Tesis
Tesis
TESIS
JALALUDDIN
057023007/AKK
Infeksi
TESIS
Oleh
JALALUDDIN
057023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Judul Tesis
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur,
Infeksi
Anggota
41
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Juni 2009
Jalaluddin
057023007/AKK
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
ABSTRAK
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
ABSTRACT
Infeksi
KATA PENGANTAR
ini
merupakan
salah
satu
persyaratan
akademik
untuk
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Prof. Dr. Erman Munir, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu
untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sejak dari persiapan peenelitian
sampai selesainya tesis ini..
Bapak Dr. Surya Dharma,MPH dan bapak dr. Taufik Ashar, MKM sebagai
Dosen Penguji Tesis yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan
penelitian ini.
Bapak Bupati Aceh Utara, Ilyas A.Hamid yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus memberikan
izin belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bapak Saifuddin Saleh, SH selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Lhokseumawe
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada keluarga tercinta Istri Cut
Nurmalawati, SKM yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan waktu dan
tenaga serta doa dan ananda tercinta Aulia Amira, Aulia Assyfa, Aulia Raja Aufhar,
Aulia Putroe Harifa. harapan tesis ini menjadi pendorong bagi ananda untuk menjadi
anak yang lebih baik, lebih bijak dan lebih sukses di masa depan.
Seluruh rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Program Studi Administrasi
dan
Kebijakan
Kesehatan
khususnya
Konsentrasi
Administrasi
Kesehatan
Jalaluddin
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
RIWAYAT HIDUP
Jalaluddin lahir di Bambi 19 Juli 1969, anak keempat dari enam bersaudara.
Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Guci Rumpong lulus
pada tahun 1983, melanjutkan ke SMP N. 1 Caleu dan lulus pada tahun 1986, Masuk
SMA Negeri 1 Beureunuen lulus pada tahun 1989, kemudian mengikuti pendidikan
pada SPAG Depkes RI Banda Aceh lulus pada tahun 1990, pada tahun 1995 tugas
belajar pada AKZI Depkes RI Jakarta lulus tahun 1999 kemudian mengikuti tugas
belajar pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2000
dan selesai pada tahun 2002.
Pengalaman bekerja penulis dimulai dari pengagkatan jadi CPNS pada
tanggal 1 Maret 1993 ditempatkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.
Tugas belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi
Kesehatan Komunitas/Epidemiologi mulai tahun 2005 sampai 2009.
Menikah Pada tahun 1999 dengan Cut Nurmalawati, SKM dan dikaruniai
anak 4 orang, anak pertama Aulia Amira dan anak kedua Aulia Assifa , Anak ketiga
Aulia Raja Aufhar dan anak keempat Aulia Putroe Hariva.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................
ABSTRACT..........................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
i
ii
iii
vi
vii
ix
xii
xiii
1
5
5
6
6
7
7
12
18
20
21
22
24
28
29
29
29
29
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
16
16
17
29
30
30
31
33
34
34
34
35
36
36
37
38
39
41
41
41
41
43
43
44
44
44
45
45
46
46
46
47
48
49
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
50
51
51
52
53
54
54
55
59
64
65
65
66
67
68
68
68
69
69
70
72
72
73
74
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
59
61
61
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
3.1.
31
3.2.
36
4.1.
41
4.2
42
4.3
43
43
44
45
45
46
47
47
48
48
49
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
50
50
51
52
51
53
54
55
57
57
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
16
17
19
25
28
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
79
2.
84
3.
91
4.
5.
6.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan hidup menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia beserta perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Bila ditinjau lebih jauh mengenai Undang-Undang tersebut,
maka manusia dengan lingkungan sebenarnya tidak dapat dipisahkan.
Keadaan sanitasi lingkungan yang belum memadai, keadaan sosial ekonomi
yang masih rendah didukung oleh iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan cacing merupakan beberapa faktor penyebab tingginya prevalensi
infeksi cacing usus yang ditularkan di Indonesia (Zit, 2000).
Salah satu penyakit cacingan adalah penyakit cacingan usus yang ditularkan
melalui tanah atau sering disebut Soil Transmitted Helminths yang sering dijumpai
pada anak usia Sekolah Dasar di mana pada usia ini anak masih sering kontak dengan
tanah. Ada 3 jenis cacing yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
dan cacing cambuk (Trichuris trichiura), (Depkes RI, 2004)
Dari hasil survey tahun 2002 di 10 Propinsi di Indonesia dengan sasaran anak
Sekolah Dasar, Prevalensi kecacingan di Indonesia antara 4,8 % sampai dengan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Indonesia sebanyak 16.863.000 liter darah per tahun. Infeksi cacing tambang
misalnya dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Infeksi ini dapat menyebabkan
kehilangan darah sebanyak 0,0005 cc 0,34 cc/hari. Pada infeksi berat, kadar
hemoglobin dapat mencapai angka 4 gr % dari kadar hemoglobin normal (11 gr % )
(FKUI, 2002)
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
yang
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Infeksi
1.4. Hipotesis
1. Ada pengaruh sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada murid SD
negeri di Kecamatan Blang Mangat.
2. Ada pengaruh personal hygiene terhadap infeksi kecacingan pada murid SD
negeri di Kecamatan Blang Mangat.
3. Ada pengaruh karakteristik anak terhadap infeksi kecacingan pada murid SD
negeri di Kecamatan Blang Mangat.
1.5. Manfaat Penelitian.
1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota
Lhokseumawe dan Puskesmas Blang Mangat.
2. Dari hasil penelitian ini sebagai acuan dalam melakukan kegiatan promosi
kesehatan bagi siswa SD Negeri di Kecamatan Blang Mangat.
3. Sebagai pengembangan konsep-konsep dalam bidang Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan.
Secara epidemiologik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
kecacingan, yaitu faktor sanitasi lingkungan dan faktor manusia (Soedarto, 1991)
dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1. Faktor Sanitasi Lingkungan
Mawardi dalam Riyadi (1994) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu
yang berada disekitar manusia secara lebih teperinci dapat dikatagorikan dalam
beberapa kelompok :
a.
Lingkungan Fisik, yang ternasuk dalam kelompok ini adalah tanah dan udara
serta interaksi satu sama lainnya diantara faktor-faktor tersebut.
b.
Lingkungan biologis, yang termasuk dalam hal ini adalah semua organisme
hidup baik binatang, tumbuhan maupun mikroorganisme kecuali manusia
sendiri.
c.
Lingkungan sosial yaitu termasuk semua interaksi antara manusia dari makhluk
sesamanya yang meliputi faktor sosial, ekonomi, kebudayaan dan psikososial.
Berdasarkan kategori diatas diartikan pula bahwa lingkungan adalah kumpulan
dari semua kondisi atau kekuatan dari luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan dari suatu organisme hidup (manusia)
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Infeksi
Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan
besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak
dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan
perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Disamping lingkungan rumah tempat tinggal, anak Sekolah
Dasar juga membutuhkan lingkungan sekolah tempat belajar yang sehat baik untuk
perkembangan fisik, mental dan spiritualnya. Sebagian besar waktu anak sekolah
dasar dihabiskan dengan bermain baik di rumah maupun di sekolah sehingga anak
sekolah dasar mempunyai potensi untuk terjangkit penyakit infeksi kecacingan
(Poespoprodjo dan Sadjimin, 2002).
Sanitasi lingkungan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Oleh
karena itu untuk mencapai kemampuan hidup sehat di masyarakat, maka hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
(Slamet, 1996). Untuk itu penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan dari
seperti :
Syarat kualitas air secara fisik adalah tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau dan jernih. Secara kimia air yang baik tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia ataupun mineral terutama zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dan
syarat bakteriologis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi bakteri terutama bakteri pathogen. Mengingat bahwa tidak mungkin
air yang dikonsumsi seratus persen sesuai dengan persyaratan kesehatan, namun air
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
yang ada diusahakan sedemikian rupa mendekati syarat-syarat yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990.
b. Toilet dan Kamar Mandi
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran/najis yang lazim disebut WC, sehingga kotoran atau najis
tersebut berada dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Dirjen P2M & PLP,
1998).
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti : Diare, Cholera, Dysentri, Poliomyelitis, Ascariasis dan sebagainya.
Kotoran manusia merupakan buangan padat. Selain menimbulkan bau, mengotori
lingkungan juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat.
Perjalanan agent penyebab penyakit melalui cara transmisi seperti dari tangan,
maupun melalui peralatan yang terkontaminasi ataupun melalui mata rantai lainnya.
Dimana memungkinkan tinja atau kotoran yang mengandung agent penyebab infeksi
masuk melalui saluran pencernaan.
