5.model Peminatan
5.model Peminatan
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A.
B.
Tujuan ........................................................................................................................................ 3
C.
B.
Pengorganisasian .................................................................................................................... 11
B.
C.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai konsekuensi keberadaan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pemerintah, dalam hal ini Direktorat
Pembinaan SMA menerbitkan berbagai model pendukung pembelajaran agar
penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dapat memenuhi acuan atau
standar tertentu. Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar
kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan,
(5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan,
dan (8) standar penilaian pendidikan.
Upaya pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) sebagaimana Permendikbud No.
54 tahun 2013, standar isi yang mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal sesuai Permendikbud
No. 64 tahun 2013 yang merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan
yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat
nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, merupakan
pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar
pada setiap Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, isi kurikulum yang terdiri dari
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), serta struktur kurikulum yang akan
dicapai dan diikuti oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dalam jenjang dan
waktu tertentu.
Kurikulum 2013 mengamanatkan bahwa pembelajaran merupakan proses sistematik
untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
SKL terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajar secara tuntas di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Agar KD, KI, maupun SKL tercapai, satuan
pendidikan perlu mengelola stuktur kurikulum dengan cermat sehingga pada
pelaksanaannya sejalan dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Pilihan kelompok peminatan merupakan bagian penting dalam upaya pencapaian SKL,
KI, dan KD oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan ketepatan dalam memilih kelompok
peminatan merupakan bagian dari rencana awal peserta didik untuk menentukan
fakultas atau jurusan pada jenjang pendidikan selanjutnya yakni perguruan tinggi.
Untuk membantu peserta didik mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan,
pemilihan kelompok peminatan menjadi bagian penting diusahakan setepat mungkin.
Dengan demikian, matapelajaran yang diambil akan sesuai dengan minat dan
kemampuan serta berdampak pada perkembangan fisik dan psikologisnya.
Dalam PP nomor 32 tahun 2013 Pasal 77K ayat (1) bagian a, b, dan c dinyatakan bahwa
strukutur kurikulum di SMA terdiri dari muatan umum, muatan peminatan akademik,
dan muatan lintas minat akademik. Hal ini diperjelas dalam Permendikbud No. 69 tahun
2013 bahwa matapelajaran-matapelajaran dikelompokan ke dalam a). Kelompok
matapelajaran wajib, b). Kelompok matapelajaran peminatan, dan c). Pilihan Kelompok
Peminatan dan Pilihan Matapelajaran Lintas Kelompok Peminatan. Oleh karena itu,
satuan pendidikan sebaiknya memfasilitasi peserta didik dalam mengambil kelompok
matapelajaran peminatan sesuai minat yang didukung dengan kemampuan. Satuan
pendidikan diharapkan mampu melayani kebutuhan peserta didik yang dituangkan
dalam ketentuan khusus berupa dokumen sekolah. Dokumen ini selanjutnya menjadi
acuan untuk pelaksanaan pemilihan kelompok peminatan maupun pemilihan
matapelajaran lintas kelompok peminatan pada setiap awal tahun pelajaran dan acuan
pelaksanaan pendalaman minat awal tahun pelajaran bagi pesrta didik kelas XI atau XII.
Guna mengimplementasikan Permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang SKL,
Permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang SI, serta pedoman pelaksanaan peminatan
di SMA,, Direktorat Pembinaan SMA
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
model
penyelenggaraan peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat SMA sehingga dapat
dijadikan acuan oleh satuan pendidikan.
B.
Tujuan
Model ini bertujuan :
1.
2.
3.
mendorong
peningkatan
mutu
pembelajaran
melalui
pilihan
kelompok
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup model ini meliputi pengertian dan konsep penyelenggaraan peminatan,
lintas minat, dan pendalaman minat serta pengorganisasiannya
BAB II
JUDUL BAB II
A.
Pengertian Peminatan
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk memilih
kelompok matapelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti
pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar kebutuhan untuk
melanjutkan keperguruan tinggi.
