Keterampilan Dasar Pelayanan Konseling

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Keterampilan Dasar Pelayanan Konseling

Konseling merupakan interaksi antara konselor dengan klien dalam rangka


membahas masalah-masalah yang dialami oleh klien. Pembahasan masalah dilakukan
secara professional dan terlatih oleh seorang Konselor. Proses konseling bukan hanya
sekedar pemberian nasehat dari seorang konselor kepada seorang klien, tetapi lebih
dari itu, yaitu proses penggalian masalah yang mendalam dan pemberian responrespon yang tepat dan positif terhadap setiap pernyataan dan pertanyaan yang
diungkapkan klien. Proses ini dilakukan sampai permasalahan klien terpecahkan,
sehingga klien benar-benar merasa terbantu dalam pertemuan itu. Seorang konselor
yang profesional tentu harus memiliki keterampilan dalam mengkonseling, sehingga dia
memiliki kompetensi memecahkan masalah-masalah yang dialami kliennya, dan untuk
menjadi terampil dalam mengkonseling harus pula dikuasai keterampilan dasar
konseling, beberapa keterampilan dasar konseling yang harus dimiliki oleh seorang
konselor adalah sebagai berikut:
A. Penstrukturan
Sebelum konseling dimulai konselor harus tahu terlebih dahulu apakah individu
yang ada dihadapannya itu {klien} sudah pernah dikonseling atau belum? apakah dia
tahu apa yang dimaksud dengan konseling?. Konselor juga harus mampu meyakinkan
klien bahwa semua informasi tentang klien terjamin kerahasiaannya. Dalam tahap
penstrukturan ini konselor harus pula mampu membangun hubungan yang saling
percaya dan akrab dengan klien, dalam hal ini ada tiga unsure pokok yang perlu
dikembangkan oleh konselor yaitu empati, penghargaan dan kesegeraan. Keberhasilan
proses konseling sangat bergantung pada keterampilan konselor dalam menumbuhkan
sikap percaya klien terhadap konselor. Jika klien sudah mempercayai konselor, maka
proses konseling selanjutnya akan lebih mudah dilalui. Menghargai setiap usaha klien
dan menerima klien apa adanya merupakan hal yang sangat baik dalam membangun
hubungan.
B. Ajakan Memulai Pembicaraan
Bagi klien, memulai pembicaraan dengan orang lain merupakan proses yang
sulit dilakukan, apa lagi menyangkut rahasia pribadi yang mungkin menurut klien sangat
tidak mungkin disampaikan kepada orang lain Untuk itu diperlukan tehnik-tehnik
khusus agar klien mau secara sukarela dan terbuka menyampaikan persoalanpersoalan yang sedang dialami klien. Memulai pembicaraan sebaiknya diawali dengan
penjelasan tentang konseling, tujuan konseling dan azas pokok dalam konseling. Hal ini
dilakukan dengan maksud agar konselor dan klien memiliki pandangan dan wawasan
yang sama tentang proses konseling yang akan dilakukan. Disamping itu konselor
harus memiliki tehnik-tehnik komunikasi yang persuasive baik secara fisik maupun non
fisik. Tehnik komunikasi secara fisik seperti raut muka, keramahan, sikap badan dan
pandangan mata. Sedangkan komunikasi non fisik merupakan komunikasi verbal, yang
dalam hal ini adalah bahasa yang digunakan oleh konselor, lebih tepatnya adalah
pilihan kata dan kalimat yang digunakan konselor.

C. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka merupakan respon konselor dalam kalimat tanya yang yang
menuntut klien memberikan penjelasan yang panjang dan banyak..Pertanyaan terbuka
dapat membantu konselor dalam penggalian masalah dan penjelajahan masalah.
Melalui pertanyaan terbuka konselor bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah, sehingga konselor dapat membimbing klien kea rah yang
lebih tepat. Selama proses konseling hendaknya konselor selalu menggunakan
pertanyaan terbuka dan menghindari pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup
digunakan hanya dalam kondisi yang betul-betul diperlukan.
Meskipun konselor, katakanlah terpaksa menggunakan pertanyaan tertutup, sebaiknya
segera diikuti dengan pertanyaan terbuka, contoh: Anda betul-betul mencintainya? Atau
bagaimana?. Pertanyaan terbuka tanpa didahului oleh pertanyaan tertutup misalnya:
Bagaimana perasaan anda jika bertemu dengan dia?Apa yang anda fikirkan tentang
dia? Bagaimana kejadiannya?
D. Keruntutan
Keruntutan merupakan respon yang diberikan konselor kepada klien yang tepat
pada sasaran, tidak menyimpang dari isi pernyataan atau pertanyaan klien. Respon
konselor bisa menjadi runtut bila konselor benar-benar memahami isi pembicaraan
klien, untuk itu dibutuhkan konsentrasi penuh dan kemampuan konselor dalam
menangkap inti pembicaraan klien. Pembicaraan klien yang panjang lebar, mungkin
saja intinya hanya satu kata atau satu kalimat. Konselor tidak boleh terbawa arus
dengan pembicaraan klien yang panjang lebar, yang sebenarnya tidak terkait dengan
masalah yang sebenarnya. Disini dibutuhkan kepekaan konselor dalam menanggapi
perilaku klien. Konselor tidak boleh lengah sedikitpun memperhatikan dan
mendengarkan klien. Jika konselor tidak mampu menangkap inti pembicaraan klien,
maka akan terjadi peloncatan respon dari konselor dan akan terjadi pula respon yang
tidak tepat bahkan bias terjadi pula respon yang tidak positif. Hal ini tentunya membawa
dampak yang tidak baik, lebih jauh dari itu justru tidak tergalinya masalah klien yang
pada gilirannya masalah tidak terpecahkan.
E. Dorongan Minimal
Dorongan minimal merupakan respon konselor berupa gerakan, isyarat atau
suara yang sangat minim. Gerakan badan atau pengulangan kata-kata kunci dapat pula
di jadikan pendorong untuk klien terus melakukan pembicaraan.
Dorongan minimal dilakukan oleh konselor untuk mununjukkan kepada klien bahwa
konselor mempunyai perhatian dan ikut serta dalam pembicaraan klien. Disamping itu
dorongan minimal dapat pula membantu konselor dalam mengkonsentrasikan fikiran
dan perasaannya terhadap pembicaraan klien.
Dorongan minimal sangat berarti bagi klien dan mampu menumbuhkan kepercayaan
klien terhadap konselor bahwa konselor benar-benar mengerti tentang apa yang
sedang dibicarakan klien. Dengan dorongan minimal yang diberikan konselor, klien
merasa bahwa konselornya benar-benar memperhatikan dia dan memiliki rasa empati
yang tinggi terhadap dirinya.

Contoh: YaJadi TerusMhmOh ya.Dapat pula berupa anggukan, kerutan dahi


dan sebagainya.
F. Mengungkapkan Perasaan Diri Sendiri
Konselor adalah manusia biasa yang memiliki perasaan seperti manusia lainnya,
seperti perasaan senang, bangga, bahagia, kecewa, dan sebagainya. Selama proses
konseling banyak hal yang bisa terungkap dan perilaku klien akan terlihat secara nyata.
Apapun perilaku klien, menyenangkan atau mengecewakan, perlu disampaikan oleh
konselor kepada klien Konselor tidak boleh bersikap pura-pura, misalnya sikap klien
yang selalu mempertahankan pendapatnya yang dapat menambah masalah dirinya
sendiri, maka konselor harus mengatakan bahwa konselor kecewa dengan sikap klien
tersebut. Demikian pula sebaliknya, ketika klien memperlihatkan sikap yang positif,
konselor mengatakan kepada klien bahwa konselor senang dengan sikap klien.
Mengungkapkan perasaan diri sendiri adalah suatu sikap jujur yang harus diperlihatkan
konselor kepada klien, apa yang dirasakan oleh konselor harus diungkapkan apa
adanya, tetapi tidak boleh mengungkapkannya secara emosional. Emosi konselor harus
tetap terjaga secara stabil.
Contoh: Saya merasa anda tidak mengatakan hal yang sebenarnya
Saya senang, anda telah berubah
Saya kecewa dengan sikap anda yang selalu ingin menang sendiri
G. Refleksi
Refleksi dapat dilihat pada dua hal yaitu refleksi isi dan refleksi perasaan.
Refleksi isi adalah mengungkapkan kembali secara singkat dan tepat tentang inti
pembicaraan klien. contoh: ketika klie mengatakan Saya kira saya tidak akan dapat
melakukannya. Saya hanya akan gagal saja . Saya .yasaya belum pernah
mendapat nilai sebagus itu dan saya yakin saya tidak akan dapat mencapainya
sekarang. Respon yang tepat diberikan konselor dalam bentuk refleksi isi adalah:
Hasil-hasil belajarmu dimasa yang lalu meyakinkanmu bahwa kamu tidak
akan berhasil sekarang.
Refleksi perasaan adalah mengungkapkan kembali pesan-pesan emosional yang
disampaikan oleh klien. Respon yang dapat diberikan konselor dalam bentuk refleksi
perasaan sesuai dengan ungkapan klien di atas adalah: Kamu merasa takut meski
hanya mencobanya.
H. Mengajak Klien Berfikir
Selama proses konseling, hendaknya konselor menciptakan kondisi yang
mengarah kepada pemunculan ide-ide baru dari klien. Pernyataan-pernyataan klien
direspon dengan kata-kata dan kalimat yang menuntut klien untuk berfikir hal-hal yang
mungkin dapat dia lakukan.