Untuk itu persyaratan toilet dan kamar mandi harus memenuhi persyaratan :
i. Toilet selalu dalam keadaan bersih
ii. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan
mudah dibersihkan
iii. Ada pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi, dilengkapi dengan
penahan bau
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
iv. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan tempat
pengelolaan makanan (dapur, ruang makan)
v. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
vi. Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara kebersihan
vii. Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat
perindukan binatang pengerat dan serangga.
c. Pengelolaan Air Limbah
Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri dan pada umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan. Sesuai
dengan zat yang terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak diolah
terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit. (Notoatmodjo,
2003).
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinja, air seni dan CO2. Masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran manusia
adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks (Notoatmodjo, 2003).
Darmayanti, dalam Hidayat (2002) menunjukkan adanya hubungan yang erat
antara faktor lingkungan tempat tinggal dengan prevalensi cacing pada anak sekolah
dasar. Tinggi angka prevalensi A.lumbricoides pada anak sekolah dasar di desa
dibandingkan dengan di kota menunjukan adanya perbedaan higiene dan sanitasi
lingkungan. Penelitian tersebut juga menggambrakan bahwa adanya infeksi ganda
A.lumbricoides di desa lebih tinggi dibandingkan di kota. Hal ini menunjukan bahwa
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Memelihara kebersihan
b.
c.
d.
e.
f.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
g.
h.
Pemeriksaan kesehatan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan pada umumnya adalah
dengan pemutusan rantai penularan, yang antara lain dilakukan dengan pengobatan
massal, perbaikan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan serta penddikan
kesehatan (Soedarto, 1991)
Azwar (1993) pada prakteknya upaya higiene antara lain meminum air yang
sudah direbus sampai mendidih dengan suhu 100C selama 5 menit, mandi dua kali
sehari agar badan selalu bersih dan segar, mencuci tangan dengan sabun sebelum
memegang makanan, mengambil makanan dengan memakai alat seperti sendok atau
penjepit dan menjaga kebersihan kuku serta memotongnya apabila panjang.
Onggowaluyo (2002) kuku yang terawat dan bersih juga merupakan cerminan
kepribadian seseorang, kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat
melekatnya berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan mikro organisme
diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan kecacingan diantaranya melalui
tangan yang kotor, kuku yang kotor yang kemungkinan terselip telur cacing akan
tertelan ketika makan, hal ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan
memakai sabun sebelum makan.
Hygiene perorangan sangat berhubungan dengan sanitasi lingkungan, artinya
apabila melakukan hygiene perorangan harus diikuti atau didukung oleh sanitasi
lingkungan yang baik, kaitan keduanya dapat dilihat misalnya pada saat mencuci
tangan sebelum makan dibutuhkan air bersih, yang harus memenuhi syarat kesehatan.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
2.1.2.2. Perilaku
Notoatmodjo (1993) menyatakan perilaku manusia dapat dilihat dari 3 (tiga)
aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara rinci merupakan refleksi dari
gejolak kejiwaan seperti : pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagian yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisk dan
sosial budaya masyarakat.
Perilaku dapat diukur dengan cara mengukur unsur-unsur perilaku dimana
salah satu adalah pengetahuan, dengan cara memperoleh data atau informasi tentang
indikatorindikator pengetahuan tersebut. Untuk dapat menentukan tingkat
pengetahuan
terhadap
sanitasi
lingkungan
dilakukan
melalui
wawancara
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Sebagai contoh perilaku yang berkaitan dengan
lingkungan misalnya perilaku seseorang berhubugan dengan pembuangan air kotor
yang menyangkut segi-segi hygiene, pemeliharaan teknik dan penggunaannya.
Menurut Azwar (1993) perilaku sehat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti :
-
Latar belakang seseorang yang meliputi norma-norma yang ada, kebiasaan, nilai
budaya dan keadaan sosial ekonomi yang berlaku dimasyarakat.
Kepercayaan meliputi manfaat yang didapat, hambatan yang ada, kerugian dan
kepercayaan bahwa seseorang dapat terserang penyakit.
Sarana merupakan tersedia atau tidaknya fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Depkes RI (1998), salah satu aspek yang penting dalam penanggulangan infeksi
kecacingan adalah dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku keluarga
tentang hygiene perorangan serta sanitasi lingkungan dan makanan meliputi :
-
pada
masyarakat.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Infeksi
Infeksi
Kelainan patologis yang disebabkan oleh cacing dewasa terutama terjadi karena
kerusakan mekanik di bagian mukosa usus dan respons alergi. Keadaan ini erat
hubungannya dengan jumlah cacing, lama infeksi, umur dan status kesehatan umum
dari hospes (penderita). Gejala yang ditimbulkan oleh cacing cambuk biasanya tanpa
gejala pada infeksi ringan. Pada infeksi menahun dapat menimbulkan anemia, diare,
sakit perut, mual dan berat badan turun (Onggowaluyo, 2002).
Penyebaran geografis T.trichuira sama A. lumbricoides sehingga seringkali
kedua cacing ini ditemukan bersama-sama dalam satu hospes. Frekuensinya di
Indonesia tinggi, terutama di daerah pedesaan, frekuensinya antara 30% - 90 %.
Angka infeksi tertinggi ditemukan pada anakanak. Faktor terpenting dalam
penyebaran trikuriasis adalah kontaminasi tanah dengan tinja yang mengandung telur.
Telur berkembang baik pada tanah liat, lembab dan teduh (Onggowaluyo, 2002).
Di Daerah hiperentemik, laju infeksi dapat dicegah dengan pengobatan,
pembuatan MCK (mandi, cuci dan kakus) yang sehat dan teratur, penyuluhan,
pendidikan tentang hygienis dan sanitasi pada masyarakat (Onggowaluyo, 2002).
2.2.3.Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus (Cacing Tambang)
Cacing dewasa hidup di dalam usus halus manusia, Cacing melekat pada
mukosa usus dengan bagian mulutnya yang berkembang dengan baik. Infeksi pada
manusia dapat terjadi melalui penetrasi kulit oleh larva filariorm yang ada di tanah.
Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina
mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa
berbentuk seperti hurup S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur
hidup cacing tambang dimulai dari keluarnya telur cacing bersama feses, setelah
1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva rhabditiform. Dalam
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat menembus
kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva
ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh
darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan larynk. Dari larynk, larva ikut tertelan
dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva
filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan (Gandahusada dkk,
2004). Gambaran umum siklus hidup cacing Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar
Larva cacing tambang pada suhu hangat dan lembab mengalami pertumbuhan
dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larva-larva ini akan naik ke permukaan tanah. Dengan
bentuk tubuh yang runcing di bagian atas, larva ini akan masuk menembus kulit dan ikut ke
dalam aliran darah sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini akan terbawa ke
paru-paru. Larva cacing tambang kemudian bermigrasi ke bagian kerongkongan dan
kemudian tertelan. Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa dengan
menghisap darah penderita. Cacing tambang bertelur di usus halus yang kemudian
dikeluarkan bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana-mana (Albert,
2006).
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Pada infeksi Trichuris trichiura berat sering dijumpai diare darah, turunnya
berat badan dan anemia. Diare pada umumnya berat sedangkan eritrosit di bawah 2,5
juta dan hemoglobin 30% di bawah normal. Anemia berat ini dapat terjadi karena
infeksi Trichuris trichiura mampu menghisap darah sekitar 0,005 ml/hari/cacing
(Gandahusada dkk, 2004).
Infeksi cacing tambang umumnya berlangsung secara menahun, cacing tambang
ini sudah dikenal sebagai penghisap darah. Seekor cacing tambang mampu
menghisap darah 0,2 ml per hari. Apabila terjadi infeksi berat, maka penderita akan
kehilangan darah secara perlahan dan dapat menyebabkan anemia berat
(Gandahusada dkk, 2004).
Gejala kecacingan jika penderita yang ditumpangi cacing sudah kekurangan
gizi terjadi karena sebagian makanan dimakan oleh cacing, tanda-tandanya : berat
badan turun, wajah pucat, kulit dan rambut jering, keadaan tubuh lemah, lesu dan
mudah sakit. Selera makan berkurang , kulit telapak tangan tidak merah, kurang darah
dan mungkin jantung berdebar-debar, sesak nafas dan sering pening (Hendrawan,
2007)
2.4. Transmisi Telur Cacing ke Tubuh Manusia
Pencemaran tanah dengan tinja manusia merupakan penyebab transmisi telur
A.lumbricoides dan T.trichiura dari tanah kepada manusia melalui tangan dan kuku
yang tercemar telur cacing, lalu masuk kemulut melalui makanan (Mahfuddin, 1994).
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Agustina (2000) mendapatkan bahwa ada hubungan yang erat antara tanah dan
kuku yang tercemar telur A.lumbricoides dan kejadian askariasis pada anak balita di
Kecamatan Paseh Jawa Barat.
