Anda di halaman 1dari 8

CONCRETE PAVING BLOCK (CBP) SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN JALAN.

Concrete Paving Block (CBP) Merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen portland, pasir/ agregat dan air dan dengan atau tanpa bahan tambah lainnya. Sebagai
pilihan pembuatan jalan, selain jalan aspal dan beton. Paving kaya akan warna dan motif untuk
aplikasinya

Gambar1.Paving untuk area terbuka dan jalan


Concrete Paving Block sengaja di desain dengan motif-motif yang menarik agar cocok dengan selera
pasar dan dirancang dengan kekuatan yang sesuai dengan kebutuhan. Jalan paving ini sangat
cocok digunakan untuk : Taman , Jalan - jalan perumahan di perkotaan ataupun di desa, halaman parkir,
jalan, gang dll.
Pemakaian Concrete Paving Block (CBP) sebagai material penutup permukaan bangunan selama 20
tahun terakhir semakin banyak dipergunakan. Teknik produksi massal yang semakin baik, sehinga
produksi Concrete Paving Block semakin mudah didapatkan dan membuat harga paving blok semakin
terjangkau oleh masyarakat. Sehingga saat ini pemakain paving blok semakin banyak dipergunakan untuk
penutup permukaan halaman dan juga sebagai bahan penutup permukaan jalan.
Concrete Paving Blok dapat digunakan di mana saja dengan persyaratan tanah dasar yang sudah
dikuatkan dan dalam bentuk permukaan yang cukup rata untuk pemasangan Concrete Paving
Block. Ketika paving sudah selesai dipasang maka akan mempunyai daya tahan yang cukup
kuat. Concrete Paving Block dapat dibentuk untuk menghasilkan efek yang menarik baik sebagai jalur,
atau teras, atau dicampur dengan jenis paving lain untuk menciptakan sebuah fitur unik. Paving blok
adalah alternatif untuk pengganti aspal yang lebih tradisional atau jenis jalan yang menggunakan
makadam, dan terlihat jauh lebih baik daripada tarmacadam ataupun rabat beton . Saat ini paving blok
bahkan digunakan di daerah-daerah beban berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan umum.

Bahan dan Proses Pembuatan Concrete Paving Block

Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik dan semen sebagai bahan
pengikat.

Komposisi dari adukan yang umum dipakai (semen : pasir) adalah : 1 : 3 ; 1 : 4 ; 1 : 5 bahkan lebih
sesuai dengan mutu yang diinginkan.

Pada umumnya mutu paving block yang diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang tinggi.

Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang
direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran.

Setelah dibuka dari cetakannya disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan
hembusan angin yang berlebihan.

Supaya hasilnya lebih baik dilakukan perawatan seperti beton dengan penyiraman secara teratur. Setelah
mencapai umur 28 hari paving block dapat diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan.
Jenis Concrete Paving Block
Ada dua tipe dasar dari Concrete Paving Blok, paving blok press dan paving blok cetak
manual. Paving blok yang tersedia dalam berbagai ketebalan, dari tebal 6 cm sampai tebal 10 cm.
Bahkan saat ini sudah diproduksi dengan ketebalan 12 cm untuk aplikasi beban yang sangat berat, tetapi
biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesanan khusus saja.

Gambar 2. Dari segi ketebalan pemakain paving blok adalah:

1. Untuk penggunaan biasa penutup halaman, trotoar dan jalan, menggunakan tebal anatara 6 cm.
2. Untuk penggunaan jalan dengan beban berat ringan , tebal 8 cm.
3. Untuk pelataran beban berat misalanya tempat parkir, pelabuhan dan bandara menggunakan tebal
10 cm

Walaupun saat ini Concrete Paving Blok diproduksi dalam berbagai bentuk model, kebanyakan paving blok
persegi panjang yang diproduksi adalah ukuran 10 x 20 cm dengan variasi ketebalan, kebutuhan untuk 1
meter persegi adalah 50 buah.
Karena ukuran yang standar, paving blok dari produsen yang berbeda dapat dipertukarkan, tergantung
pada toleransi dan posisi bentuk kesikuan dari permukaan. Paving blok persegi panjang cenderung
memiliki permukaan yang sergam dan rapi, meskipun beberapa terdapat adanya permukaan yang cacat,
tapi dengan metode pemasangan yang mudah sehingga penggantian paving sangat cepat dilaksanakan.
Keuntungan dari Concrete Paving Block

Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal;

Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar;

Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan

Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.

Kelemahan Concrete Paving Block

Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan
kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan
kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.

Kondisi lapisan tanah dasar yang tidak mendukung hingga lapisan perkerasan dan badan jalan
turun, dan pada gambar sebelah dipasang dengan lapisan membran/ dengan perbaikan tanah
yang memadai sehingga tidak terjadi penurunan

Gambar3 .pemasangan lapisan membram pada jalan

Mutunya dan standar yang disyaratkan :

mempunyai bentuk yang sempurna,

tidak retak-retak dan cacat,

bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan.

Bentuk Dan Ukuran

Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk segi empat dan
segi banyak.

Ketebalan 6 cm, 10 cm dan 12 cm,

Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.

Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah 2 mm untuk ukuran lebar bidang dan 3 mm untuk
tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum 1%.

PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMASANGAN PAVING


Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebagai berikut:

Gambar4. lapisan bahan pada paving


1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil
dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu
minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan
minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan
area paving nantinya.

2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua

arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan
paving kita.
Pemasangan paving yang paling utama adalah perkerasan landasan bawah harus benar- benar baik
dan padat dapat menggunakan sirtu ( pasir batu) dan ketebalan

20 50 cm disesuaikan dengan

kebutuhan , baru pemberian lapisan pasir 5 10 cm berfungsi untuk meratakan pada saat pemasangan
3. Kanstin/Penguat Tepi (Kerb).
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan.
Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga
paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

Gambar 5. Pemasangan penguat tepi jalan


4. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan
pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan
pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
5. Kelengkapan Peralatan Kerja
a. Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan paving dimulai.
Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:
b. Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok) dengan luas permukaan plat antara 0,35 s/d 0,50 m2
dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dengan frekwensi getaran berkisar 75
s/d 00 Hz.
c. Alat Pemotong paving (Cutter).
d. Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding abu batu/pasir.
e. Benang.
f.

Alat handling berupa Lori/gerobak untuk pemindahan paving.

g. Pin

stick/Linggis

yang

bagian

bawahnya

dibuat

runcing

melebar

sebagai

naating.
6. Cara Pemasangan Paving
a. Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

Gambar 6. Meratakan pasir untuk landasan pemasangan.


b. Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang dengan tebal
screeding.
c. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan abu batu/pasir
alas (laying course).

Gambar 7. Pemasangan concrete paving block


d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat
pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
e. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm
untuk pengisian joint filler.
f.

Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah terpasang.

Gambar 8. Posisi pekerja dalam pemasangan.


g. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan paving minimal
mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan
20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antaar block tidak boleh
melebihi 3 mm.
h. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera dilanjutkan
dengan pemadatan paving.

Gambar 9. Pemadatan paving dengan Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok)


i.

Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai plat area
0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75
s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan
paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan
pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya
deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan
paving tersebut.

j.

Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 15 mm (tergantung abu batu/pasir yang

dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat
block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

Anda mungkin juga menyukai