Struktur kurikulum merupakan sekelompok matapelajaran yang dapat diikuti dan
diambil selama peserta didik menempuh pendidikan seperti tertuang dalam PP No.
32
tahun
2013,
Pasal
77B
ayat
(1)
Struktur
Kurikulum
merupakan
MATAPELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Sejarah Indonesia
6.
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
8.
Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehatan
9.
Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B
per minggu
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran Peminatan Akademik
(SMA/MA)
Matapelajaran Peminatan Akademik dan
Vokasi (SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU (SMA/MA)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU (SMK/MAK)
3
2
3
2
3
2
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
2
3
2
3
2
3
2
24
2
24
2
24
18
20
20
42
44
44
48
48
48
Matapelajaran
Wajib
yaitu
kelompok
peminatan
Kementerian Agama.
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
lainnya
yang
diatur
lebih
lanjut
oleh
a.
untuk
mengembangkan
kemampuan
MATAPELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Kelompok B (wajib)
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran Peminatan Akademik
Matapelajaran Pilihan Lintas Kelompok
Peminatan
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU
b.
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
3
2
3
2
3
2
24
2
24
2
24
12
6
16
4
16
4
42
44
44
matapelajaran
peminatan
MATAPELAJARAN
Kelompok A dan B (Wajib)
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
I
1
Matematika
2
Biologi
3
Fisika
4
Kimia
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
II 1
Geografi
2
Sejarah
3
Sosiologi
4
Ekonomi
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
III 1
Bahasa dan Sastra Indonesia
2
Bahasa dan Sastra Inggris
3
Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang,
Korea, Jerman, Perancis)
4
Antropologi
Matapelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan dan/atau
Pendalamn Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per Minggu
Jumlah jam pelajaran yang harus Ditempuh per
Minggu
ALOKASI
WAKTU PER
MINGGU
X
XI
XII
24
24
24
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
68
42
72
44
72
44
belajar
berdasarkan
minat
mereka.
Struktur
kurikulum
didik untuk mempelajari mata pelajaran yang diminati namun tidak terdapat pada
kelompok mata pelajaran peminatan.
3.
B.
matapelajaran yang ada di kelompok wajib A dan B, maka peserta didik tersebut juga
harus memilih mata pelajaran dari kelompok peminatan lain (lintas minat) dengan
ketentuan sebagai berikut;
1.
2.
memilih maksimal 3 mata pelajaran dari kelompok IPS dan / kelompok Ilmu
Bahasa dan Budaya.
Untuk peserta didik yang memilih kelompok peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, maka
mata pelajaran peminatannya boleh memilih semuanya di kelompok tersebut.
Contoh pemilihan kelompok mata pelajaran dapat dilihat seperti pada tabel 5 berikut;
No.
Nama
1.
Agus
2.
Iwan
3.
Deden
Matematika
Fisika
Kimia
Bioligi
Ekonomi
Bahasa dan sastra Inggris
1. Matematika
2. Kimia
3. Biologi
4. Ekonomi
5. Bahasa dan sastra Inggris
6. Sosiologi
1. Bahasa dan satra Indonesia
2. Bahasa dan satra Inggris
3. Antropologi
4. Sejarah Budaya
5. Matematika
6. Kimia
Dst.
Contoh kedua, peserta didk Y memilih peminatan Ilmu-ilmu Sosial maka dia wajib untuk
mempelajari matapelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi beserta
matapelajaran-matapelajaran yang ada di kelompok wajib A dan B. Demikian pula
peserta didik Z
mempelajari matapelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris,
Bahasa dan Sastra Arab (misalnya sebuah SMA menetapkan Bahasa dan Sastra Arab
sebagai bahasa asing lain wajib pada peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya), dan
Antropologi.
Pada saat kelas XI, peserta didik dapat melanjutkan salah satu mata pelajaran lintas
minat atau mengambil mata pelajaran untuk pendalaman minat.
10
BAB III
MEKANISME DAN PROSEDUR
A.
