Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN BATUBARA

INDONESIA
Nama
Experience

: P. SIBORO, AGP-bdg
: 31 Tahun (1976-Jan 2009 )

PROFIL BATUBARA INDONESIA


-

CADANGAN
: 61,274 Miliar Ton
Kontribusi Produksi : PKP2B = 86 % ; PT BA = 10 % dan sisanya KP (Swata
Nasional+KUD) 251 Perusahaan (216 KP dan 35 PKP2B)

Ekspor = 67,5 %; Kebutuhan Dalam Negeri (PLTU, semen, industri kecil) = 32,5 %.......
Tahun 2005 konsumsi Dalam Negeri = 45,5 juta Ton (2004 = 40,7 juta Ton)..meningkat rata-rata
9 % per tahun, bersumber dari KP = 5,6 jt Ton dan PKP2B = 39,9 jt Ton

Harga ekspor (rata-rata) : 25-32 US per Ton, kecuali KPC 50-60 US /T


sebagian besar dari PKP2B(Mei 2008 = $US 70)
Negara Tujuan ekspor : China, Jepang, Korsel, Eropa dan Amerika dll

Pertambangan batubara Indonesia pada umumnya memproduksi batubara dengan


calorific values bervariasi antara 5.000 7.000 kcal/kg, dengan kadar abu dan belerang
yang rendah. Kadar belerang dalam batubara yang dihasilkan di Indonesia umumnya
kurang dari 1,0 %, menghasilkan emisi gas SO2 yang rendah sehingga dapat
digolongkan sebagai batubara ramah lingkungan.

POTENSI BATUBARA INDONESIA

(TAHUN 2005)

61,274 Milliar Ton

TONASE :
1. TERUKUR

: 10,372 Milliar Ton (16,927%)

Harga pasar
internasional/ekspor

2. TERINDIKASI

: 50,902 Milliar Ton (83,072%)

$US

70

JUMLAH : 61,274 MILYAR TON (Kalimantan : 37,377 MT-61% ;


Sumatra : 23,284 MT-38% ; Sulawesi, Papua dll : 0,612 MT - 1%)
KOMPOSISI :

KALORI RENDAH ( kurang dari 5100 kal/gr ) - LIGNIT

: 24,36%

KALORI SEDANG ( 5100 6100 kal/gr ) - SUB BITUMINOUS

: 61,42%

KALORI TINGGI

: 13,08%

KAL. SANGAT TINGGI (lebih dari 7100 kal/gr) - ANTRASIT

( 6100 7100 kal/gr ) - BITUMINOUS

: 1,14%

Sumber : Ditjen MINERBAPABUM Neraca Batubara Indonesia 2005

CADANGAN TERTAMBANG BATUBARA


INDONESIA
(Kompilasi DPMB, 2005)

-Kalori rendah

: 2,96233 milyar ton ( 43,83% )


: 2,44336 milyar ton ( 36,15% )
-Kalori sedang
: 1,22929 milyar ton ( 18,19% )
-Kalori tinggi
-Kal. sangat tinggi : 0,12392 milyar ton ( 1,83% )
----------------------------------------------------Total
: 6,75890 milyar ton ( 100% )

PRODUKSI, EKSPOR DAN PENJUALAN D.N.


BATUBARA INDONESIA
TAHUN 2000 2005 (TON)

TAHUN
NO

URAIAN
2000

2001

2002

2003

2004

2005

1.

PRODUKSI

77.040.000

92.540.000

103.372.000

112.786.568

129.165.011

152.204.537

2.

EKSPOR

58.460.000

59.366.000

66.501.000

84.017.494

93.541.753

106.787.427

3.

PENJUALAN DI D.N.

22.341.000

27.388.000

29.257.000

29.065.109

32.882.669

41.306.053

4.

