Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Budaya

Islam adalah agama sempurna yang telah diturunkan Allah melalui


Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia. Kesempurnaan
Islam ini mencakup seluruh aspek kehidupan. Baik dalam hal ibadah
maupun muamalah. Islam telah mengatur semua itu demi terwujudnya
tujuan manusia diciptakan yaitu untuk beribadah kepada Allah. Termasuk
budaya dan seni dalam Islam. Semuanya mempunyai fungsi yang sama
yaitu

membantu

manusia

menjalankan

tugasnya

sebagai

abdullah

(hamba Allah).
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta, buddhayah, ialah
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikianlah
kebudayaan itu dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Dalam bahasa Arab terdapat istilah al tsaqafah dan al hadlarah. Para ahli
sosial cenderung berpendapat bahwa kata al tsaqafah merujuk pada
aspek ide, sedangkan kata al hadlarah menunjuk kepada aspek material.
Maka, al hadlarah lebih tepat diterjemahkan sebagaiculture. Kebudayaan
mengandung pengertian meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, dan adat istiadat dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari
anggota masyarakat (Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak,
2010). Adapun ahli antropologi tentang kebudayaan antara lain :
1.

E.B.

Taylor

(Inggris),

dalam

buku

yang

berjudul

: Primitive

Culture, mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks,


yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.

R.

Linton,

dalam

bukunya

: The

Cultural

Background

of

Personality bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang


dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masayarakat tertentu.
3.

A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhon, kebudayaan adalah keseluruhan hasil


perbuatan manusia yang bersumber dari kemauan, pemikiran, dan
perasaannya.

4.

Prof. DR. Koentjadiningrat, kebudayaan adalah keseluruhan manusia


dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat.

5.

Prof. M.M. Djojodigoeno, dalam bukunya : Asas-asas Sosiologi (1958),


menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi, yang
berupa cipta, karsa, dan rasa.

Cipta : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang


ada dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin.
Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.

Karsa

: Kerinduan manusia untuk menginsafi tentang hal sangkan

paran. Dari mana manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia
sesudah

mati

(paran).

Hasilnya

berupa

norma-norma

keagamaan,

kepercayaan. Timbullah bermacam-macam agama, karena kesimpulan


manusia pun bermacam-macam pula.

Rasa

: Kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan

dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan


dan menolak keburukan atau kejelekan. Buah perkembangan rasa ini
terjelma dalam bentuk berbagai norma keindahan yang kemudian
menghasilkan bermacam kesenian.
Pengertian seni
Secara umum kata atau term seni berarti halus(dalam rabaan)
kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak (didengar), mungil
dan elok(tubuh), sifat halus. Secara etimologis seni dapat didefinisikan
sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bermutu
tinggi (Kamus, 1990 : 816). Ukuran tinggi itu jika orang lain bisa
mengatakan indah, kagum,

atau luar biasa terhadap ciptaan tersebut.

Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang lahir dari
bagian

yang

terdalam

dari

jiwa

manusia

yang

didorong

oleh

kecenderungan pada keindahan. Dorongan tersebut merupakan naluri


manusia atau fitrah yang dianugerahkan Tuhan. Seni dikaitkan dengan
keindahan, bagus, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Segala sesuatu

yang memiliki keindahan merupakan hasil seni. Seni ada yang bersal dari
hasil karya manusia ada pula yang bersifat alamiah. Seni selalu berusaha
memberikan

makna

yang

sepenuhnya

mengenai

obyek

yang

diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, maksudnya tidak terikat


oleh selera individu, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau
lokal (Ismala Dewi dkk, 2009 dalam Zakky Mubarak, 2010). Aspek seni
dapat dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu : visual arts dan performing

arts, yang mencakup seni rupa (melukis, memahat, mengukir), seni


pertunjukan (tari, musik), seni teater (drama, wayang), seni arsitektur
(rumah dan bangunan). Aspek ilmu pengetahuan meliputi science (ilmuilmu eksakta) dan humaniora (sastra, filsafat kebudayaan dan sejarah).
Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam dan
perbedaan antara seni islam dengan bukan islam ialah dari segi niat atau
tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni islam.
Pencapaian yang dibuat oleh seni islam itu juga merupakan sumbangan
daripada tamadun islam di mana tujuan seni islam ini adalah kerana allah
swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur yang disumbangkan
tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas. Firman
Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang
yang melampaui batas."
Seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an Munkar"
(menyuruh