Selain melalui tangan, transmisi telur cacing ini dapat juga melalui makanan
dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat.
Telur cacing yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut, jika
diterbangkan oleh angin, atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di
tanah/selokan/air limbah sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebut
(Helmy, 2000).
Transmisi melalui sayuran yang dimakan mentah (tidak dimasak) dan proses
membersihkannya tidak sempurna juga dapat terjadi, terlebih jika sayuran tersebut
diberi pupuk dengan tinja segar. Di beberapa negara penggunaan tinja sebagai pupuk
harus diolah dahulu dengan bahan kimia tertentu berupa desinfestasi (Brown, 1979).
2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Infeksi Kecacingan
Secara Nasional di Indonesia upaya pencegahan dan pemberantasan Infeksi
Kecacingan sudah dilakukan sejak tahun 1975 dengan kebijakan pemberantasan
terbatas pada daerah tertentu karena biaya yang tersedia terbatas. Pada Pelita V dan
VI Program pemberantasan penyakit kecacingan meningkat kembali karena pada
periode ini lebih memperhatikan pada peningkatan perkembangan dan kualitas hidup
anak (Dirjen P2M & PL, 1998).
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan pada umumnya adalah
dengan pemutusan rantai penularan, yang antara lain dilakukan dengan pengobatan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Tidak membiasakan diri menggigit kuku jemari tangan atau menghisap jempol.
Tidak membuang kotoran di kebun, parit, sungai atau danau dan biasakan buang
kotoran di jamban.
Biasakan tidak jajan penganan yang tidak tertutup atau terpegang-pegang tangan.
Penyakit cacing berasal dari telur cacing yang tertelan dan kurangnya kebersihan
diri dan lingkungan yang tidak baik.
Biasakan makan daging yang sudah benar-benar matang dan bukan yang mentah
atau setengah matang.
Obat cacing hanya diberikan kepada orang yang benar-benar mengidap penyakit
kecacingan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Biasakan makan lalap mentah yang sudah dicuci dengan air bersih yang mengalir.
Penanggulangan infeksi cacing usus tidak mudah karena keterkaitan dengan
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Agen
Host
Fisika
Kimia
Biologi
Sosial
Lingkungan
A
L
Keadaan ke-1
H
L
Keadaan ke-2
Infeksi
dengan
suhu
dan
kelembaban
tertentu,
yang
memungkinkan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
VARIABEL DEPENDEN
Sanitasi Lingkungan
- Lingkungan Rumah
- Lingkungan Sekolah
Personal Hygiene
- Kebersihan Kuku
- Pemakaian Alas Kaki
- Kebiasaan Cuci Tangan
Karakteristik Anak
- Pengetahuan
- Sikap
- Jenis Kelamin
- Penghasilan Orangtua
Kejadian Infeksi
Kecacingan
Pemeriksaan
Laboratorium
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan
cross secsional yaitu penelitian yang dilakukan dengan sekali pengamatan pada suatu
saat tertentu terhadap objek yang berubah, berkembang atau tumbuh menurut waktu
(Budiarto, 2003). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory
research (penjelasan) yaitu mencari seberapa besar pengaruh faktor sanitasi
lingkungan, personal hygiene dan karakteristik anak terhadap infeksi kecacingan
pada murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokeumawe.
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan pendekatan deskriftip yaitu
melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokeumawem, bulan Pebruari sampai dengan Maret 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas V dan VI dari 3 (tiga) Sekolah
Dasar Negeri terpilih dengan pertimbangan sebagai berikut :
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
tsunami.
c. Dari survei awal ditemukan banyak murid memiliki sanitasi lingkungan dan
hygiene personal yang buruk.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Notoatmodjo
(1997) sebagai berikut :
n
1 + N (d )
Keterangan:
N
= Besar Populasi.
= Besar Sampel.
n =
n =
n =
n
{240}
(1 + 240(0,05)2
{240}
1 + 0.6
240
1.6
= 150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dari 250 murid (total populasi) , maka
diperoleh 150 murid untuk dijadikan sampel.
Pengambilan sampel menggunakan cara proportional sampling (Arikunto,S,
2002)
Tabel 3.1. Distribusi Sampel pada Setiap Sekolah Menurut Proporsi
No.
1.
2.
3.
Sekolah
SDN. 3
SDN 7
SDN 9
Jumlah
Jumlah Murid
75
80
85
240
(%)
30,9
34,2
34.9
100,0
Jumlah Sampel
46
51
53
150
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Letakkan tinja sebesar biji kacang kedelai (100 mg) di atas objek yang bersih.
Ratakan dengan cara menekan tinja dengan benda yang tumpul sampai
tersebar rata dibawah kertas Cellophone tersebut, jagalah jangan sampai ada
tinja yang keluar dari tepi kertas Cellophone tersebut.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
3. Hasil.
a. Faeces : Positif (+) ditemukan telur cacing
b. Faeces : Negatif (-) tidak ditemukan telur cacing.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
e. Kebiasaan cuci tangan adalah cara yang dilakukan oleh murid untuk
membersihkan tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan setelah
bermain tanah, yang akan dilihat apakah anak mencuci tangan atau tidak dan
apakah anak yang mencuci tangan memakai sabun atau tidak.
f. Pengetahuan murid sekolah dasar tentang infeksi cacingan adalah kemampuan
murid sekolah dasar menjawab pertanyaan tentang penyakit cacingan.
g. Sikap adalah tanggapan atau persepsi murid sekolah dasar terhadap infeksi
cacingan.
h. Jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan.
i. Penghasilan orang tua murid adalah pendapatan yang diperoleh orang tua murid
dalam satu bulan.
j. Infeksi kecacingan adalah ditemukannya satu atau lebih telur cacing usus pada
murid sekolah dasar melalui pemeriksaan feses
3.5.3. Aspek Pengukuran
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Alat ukur
Kuesioner
2.
Lingkungan Sekolah
Kuesioner
3.
Kuesioner
4.
Kebersihan kuku
Kuesioner
Kuesioner
Kebiasaan
tangan
cuci Kuesioner
Pengetahuan
Kuesioner
Sikap
Kuesioner
Jenis Kelamin
10
Infeksi Cacing
Pemeriksaan
Laboratorium
Hasil Ukur
a. Memenuhi syarat.
b. Tidak Memenuhi syarat
a. Memenuhi syarat.
b. Tidak Memenuhi syarat
Sering
Jarang
Baik
Tidak Baik
Sering
Jarang
Tidak cuci tangan
Cuci tangan dengan air
Cuci tangan pakai air dan
sabun
a. baik
b. Sedang
c. Kurang
a. baik
b. Sedang
c. Kurang
1. Laki-laki
2. perempuan
a. Rendah
b. Tinggi
a. Positif telur cacing
b. Negatif telur cacing
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Nominal
Ordinal
Nominal
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Tidak Memenuhi syarat kesehatan: Jika satu atau lebih indikator tidak
terpenuhi
3.6.1.2. Variabel Lingkungan Sekolah.
Lingkungan sekolah meliputi halaman bersih, ketersedian air bersih,
kebersihan jamban, adanya sarana pembuang sampah dan adanya SPAL, penilaian
kategori dibagi menjadi 2:
-
Tidak Memenuhi syarat kesehatan: Jika satu atau lebih indikator tidak
terpenuhi
3.6.2.Variabel Personal Hygiene
Pengukuran variabel kebiasaan cuci tangan yaitu tidak cuci tangan, cuci
tangan dengan air saja atau cuci tangan pakai air dan sabun. penggunaan alas kaki,
kebersihan kuku dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. Baik jika jawaban Ya 75% atau apabila responden menjawab pertanyaan
2 3 benar
4. Buruk, jika jawaban Tidak < 75 % atau apabila responden menjawab
pertanyaan 1 benar
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
3.6.3.1. Pengetahuan
Pengetahuan ini diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang
telah diberi nilai (skor). Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 1 dengan
kriteria :
- Jawaban benar
=1
- Jawaban salah
=0
=1
=0
Infeksi
b. Sedang, Jika jawaban setuju oleh responden 40 75% atau apabila responden
menjawab pertanyaan setuju 4 - 7
c. Buruk Jika jawaban setuju oleh responden
40%
=1
- Perempuan
=2
kuku,
penggunaan alas kaki, kebersihan cuci tangan) dan karakteristik anak (pengetahuan,
sikap, jenis kelamin dan penghasilan orang tua) serta infeksi kecacingan.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Keterangan:
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
1-7
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografi
4.1.2. Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data BPS Kecamatan Blang Mangat 2008 distribusi penduduk
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Blang Mangat tahun 2009
Jenis Kelamin
Golongan Umur
No.