JUMLAH PENJUALAN

80.801.000

86.754.000

95.758.000

113.082.603

126.424.422

148.093.480

Sumber : Dit. Pengusahaan Mineral Dan Batubara


Informasi Pengusahaan Mineral Dan batubara Tahun 2004 dan Tahun 2005

TUJUAN KEBIJAKAN
1.

Menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam pengelolaan


batubara (hulu hilir) dan pemasaran (ekspor)
Mendukung strategi pembangunan energi nasional (KEN/
KUBE)
Kepastian hukum tentang kontinuitas suplai batubara jangka
panjang (domestik dan expor)
Intensifikasi pemanfaatan berbagai jenis batubara untuk
peningkatan nilai tambah (lignit/UBC : Up Brown Coal)

2.
3.
4.

ARAH KEBIJAKAN
1.
2.

Optimalisasi pengelolaan sumberdaya batubara untuk


peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke
generasi
Meningkatkan pemanfaatan potensi batubara yang
berwawasan lingkungan

SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025


(PP NO. 5 TAHUN 2006 TTG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL/KEN)

BATUBARA .. 33%

GAS ALAM ... 30%

MINYAK BUMI.. 20%

PANAS BUMI

5%

TENAGA AIR..

2,4%

TENAGA LAINNYA 9,6% terdiri dari

- Biofuel. 5,0%

- Tenaga surya ? %

- Nuklir.. 1,7%

- Tenaga angin ? %

- Biomas .. 0,6%

- Fuel cell

?%

- Microhydro .. 0,2%

PELUANG PERTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA

POTENSI SUMBERDAYA SANGAT BESAR

KEBUTUHAN TERUS MENINGKAT

HARGA TERUS MENINGKAT

TEKNOLOGI DAN PERALATAN TERSEDIA

PENGURANGAN SUBSIDI BBM

TANTANGAN/KENDALA YANG DIHADAPI

EKSPLORASI RINCI TERSENDAT

TEKNOLOGI PENGOLAHAN (BLM RAMAH LINGKUNGAN


LINGKUNGAN CCT..??)

INVESTASI BERESIKO TINGGI (Kondusivitas msh kurang : hukum,


hukum, pajak,
pajak, iklim inv, dll)
dll)

MEMERLUKAN SARANA TRANSPORTASI DAN JARINGAN TRANSMISI (MULUT TAMBANG)

PENINGKATAN KOMPETENSI PESONIL DAN PENYUSUNAN STANDAR NASIONAL (LEMBAGA


DIKLAT dan LITBANG
LITBANGblm maksimal)
maksimal)
3

KEBIJAKAN TERKAIT
(DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA)

KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN)

KEBIJAKAN DESENTRALISASI KEWENANGAN

KEBIJAKAN SEKTORAL LAINNYA (temasuk


LINGKUNGAN HIDUP)

PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN RI

(UUD 1945 & UU 32/2004- revisi kedua : UU 12/2008)


BANGSA INDONESIA

Kepemilikan

(Mineral Right)

NEGARA

(Mining Right)

+Diskonsentralisasi

Penguasaan Pertambangan

Penetapan Kebijakan dan Pengaturan


Penetapan Standar dan Pedoman
Penetapan Kriteria Pembagian urusan Pusat dan Daerah
Tanggungjawab Pengelolaan Minerba Berdampak
Nasional dan Lintas Propinsi

PROVINSI
Tanggungjawab pengelolaan lintas
Kabupaten dan/atau berdampak regional
Perda
KABUPATEN / KOTA
Tanggungjawab pengelolaan di
Wilayah Kabupaten/Kota
Perda

Hak Pengusahaan

(EConomic Right)

PELAKU USAHA
BUMN
Badan Usaha Lain

Undang-Undang

Penyelenggaraan

+Desentralisasi

PEMERINTAH

FALSAFAH DASAR
PASAL 33, UUD 1945

BAHAN TAMBANG

CIRI KHAS
PERTAMBAN
GAN
: PERTAMBANGAN :
CIRI KHAS
BERESIKO
TINGGI
-BERESIKO TINGGI
MODAL BESAR
-MODAL BESAR
TEKNOLOGI
-TEKNOLOGI SPESIFIK
SPESIFIK
-TAK TERBARUKAN
TAK
TERBARUKAN
-Penyebaran
PENYEBARAN
tidak
merata
TAK
MERATA

