturis
yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Ia menyatakan bahwa tujuan
pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para
pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya. Debit (adebeo) dan kredit
(credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan
berpasangan. Ia berkata, Seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika Anda
membuat seorang kreditor, maka Anda harus membuat seorang debitor. Tiga buku
digunakan disini : sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar. Pada
waktu yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan
bisnis, Pacioli menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku.
Dibawah ini adalah saran yang diberikan:
Merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika Anda
memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan
pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.
Relevansi Sejarah Akuntansi
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk
memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi
dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial.
Dalam kaitannya dengan prespektif kebijakan, sejarah akuntansi melakukan peran
yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahanpermasalahan akuntansi dan konteks institusionalnya,sekaligus juga dalam formulasi
kebijakan umum.
Berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian
yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan
terhadap metode-metode yang pernah digunakan di masa lalu.
Bab 2 Hakikat dan Penggunaan Akuntansi
Definisi Akuntansi
Definisi akuntansi seperti yang diberikan oleh Komite Terminologi dari American
Institute of Certified Public Accoutants adalah:

Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam


cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang paling tidak sebagian di antaranya, memiliki sifat keuangan, dan selanjutnya
menginterpretasikan hasilnya.
Sifat dan Peranan Akuntansi
Sifat-sifat baik (virtue) dari praktik akuntansi meliputi:
Kejujuran dari akuntan pada umumnya dan auditor pada khususnya,
Memiliki kepedulian terhadap status
penyelenggaraaan dan akuntabilitas,

ekonomi

pihak

lain

dalam

bentuk

Sensitif terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya
konflik dan menciptakan adanya semacam penegakan kerja sama melalui penggunaan
teknik-teknik akuntansi manajemen,
Sifat akuntansi yang komunikatif dengan menceritakan pengalaman-pengalaman
ekonomi melalui dialog-dialog akuntansi,
Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi
untuk pengambilan keputusan.
Tetapi kadang kala realisasi dari sifat-sifat di atas di halangi oleh kendala-kendala
seperti:
Dominasi dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor,
Kekuatan, institusi yang merusak,
Kegagalan membedakan antara sifat yang baik dan hukum.
Peranan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku
ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.
Pemerataan Laba
Definisi awal mengatakan bahwa perataan laba (income smootine) adalah
pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan
dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang
menguntungkan.
Definisi yang lebih akhir mengenai perataan laba melihatnya sebagai fenomena
proses manipulasi profil waktu dari pendapatan atau laporan pendapatan untuk
membuat laporan laba menjadi kurang bervariasi, sekaligus tidak meningkatkan
pendapatan yang dilaporkan selama periode tersebut.

Manajemen Laba
Ini adalah esensi dari manajemen laba (carnings management), yaitu suatu
kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil
pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan.
Bab 4 Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi
Hakikat Akuntansi: Berbagai Gambaran
1. Akuntansi sebagai ideologi
Ideologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya yang perihal
dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita
tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya.
Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideology sebagai suatu sarana untuk
mempertahankan dan melegimitasi aturan-aturan social, ekonomi dan politik yang
berlaku saat ini.
Persepsi akuntansi sebagai instrument rasionalitas ekonomi digambarkan dengan
sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan rasionalitas formal dari suatu tindakan
ekonomi sebagai tingkat samapi sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi
mungkin dilakukan secara teknis dan secara nyata dapat diterapkan\
2. Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis. Persepsi
akuntansi sebagai bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkan
bulletin terminilogi akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literature empiris, yang
mencoba untuk mengukur komunikasi dari konsep akuntansi.
Hal itu mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut :
a. Symbol / Karakter Leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata-kata yang
memiliki arti dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa mana pun.
b. Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu pada pengaturan sintaksis pada
bahasa apa pun.
3. Akuntansi sebagai catatan historis
Umumnya, akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan
sejarah/historis (history) suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan
lingkungannya. Baik bagi pemilik maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan

akuntansi menyediakan suatu sejarah kepengurusan manjer terhadap sumber daya


pemilik. Binberg membedakannya menjadi empat periode :
a. Periode Pemeliharaan Murni
b. Periode Pemeliharaan Tradisional
c. Periode Utilisasi Aktiva
d. Periode Terbuka
4. Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini
Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas
ekonomi masa kini. Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun
laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih
mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya historis. Tujuan utama dari
gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang
mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada suatu periode waktu.
5. Akutansi sebagai system informasi
Akutansi di asumsikan menjadi suatu proses yang menghubungkan sumber informasi
atau pemancar saluran komunikasi, dan serangkaian penerima. Pada dasarnya, ketika
di anggap sebagai suatu porses komunikasim akuntansi paling baik didefinisikan
sebagai proses dan penerjemahan serta pengiriman hasilnya.
6. Akutansi sebagai komoditas
Akutansi juga dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu
aktivitas ekonomi. Akutansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus
dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya.
7. Akutansi sebagai mitos
Akutansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi
dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akutansi, suatu fenomena ekonomi
kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat
dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos dari pada kenyataan.
8. Akutansi sebagai alasan logis
Akutansi mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan
karenanya menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang,

dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka


akutansi, akutansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegimitasi
pemunculannya. Oleh sebab itu, akutansi menjadi suatu perisai jaminan atau
sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alas an pemikiran
atas tindakan yang berdasar pada angka tersebut.
9. Akuntansi sebagai perumpamaan
Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari
organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa
yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah
timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas
organisasi.
10. Akuntansi sebagai percobaan
Akuntansi cukup fleksibel untuk mengekomodasi berbagai situasi, mengadaptasi
solusi-solusi baru untuk masalah baru, dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang
paling kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui
pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar
sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap
kondisi yang berubah, dan bukannya terhamnat atau terpaku kepada pendekatan
konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat
sukarela, inovatif dan tentative.
11. Akuntansi sebagai distorsi
Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakantindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran
ideal bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan
dilihat oleh pengguna. Terdapat empat kelompokyang mungkin memengaruhi atau
dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi : subjek yang perilakunya memberikan data
bagi pesan-pesan akuntansi, akuntan yang menyiapkan data, akuntan yang memeriksa
data dan penerima data.
Tindakan disfungsional berupa manipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara.
Metode yang digunakan untuk mendistorsi system informasi dapat diklasifikasikan
menjadi enam kategori besar berikut ini :
a. Perataan atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami atau
terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi.
b. Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan
paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.

c. Pemfokusan : mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek


tertentu dari sekumpulan informasi.
d. Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim
sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.
e. Penyaringan : mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang
menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi
melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.
f. Tindakan illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar
hukum privat atau public.
Bab 6 Kerangka Konseptual untuk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Tujuan SFAC
No. 1 dan 4

Elemen
SFAC No. 3

Kriteria
Pengakuan
Laporan Laba

Kualitatif
karakteristik
SFAC No. 2

Laporan Keuangan
dan Pelaporan
Keuangan
Laporan arus dana dan
likuidasi

Pengukuran
SFAs No. 33
(Eksperimental)

Laporan posisi
keuangan

Tujuan Pelaporan Keuangan


Pelaporan keungan tidak hanya memuat laporan keungan, namun juga cara- cara lain
dalam mengomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi-yaitu,
informasi mengenai sumberdaya, kewajiban, penghasilan, dan lain-lain.
KonsepKonsep Fundamental
Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi

Penggunaan
Informasi Akuntansi

Pembatasan

Pengambilan Keputusan dan Sifatsifatnya mis: Pemahaman atau


Pengetahuan Sebelumnya

Manfaat harus lebih besar dari biaya

Kualitas khusus
pemakai

Dapat Dimengerti

Kualitas khusus
untuk pengambilan
keputusan utama

Berguna untuk
Pengambilan Keputusan

Dapat Dipercaya

Relevan

Syarat-syarat kualitas
utama

Peramalan

Umpan
balik

Tepat
Waktu

Dipercaya sebagai
Representasi

Dapat
Diperiksa

Kualitas interaktif
dan sekunder

Dapat Dibandingkan
Konsisten

Ukuran Pengakuan

Materialitas

Netral

Relevance, agar informasi dapat memenuhi standar relevansi, informasi yang


diasosiasikan secara bermamfaat dengan tindakan yang telah di rancanguntuk
memfasilitasinya. Elemennya yaitu :
1.

Nilai prediktif

2.

Nilai umpan balik

3.

Ketepatan waktu

Reliability, kualitas yang memungkinkan pengguna data agar yakin mengandalkannya


sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan. Elemennya yaitu :
1.