Mengajak klien berfikir memungkinkan terciptanya suasana baru dalam alam fikiran
klien. Hal ini akan mendorong rasionalitas pemikiran dan menyeimbangkan
emosionalitas yang terdapat dalam diri klien.
Sikap konselor yang mengajak klien berfikir menunjukkan bahwa konselor bukanlah
seorang pemberi keputusan, tetapi seorang yang memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang permasalahan yang dikemukakan oleh klien. Konselor seorang
pembimbing yang mengarahkan klien untuk mandiri, tidak tergantung pada keputusan
orang lain, tatapi memiliki keberanian untuk menentukan sikap yang menguntungkan
dirinya dan sesuai dengan norma yang berlaku, semua itu akan dapat tecipta jika klien
memiliki ide-ide baru dan fikiran-fikiran yang rasional.
Contoh: Ketika klien mengatakan Saya benar-benar bingung menghadapi bapak saya
yang selalu memaksa saya. Respon konselor Memaksa seperti apa yang anda
maksud?. Atau Memaksa dalam hal apa saja?
I. Konfrontasi
Konfrontasi merupakan mempertentangkan dua hal yang terjadi dalam diri klien,
baik sikap dengan sikap, kata-kata dengan kata-kata maupun kata-kata dengan
tindakan.
Konfrontasi efektif untuk membangunkan dan menyadarkan klien terhadap sikap
dirinya sendiri. Namun konfrontasi juga dapat tidak efektif dan bahkan dapat
menghentikan konseling tanpa membawa hasil, lebih jauh lagi dapat pula menciptakan
masalah baru. Oleh karena itu konfrontasi tidak boleh dilakukan pada awal-awal
pertemuan, konselor dituntut jeli membaca situasi, kapan waktu yang pas untuk
melakukan konfrontasi tersebut. Dianjurkan kepada konselor untuk melakukan
konfrontasi setelah masalah dieksplorasi dan konselor menemukan hal-hal yang
bertentangan dalam diri klien.
Contoh: Anda senang pacar anda pergi jauh, tapi mata anda berkaca-kaca, bagaimana
itu..?
J. Pemberian Informasi
Informasi diberikan jika klien membutuhkan. Pada umumnya klien butuh banyak
informasi dari konselor, disini konselor dituntut memiliki wawasan yang luas dan
informasi yang lengkap. Informasi yang tidak jelas dan tidak tepat tidak boleh diberikan
oleh konselor. Jika konselor ragu-ragu tentang suatu hal, konselor harus memilih untuk
tidak memberikan informasi tersebut.
Dalam pemberian informasi, konselor harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh klien, informasi harus jelas dan tepat.
Contoh: Jurusan yang anda inginkan itu ada di fakultas B, di universitas A. Jl C daerah D di
kota E propinsi F.
K. Pemberian Nasehat/ Saran