DIKUASAI OLEH
NEGARA

SEBESAR-BESAR

( Mineral Right )

KEMAKMURAN
RAKYAT

. SENTRALISASI
. OTONOMI DAERAH
(Mining Right)

.TAK LANGSUNG
(PAJAK, ROYALTI)

.LANGSUNG
DILAKSANAKAN oleh
PELAKU EKONOMI

(KESEMPATAN KERJA dan USAHA)

(Economic Right)
USAHA PERTAMBANGAN BUKAN SEMATA UNTUK KONTRIBUSI APBN/APBD,

namun juga UNTUK MENCIPTAKAN NILAI TAMBAH DAN EFEK GANDA

Alur Pikir 1 : HUBUNGAN KBN dan KEN

Penggunaan BBM DN <

Cadangan BBM <


Kayu Bakar <
Kerusakan Ekologi <
Batubara belum
digunakan secara optimal

Rawan Energi
Rawan Ekologi
Rawan Devisa

Batubara

KEN/
KUBE

Suplai Energi
terjamin
Terjangkau
Bersih
Konservasi
Ekspor

KBN

Fungsi KBN mendorong :


Diversifikasi Energi
Kesinambungan energi dalam negeri
Harga terjangkau
Energi bersih

KEN = Kebijakan Energi Nasional


KUBE = Kebijakan Umum Bidang Energi

Alur Pikir 2 :

Mengembangkan Seluruh Kualitas Batubara Indonesia


Ekspor
Kualitas
Ekspor
(15%)

Sumberdaya
Batubara

Tambang
Batubara

Kualitas
Sedang
(20%)

Kualitas
Rendah
(65%)

KBN

-Eksplorasi/
-Produksi
-Pemanfaatan
berkelanjutan
-Nilai Tambah
-Terjangakau
-Bersih
-Konservasi
Energi/
Bahan
Baku DN

MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEBIJAKAN BATUBARA INDONESIA


No
1.

Arah Kebijakan
Pengelolaan Batubara
1. Mempercepat dan mengefektifkan kegiatan eksplorasi
dan peningkatan kualitas cadangan
2. Mengawasi kegiatan penambangan batubara serta
memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke
generasi

2.

Pengusahaan Batubara
Mensinkronisasikan secara jelas wewenang pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pengelolaan batubara secara selektif

Indikator Kinerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

3.

Pemanfaatan Batubara
1. Meningkatkan pemanfaatan potensi batubara dengan
melakukan penerapan teknologi yang tepat guna dan
ramah lingkungan serta efisien
2. Mengembangkan energi yang berbasis pada batubara
sesuai kemajuan teknologi dengan membangun
keunggulan komparatif

4.

Pengembangan Batubara
Mendayagunakan batubara untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian
fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pengembangan
wilayah, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan
ekonomi dan energi.

Terinventarisasi dan terevaluasinya potensi sumberdaya


batubara
Meningkatnya akses informasi data batubara yang lengkap
Berkurangnya luas lahan kritis pada wilayah hutan, dan bekas
kegiatan pertambangan batubara
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Terakomodasinya cadangan batubara untuk generasi mendatang
Menurunnya pertambangan tanpa izin
Meningkatnya investasi, produksi dan eksplorasi
Meningkatnya kemampuan institusi dan aparatur pengelola SDA
dan LH di daerah
Meningkatnya kewenangan dan tanggung jawab daerah dalam
pengelolaan SDA dan LH
Tertatanya perangkat di bidang pertambangan batubara
Menurunnya jumlah dan kualitas pelanggaran hukum di bidang
pengelolaan pertambangan batubara
Tersedianya master plan produksi, kebutuhan dalam negeri dan
ekspor batubara (2004 2020)

1.
2.
3.
4.