berbuat

baik

dan

mencegah

kemungkaran)

serta

membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan


juga bukan sebagai perusak akhlak ummat. Semua aktivitas kesenian
manusia mesti ditundukkan kepada tujuan terakhir (keridhaan Allah dan
ketaqwaan). Semua nilai mestilah ditundukkan dalam hubunganNya serta
kesanggupan berserah diri. Seni juga seharusnya menjadi alat untuk
meningkatkan ketaqwaan.
Prespektif Al-Quran dan Al-Sunnah tentang seni dan budaya
1. seni Lukis, Pahat dan Patung

Al-Quran secara tegas dan dengan bahasa yang sangat jelas berbicara
tentang patung.
Maka Ibrahim menjadikan berhala-berhala itu hancur berpotongpotong kecuali yang terbesar (induk)dari patung-patung yang lain, agar
mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya (Al-Anbiya: 51)

diuraikan tentangpatung-patung yang disembaholeh ayah Nabi Ib


rahim dan

kaumnya. Sikap Al-Quran terhadap patung-

patung itu,bukan

sekadar

menolaknya,

tetapi

merestui

penghancurannya.
(Para jin) membuat untuknya (Sulaiman) apa yang dikehendakinya
seperti gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung ... (QS Saba :
13)
Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa patung-patung itu terbuat
dari kaca, marmer, dan tembaga, dan konon menampilkan para ulama
dan nabi-nabi terdahulu. Di sini, patung-patung tersebut --karena tidak
disembah

atau

diduga

akan

disembah--

maka

keterampilan

membuatnya serta pemilikannya dinilai sebagai bagian dari anugerah


Ilahi.
Dalil-dalil dari hadits
Jibril pernah tidak mau masuk rumah Nabi SAW. Karena di depan pintu
rumahnya ada patung, hari berikutnya Jibril tetap tidak mau masuk
sehingga ia mengatakan kepada Nabi SAW.: Perintahkan untuk
memotong kepala patung itu, sehingga menjadi seperti kepala pohon
(Riwayat Abu Daud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban).
Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya nanti pada hari
kiamat ialah orang-orang yang menggambar (Riwayat Muslim)

Singkirkanlah gorden itu dariku karena gambar-gambarnya selalu


tampak dalam shalatku (Riwayat Bukhari)
2. Seni Suara
Dan diantara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa
pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. (Q.S. lukman
: 6)
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas dan Ibnu Umar menafsirkan yang dimaksud
dengan lahwal hadist yaitu : lagu atau nyanyian. Dalam hal ini ibnu
Mas'ud bersumpah tiga kali dengan mengatakan " Demi Allah, itu
adalah lagu ". Al Wahidi berkomentar, kebanyakan para mufasir
mengatakan yang dimaksud dengan lahwal hadist adalah nyanyian, ini
adalah pendapat Mujahid dan Ikrimah.
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat,
mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: bagi kami amalamal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami
tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil. (Q.S. al Qosos : 55)
Para ulama` berpendapat bahwa lagu dan nyanyian termasuk
perkataan yang sia-sia ( lahwun ) maka wajib dihindari.
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan
apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan
menjaga kehormatan dirinya.( Q.S. Al furqon : 72)
Sebagian ulama' salaf menafsirkan az zur dengan lagu. Muhammad
bin Al Hanafiyah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan az zur
disini adalah lagu dan perbuatan sia-sia. Begitu pula riwayat al Hasan,
Mujahid

dan

Abu

al

Jahaf

menamakan

lagu

dengan

zur

dan

mengharamkannya. Al Kilaby mengatakan bahwa hamba Allah tidak

pernah menghadiri tempat-tempat yang batil dan nyanyian merupakan


bagian dari kebatilan.
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini. Dan
kamu

mentertawakan

dan

tidak

menangis.

