Anda di halaman 1dari 9

RS.

PROKLAMASI KARAWANG
Jl. Raya Rengas Dengklok, Km 2
Telp.( 0267) 482192, 483658, Fax (0267) 484495

KARAWANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS PROKLAMASI
Nomor : 17/ RSUP/SK-DIR/VI/2011
Tentang
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
Rumah Sakit Proklamasi Karawang

Direktur Rumah Sakit Proklamasi Karawang


Menimbang

a. bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di Rumah


Sakit Proklamasi Karawang yang optimal dan menjamin
keselamatan pasien perlu ditetapkan kebijakan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
b.bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur RSP
:
UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
UU No 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
IndonesiaNo.1333./MenKes/SK/XII/1999,tentang
standard pelayanan RS.
4. Keputusan Direksi PT.Bumi Proklamasi Karawang
No 001/BP/SK-Dirut/I/2011,Tanggal 1 Januari,
tentang pengangkatan DR Djoni Darmadjaja,
SpB,MARS sebagai direktur RS Proklamasi
Karawang.
5. Buku Pedoman Nasional Keselamatan Pasien
tahun 2005, Depkes dan PERSI

Mengingat
1.
2.
3.

M E M U TU S KAN
Menetapkan

Keputusan Direktur Rumah Sakit Proklamasi Karawang


tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

PERTAMA

(1)Setiap pasien di Rumah Sakit Proklamasi Karawang berhak


mendapat pelayanan dari seorang DPJP
(2) Setiap pasien di Rumah Sakit Proklamasi Karawang yang
dilayani oleh 1 (satu) orang dokter maka dokter tersebut
adalah DPJP
(3) Setiap pasien di Rumah Sakit Proklamasi Karawang yang
dilayani lebih dari seorang dokter dengan spesialisasi berbeda
maka DPJP nya lebih dari satu orang dokter, dan dokter yang
menangani kasus utama menjadi DPJP utama.

KEDUA

Daftar nama DPJP di Rumah Sakit Proklamasi Karawang


sebagaimana lampiran surat keputusan ini.

KETIGA

Tugas DPJP dan pola operasional diuraikan dalam pedoman


yang terlampir menyangkut antara lain (1) Melaksanakan
Asuhan Medis, (2) Memberi informasi kepada pasien tentang
hak dan kewajibanya, (3) Menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan penyakit pasien.

KEEMPAT

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian


hari diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

DITETAPKAN DI KARAWANG
Pada tanggal : .............., 2011
Direktur RS Proklamasi Karawang

Dr Djoni Darmadjaja,SpB,MARS

LAMPIRAN SK DIREKTUR RS PROKLAMASI


Nomor :

/ RSP /

/ 2011

Tentang
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

Rumah Sakit Proklamasi Karawang


Buku Pedoman operasional DPJP
Pendahuluan
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar
dari kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah
sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis
maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan
kesehatan berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi
pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas
utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai
kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu
diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh
personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya.
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan
tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat
dipungkiri bahwa peranan dokter sangat besar dan sentral dalam menjaga
keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan
ditentukan oleh dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya
faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses
pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga
apabila terjadi sengketa medis rekam medis ini benar benar dapat
menjadi alat bukti bagi rumah sakit bahwa proses pelayanan telah
dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau terjadi
sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk memperbaiki
proses pelayanan yang ada.

Maksud dan Tujuan


Maksud : buku pedoman ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan
dari kebijakan direktur tentang dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), yang menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebjakan
DPJP di rumah sakit Proklamasi.
Tujuan Umum :

Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan


mencegah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan
kejadian nyaris cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien
terhadap rumah sakit.

Tujuan khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf
rumah sakit (baik medis,
keperawatan maupun penunjang) dalam menerapkan pola operasional
DPJP, sehingga terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam
pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai kebijakan dan SPM, SOP dan standar keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan pasien.

Ruang lingkup
Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi
: IGD, Rawat Jalan, Ruang perawatan, Ruang tindakan (OK dan VK) dan
sarana penunjang medis.
Definisi ;
1. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di RS Proklamasi (apabila pasien hanya perlu asuhan medis dari 1
orang dokter).
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.
3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis
pada seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya
memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.
Hak dan Kewajiban DPJP :
Hak DPJP :
1. Mengelola

asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan


otonom, yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit,

secara komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut


sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu

untuk meminta pendapat


kesembuhan pasien.

atau

perawatan

bersama

,demi

Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis

yang memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan,


termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.
2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga

tentang rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan,


prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
3. Memberikan

pendidikan/edukasi
kepada
pasien
tentang
kewajibannya terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam
berkas rekam medis.

4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau

keluarganya
dimengerti.

untuk

bertanya

atas

hal-hal

yang

tidak/belum

Hak dan Kewajiban DPJP Utama :


Hak DPJP Utama :
1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang

terlibat
2. Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan

terhadap pasien
3. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan

kepada pasien
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama

apabila dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.


Kewajiban DPJP Utama :
1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau

kondisi pasien
2. Mengisi resume rekam medis pasien
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.

Pola Operasional DPJP


Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di rumah sakit Proklamasi harus

memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah

dokter klinik terkait.


3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP

nya adalah dokter jaga IGD


4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis

disiplin yang sesuai.


5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter

spesialis , maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan


yang lain sebagai DPJP tambahan.

Penentuan DPJP ;
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah

sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan


mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis pasien.
2. Cap stempel DPJP Dr ...... untuk pasien yang dirawat oleh

seorang dokter.
3. Cap stempel DPJP UTAMA Dr ...... untuk pasien yang dirawat

bersama beberapa dokter.

Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat


Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka
petugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP
pasien tersebut.
Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakukan
klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP Tambahannya.
Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan
Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :

a. Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan ; konsulen jaga hari itu

menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari tersebut, kecuali
kasus dengan surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang

dituju otomatis menjad DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju
berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta

salah seorang dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang


sesuai dengan disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita pasien
tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi
penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien atau
keluarga tetap pada pendiriannya maka dokter spesialis yang dituju
yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang

sangat kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP


berdasarkan rapat komite medis .

Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang /disiplin

dan kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan


penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin

lain sesuai kebutuhan.


3. Segera

ditentukan siapa
beberapa cara antara lain;

yang

menjadi

DPJP

Utama

dengan

a. Penyakit yang terberat, atau


b. penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
c. dokter yang pertama mengelola pasien.

Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara


DPJP yang mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam
berkas rekam medis.
Perubahan DPJP Utama :

Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat


saja beralih dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan
pasien/keluarga atau keputusan Komite medis.
Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya.
DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap
berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien
dirawat bersama sebelum masuk ICU).
DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai
DPJP tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masingmasing, akan tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgery check
list (sign in, time out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam
medis.
Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan
demi keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat
dihubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang
dapat segera dihubungi.
Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien

harus dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta


selalu berpedoman pada SPM dan Standar Keselamatan pasien
2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan

secara tertulis.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan

koordinasi
langsung,
pertemuan/rapat formal

dengan

komunikasi

pribadi

atau

4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/

kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis,
tetapi antar departemen/kelompok SMF harus menggunakan
formulir khusus /lembar Konsultasi

5. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito


6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar

konsul bisa menyusul , sebelumnya melalui telepon


7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan

pertelepon yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh


dokter jaga.
8. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi

kesehatan lain (instalasi gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi


Farmasi, Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis.
9. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi

kesehatan lain dapat diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang


bertugas.

Anda mungkin juga menyukai