Anda di halaman 1dari 3

Teori

Skala temperatur celcius yang paling sering digunakan itu, pertama kali dibuat berdasarkan
titik beku dan titik didih air pada tekanan atmosfir. Titik beku air yakni ditandai 00C dan titik
didih air ditandai sebagai 1000C. Perkembangan teori kimia fisika selanjutnya berhasil
mendefinisikan bahwa titik didih (Td) adalah suhu dimana terjadi kesetimbangan antara padatan
dengan cairan dengan uapnya yang bertekanan 1 atm dan titik beku (Tb) adalah suhu dimana
terjadi kesetimbangan antara padatan dengan cairannya dalam terpaan tekanan lingkungan 1 atm.
Termometer air raksa ataupun lainnya yang anda temukan dipasaran tidak menjamin selalu
berskala tepat, oleh karena itu perlu dilakukan kalibraasi. Termometer yang tepat adalah
termometer yang dapat menunjukkan angka 00C pada titik beku air dan menunjukkan angka
1000C pada titik didih air.
Dalam hal kesetimbangan perubahan fase dari padat ke cair, dari cair ke gas, atau dari bentuk
X kebentuk Y atau perubahan sebaliknya akan ada keterlibatan energi kalor yang disebut entalpi
(H). Menurut newton antara lain : diantara dua benda yang saling berinteraksi apakah itu tarikmenarik ataupun tolak- menolak maka pada keberadaan dua benda ini disertai dengan
keterlibatan energi. Jarak antara kedua benda yang dimaksud menentukan besar kecilnya energi
potensial yang terkandung didalamnya.

Dasar Teori
Selama ini pembentukan perubahan mutual antara tiga wujud materi difokuskan pada
keadaan cair. Dengan kata lain, perhatian telah difokuskan pada perubahan cairan dan padatan,
dan antara cairan dan gas. Dalam membahas keadaan kritis zat, akan lebih tepat menangani tiga
wujud zat secara simultan, bukan membahas dua dari tiga zat. Diagram fasa merupakan cara
mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram
fasa air. Dalam diagram fasa diasumsikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada
zat lain yang masuk atau keluar system (Takeuchi,2008).
Cairan campur sebagian, yaitu cairan yang tidak bercampur dalam semua proporsi pada
semua temperature. Contohnya adalah heksana dan nitrobenzene. Misalkan bila menambahkan
sedikit cairan B pada sampel cairan lain A pada temperature tertentu T, cairan B larut sempurna
dan system biner tetap satu fasa. Dengan makin banyak penambahan B, bila satu tahap di mana
B tak larut lagi. Sekarang sampel terdiri atas dua fasa yang berada dalam kesetimbangan satu
sama lain. Fasa yang paling banyak mengandung A dan dijenuhi oleh B. fase lainnya adalah B
yang sedikit dan dijenuhi oleh A. dalam diagram temperature komposisi yang terlukis. Jika lebih
banyak B ditambahkan, A sedikit larut di dalam komposisi B. komposisi kedua fase dalam
kesetimbangan tetap a dan a , tetapi jenuh kedua bertambah dengan berkurangnya fase pertama.
Suatu kesetimbangan akan didapat jika B sedemikian rupa banyaknya, sehingga melarutkan
semua A, dan system kembali menjadi berfasa tunggal. Penambahan B lebih banyak lagi

sekarang hanya akan mengencerkan larutan dan seterusnya larutan itu tetap berfasa tunggal
(Atkins,1996).
Temperature mempengarui komposisi kedua fase pada kesetimbanganfasa. Untuk kasus
heksana dan nitrobenzene, menaikkan temperature dan menaikkan kemapuan bercampurnya.
Oleh karena itu system dua fase tidak begitu luas karena setiap fase dalam kesetimbangan lebih
kaya salah satu dari kedua komponen : fase yang banyak mengandung A lebih kaya akan B dan
fasa yang banyak mengandung B lebih kaya akan A. diagram fase keseluruhan dapat dibuat
dengan mengulang pengamatan-pengamatan dari berbagai temperature dan kemudian
menggambarkan garis yang menghubungkan daerah dua fase (Atkins,1996).
Untuk system dua komponen bagi fasa tunggal F=2-1+3=3. Jadi ada tiga variable yang
harus ditentukan, yaitu temperature, tekanan dan konsentrasi. Grafik demikian berupa grafik tiga
dimensi yang sukar digambar. Untuk mempermudah, diambil salah satu variable tetap, biasanya
diambil p tetap, hingga diperoleh diagram yang menyatakan hubungan T-C. system dua
komponen juga mempermuda dengan mengambil kesetimbangan-kesetimbangan secara terpisah,
yaitu kesetimbangan
Cair-gas
Padat-gas
Cair-cair
Padat-cair
(Sukardjo,1997 : 256).
Menurut Tim Dosen (2010) pasangan cairan yang bercampur sebagian dapat dibagi ke
dalam empat tipe :
Tipe I: campuran dengan temperatur kelarutan kritis maximun (maximun critical solution
temperatur)
Contoh tipe ini:
Sistem air-anilin
Sistem air-phenol
Sistem analin-hexan
Sistem methanol-sikloheksana
Sistem methanol-karbon disulfide
Tipe II: campuran dengan temperatur kelarutan kritis minimun (minimun critical solution
temperatur)
Contoh tipe ini:
Sistem air-trimetil amin
Tipe III: campuran dengan temperatur kelarutan kritis maksimun dan minimum
Contoh tipe ini:
Sistem air-metil etil eter
Sistem air-mikotin

Sistem air-metil piperidin


Tipe IV: campuran yang tidak mempunyai temperatur kelarutan kritis.
Temperature kritis atas Tuc adalah batas atas temperature di mana terjadi pemisahan fase.
Di atas temperature batas atas, kedua komponen-komponen benar-benar bercampur. Temperature
ini ada karena gerakan termal yang lebih besar menghasilkan kemampuan campuran yang lebih
besar pada kedua komponen. Beberapa system memperlihatkan temperature kritis bawah Tic,
dimana di bawah temperature ini kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan di
atas temperature itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu contohnya adalah air dan
trietilamina. Dalam hal ini, pada temperature rendah kedua komponen lebih dapat bercampur
karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang lemah, pada temperature lebih
tinggi kompleks itu terurai dan kedua komponen kurang dapat bercampur. Beberapa system
mempunyai temperature kritis atas dan temperature kritis bawah. Sebabnya sesudah kompleks
yang lemah terurai, sehingga kedua komponen dapat campu sebagian, pada temperature tinggi,
gerakan termal membuat campuran homogen kembali, seperti halnya dalam cairan sebagian
biasa. Contoh yang paling terkenal adalah nikotin dan air yang bercempur sebagian pada
temperature antara 61oC dan 210oC (Mulyani,2004).

Anda mungkin juga menyukai