Jumlah
%
(Tahun)
Laki-laki Perempuan
1.
0-4
915
709
1.624
8,8
2.
5-14
2.187
1.882
4.069
21,1
3.
15-29
2.654
3.254
5.908
32,1
4.
30-49
2.524
2.605
5.129
27,9
5.
50-74
824
773
1.597
8,7
6.
> 74
28
49
77
0,4
Jumlah
9.279
9.273
18.552
100,0
Sumber : Koordinator Statistik Kec. Blang Mangat 2008
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jumlah penduduk di Kecamatan Blang Mangat 18.552 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 9.279 jiwa dan perempuan 9.273 jiwa, dan paling banyak adalah
golongan umur 15-29 tahun.
b. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data Profil Puskesmas Blang Mangat 2008 distribusi sarana
kesehatan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Sarana
Tahun 2009
No.
Kesehatan
di
Kecamatan
Sarana Kesehatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Balai Pengobatan
Praktek Dokter Spesialis
Praktek Dokter Umum
Praktek Dokter Gigi
Bidan Praktek
Apotik
Toko Obat
Jumlah
Blang
Mangat
Jumlah
1
1
28
3
1
2
1
3
1
6
47
Tenaga
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Tabel 4.3. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Blang Mangat
Tahun 2009
No.
Jenis Tenaga Kesehatan
Jumlah
1. Dokter Umum
3
2. Dokter Gigi
1
3. Akademi Bidan
2
4. Akademi Perawat
5
5. Akademi Analis
2
6. Akademi Penilik Kesehatan
5
7. Bidan
11
8. Perawat
1
9. Perawat Gigi
2
10. Asisten Apoteker
1
11. Gizi
1
12. Pekarya Kesehatan
Jumlah
35
Sumber : Puskesmas Kecamatan Blang Mangat , 2008
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang paling banyak di Kecamatan Blang
Mangat adalah Perawat dan yang paling sedikit adalah Pekarya kesehatan
4.2. Sanitasi Lingkungan
4.2.1. Sanitasi Lingkungan Rumah
Jumlah
74
76
150
Persentase (%)
49.3
50.7
100,0
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Pada penelitian ini kebersihan kuku murid Sekolah Dasar dapat dilihat pada
uraian berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Kebersihan Kuku Murid SDN di Kecamatan Blang
Mangat Kota Lhokseumawe Tahun 2009.
Kebersihan Kuku
Jumlah
Persentase (%)
Baik
80
53.3
Tidak baik
70
46.7
Jumlah
150
100,0
Persentase kebersihan kuku murid Sekolah Dasar yang baik 53,3% lebih
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Penggunaan alas kaki oleh murid Sekolah Dasar dan kategorinya dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Penggunaan Alas Kaki Murid SD di Kecamatan Blang
Mangat Kota Lhokseumawe Tahun 2009.
Penggunaan Alas Kaki
Baik
Tidak baik
Jumlah
Jumlah
71
79
150
Persentase (%)
47.3
52.7
100,0
Persentase murid SD menggunakan alas kaki (sepatu atau sandal) saat keluar
rumah, saat sekolah lebih besar pada kategori tidak baik yaitu 52,7%.
4.3.3. Kebiasaan Cuci Tangan
Kebiasaan cuci tangan oleh murid Sekolah Dasar dan kategorinya dapat
dilihat pada uraian berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Kebiasaan Cuci Tangan Murid SD di
Blang Mangat Kota Lhokseumawe Tahun 2009.
Kebiasaan Cuci Tangan
Baik
Tidak baik
Jumlah
Jumlah
70
80
150
Kecamatan
Persentase (%)
46.7
53.3
100,0
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Baik
Sedang
Buruk
Jumlah
Jumlah
45
51
54
150
Persentase (%)
30.0
34.0
36.0
100,0
Infeksi
tanda penyakit kecacingan perut buncit, sering ngantuk waktu belajar, dan menjadi
malas, penyakit kecacingan menganggu prestasi belajar, anak kecacingan harus
minum obat cacing, memotong kuku supaya terhindar dari kecacingan, setelah
bermain harus mencuci tangan dengan air bersih dan pakai sabun, kebiasaan bermain
dengan tanah menyebabkan kecacingan, sebaiknya memakai sandal ketika bermain
supaya terhindar dari cacingan.
Tabel 4.9. Distribusi Sikap Murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe Tahun 2009.
Sikap
Baik
Sedang
Buruk
Jumlah
Jumlah
34
54
62
150
Persentase (%)
22.7
36.0
41.3
100,0
Jumlah
78
72
150
Persentase (%)
52.0
48.0
100,0
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jumlah
60
90
150
Persentase (%)
40.0
60.0
100,0
Infeksi kecacingan pada murid Sekolah Dasar dapat dilihat dengan distribusi
sebagai berikut:
Tabel 4.12. Distribusi Infeksi Kecacingan murid SD
Mangat Kota Lhokseumawe Tahun 2009.
No.
Infeksi Kecacingan
1. Positif
2. Negatif
Jumlah
di Kecamatan Blang
Jumlah
n
79
71
150
%
52.7
47.3
100,0
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
No.
Jenis infeksi
1. Ascaris
2. Trichiuris
Infeksi Kecacingan
Positif
Negatif
n
%
n
%
65
43,3
85
56,7
31
20,6
119
79,4
Jumlah Total
n
150
150
%
100,0
100,0
Pada penelitian ini, analisis bivariat yang dilihat meliputi: Sanitasi lingkungan
rumah, Personal Hygiene (Kebersihan kuku, Pemakaian alas kaki dan Kebiasaan cuci
tangan) dan Karakteristik Anak (pengetahuan, sikap, jenis kelamin dan penghasilan
orang tua) dengan Infeksi kecacingan dapat dilihat pada uraian berikut :
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada Murid yang sanitasi lingkungan
rumahnya tidak memenuhi syarat yaitu 81,6 % dibandingkan dengan Murid yang
sanitasi lingkungan rumahnya yang memenuhi syarat yaitu 23,0%. Hasil Uji Chisquare diperoleh p = 0,000, artinya secara statistik ada hubungan yang bermakna
antara sanitasi lingkungan rumah dengan infeksi kecacingan dengan nilai OR 14,849
(95% CI : 6,715-32,834) dimana sanitasi lingkungan rumah murid SD yang tidak
memenuhi syarat berpeluang 14,849 kali terinfeksi kecacingan dibandingkan sanitasi
lingkungan rumah yang memenuhi syarat.
Selanjutnya untuk kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.15. Hasil Uji Chi-square antara Kebersihan Kuku di Kecamatan Blang
Mangat Kota Lhokseumawe dengan Infeksi Kecacingan Tahun
2009.
Infeksi Kecacingan
OR
P
No.
Kebersihan Kuku
Positif
Negatif
95% CI
Value
n
%
n
%
1. Tidak baik
46
65,7
24
34,3
2,730
0,005
2. Baik
33
41,2
47
58,8 1,404-5,306
Jumlah
79
52,7
71
47,3
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Pemakaian alas kaki dengan infeksi kecacingan dapat dilihat denan kategori
sebagai berikut :
Tabel 4.16. Hasil Uji Chi-square antara Pemakaian Alas Kaki murid SD di
Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe dengan Infeksi
Kecacingan Tahun 2009.
Infeksi Kecacingan
OR
P
No. Pemakaian Alas Kaki
Positif
Negatif
95% CI
Value
n
%
n
%
1. Tidak baik
51
64,6
28
35,4
2,797
0,004
2. Baik
28
39,4
43
60,6 4,556 -5,426
Jumlah
79
52,7
71
47,3
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
berpeluang 2,797 kali terinfeksi kecacingan dibandingkan memakai alas kaki yang
baik.
4.6.3. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dengan Infeksi Kecacingan.
Kebiasaan Cuci
Tangan
1. Tidak baik
2. Baik
Jumlah
Infeksi Kecacingan
Positif
Negatif
n
%
n
%
50
62,5
30
37,5
29
41,4
41
58,6
79
52,7
71
47,3
OR
95% CI
P
Value
2,958
1,521 -5,753
0,002
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Pengetahuan
1. Buruk
2. Sedang
3. Baik
Jumlah
Infeksi Kecacingan
Positif
Negatif
n
%
n
%
38
70,4
16
29,6
40
78,4
11
21,6
1
2,2
4
97,8
79
52,7
71
47,3
p
0,000
Sikap
1. Buruk
2. Sedang
3. Baik
Jumlah
Infeksi Kecacingan
Positif
Negatif
n
%
n
%
41
66,1
21
33,9
36
66,7
18
33,3
2
5,9
32
94,1
79
52,7
71
47,3
p
0,000
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada murid SD yang mempunyai sikap
buruk yaitu 66,1 % dibandingkan dengan murid yang sikapnya baik yaitu 5,9%. Hasil
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Uji Chi-square diperoleh p= 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang bermakna secara statistik antara sikap dengan infeksi kecacingan.
