Anda di halaman 1dari 2

Analisa hasil :

Pada praktikum pembuatan emulsi benzyl benzoat, sediaan emulsi ini


ditujukan untuk sedian topikal yang digunakan pada terapi Scabies. Pada
formula utama telah tercantumkan kadar benzyl benzoat dalam sediaan
adalah sebanyak 30%, walaupun pada HPE penggunakan benzyl benzoat
untuk terapi Scabies hanya sebesar 25%. Jenis emulsi ini adalah o/w
(minyak dalam air). Emulgator yang digunakan dalam percobaan ini
adalah bentonit (golongan emulgator alam), sehingga dalam proses
pembuatan dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
Perbedaan cara pembuatan ini lah yang akan dijadikan perbandingan
sediaan emulsi yang dihasilkan. Pada cara kering, bentonit sebagai
emulgator tidak dikembangkan terlebih dahulu dalam air seperti pada
cara basah.
Sediaan emulsi yang dihasilkan dengan proses pembuatan yang berbeda
ini relatif sama. Secara organoleptis, sediaan mempunyai bau yang harum
benzyl benzoat, berwarna pink pucat akibat warna bentonit yang
cenderung merah bata. Emulsi ini berupa cairan keruh seperti susu. Jika
dioleskan pada kulit maka akan terasa sedikit lengket dan berminyak.
Pengujian pH sediaan pada hasil proses pembuatan cara kering maupun
basah didapatkan hasil yang sama yaitu pH 6. Bobot jenis sediaan sebesar
1,008 baik emulsi cara basah ataupun kering. Uji volume terpindahkan
didapatkan hasil yang sedikit lebih besar volumenya pada beberapa botol
sediaan dari yang tertera pada etiket (2 botol volume sediaan sebesar
63ml). Hal ini dikarenakan adanya ketelitian yang kurang pada saat
kalibrasi botol. Dari uji homogenitas yang telah dilakukan, pada sediaan
dapat dikatakan homogen karena globul-globul benzyl benzoat tersebar
merata dalam air sebagai fase luar. Akan tetapi pada dasar sediaan
didapatkan endapan berwarna coklat kemerahan tyaitu bentonit, namun
dengan sedikit pengocokan maka bentonit yang mengendap tersebut
akan terdispersikan kembali. Pada dasarnya bentonit merupakan serbuk
yang praktis tidak larut dalam air sehingga pada sediaan emulsi ini
bentonit tidak berfungsi secara maksimal sebagai emulgator, hanya

sebagian saja yang dapat mengikat benzyl benzoat agar dapat bercampur
dalam air. Tipe emulsi dari sediaan emulsi benzyl benzoat yang telah
dibuat adalah emulsi o/w (minyak dalam air) karena setelah diuji
menggunakan metilen blue, sediaan dapat melarutkan metilen blue.
Uji jangka panjang dilakukan pada hari ke-6 setelah proses pembuatan. Uji
jangka panjang tersebut meliputi uji organoleptik, uji pH, kestabilan
emulsi, pertumbuhan mikroba, dan volume sedimentasi. Secara
organoleptik, tidak ada perubahan yang signifikan pada sediaan baik cara
basah ataupun cara kering. Bau tetap wangi benzyl benzoate, berwarna
pink pucat, keruh seperti susu, dan terasa lengket dan berminyak pada
kulit. Untuk pH sediaan setelah penyimpanan selama 6 hari terjadi
penurunan pH menjadi 5, hal ini dimungkinkan karena .........

Anda mungkin juga menyukai