Nasehat dari konselor diusahakan sesedikit mungkin, kalau memungkinkan


hindari pemberian nasehat, terutama untuk klien-klien yang masih tergolong remaja.
Keterampilan yang harus banyak digunakan adalah mengajak klien berfikir dan refleksi.
Nasehat bukan tidak boleh, tetapi diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari pemikiran klien bahwa konselor sama dengan orang tuanya,
neneknya atau pamannya yang selalu memberi nasehat. Disamping itu, nasehat tidak
mampu bertahan lama, karena pada dasarnya masalah belum terpecahkan.
Pemberian nasehat juga dapat membuat klien tergantung kepada konselor dan tidak
membuat klien percaya diri dan mandiri. Jika nasehat harus diberikan, maka konselor
sebaiknya memberikan bahasan tentang yang dinasehatkan itu, dengan
mengemukakan kekuatan dan kelemahannya.
L. Peneguhan Hasrat
Peneguhan hasrat yang dimaksud adalah respon konselor yang memberikan
keyakinan dan motivasi kepada klien tentang apa yang akan dilakukannya atau tentang
apa yang sudah dilakukannya yang bernilai positif.
Peneguhan hasrat dapat membangkitkan atau menumbuhkan rasa percaya diri
klien, bahwa ternyata ide yang dia ungkapkan cukup bagus dan bernilai positif. Dengan
peneguhan hasrat, klien semakin bersemangat untuk meneruskan pembicaraannya.
Merasa berguna dan bermanfaat juga tumbuh dalam diri klien.
M. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat terjadi dalam dua situasi. Pertama kesimpulan dalam
proses dan kedua kesimpulan pada akhir pertemuan.
Kesimpulan pada proses konseling adalah kesimpulan dari masalah yang
dialami, misalnya dari sekian panjang pembicaraan klien, dapat disimpulkan dua atau
tiga masalah yang terdapat didalamnya, 1.masalah A, 2. masalah B dan 3. masalah C.
Dari tiga masalah ini dikonfirmasi kepada klien masalah yang mana yang akan dibahas
terlebih dahulu, kemudian masalah yang mana lagi dan yang mana lagi.
Kesimpulan pada akhir pertemuan adalah kesimpulan secara keseluruhan,
apakah pertemuan ini bermanfaat bagi klien atau tidak. Apakah klien merasa terbantu
atau belum.Kesimpulan pada akhir pertemuan merupakan evaluasi pekerjaan konselor.

Nama Konselor : Purwo Herlianto Nama konseli: Gilang Ditya (samaran)


Tgl konseling : 19 Mei 2010
K/Ki
Ki

Pernyataan
Assalamualaikum Pak..,

selamat sore

Teknik konselg

Walaikum salam.Sore

juga, Oh iya.. silahkan duduk.. (K tersemyum lalu


menunjukkan dan mempersilahkan Ki ke tempat duduk sambil bersalaman
dengan Ki)

Opening &
attending

Ki

Iya

Oh..iya

Ki

Saya gilang Pak,,, dari jurusan BK semester 4

Ohmas gilang, kesini sendirian saja atau ada yang nemenin?

Ki

Mmmsaya sama pacar saya kesininya,,,

Lhopacarnya gak keliatan..?

Ki

Hehe..Iya Pak, kan nunggu di depan, ruang tunggu konseling

Ohbegitu, mas gilang asalnya dari mana?

Ki

Dari Pemalang, Pak

OhPemalang ya..daerah mana tepatnya?

Ki

Pemalang , Randudongkal Pak

Hm,,,kebetulan bapak juga punya teman kuliah pasca sarjana, namanya Risma

Ki

Ohgitu pak

Emang mas gilang dari Pemalang ke Semarang naik apa?

Ki

Kalau berangkat dari pemalang sih pake motor pak..

Oke,,,setelah tadi kita membicarakan sedikit mengenai mas Gilang, mungkin


ada sesuatu yang perlu kita bicarakan?

Kalimat
Jembatan

Ki

Mmya Pak..ada, kebetulan saya sedang ada masalah, tapi mungkin waktu
saya sekitar 30 menit, soalnya saya sudah janji dengan teman untuk
mengerjakan tugas kelompok

Structuring
(Time Limit)
dari klien

Oke,,,kalau begitu , ya sudah kita manfaatkan waktu selama 30 menit ini


dengan sebaiknya,tapi sebelumnya biar tahu, bahwa dalam proses konseling
ini menggunakan asas kerahasiaan , jadi mas Gilang jangan ceman akan
kerahasiaan, dan keterbukaan mas Gilang dalam penyampaian pernyataan akan
membantu berjalannya proses konseling ini dengan baik, bisa dipahami mas

Structuring
(Time Limit)

Pak terima kasih


dengan mas siapa ini?

Opening

Topik Netral

Topik Netral

Topik Netral

Topik Netral

Gilang? Kalau iya..coba sekarang ceritakan..apa yang menjadi masalahnya?


Ki

Gini Pak, saya susah dalam membagi waktu, antara tugas kuliah, organisasi,
dan pacar

Oh, susah, susah seperti apa mas Gilang?