4.6.6. Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Infeksi Kecacingan.
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada murid SD yang jenis kelaminnya
perempuan yaitu 79,2 % dibandingkan dengan murid yang jenis kelamin laki-laki
yaitu 28,2%. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, artinya secara statistik ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan infeksi kecacingan. Nilai OR
9,673 (95% CI 4,556-20,534)
4.6.7. Analisis Hubungan Penghasilan Orangtua dengan Infeksi Kecacingan.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
1. Rendah
2. Tinggi
Jumlah
Infeksi Kecacingan
Positif
Negatif
n
%
n
%
59
65,6
31
34,4
20
33,3
40
66,7
79
52,7
71
47,3
OR
95% CI
P
Value
3,806
1,908-7,595
0,000
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada murid yang jenis penghasilan
orangtuanya kategori rendah yaitu 65,6% dibandingkan dengan murid yang
penghasilan orangtuanya kategori tinggi yaitu 33,3%. Hasil Uji Chi-square diperoleh
p = 0,000, artinya secara statistik ada hubungan yang bermakna antara penghasilan
orangtua dengan infeksi kecacingan dengan nilai OR 3,806 (95% CI : 1,908-7,595)
dimana penghasilan orangtua murid SD rendah berpeluang 3,806 kali terinfeksi
kecacingan dibandingkan penghasilan orangtua yang tinggi.
4.7. Analisis Multivariat (Regresi Logistik)
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Tabel 4.22. Hasil Uji Multivariat Regresi Logistik Metode Backward Stepwise
Variabel Independen
Sanitasi Lingkungan Rumah
Kebersihan Kuku
Pemakaian Alas Kaki
Kebiasaan Cuci Tangan
Pengetahuan
Sikap
Jenis Kelamin
Penghasilan Orangtua
Constant
Overall percentage = 84,0%
Berdasarkan
hasil
uji
Exp()
18,471
3,691
3,287
3,195
2,836
2,999
3,155
4,476
0,003
regresi
logistik
setelah
p
0,000
0,024
0.041
0,043
0,065
0,045
0.044
0,008
0.000
dikeluarkan
variabel
Exp()
27,929
3,809
3,471
3,386
3,194
3,870
4,355
0,003
P
0,000
0,020
0.029
0,029
0,030
0,013
0,008
0.000
Berdasarkan hasil akhir uji regresi logistik diperolah variabel yang yang
dominan mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe adalah sanitasi lingkungan rumah, kebersihan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
kuku, pemakaian alas kaki, kebiasaan cuci tangan, sikap, jenis kelamin dan
penghasilan orangtua. Dimana dari keseluruhan variabel tersebut yang paling
dominan adalah variabel sanitasi lingkungan rumah dengan nilai koefisien (Exp .)
27.929 (lampiran).
Berdasarkan nilai koefisien regresi () masing-masing variabel independen
dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
Y=
IX1
+ 2X2
+ 3X3
4X4
5X5 +
6X6 +
7X7
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Infeksi Kecacingan Murid SD Negeri di Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 150 anak SD kelas V dan VI di
SDN 3, SDN 7 dan SDN 9 yang dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorium
didapatkan sebanyak 79 orang (52,7%) positif infeksi kecacingan dengan rincian
cacing gelang 65 orang (43,3%), cacing cambuk 31 orang (20,6%). Dari 96 murid SD
17 murid diantaranya menderita infeksi kecacingan kedua jenis telur cacing.
Persentase infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe berada di atas Angka Nasional infeksi kecacingan sebesar
30,35%. Perbedaan angka infeksi kecacingan pada masing-masing hasil penelitian ini
merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan faktor risiko di beberapa lokasi
penelitian, terutama yang berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan, higiene
perorangan murid dan kondisi alam atau geografi (Wachidaniyah,2002)
Penyakit cacingan lebih banyak menyerang pada anak - anak SD dikarenakan
aktifitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah. Diantara cacing
tersebut yang sering dtemui pada ank-anak adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Cacing sebagai hewan
parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus anak, tetapi juga merusak
dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut. Anakanak
yang terinfeksi cacingan biasanya mengalami gejala: lesu, pucat/anemia, berat badan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
menurun, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang dan kadang disertai batuk
batuk (Nadesul H. 1997)
Hasil ini mendukung penelitian Ginting (2005) pada anak SD di Kabupaten
Langkat tahun 2005 menunjukkan angka 77,6 % positif infeksi kecacingan. Hasil
Survey Dinas Kesehatan Sumatera Utara pada anak SD di Kabupaten/Kota tahun
2005 menunjukkan angka rata-rata infeksi kecacingan 49,2%. Hasil penelitian
Pasaribu pada anak SD di Kabupaten Karo tahun 2004 menunjukkan angka 91,3%
yang positif infeksi kecacingan.
Mendukung pendapat Brown (1983) cacing gelang dan cacing cambuk
ditemukan pada semua umur, tetapi lebih sering ditemukan pada anak-anak golongan
umur 5 sampai 9 tahun yang belum sekolah dan anak-anak yang sudah sekolah, yaitu
yang lebih sering berhubungan dengan tanah.
Siklus hidup cacing tambang menurut Albert (2006) pada tahap akhir larva
dengan tubuh yang runcing dibagian atas akan menembus kulit dan ikut ke dalam
aliran darah.
Infeksi cacing masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pendesaan atau
daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah
terkena infeksi cacing, pada umumnya memang tidak menyebabkan penyakit berat
dan tidak mematikan sehingga sering kali diabaikan, tetapi dalam jangka panjang
dapat menurunkan derajat kesehatan (Rasmaliah, 2001).
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Hasil Chi square Test hubungan sanitasi lingkungan rumah dengan infeksi
kecacingan menunjukkan p = 0,000, berarti ada hubungan yang bermakna antara
sanitasi lingkungan rumah dengan infeksi kecacingan. Dari 74 orang murid yang
mempunyai sanitasi lingkungan rumah tidak memenuhi syarat terdapat 62 orang
positif infeksi kecacingan. Setelah dilakukan uji multivariat (regresi logistik)
menunjukkan faktor sanitasi lingkungan rumah termasuk variabel yang paling
dominan mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan.
Hasil wawancara dengan murid, sebanyak 77 rumah (51.3%) tidak memiliki
sumber air bersih milik sendiri baik PDAM ataupun sumur gali untuk keperluan
sehari-hari. Mereka memperoleh air dari sumur bor milik umum. Data kepemilikan
jamban sangat rendah hanya 64 rumah (42,7%) sedangkan 86 rumah lainnya (57,3%)
tidak memiliki jamban. Sebagaian diantaranya memanfaatkan jamban umum untuk
BAB dan sebagian lagi dikebun.
Secara umum keadaan ini menggambarkan bahwa kondisi lingkungan rumah
murid SD di Kecamatan Blang Mangat masih belum memenuhi standar sebagai
lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini tentu saja dapat sebagai
rantai penyebaran penyakit Infeksi kecacingan
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa secara statistik diperoleh hasil bahwa
kondisi sanitasi lingkungan rumah dan kejadian infeksi kecacingan pada murid SD
berpengaruh signifikan, terlihat dari nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
0,05. artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sanitasi lingkungan
dengan kejadian infeksi kecacingan.
Pada tabel 4.23. Koefisien =27,929 hal ini menunjukkan bahwa faktor
sanitasi lingkungan dominan mempengaruhi infeksi kecacingan.dari 8 variabel yang
diteliti Hal ini menggambarkan bahwa semakin buruk kondisi sanitasi lingkungan,
maka angka kejadian infeksi kecacingan pada murid SD semakin tinggi.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan masalah utama dalam
usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Masalah lingkungan ini meliputi
kurangnya penyediaan air bersih, kurangnya pembuangan kotoran yang sehat,
keadaan rumah yang tidak sehat, usaha hygiene yang belum menyeluruh,
pembuangan sampah dan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik. Kondisi ini
dipicu oleh multifaktor, diantaranya tingkat kemampuan ekonomi masyarakat,
kurangnya pengetahuan tentang kondisi lingkungan yang baik, kurangnya kesadaran
dalam pemeliharaan lingkungan dan masih kurangnya kebijakan-kebijakan dari
pemerintah yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan lingkungan ini. (Anies,
2005)
Keadaan sehat merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungannya
yang serasi dan dinamis. Lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan
diketahui merupakan faktor resiko timbulnya gangguan kesehatan masyarakat. Infeksi
kecacingan merupakan salah satu penyakit yang erat hubungannya dengan hygiene
dan sanitasi lingkungan seperti penggunaan air minum yang tidak bersih, tidak
memadainya sarana pembuangan kotoran, limbah, sampah, dan perumahan yang
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Hasil Chi square Test hubungan kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan
menunjukkan p = 0,003, berarti ada hubungan yang bermakna antara
kebersihan
kuku dengan infeksi kecacingan. Dari 70 orang murid yang mempunyai kebersihan
kuku buruk terdapat 46 orang (65%) positif infeksi kecacingan dengan keadaan kuku
panjang dan tidak bersih.
