Anda di halaman 1dari 16

[Mengubah Hambatan menjadi Peluang]

Mengubah hambatan menjadi peluang:


Peluang dan hambatan terbentang sama besarnya
di lingkungan.
Banyak orang sukses memanfaatkan peluang dan
hambatan.
Sebagian besar orang lainnya gagal memanfaatkan
momentum peluang dan hambatan di lingkungan.

Mengapa ada orang-orang yang sukses


dan mengapa ada orang-orang yang
gagal padahal kesempatan yang diberikan
lingkungan relatif sama?
2

Adversity Quotient (AQ)


Skor yang mengukur kemampuan diri individu untuk mengatasi kesulitan

AQ meramalkan:
ketahanan menghadapi kesulitan dan bagaimana menghadapinya
kemampuan / ketidakmampuan saat mengatasi kesulitan
siapa yang akan mampu melampaui / gagal melampaui target kinerja
kesehatan emosional
Kreativitas
Motivasi
Produktivitas
Pemberdayaan
Kesehatan Jasmani
Ketekunan
Perilaku
Respon diri menghadapi perubahan
3

Merumuskan arti kesuksesan


Sejumlah orang memiliki IQ tinggi berikut dengan segala
aspek kecerdasan emosional. Tragis, mereka gagal
menampilkan kemampuannya secara optimal.
Mengapa?
Sementara sejumlah orang lain, kondisinya sama (samasama brilian dan pintar bergaul), namun tetap mampu
survive dalam kondisi apapun. Mengapa?
Manusia dilahirkan dengan 1 dorongan inti untuk terus
mendaki untuk mencapai tujuan.
4

Gaya Hidup
Quitters, Campers, dan Climbers

3 (Tiga) Kelompok Individu Dalam


Pendakian Mencapai Sukses
1. Type Individu Yang Berhenti (Quitters)
Tak diragukan lagi, ada banyak orang yang memilih untuk
keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti.

2. Type Individu Yang Berkemah (Campers)


Mereka pergi tidak seberapa jauh, lalu berkata, Sejauh ini
sajalah saya mampu mendaki (atau ingin mendaki).

3. Type Individu Pendaki (Climbers)


Type pemikir yang selalu memikirkan kemungkinankemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis
kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan lainnya
menghalangi Pendakiannya.

GAYA HIDUP QUITTERS


Menjalani kehidupan yang tidak terlalu
menyenangkan.
Mereka meninggalkan impian-impiannya dan
memilih jalan yang mereka anggap lebih datar
dan lebih mudah.
Dari semua kata sedih yang terucap atau
tertulis kata-kata yang paling menyedihkan
adalah, Seandainya dulu...! (John Greenleaf
Whittier, Maud Muller, 1856, Stanza 53)

AKIBATNYA GAYA HIDUP


QUITTERS
Quitters sering menjadi sinis, murung, dan mati
perasaanya.
pemarah dan frustrasi, menyalahkan semua
orang di sekelilingnya, dan membenci orangorang yang terus Mendaki.
Quitters juga sering menjadi pecandu, entah itu
pecandu alcohol, narkoba, atau acara-acara
televisi yang tidak bermutu.
Quitters mencari pelarian untuk menenangkan
hati dan pikiran.

GAYA HIDUP CAMPERS


Campers mungkin merasa cukup senang dengan
ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, dan
mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau
mengalami apa yang masih mungkin terjadi.
Mereka biasanya merasa tidak ada salahnya
berhenti mendaki supaya bisa menikmati
pemandangan dan kenyamanan yang sudah mereka
peroleh selama pendakian yang belum selesai itu.
Campers berhasil mencukupi kebutuhan dasar
mereka, yaitu makanan, air, rasa aman, tempat
berteduh, bahkan rasa memiliki.

AKIBATNYA GAYA HIDUP


CAMPERS
Campers menjadi sangat termotivasi oleh
kenyamanan dan rasa takut.
Mereka takut kehilangan tempat
berpijak, dan mencari rasa aman dan
perkemahan mereka yang kecil dan
nyaman.

GAYA HIDUP CLIMBERS


Mereka benar-benar memahami tujuannya dan bisa
merasakan gairahnya.
Mereka mengetahui bagaimana perasaan gembira yang
sesungguhnya, dan mengenalinya sebagai anugrah dan
imbalan atas Pendakian yang telah dilakukan.
Climbers tidak pernah melupakan kekuatan dari
perjalanan yang pernah ditempuhnya.
Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan yang
disodorkan kepadanya.
Climbers sering merasa sangat yakin pada sesuatu yang
lebih besar daripada diri mereka.

AKIBATNYA GAYA HIDUP


CLIMBERS
Memiliki kematangan dan kebijaksanaan untuk
memahami bahwa kadang-kadang Anda perlu
mundur sejenak supaya dapat bergerak maju lagi.
Mundur adalah bagian alamiah dari Pendakian.
Hasilnya, Climbers menempuh kesulitan-kesulitan
hidup dengan keberanian dan disiplin sejati.

Bagaimana Quitters di Tempat


Kerja ?
Quitters bekerja sekadar cukup untuk hidup.
Mereka memperlihatkan sedikit ambisi, semangat yang
minim, dan mutu di bawah standar.
Mereka mengambil risiko sesedikit mungkin dan
biasanya tidak kreatif, kecuali saat mereka harus
menghindari tantangan-tantangan yang besar.
Quitters tidak banyak memberikan sumbangan yang
berarti dalam pekerjaan, sehingga mereka merupakan
beban mati bagi setiap perusahaan.

Bagaimana Campers di Tempat


Kerja ?
Campers masih menunjukkan sejumlah inisiatif, sedikit
semangat, dan beberapa usaha.
Mereka akan bekerja keras dalam hal apa pun yang
bisa membuat mereka merasa lebih aman dibandingkan
dengan yang telah mereka miliki.
Mereka masih mengerjakan apa yang perlu dikerjakan.
Campers bisa melakukan pekerjaan yang menuntut
kreativitas dan mengambil risiko dengan penuh
perhitungan, tetapi biasanya mereka mengambil jalan
yang aman.

Bagaimana Climbers di Tempat


Kerja ?
Climbers menyambut baik tantangan-tantangan, dan mereka hidup
dengan pemahaman bahwa ada hal-hal yang mendesak dan harus
segera dibereskan.
Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan
berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari hidup.
Climbers merupakan katalisator tindakan; mereka cenderung membuat
segala sesuatunya terwujud.
Climbers tidak berhenti pada gelar atau jabatan saja. Mereka terus
mencari cara-cara baru untuk bertumbuh dan berkontribusi. (contoh
Jimmy Carter vs Ronald Regen)
Climbers bekerja dengan visi. Seringkali mereka itu penuh inspirasi dan,
sebagai akibatnya, menjadi pemimpin-pemimpin yang baik. (contoh
Mahatma Gandhi, tokoh spiritual India)
Climbers selalu menemukan cara untuk membuat segala sesuatunya
terjadi.

Saran AQ Optimal:
1. Temukan jalur yang sudah Anda kuasai.
2. Latih Diri Anda untuk selalu yakin dengan
perhitungan dampak resiko dan peluang.
3. Pertahankan dan peliharan rasa berdaya dengan
motivasi diri.
Rasa Berdaya

Semangat
16

Anda mungkin juga menyukai