Terkuasainya IPTEK batubara


Berkembangnya penggunaan batubara lignit (UBCUpgrading BC)
Meningkatnya diversifikasi penggunaan batubara
Teralokasinya penggunaan batubara sesuai dengan
spesifikasinya

1.
2.

Meningkatnya konsumsi batubara untuk domestik


Tersedianya teknologi pemanfaatan batubara dan teknologi
batubara bersih (CCT-Clean Coal Technology)
Terciptanya pengembangan wilayah di sekitar tambang sehingga
apabila cadangan batubaranya habis, pembangunan masyarakat
dapat berkelanjutan

3.

KEBIJAKAN BATUBARA
NASIONAL
UUD 1945-Landasan Idiel

PENGELOLAAN

Otonomi Daerah
KEN/KUBE

PENGUSAHAAN

PEMANFAATAN

Iklim Investasi

Diversifikasi

Intensifikasi Eksplorasi
dan produksi

Harga

Konservasi
Lingkungan
DHPB 13,5% (PKP2B)

} Landasan Operasional

PENGEMBANGAN

Litbang (CCT dll)

Diklat/Indonesianisasi

Lignit (Up Brown Coal)

Data/Informasi

Briket

Coal Technology Center

Coal Bed Methane


Stock Nasional

digunakn untuk : -pengembangan BB ; - pengawasan LH/K3 ; - inventarisasi BB dan


pembayaran iuran eksplrs/eksploitasi (Kas Negara)

SINKRONISASI KEWENANGAN
(Pusat dan Daerah)

Pemerintah

PEMDA

KBN*)

(pusat)

1.

KEBIJAKAN MAKRO/NASIONAL

2.

PENGELOLAAN/PEMANFAATAN/PENGEMBANGAN

(otonom)
1.

KEBIJAKAN MIKRO (DAERAH)

2.

PENGUSAHAAN (HULU)

(HILIR)
3.

NCB (National Coal Board-Penentu


Harga dan kualitas batubara)

4.

COAL CENTRE

5.

UU BATUBARA/ENERGI

KONSUMEN

PRODUSEN

(renc.penggunaan)

(perenc.produksi)

ENERGI NASIONAL
.Berkelanjutan
.Bersih
.Harga Terjamin

EKSPOR
.Berkelanjutan
.Devisa

INTISARI KBN 2004 - 2020


Tujuan (Optimalisasi manfaat, menetapkan sasaranstrategiprogram,
Acuan pengembangan dan pemanfaatan)

Sasaran (terjaminnya pasokan dan penyediaan)


Strategi Pencapaiannya (mengatasi hambatan, mengembangkan
dampak positip)

Kebijakan (Pengelolaan, Pengusahaan, Pemanfaatan, Pengembangan)


Instrumen Kebijakan (Regulasi baru, kelembagaan)
Program Pelaksanaan (Jangka pendek, jangka menengah, jangka
panjang)
6

KESIMPULAN

KBN 2004 2020 merupakan pedoman bagi terciptanya koordinasi dan keserasian dalam
pengelolaan, pengusahaan, pemanfaatan dan pengembangan batubara

Masih diperlukan persyaratan dan perangkat untuk melaksanakannya guna mewujudkan sasaran
yang ingin dicapai, antara lain :

1.

Peraturan perundang-undangan yang memberikan jaminan kepastian hukum


serta jaminan keamanan berinvestasi;

2.

Sosialisasi yang intensif untuk menyamakan pemahaman seluruh stakeholder


tentang pengelolaan dan pemanfaatan batubara yang baik, benar dan
berkeadilan, serta untuk menyepakati sasaran yang ingin dicapai;

3.