Setelah dilakukan uji multivariat (regresi logistik) menunjukkan faktor
kebersihan kuku termasuk variabel yang mempengaruhi terjadinya infeksi
kecacingan.
Infeksi kecacingan dapat dipengaruhi oleh karena murid sering bermain
ditanah, sehingga lebih mudah terinfeksi kecacingan. Personal higiene seperti
kebersihan kuku merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terinfeksi
kecacingan. Sebagian responden yang tidak menjaga kebersihan kuku dan kuku kotor
kemungkinan disebabkan karena ketidaktahuan responden. Infeksi kecacingan
kebanyakan ditularkan melalui tangan yang kotor, kuku jemari tangan yang kotor dan
panjang sering tersimpan telur cacing, jika kuku jemari tangan tidak dicuci dengan
bersih maka telur cacing yang tersimpan dikuku akan ikut tertelan sewaktu makan
(Nadesul,1997)
Menurut Azwar (1993) pada prakteknya upaya higiene antara lain meminum
air yang sudah direbus sampai mendidih, mandi dua kali sehari, mengambil makanan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
dengan memakai alat seperti sendok atau penjepit dan menjaga kebersihan kuku serta
memotongnya apabila panjang.
Onggowaluyo (2002) kuku yang terawat dan bersih juga merupakan cerminan
kepribadian seseorang, kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat
melekat berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan mikro organisme
diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan kecacingan diantaranya melalui
tangan yang kotor, kuku jari tangan yang kotor yang kemungkinan terselip telur
cacing akan tertelan ketika makan.
5.3.2. Pemakaian Alas Kaki dengan Infeksi Kecacingan
Hasil Chi square Test hubungan pemakaian alas kaki dengan infeksi kecacingan
menunjukkan p = 0,002, berarti ada hubungan yang bermakna antara
pemakaian
alas kaki dengan infeksi kecacingan. Dari 79 orang murid yang menggunakan alas
kaki yang tidak baik terdapat 51 orang (64,56%) positif infeksi kecacingan. Setelah
dilakukan uji multivariat (regresi logistik) menunjukkan faktor pemakaian alas kaki
termasuk variabel yang mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan.
Apabila dilihat dari perilaku bermain sebagian murid setiap harinya bermain
dengan tanah dan melepas alas kaki, yang merupakan salah satu penyebab tingginya
risiko infeksi kecacingan.
Sesuai dengan hasil penelitian Agustina (2000) di Kecamatan Paseh Jawa
Barat menjumpai bahwa ada hubungan yang erat antara tanah yang tercemar telur
A.lumbricoides dengan kejadian Askaris pada anak balita.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Hasil Chi square Test hubungan kebiasaan cuci tangan dengan infeksi
kecacingan menunjukkan p = 0,010, berarti ada hubungan yang bermakna antara
kebiasaan cuci tangan dengan infeksi kecacingan. Dari 80 orang murid yang
mempunyai kebiasaan cuci tangan yang tidak baik terdapat 50 orang (62,5%) positif
infeksi kecacingan. Setelah dilakukan uji multivariat (regresi logistik) menunjukkan
faktor kebiasaan cuci tangan termasuk variabel yang mempengaruhi terjadinya infeksi
kecacingan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Fatmandini (1998) di Sleman bahwa
ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan cuci tangan dengan infeksi
kecacingan.
Demikian juga dengan penelitian Mahfuddin, dkk (1994) pada murid Sekolah
Dasar di Kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur bahwa mencuci tangan yang benar
dan menggunakan sabun sebelum makan dapat mengurangi infeksi cacing gelang.
Menurut Majid (2001), bahwa cara yang paling baik dalam memutus mata
rantai penularan infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah, antara lain dengan
menjaga kebersihan pribadi misalnya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
dan menggunting kuku secara rutin.
Penelitian Bakta (1995) di Desa Jagapati Bali menemukan bahwa intensitas
infeksi cacing tambang juga dipengaruhi kebiasaan tidak memakai alas kaki.
Penelitian Hayimi pada SD di Bekasi menemukan bahwa 63,52% anak yang
terinfeksi cacing, 14,8% diantaranya tidak menggunakan alas kaki.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Hasil chi square test hubungan sikap dengan infeksi kecacingan menunjukkan
p = 0,000, berarti ada hubungan yang bermakna antara
kecacingan. Dari 82 orang murid yang mempunyai sikap yang tidak baik terdapat 54
orang (65,85%) positif infeksi kecacingan. Setelah dilakukan uji multivariat (regresi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Hasil chi square test hubungan jenis kelamin dengan infeksi kecacingan
menunjukkan p = 0,000, berarti ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
dengan infeksi kecacingan. Dari 72 orang murid yang jenis kelamin laki-laki
terdapat 57 orang (72.2%) positif infeksi kecacingan. Setelah dilakukan uji
multivariat (regresi logistik) menunjukkan faktor jenis kelamin termasuk variabel
yang mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Pasaribu (2004) di Kabupaten
Karo dan Hidayat (2002) di Mataram, bahwa infeksi kecacingan tidak dipengaruhi
oleh faktor hormonal sehingga murid laki-laki maupun perempuan dapat mengalami
infeksi kecacingan
5.4.4. Penghasilan Orangtua dengan Infeksi Kecacingan
Hasil chi square test hubungan penghasilan orangtua dengan infeksi kecacingan
menunjukkan p = 0,000, berarti ada hubungan yang bermakna antara penghasilan
orangtua dengan
infeksi
kecacingan.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Infeksi
saat tertentu terhadap objek yang berubah, berkembang atau tumbuh menurut waktu,
oleh karena penelitian ini tidak dapat memberikan penjelasan sebab akibat, tetapi
hubungan yang ada hanya menunjukkan besarnya kemaknaan variabel independen
dalam hubungannya dengan variabel dependen.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Sanitasi
Lingkungan,
Personal
Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah
Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sanitasi lingkungan meliputi sanitasi rumah dan sekolah tidak memenuhi
syarat (50.7%)
2. Personal Hygiene meliputi; kebersihan kuku (46.7%), penggunaan alas kaki
(52.7%) dan Kebiasaan Cuci Tangan (53.3%) kategori tidak baik
3. Karakteristik anak meliputi; pengetahuan (36.0%), sikap (41.3%) buruk ,
dengan jenis kelamin perempuan (52.0%) dan penghasilan orangtua kategori
Rendah (60.0%)
4. Infeksi kecacingan positif (52.7%), jenis infeksi kecacingan gelang (Ascaris
lumbricoides) (43,3%)
5. Variabel yang mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan murid SD Negeri
di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe adalah sanitasi lingkungan
rumah dengan OR 14,849 (95% CI : 6,715-32,834), kebersihan kuku OR
2,730 (95% CI : 1,404-5,306), pemakaian alas kaki OR 2,797 (95% CI :
4,556-5,426), kebiasaan cuci tangan OR 2,958 (95% CI : 1,521-5,753), sikap,
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
6.1. Saran
tingginya
angka
infeksi
kecacingan
sebesar
52,7%
perlu
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
dan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jawetz E, Melnick LJ, Adelberg AE, Brooks FG, Butel SJ, and Ornston NL. 1996.
Mikrobiologi Kedokteran. Penerjemah Nugroho E dan Maulany FT, Edisi
20, EGC, Jakarta
Kusnoputranto, H, 1986. Kesehatan Lingkungan, FKM UI, Jakarta.
Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, and Lwanga SK. 1997. Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta
Lilisari, M.. 2007. Cacingan dalam Health Messenger, Aide Medical Internationale
Mahfuddin H. 1994. Infeksi Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah Khususnya
Trichuris Trichiura dengan Albendazole dan Mebendazole, Majalah
Parasitologi, Jakarta. 9.(1).
Mahzumi W. 2000. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Angka
Kecacingan
Dalam Program Pemberian Obat Cacing Anak Usia
Sekolah, Program Pasca Sarjana UGM, Yogjakarta
Majid, A, 2001. Mencegah Jangkitan Cacing. Pusat Racun Negara, USM.