Ki

Begini, misalkan saja kalau mau mengerjakan tugas, buat besok dikumpulin,
tapi pada waktu itu juga, saya harus rapat, mau gak ikut rapat, gak enak sama
teman, tapi kalau ikut rapat, bisa jadi tugas terlantar.

Ada lagi, contoh konkret yang lain mas Gilang? Coba ceritakan

Ki

Begitu juga kalau pas saya rapat, saya ditelpon pacar, saya harus nemenin
nonton, shopinglah, saya bingung kalau diturutin tapi sedang ada rapat, kalau
tidak diturutin, bisa ngambek tuh, padahal saya sudah menjelaskan, tetep aja
gak mau tahu alasan saya.

Mmm..tidak mau mengerti alasan mas Gilang?

Ki

Iya, PakAhkalau begini terus saya putusin pacar saya dan keluar dari
organisasi agar biar fokus pada tugas-tugas saya saja!

HmmCoba pikirkan lebih matang lagi, sebelum melaksanakan rencana itu

Ki

Iya,,,Pak ( kemudian Silent dari konseli)Lalu saya harus bagaimana?

Untuk mas Gilang ketahui, saya sebagai konselor tidak bisa langsung
memberikan nasihat, namun mari kita cari pemecahan ini bersama

Ki

IyaPak

Okekita mulai dari kegiatan mas gilang, adakah yang paling diprioritaskan
kegiatanya antara tugas kuliah, organisasi, atau pacar?

Ki

Menurut pemikiran saya sihJelas lebih memprioritaskan tugas kuliah, tapi


juga saya tidak bisa meninggalkan begitu saja organisasi atau pacar

Hmm,.. Bagus kalau mas Gilang memprioritaskan tugas lebih dulu, setidaknya
tidak mustahil kuliah mas Gilang tidak terlantar, Nahmas Gilang sendiri
membagi waktunya apakah salah satu ada yang dikorbankan atau semua
kegiatan terlaksana, namun tidak optimal?

Ki

Pada dasarnya sihsemua kegiatan itu bisa terlaksana, tapi hasilnya kurang
optimal..,

Restatement &
Lead umum

Lead umum

Restatement

Rejection

Structuring
(Role Limit)

Lead umum

Prediction
Reassurance

Mas Gilang mempioritaskan kegiatan-kegiatan tersebut dari hal seperti apa?

Ki

Kalau saya melakukan kegiatatan dimulai dari kegiatan yang deadline paling
dekat

OhPada dasarnya mas Gilang tahu tentang apa yang dilakukan terlebih
dulu?

Ki

Emang saya tahu Pak,, nah,,yang masih saya bingungkan saya terlalu
menyepelekan waktu yang kelihatanya lama, tapi setelah dekat deadline, saya
baru sadar untuk mengerjakan tugas,,

Bagaimana pendapatmu kalau kegiatan apapun itu ada pengendali artinya


ada batasan waktu tertentu agar waktu bisa digunakan untuk kegiatan lainya
lagi?

Ki

Pendapat saya, perlu sekali tindakan seperti itu, tapi saya sendiri belum bisa
memunculkan tindakan pengendalian waktu seperti itu, saya terlalu
meremehkan

Yakalau mas Gilang sudah tahu itu, mungkin bisa dicoba atau dilatih untuk
bisa membatasi waktu disetiap kegiatan, agar sisa waktu bisa dimanfaatkan
untuk kegiatan lain

Ki

Iya Pak..terimakasih atas masukannya , nanti saya kan mencobanya dan


melatihnya,,,

Ki

Berhubung, saya sudah ditunggu teman saya, saya pamit dulu, nanti klau ada
waktu saya pengen ketemu bapak lagi, bolehkan Pak?

OhIya, sebelum menetup pertemuan ini, dari pembicaraan tadi bahwa mas
Gilang tahu prioritas mana yang akan dilakukan, kemudian mas Gilang tahu
akan pentingnya pengendali waktu, dan ada rencana mas Gilang untuk
mancoba dan berlatif memanajemen waktu lebih baik, oke bapak juga samasam ngucapin terimakasih karena senang tadi atas kedatanganmu, silahkan
sajakalau mau ketemu bapak, kita tentuin jadwal ketemuOke

OkeSore PakWassalamualikum

Ki

Walaikumsalamhati-hati dijalan

Lead umum

Clarification

Lead khusus

Advice
Alternatif

Summary &
Termination

Attending

Anda mungkin juga menyukai