Sedang

kamu

melengahkannya.( Q.S. An Najm : 59-61)


Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu abbas yang mengatakan bahwa
yang di maqsud adalah lagu dan suara keledai.karena mereka jika
mendengar al qur`an dibaca, mereka bernyanyi dan barmain hingga
mereka tidak mendengarnya.
Dalil-dalil dari hadits nabawi
a

Hadits ma`azif (alat musik petik seperti gitar, rebab dll)

Rosululah bersabda:"akan ada dari umatku menghalalkan kemaluan


(zina), khamrdan ma`azif (alat-alat musik).
b

Hadits"Al kubah wa alghubairo"

Rasulullah

bersabda

:"sesungguhnya

Allah

mengharamkan

khamr,judi,alat musik perkusi dan alat musik petik, setiap yang


memabukkan adalah haram .
c

Hadits tentang ancaman bagi penyanyi, alat musik dan tambur.

Rosululloh bersabda :"Akan menimpa umat ini pehancuran,perubahan


rupa

dan

pembuangan".

Salah

seorang

berkata:"Kapan

itu

terjadi?".Rosululloh menjawab:"Jika telah terang-terangan penyanyi,


alat-alat musik dan khomer. Allah mengutusku dengan rohmat dan
hidayah untuk sekalian Alam dan menyuruhku membasmi seruling dan
hiberat yaitu sejenis alat-alat musik petik dan berhala yang disembah
pada zaman jahliyah.

Hadits dua suara yang dilaknat (suara seruling ketika datang

ni'mat dan jeritan ketika datang bencana).Rosululloh bersabda:


Dua suara yang dilaknat: suara seruling ketika datang ni`mat dan
suara jeritan ketika datang musibah.
e

Hadits seruling pengembara

Mereka berargumentasi riwayat Nafi' bahwa Ibnu Umar mendengar


suara

seruling

pengembara

maka

beliau

memasukkan

jarinya

ketelingannya, kemudian beliau menyimpangkan kudanya dari jalanan,


Ia

mengatakan

:"

menjawab:"Ya."Maka

Hai
Ia

Nafi'Apakah
berlalu

kamu

sampai

mendengar

aku

?".Aku

mengatakannya,"

tidak".Maka Beliau mengangkat tangannya dan kembali menunggang


kejalanan kemudian beliau berkata :" Aku pernah melihat Rosululloh
mendengar sura seruling pengembara, maka beliau berbuat seperti
ini."
f

Hadits Lagu menumbuhkan sifat Munafik dalam hati.

Rosululloh

bersabda

kemunafikan

dalam

:"Sesungguhnya
hati,

seperti

lagu

air

bisa

menumbuhkan

menumbuhkan

tanaman.

Sedangkan dzikir menumbuhkan iman sebagaimana air menumbuhkan


tanaman.
Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja
membuat

seperti

ciptaan-Ku?

Oleh

Karena

itu

cobalah

mereka

membuat biji atau zarrah (Hadist qudsi. Riwayat Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan uraian di atas mengenai seni, Al-Quran dan Hadist


menyatakan larangannya. Tetapi pada Q.S. Saba ayat 13 dijelaskan
bahwa patung dan hiasan yang tidak

menimbulkan keusrikkan

diperbolehkan. Dalam Islam sendiri nyanyian boleh dipergunakan untuk


memuji Allah dan menyenandungkan ayat-ayat Al-Quran. Selain itu

nyanyian juga digunakan dalam salawat Nabi. Dilihat dari segi ini
nyanyian diperbolehkan.

Al-Qardhawi, Yusuf. 2001. Fiqih Musik dan Lagu, persfektip Al-Quran


dan As-Sunnah. Bandung : Mujahid Press
Al-Qardhawi, Yusuf. 2003. Halal Haram dalam Islam. Solo : Era
Intermedia
HR. Abdun bin Hunan dan Tirmidzi. Dalam Al-Qardhawi, Yusuf. 2003.
Halal Haram dalam Islam. Solo : Era Intermedia

Anda mungkin juga menyukai