(http://prn.usm.mv/bulletin/kosmik/2000)
Margono SS. 1988. Pelaksanaan Penanggulangan Cacing Usus pada Program
Terpadu di DKI Jakarta, Majalah kedokteran, Jakarta, 2.(22)
Mawardi MS,. 1992. Kesehatan Lingkungan. FPOK IKIP Padang .
Meriyati S ,1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius, Jakarta
Nadesul H. 1997. Bagaimana Kalau Kecacingan, Puspa Swara, Jakarta
Nokes C. 1992. Moderate to Heavy Infections of Trichiura Affect Cognitive
Function in Jamaica School Children, Parasitologi
Notoatmodjo S. 1993. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Andi Offset, Yogyakarta.
____________ 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
____________ 2005. Metodologi Penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Onggowaluyo J.S.Parasitologi Medik I (Helmintologi), EGC, Jakarta
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Sutanto, 1992. Pengaruh Infeksi Kecacingan Dengan Status Gizi Anak. Thesis
Program pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Wachidanijah. 2002. Pengetahun, sikap dan perilaku anak serta lingkungan
rumah dan sekolah dengan kejadian infeksi cacing anak SD, Program
Pascasarjana UGM, Yogjakarta
Wartomo H. 1985. Prevalensi dan Intensitas Soil-Transmitted Helminth pada
penduduk yang menggunakan Pupuk Tinja Manusia di Desa Batur,
Program Pasca Sarjana UGM, Yogjakarta
Widyaningsih, 2004. Penelitian Perbedaan Kejadian Infeksi Cacing Usus Pada
anak sekolag Dasar di Desa Tertinggal dan Non Tertinggal Kecamatan
Tasik Madu Kabupaten Karang Anyar Jawa Barat. Thesis Program Pasca
Sarjana, UGM, Yokyakarta
Wisnungsih, 2004. Penelitian Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Keburuhan
Kecamatan Ngombol Kab. Purworejo.
World Food Programme, 2006, Pemberantasan Kecacingan Anak Usia Sekolah
Dasar, Banda Aceh
Zit Z. 2000. Pengobatan Infeksi Cacing yang Ditularkan melalui Tanah dengan
Kombinasi Mebendazol dan Pirantel Pada Anak, Majalah Kedokteran
Sriwijaya. 32.(1). 46-50.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Lampiran-1
Nomor Sampel
A. Identitas Responden
1. Nama Responden : ..
2. Umur
: ..
3. Alamat
: ..
4. Jenis Kelamin
: ..
: ..
(1)
(0)
(1)
(0)
(1)
(0)
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
No
Observasi
1.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Lingkungan Sekolah
a. Halaman Sekolah bersih.
b. Ketersedian air bersih
- Cukup
- Kusalitas Baik
c. Tersedia pembuangan
sampah
d. Tersedia SPAL
D. Personal Hygeine
No
1.
Kuku Siswa
a. Pendek
b. Bersih.
c. Dipotong.
-
1. Apakah adik menggunakan alas kaki (sepatu, sandal) setiap keluar rumah ?
(1)
a. Ya
(0)
b. Tidak
2. Apakah adik kalau lagi bermain menggunakan alas kaki (sepatu, sandal) ?
(1)
a. Ya
(0)
b. Tidak
3. Pada waktu istirahat sekolah apakah adik bermain sambil membuka sepatu ?
(1)
a. Tidak
(0)
b. Ya
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
(1)
(0)
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jawaban
a. Benar
b. Salah
Skor
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a.
b.
a.
b.
a.
b.
a.
b.
a.
b.
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
Salah
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jawaban
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Skor
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a.
b.
a.
b.
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Lampiran-2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SAN1
SAN2
SAN3
SAN4
SAN5
SAN6
SAN7
SAN8
SAN9
Statistics for
SCALE
Mean
4.9000
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
Mean
Std Dev
Cases
.4500
.5000
.5000
.5500
.6000
.5500
.6000
.4000
.7500
.5104
.5130
.5130
.5104
.5026
.5104
.5026
.5026
.4443
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
9
Variance
8.4105
Std Dev
2.9001
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
4.4500
4.4000
4.4000
4.3500
4.3000
4.3500
4.3000
4.5000
4.1500
6.5763
6.9895
7.3053
7.0816
6.7474
6.0289
6.5368
7.1053
6.7658
Item-total Statistics
SAN1
SAN2
SAN3
SAN4
SAN5
SAN6
SAN7
SAN8
SAN9
R E L I A B I L I T Y
A)
A N A L Y S I S
Alpha
if Item
Deleted
.6011
.4269
.3037
.3933
.5402
.8462
.6307
.3928
.6263
.7948
.8158
.8300
.8197
.8023
.7632
.7914
.8195
.7939
(A L P H
S C A L E
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items =
.8223
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
1.
2.
3.
4.
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
SEK1
SEK2
SEK3
SEK4
SEK1
SEK2
SEK3
SEK4
Statistics for
SCALE
Mean
1.8500
Mean
Std Dev
Cases
.5500
.5000
.2500
.5500
.5104
.5130
.4443
.5104
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
4
Variance
2.2395
Std Dev
1.4965
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
1.3000
1.3500
1.6000
1.3000
1.2737
1.3974
1.6211
1.1684
Item-total Statistics
SEK1
SEK2
SEK3
SEK4
Alpha
if Item
Deleted
.6122
.4774
.3722
.7345
.6508
.7288
.7744
.5743
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items =
.7489
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
R E L I A B I L I T Y
A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
CT1
CT2
CT3
CT4
CT5
CT6
CT1
CT2
CT3
CT4
CT5
CT6
Statistics for
SCALE
Mean
3.1000
Mean
Std Dev
Cases
.5000
.4500
.5500
.5500
.5000
.5500
.5130
.5104
.5104
.5104
.5130
.5104
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
6
Variance
4.9368
Std Dev
2.2219
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
2.6000
2.6500
2.5500
2.5500
2.6000
2.5500
3.4105
3.9237
3.5237
3.8395
3.0947
3.5237
Item-total Statistics
CT1
CT2
CT3
CT4
CT5
CT6
Alpha
if Item
Deleted
.6667
.3722
.6015
.4184
.8748
.6015
.7716
.8333
.7860
.8242
.7228
.7860
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items =
.8188
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
1.
2.
3.
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
AL1
AL2
AL3
AL1
AL2
AL3
Statistics for
SCALE
Mean
1.8000
Mean
Std Dev
Cases
.6000
.4000
.8000
.5026
.5026
.4104
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
3
Variance
1.2211
Std Dev
1.1050
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
1.2000
1.4000
1.0000
.5895
.6737
.6316
Item-total Statistics
AL1
AL2
AL3
Alpha
if Item
Deleted
.4910
.3572
.6455
.5714
.7500
.4000
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items =
.6724
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
Statistics for
SCALE
Mean
2.5000
Mean
Std Dev
Cases
.5000
.4500
.5000
.5000
.5500
.5130
.5104
.5130
.5130
.5104
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
5
Variance
3.5263
Std Dev
1.8778
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
2.0000
2.0500
2.0000
2.0000
1.9500
2.3158
2.4711
2.1053
2.3158
2.6816
Item-total Statistics
KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
Alpha
if Item
Deleted
.6068
.4953
.7778
.6068
.3495
.7303
.7668
.6700
.7303
.8113
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items =
.7854
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
Statistics for
SCALE
Mean
5.5000
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
Mean
Std Dev
Cases
.7500
.5500
.5500
.3000
.5500
.5000
.5500
.5500
.6000
.6000
.4443
.5104
.5104
.4702
.5104
.5130
.5104
.5104
.5026
.5026
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
10
Variance
11.1053
Std Dev
3.3325
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
4.7500
4.9500
4.9500
5.2000
4.9500
5.0000
4.9500
4.9500
4.9000
4.9000
9.4605
8.7868
9.1026
9.8526
8.8921
8.9474
9.2079
8.8921
9.2526
8.9368
Item-total Statistics
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
R E L I A B I L I T Y
A)
A N A L Y S I S
Alpha
if Item
Deleted
.5296
.6801
.5656
.3495
.6414
.6174
.5284
.6414
.5233
.6375
.8524
.8396
.8495
.8660
.8430
.8451
.8527
.8430
.8530
.8434
(A L P H
S C A L E
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items = 10
.8620
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
A N A L Y S I S
Mean
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
Mean
5.1000
S C A L E
Std Dev
.5000
.3000
.5500
.5000
.4500
.5500
.5500
.5500
.5500
.6000
Statistics for
SCALE
(A L P H
Cases
.5130
.4702
.5104
.5130
.5104
.5104
.5104
.5104
.5104
.5026
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
20.0
N of
Variables
10
Variance
11.0421
Std Dev
3.3230
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
4.6000
4.8000
4.5500
4.6000
4.6500
4.5500
4.5500
4.5500
4.5500
4.5000
8.4632
9.7474
9.1026
8.9895
9.5026
8.9974
9.1026
8.9974
8.6816
9.3158
Item-total Statistics
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
R E L I A B I L I T Y
A)
A N A L Y S I S
Alpha
if Item
Deleted
.7759
.3657
.5451
.5817
.4064
.5827
.5451
.5827
.6982
.4803
.8193
.8547
.8404
.8372
.8524
.8371
.8404
.8371
.8266
.8460
(A L P H
S C A L E
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
20.0
N of Items = 10
.8532
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Lampiran-3
Crosstabs
lingkungan rumah * kejadian infeksi kecacingan
lingkungan rumah * kejadian infeksi kecacingan Crosstabulation
lingkungan
rumah
Memenuhi syarat
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
62
14
40.0
36.0
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Total
76
76.0
78.5%
19.7%
50.7%
41.3%
17
39.0
9.3%
57
35.0
50.7%
74
74.0
21.5%
80.3%
49.3%
11.3%
79
79.0
38.0%
71
71.0
49.3%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
51.658b
49.334
55.140
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
df
1
1
1
Exact Sig.