Dapat diverifikasi

2.

Netralitas

3.

Ketepatan penyajian

Komparabilitas dan konsistensi adalah kulitas kedua yang di ususlkan oleh SFAC No.
2. Komparabilitas dijabarkan sebagai pennggunaan metode yang sama dalam suatu
waktu oleh perusahaan tertentu, akan tetapi , prinsip akuntansi tidak berati bahwa
metode akuntansi tertentu tidak dapat di ubah setelah digunakan.
Materialitas dipandang sebagai ambang batas untuk pengakuan.

ElemenElemen Dasar Laporan Keuangan dari Perusahaan Bisnis


Aktiva: Kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa dimasa
lalu.
Kewajiban: Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang timbul
dari utang saat ini. Suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa
kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa dimasa
lalu.
Ekuitas: Kepentingan residual dari aktiva suatu entitas yang tersisa setelah
mengurangi dengan kewajibannya.
Investasi oleh pemilik: Peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yan diakibatkan
pengalihan sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas lain untuk
mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan dari perusahaan.
Distribusi kepada pemilik: Penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan
oleh pengahlian aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan
kepada pemilik.
Laba komprehensif: Perubahan ekuitas (aktiva Bersih) perusahaan selama periode
tertentu yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian- kejadian lain
dari sumber non pemilik.
Pendapatan: Arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva atau sebuah entitas
pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama satu
periode tertentu.
Beban: Arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva dari sebuah entitas atau
timbulnya kewajiban suatu entitas (atau kombinas dari keduanya) selama satu periode
tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang.
Keuntungan: Peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi entitas
yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta kejadian
lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu yang timbul dari
pendapatan atau investasi pemilik.
Kerugian: penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi entitas yang insidental atau
sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta kejadian lainnya yang
mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang timbul dari beban
atau distribusi kepada pemilik.
Pengakuan dan Pengukuran
Dalam kaitannya dengan pengukuran, laporan melihat lima atribut yang bebrbeda dari
aktiva dan kewajibanyang disajikan dalam memorandum diskusi, yaitu :

1.

Biaya historis

2.

Biaya penggantian saat ini

3.

Nilai pasar saat ini

4.

Nilai bersih yang dapat direalisasikan (penggantian)

5.

Nilai arus kas masa depan saat ini (diskonto)

Bab 7 Struktur Teori Akuntansi


DalilDalil Akuntansi
Dalil Entitas (entity postulate)
Menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang terpisah dan
berbeda dari pemiliknya dan dari perusahaan-perusahaan lain. Dalil ini
mendefinisikan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah objek, kejadian, dan
atribut-atribut kejadian yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Dalil ini
memungkinkan akuntan untuk membedakan antara transaksi bisnis dengan transaksi
pribadi. Batasan-batasan dari entitas ekonomi semacam itu dapat diidentifikasikan:
1.

Dengan menentukan individu atau kelompok yang berkepentingan; dan

2.

Dengan menetukan hakikat dari kepentingan individu atau kelompok tersebut.

Dalil Kelangsungan Usaha (going concern postulate)/ dalil kontinuitas


Menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk
merealisasikan proyrk , komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalil ini
mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa
depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat
ditentukan. Dengan demikian, laporan keuangan menyediakan suatu pandangan
mengenai situasi keuangan dari perusahaan tersebut dan hanyalah merupakan
sebagian dari serangkaian laporan kontinu. Dalil ini membenarkan penilaian aktiva
menggunakan basis nonlikuidasi dan menyediakan dasar untuk akuntansi depresiasi.
Dalil ini juga digunakan untuk mendukung teori manfaat (benefit theory). Harapan
akan manfaat masa depan mendorong manajer untuk melihat ke depan dan
memotivasi investor untuk membuat komitmen modal kepada suatu perusahaan.
Dalil Unit Pengukuran (unit-of-measure postulate)
Menganggap bahwa akuntansi adalah proses pengukuran dan pengomunikasian
aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan uang. Dalil ini
mengimplikasikan dua keterbatasan utama dari akuntansi. Pertama, akuntansi terbatas
pada prediksi dari informasi yang dinyatakan dalam satuan uang; akuntansi tidak
mencatat maupun mengomunikasikan informasi nonmoneter lainnya walaupun
informasi tersebut relevan. Pandangan ini mengarahkan untuk mendefinisikan