Pengorganisasian
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu-Pengetahuan Sosial dan Ilmu Budaya dan Bahasa Sejak mendaftar ke SMA,
di Kelas X seorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan dan lintas
minat. mana yang akan dimasuki.
Penentuan
pemilihan
kelompok
peminatan
di
SMA
dilakukan
dengan
mempertimbangkan;
1.
2.
3.
Untuk mengolah nilai rapor dan nilai ujian nasional SMP/MTs, satuan pendidikan dapat
membentuk tim pengolah data. Nilai-nilai tersebut selajutnya diurutkan sesuai
kebutuhan, bisa diurutkan berdasarkan nilai keseluruhan atau berdasarkan nilai setiap
matapelajaran. Pengurutan berdasarkan nilai matapelajaran sangat disarankan karena
akan membantu pihak SMA menempatkan peserta didik sesuai minat dan bakat serta
didukung oleh data nilai matapelajaran yang akan ditempuh di SMA. Sebagai contoh
seorang peserta didik yang memiliki minat mendalami kelompok matapelajaran
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, maka nilai matematika dan IPA di SMP/MTs dapat
dijadikan rujukan untuk menempatkan peserta didik bersangkutan sesuai kriteria yang
ditetapkan SMA. Demikian juga nilai bahasa Indonesia dan bahasa inggris menjadi
rujukan bagi peserta didik yang berminat mengambil kelompok peminatan Ilmu Bahasa
dan Budaya.
Agar pelaksanaan peminatan dan lintas minat berjalan sesuai yang dikehendaki maka
perlu kerja sama antara panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan tim
kurikulum di bawah koordinasi kepala sekolah. Unsur-unsur yang terlibat dalam
peminatan dan lintas minat, sebagai berikut.
1.
11
12
2.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum sebagai pelaksana PPDB dan koordinator
peminatan-lintas minat.
3.
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sebagai pelaksana PPDB dan anggota tim
peminatan-lintas minat.
4.
Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat sebagai pelaksana PPDB dan
anggota tim peminatan-lintas minat.
5.
6.
7.
B.
Pelaksana PPDB melakukan penerimaan peserta didik baru sesuai prosedur yang
telah ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.
2.
Tim kurikulum mulai mengolah data nilai rapor SMP/MTs dan nilai UN SMP/MTs
seluruh calon peserta didik baru.
3.
Setelah
peserta
didik
dinyatakan
diterima,
satuan
pendidikan
dapat
b.
c.
Agar peserta didik memahami makna setiap mata pelajaran yang akan
dipilihnya,
satuan
pendidikan
memberikan
penjelasan
mengenai
13
Guru BK dan tim kurikulum melakukan sinkronisasi antara data rekomendasi guru
bimbingan konseling SMP/MTs dengan hasil data dari angket.
5.
C.
2.
Tim kurikulum menentukan pembagian kelas X sesuai proses peminatan dan lintas minat
peserta didik untuk mengetahui komposisi hasil peminatan dan lintas minat
Pada semester kedua di Kelas X, peserta didik masih mungkin mengubah Kelompok
Peminatan,
berdasarkan
hasil
pembelajaran
di
semester
pertama
dan
BAB IV
PENUTUP
Model penyelenggaraan peminatan ini dapat dijadikan acuan untuk membantu satuan
pendidikan dalam melaksanakan peminatan dan lintas bagi peserta didik sesuai tuntutan
Kurikulum 2013.
Peminatan pada Kurikulum 2013 dilaksanakan di semester pertama kelas X sehingga
menuntut satuan pendidikan untuk mempersiapkan sedini mungkin. Hal ini dilakukan, sebagai
upaya layanan satuan pendidikan terhadap peserta didik baru yang masih perlu diberikan
penjelasan dalam memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuannya
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
6.
LAMPIRAN
Lampiran:
1. Contoh 1a Kuesioner Peminatan Peserta Didik
2. Contoh 1b Kuesioner Peminatan Peserta Didik
3. Contoh 2 Format Manajemen Peminatan
16