(2-sided)
.000
51.313
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
150
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
lingkungan rumah (Tidak
memenuhi syarat /
Memenuhi syarat)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Negatif
N of Valid Cases
14.849
6.715
32.834
3.551
2.308
5.463
.239
.147
.390
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
lingkungan
sekolah
Memenuhi syarat
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
64
20
44.2
39.8
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Total
84
84.0
81.0%
28.2%
56.0%
42.7%
15
34.8
13.3%
51
31.2
56.0%
66
66.0
19.0%
71.8%
44.0%
10.0%
79
79.0
34.0%
71
71.0
44.0%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
42.378b
40.260
44.560
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
df
1
1
1
Exact Sig.
(2-sided)
.000
42.095
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
lingkungan sekolah
(Tidak memenuhi syarat
/ Memenuhi syarat)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
10.880
5.068
23.355
3.352
2.115
5.314
.308
.206
.462
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
kebersihan
kuku
Buruk
Baik
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
46
24
36.9
33.1
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Total
70
70.0
58.2%
33.8%
46.7%
30.7%
33
42.1
16.0%
47
37.9
46.7%
80
80.0
41.8%
66.2%
53.3%
22.0%
79
79.0
31.3%
71
71.0
53.3%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
8.963b
8.009
9.069
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.003
.005
.003
Exact Sig.
(2-sided)
.003
8.903
Exact Sig.
(1-sided)
.002
.003
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
kebersihan kuku
(Buruk / Baik)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan
= Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan
= Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.730
1.404
5.306
1.593
1.167
2.175
.584
.402
.847
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
pemakaian
alas kaki
Buruk
Baik
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
51
28
41.6
37.4
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Total
79
79.0
64.6%
39.4%
52.7%
34.0%
28
37.4
18.7%
43
33.6
52.7%
71
71.0
35.4%
60.6%
47.3%
18.7%
79
79.0
28.7%
71
71.0
47.3%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
9.465b
8.485
9.560
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.002
.004
.002
Exact Sig.
(2-sided)
.003
9.402
Exact Sig.
(1-sided)
.002
.002
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
pemakaian alas
kaki (Buruk / Baik)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan
= Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan
= Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.797
1.442
5.426
1.637
1.175
2.280
.585
.412
.832
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
kebiasaan cuci
tangan
Buruk
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
52
28
42.1
37.9
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Baik
Total
Total
80
80.0
65.8%
39.4%
53.3%
34.7%
27
36.9
18.7%
43
33.1
53.3%
70
70.0
34.2%
60.6%
46.7%
18.0%
79
79.0
28.7%
71
71.0
46.7%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
10.460b
9.427
10.575
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.001
.002
.001
.001
df
Exact Sig.
(2-sided)
.002
10.390
Exact Sig.
(1-sided)
.001
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for kebiasaan
cuci tangan (Buruk / Baik)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.958
1.521
5.753
1.685
1.204
2.359
.570
.401
.810
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
pengetahuan
Baik
Sedang
Buruk
Total
Count
Expected Count
% within pengetahuan
Count
Expected Count
% within pengetahuan
Count
Expected Count
% within pengetahuan
Count
Expected Count
% within pengetahuan
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
44
1
21.3
23.7
97.8%
2.2%
11
40
24.1
26.9
21.6%
78.4%
16
38
25.6
28.4
29.6%
70.4%
71
79
71.0
79.0
47.3%
52.7%
Total
45
45.0
100.0%
51
51.0
100.0%
54
54.0
100.0%
150
150.0
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
66.304a
79.113
42.117
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
df
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
sikap
Baik
Sedang
Buruk
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
32
2
16.1
17.9
94.1%
5.9%
18
36
25.6
28.4
33.3%
66.7%
21
41
29.3
32.7
33.9%
66.1%
71
79
71.0
79.0
47.3%
52.7%
Count
Expected Count
% within sikap
Count
Expected Count
% within sikap
Count
Expected Count
% within sikap
Count
Expected Count
% within sikap
Total
34
34.0
100.0%
54
54.0
100.0%
62
62.0
100.0%
150
150.0
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
38.605a
44.179
25.821
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
df
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
jenis kelamin
Perempuan
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
57
15
37.9
34.1
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Laki-laki
Total
Total
72
72.0
72.2%
21.1%
48.0%
38.0%
22
41.1
10.0%
56
36.9
48.0%
78
78.0
27.8%
78.9%
52.0%
14.7%
79
79.0
37.3%
71
71.0
52.0%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
39.005b
36.987
41.025
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
.000
38.745
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for jenis
kelamin (Perempuan /
Laki-laki)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
9.673
4.556
20.534
2.807
1.932
4.077
.290
.181
.465
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
penghasilan
orang tua
Rendah
Tinggi
Total
kejadian infeksi
kecacingan
Positif
Negatif
59
31
47.4
42.6
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Count
Expected Count
% within kejadian
infeksi kecacingan
% of Total
Total
90
90.0
74.7%
43.7%
60.0%
39.3%
20
31.6
20.7%
40
28.4
60.0%
60
60.0
25.3%
56.3%
40.0%
13.3%
79
79.0
26.7%
71
71.0
40.0%
150
150.0
100.0%
100.0%
100.0%
52.7%
47.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
14.994b
13.729
15.226
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
.000
14.894
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
150
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
penghasilan orang
tua (Rendah / Tinggi)
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Positif
For cohort kejadian
infeksi kecacingan =
Negatif
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
3.806
1.908
7.595
1.967
1.334
2.899
.517
.369
.723
150
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Lampiran-4
Logistic Regression
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Step
Block
Model
Chi-square
114.544
114.544
114.544
df
Sig.
.000
.000
.000
8
8
8
Model Summary
-2 Log
likelihood
92.973
Step
1
Nagelkerke
R Square
.713
Classification Tablea
Step 1
Observed
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
Predicted
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
59
12
12
67
Overall Percentage
Percentage
Correct
83.1
84.8
84.0
Step
a
1
LINGRMH
KEBKUKU
ALASKAKI
KEBCUTA
TAHU
SIKAP
GENDER
PNGHSLN
Constant
B
2.916
1.306
1.190
1.158
1.042
1.098
1.149
1.499
-5.801
S.E.
.650
.580
.583
.572
.565
.548
.570
.566
1.030
Wald
20.129
5.075
4.173
4.097
3.399
4.014
4.061
7.005
31.711
df
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sig.
.000
.024
.041
.043
.065
.045
.044
.008
.000
Exp(B)
18.471
3.691
3.287
3.185
2.836
2.999
3.155
4.476
.003
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Logistic Regression
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Step
Block
Model
Chi-square
111.187
111.187
111.187
df
Sig.
.000
.000
.000
7
7
7
Model Summary
-2 Log
likelihood
96.331
Step
1
Nagelkerke
R Square
.699
Classification Tablea
Step 1
Observed
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
Predicted
kejadian infeksi
kecacingan
Negatif
Positif
58
13
9
70
Overall Percentage
Percentage
Correct
81.7
88.6
85.3
Step
a
1
LINGRMH
KEBKUKU
ALASKAKI
KEBCUTA
SIKAP
GENDER
PNGHSLN
Constant
B
3.330
1.337
1.244
1.220
1.161
1.353
1.471
-5.713
S.E.
.636
.573
.570
.560
.537
.546
.552
1.028
Wald
27.374
5.440
4.761
4.751
4.684
6.149
7.113
30.897
df
1
1
1
1
1
1
1
1
Sig.
.000
.020
.029
.029
.030
.013
.008
.000
Exp(B)
27.929
3.809
3.471
3.386
3.194
3.870
4.355
.003
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap
Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository 2008
Infeksi