informasi akuntansi sebagai informasi yang kuantitatif, formal, terstruktur, diaudit,


numeric, dan berorientasi pada masa lalu dan informasi nonakuntansi adalah
informasi yang kualitatif, informal, naratif, tidak diaudit, dan berorientasi pada masa
depan. Tetapi, definisi ini menunjukkan bahwa meskipun akuntansi adalah disiplin
yang berkepentingan dengan pengukuran dan pengomunikasian aktivitas-aktivitas
moneter, akuntansi telah diperluas ke bidang-bidang yang sebelunya dipandang
bersifat kualitatif. Faktanya, sejumlah studi empiris mengacu pada relevansi informasi
non-akuntansi dibandingkan dengan informasi akuntansi.
Dalil Periode akuntansi (accounting-period postulate)
Dalil ini mengganggap bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan
dalam kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan secara periodic. Durasi dari suatu
periode dapat bervariasi, tetapi hokum pajak penghasilan, yang menentukan
perubahan laba tahunan dan praktik bisnis tradisional menghasilkan periode waktu
normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan periode
akuntansi yang sesuai dengan tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan
tahun fiscal atau tahun bisnis alami. Ketika siklus bisnis tidak sesuai dengan tahun
kalender, maka adalah lebih berarti untuk mengakhiri periode akuntansi ketika
aktivitas bisnis telah mencapai titik terendahnya. Dengan mengharuskan entitas untuk
menyediakan laporan keuangan periodic jangka pendek, dalil periode akuntansi
memberlakukan adanya akrual dan deferral (tangguhan), yang penerapannya
merupakan perbedaan utama antara akuntansi akrual dengan akuntansi kas. Meskipun
laporan keuangan jangka pendek mungkin bersifat arbitrer dan tidak terlalu akurat,
kekeurangan semacam itu ditiadakan oleh signifikansinya bagi pengguna sehingga
mengharuskan proses akuntansi untuk terus menghasilkannya.
PrinsipPrinsip Akuntansi
Prinsip Biaya (Cost Principle)
Menurut prinsip ini, biaya perolehan/akuisisi (acquisition cost) atau biaya historis
adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan
jasa, beban, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain suatu transaksi dinilai pada harga
pertukaran pada tanggal akuisisi dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai itu
atau pada nilai setelah amortisasi. Biaya mencerminkan harga pertukaran dari, atau
pebgorbanan moneter yang diberikan untuk akuisisi dari, barang atau jasa. Jika
pengorbanan tersebut melibatkan aktiva nonmoneter, maka harga pertukatran adalah
ekuivalen kas dari aktiva atau jasa yang diserahkan. Prinsip biaya juga dapat
diterapkan terhadap pengukuran transaksi kewajiban dan modal.
Prinsip Pendapatan (Revenue Principle)
Prinsip ini menspesifikasi:
1.

Hakikat dari komponen-komponen pendapatan

2.

Pengukuran pendapatan; dan

3.

Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan

Setiap fakta dari prinsip pendapatan menimbulkan masalah yang menarik dan
controversial dalam teori akuntansi.
Hakikat dan Komponen-komponen Pendapatan
Pendapatan dapat diinterpretasikan sebagai:
1.

Arus masuk aktiva bersih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa;

2.

Arus keluar barang atau jasa dari persahaan ke pelanggannya; dan

3.
Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh usaha
selama periode waktu tertentu.
Hendriksen mempertimbangkan bahwa:
1.
Konsep produk lebih superior dibandingkan dengan konsep arus keluar, yang
lebih superior dibandingkan dengan konsep arus masuk; dan
2.
Konsep produk adalah netral dalam hal pengukuran (jumlah) dan penentuan
waktu (tanggal pengakuan) dari pendapatan, tetapi konsep arus masuk
membingungkan baik pengukuran maupun penentuan waktu dengan proses
pendapatan.
Pengukuran pendapatan
Pendapatan diukur dalam hal nilai dari roduk atau jasa yang dipertukarkan dalam
transaksi wajar. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang
terdiskonto atas uang yang diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang
ditransfer oleh perusahaan kepada pelangganya.
Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan
Pada umumnya diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh
tahapan dari siklus operasi (yaitu, selain penerimaan pesanan, produksi, penjualan,
dan penagihan). Dengan adanya kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan dan laba
ke tahapan yang berbeda dari siklus operasi akuntan menggunakan prinsip realisasi
untuk memilih kejadian penting untuk penentuan waktu pendapatan dan pengakuan
laba.
Prinsip Pengaitan (Matcing Principle)
Prinsip ini menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama
dengan pendapatan terkait; yaitu pendapatn diakui dalam suatu periode tertentu
menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudian diakui. Asosiasi antara
pendapatn dengan beban tergantung pada salah satu dari empat criteria berikur ini:

1.
Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu
pendapatn.
2.
Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periode
tersebut.
3.

Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut.

4.
Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali
ditunjukkan bahwa biaya tersebut memiliki manfaat masa depan.
Prinsip Objektivitas (objectivity Principle)
Prinsip ini digunakan untuk membenarkan pilihan prosedur pengukuran. Tetapi,
prinsip objektivitas memiliki interpretasi yang berbeda :
1.
Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat tidak memihak dalam arti
bahwa pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur.
2.
Pengukuran objektif adalah pengukuran variable dalam hal bahwa pengukran
tersebut didasarkan pada bukti.
3.
Pengukuran objektif adalah hasil dari kesepakatan di antara sekelompok
pengamat atau pengukur tertentu.
4.
Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai
indicator dari tingakat objektivitas system pengukaran tertentu.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip ini menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan
dilaporkan dengan cara yang konsisten dari period eke periode. Penerapan konsep
konsistensi membuat laporan keuangan menjadi lebih dapat diperbandingkan dan
lebih berguna. Secara serupa, distorsi laba dan jumlah neraca serta manipulasi yang
mungkin dari laporan keuangan dihindari dengan penerapan yang konsisten atas
prosedur akuntansi sepanjang waktu. Oleh karena itu, konsistensi adalah batasan
pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan memastikan dapat
diperbandingkannya laporan keuangan dari suatu perusahaan sepanjang waktu,
sehingga meningkatkan kegunaan dari laporan tersebut. Prinsip konsistensi tidak
menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur akuntansinya ketika hal
tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternative lebih
baik. Sesuai APB Opinion no.20 perubahan yang membenarkan perubahan dalam
prosedur adalah:
1.

Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi

2.

Perubahan dalam estimasi akuntansi

3.

Perubahan dalam entitas pelaporan

Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure)


Prinsip ini mengharuskan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan
secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan
selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna
membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan.
Prinsip konservatisme (conservatism principle)
Merupakan suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hak bahwa prinsip
tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan
andal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih dua atau lebih
teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang
memiliki dampak paling tidak menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham.
Prinsip Materialitas (materiality principle)
Merupakan suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut menganggap
bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan
dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa memeperdulikan apakah hal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Materialitas berfungsi
sebagai pedoman implicit bagi akuntan dalam hal apa yang sebaiknya diungkapkan
dalam laporan keuangansehingga memungkinkan akuntan tersebut untuk memutuskan
apa yang tidak penting atau apa yang tidak menjadi masalah berdasarkan biaya
pencatatan, akurasi laporan keuangan dan relevansi bagi pengguna.
Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksitransaksi yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu, prinsip
keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaanperusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencapai
komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keragaman yang diciptakan
oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang
berbeda.
Ketepatan waktu dari laba dan konservatisme akuntansi
Ketepatan waktu dari laba dan konservatisme akuntansi didefinisikan sebagai sejauh
mana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba ekonomi periode sekarang
sementara laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan selama umur dari
perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek. Laba ekonomi
segera mengakui perubahan dalam perkiraan nilai sekarang atas arus kas mas depan
smentara laba akuntansi menggunakan prinsip pengakuan untuk memasukkan
perubahan yang sama secara perlahan-lahan sejalan dengan waktu, umumnya pada

titik dekat dengan saat realisasi arus kas terjadi. Hubungan laba akuntansi dengan laba
ekonomi mendefinisikan ketepatan waktunya sebagai berikut:
EARNit =a0j+a1jRETit+it
Dimana:
EARNit = laba sebelum pos luar biasa, operasi yang dihentikan, dan pos-pos khusus
yang dideflasi oleh nilai pasar awal tahun dari ekuitas perusahaan tertentu pada tahun
t.
RETit = tingkat pengembalian sakham tahunan untuk tahun t.

Anda mungkin juga menyukai