Anda di halaman 1dari 3

Marzani, - (2011) PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS SISWA PADA KONSEP CAHAYA DI SMP. S2 thesis, Universitas
pendidikan indonesia.
Penelitian ini bertujuan mengkonstruksi penerapan e-learning berbasis
Moodle dan menjajaki penggunaannya pada pembelajaran fisika materi
cahaya di SMP untuk melihat pengaruhnya terhaap peningkatan
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Metode
yang digunakan adalah ekperimen kuasi dengan desain Pre-test Posttest Control Group Design. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas
VIII di salah satu SMP di propinsi Bangka Belitung pada tahun
pembelajaran 2010/2011. Data penelitian untuk penguasaan konsep
dikumpulkan dengan tes penguasaan konsep dalam bentuk pilihan
ganda, data penelitian untuk keterampilan berpikir kritis dikumpulkan
dengan tes keterampilan berpikir kritis standar (Cornel Critical Thinking
Tes), lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran,
serta angket tanggapan siswa terhadap penerapan e-learning berbasis
Moodle. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
data menggunakan program SPSS for Windows versi 16. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan penguasaan konsep siswa yang
mendapat penerapan e-learning berbasis moodle lebih tinggi dibanding
siswa yang mengikuti pembelajaran fisika secara konvensional. Untuk
keterampilan berpikir kritis, hasil penelitian menunjukkan peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran fisika
menggunakan e-learning berbasis Moodle tidak berbeda secara berarti
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Siswa memberikan tanggapan perasaan senang dengan
pembelajaran fisika yang menggunakan e-learning berbasis Moodle
(84%), tertarik dengan tampilan modul dan fasilitas dalam website
(86%), kesungguhan mempelajari materi fisika menggunakan elearning berbasis Moodle (84%).

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN


KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK-Syahrul Aziz-UPI-2014

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kualitas proses pembelajaran IPA


di sekolah dasar. Pembelajaran masih terfokus pada produk dan konsep IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan

proses sains dan keterampilan berfikir kritis siswa sebagai dampak dari
implementasi model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini menggunakan
metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent (pretest-posttest) control
group yang dilaksanakan di SDN 1 Awiluar. Subyek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas lima sebanyak 44 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes tertulis keterampilan proses sains dan keterampilan berfikir kritis
yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada
kelas eksperimen adalah model pembelajaran berbasis proyek, sedangkan kelas
kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Analisis data dilakukan dengan analisis
kualitatif serta analisis kuantitatif secara statistik melalui teknik uji t pihak kanan
(1-tailed) dengan taraf signifikansi 5%. Peningkatan keterampilan proses sains
dan keterampilan berfikir kritis siswa dilihat melalui nilai N-Gain. Hasil
penelitian menunjukan bahwa peningkatan keterampilan proses sains dan
keterampilan berfikir kritis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Model pembelajaran berbasis proyek dapat dijadikan salah satu alternatif
model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan
keterampilan berfikir kritis siswa kelas lima pada materi siklus air.
KEYWORDS: Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Keterampilan Berfikir
Kritis, Pembelajaran Berbasis Proyek
PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN
MASALAH FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE
PROBLEM SOLVING-Sudiran

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis


siswa dalam menyelesaikan masalah Fisika melalui model
pembelajaran Creative Problem Solving. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu berjumlah 38
orang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Objek
penelitiannya adalah proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Creative Problem Solving. Metode penelitian yang
diterapkan adalah penelitian tindakan kelas melalui dua siklus
pembelajaran, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan, mengobservasi dan refleksi. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Creative
Problem Solving ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu. Penerapan model
pembelajaran Creative Problem Solving dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap
Pangkalan Susu dalam proses pembelajaran Fisika. Tingkatan soal
berpikir kritis yang dapat diselesaikan pada siklus pertama mencakup
ranah C2 (memahami) menurut Anderson, dapat diselesaikan oleh 31

siswa (81,58%), ranah C3 (mengaplikasikan) dapat diselesaikan oleh


15 siswa (39,47%) dan ranah C4 (menganalisis) dapat diselesaikan
oleh 11 siswa (28,95%). Pada siklus kedua tingkat soal berpikir kritis
yang dapat diselesaikan mencakup ranah C2 (memahami) menurut
Anderson, dapat diselesaikan oleh 36 siswa (94,74%), ranah C3
(mengaplikasikan) dapat diselesaikan oleh 30 siswa (78,95%) dan
ranah C4 (menganalisis) dapat diselesaikan oleh 23 siswa (60,53%).
Dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa, maka
penguasaan konsep Fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap
Pangkalan Susu juga mengalami peningkatan. Peningkatan
penguasaan konsep Fisika tersebut dilihat dari meningkatnya jumlah
siswa yang tuntas dari 14 siswa (36,84%) pada siklus pertama menjadi
31 siswa (81,58%) pada siklus kedua dengan rata-rata hasil belajar
74,24. N-gain pada siklus pertama sebesar 0,29 termasuk dalam
kategori kurang dan N-gain pada siklus kedua sebesar 0,40 termasuk
dalam kategori sedang.

Anda mungkin juga menyukai