Pembagian tugas dan sinergi diantara sektor penghasil, pengguna dan


penunjang industri pertambangan batubara; serta kemitraan dan peran aktip
seluruh stakeholder

4.

Kriteria, standar dan indikator yang jelas untuk acuan pelaksanaan dan menilai
hasil yang telah dicapai;

5.

Pendidikan dan pelatihan yang intensif untuk peningkatan kompetensi personil


yang akan melaksanakan;

6.

Pendanaan yang akuntabel sesuai program dan kegiatan yang akan


dilaksanakan (sesuai sasaran yang ingin dicapai)

PENERIMAAN SEKTOR ESDM 2005


(Diolah dari Laporan Depkeu untuk Sektor ESDM)

POS/MAP
A

Uraian Jenis Penerimaan

a
b

PENERIMAAN PERPAJAKAN
Pph Minyak dan Gas Bumi *)
Pph Minyak Bumi
Pph Gas Bumi

Pajak Non Migas


Pajak Pertambangan Umum

a
b

PENERIMAAN NEGARA BUKAN


PAJAK
SDM Minyak Bumi dan Gas
Alam
Pendapatan Minyak Bumi
Pendapatan Gas Alam

a
b
c

SDA Pertambangan Umum


Pendapatan Iuran Tetap
Pendapatan Royalty
Penjualan Hasil Tambang

B
1

JUMLAH

(Miliar Rupiah)

TAHUN ANGGARAN 2005


APBN1)
19,209.26
13,568.60
3,612.50
9,956.10

APBN P12)
35,540.56
29,899.90
10,700.60
19,199.30

APBN P23)
42,876.19
37,235.90
13,625.71
23,609.82

REALISASI4)
47,872.48
34,976.00
10,972.30
24,003.70

5,640.66
5,640.66

5,640.66
5,640.66

5,640.66
5,640.66

12,896.48
12,896.48

50,325.68

119,605.48

142,610.32

123,148.65

47,121.10

116,400.90

138,560.18

118,359.94

31,855.70
15,265.40

85,589.90
30,811.00

102,196.27
36,363.91

97,420.70 *)
30,939.24

3,204.58
44.50
1,974.20
1,185.88

3,204.58
44.50
1,974.20
1,185.88

4,050.14
48,06
2,703.00
1,299.08

4,788.71
57.10
3,138.94
1,592.68

69,534.94

155,146.04

185,486.51

171,021.13

(32% dari penerimaan Negara)

Catatan :
*) Realisasi Pendapatan Minyak Bumi yang sudah disetor adalah Rp.
Rp. 71,760.74 miliar dan sisanya piutang di Pertamina
1) Oktober 2004
2) Juli 2005
3) Oktober 2003
4) Desember 2005
Nilai Tukar Rp.
Nilai Tukar Rp.
Nilai Tukar Rp.
Nilai Tukar Rp.
Rp. 8.600/US$1
Rp. 9.300/US$1
Rp. 9.800/US$1
Rp. 9.656/US$1
Produksi:
Produksi : 1.125 MBCD
Produksi : 1.075 MBCD
Produksi : 1.060 MBCD
Produksi: 1.125 MBCD
Harga Minayak : US$24/barel
harga Minyak : US$45/barel
Harga Minyak : US$54/barel
harga Minyak : US$51.84/barel

sifat batubara (FISIK dan KIMIA)

SECARA FISIK

Berat Djenis/Relative Density (BD)


Kekerasan (Strenght)
Rasio Pemantulan (Reflectance)
Kekokasan (Caking)
Fluiditas
Kalori

SECARA KIMIA
Analisa Industri (Proximate Analisis : kadar air, abu, zat
terbang/VM, FC)
Analisa Unsur (Ultimate Analisis : C, H, O, S dan Nitrogen)

SUBSTANSI POKOK DALAM


UU No 25 Thn 1999 (jo No 33 Thn 2004)
TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PAD
(Perda+Peraturan
perUU-an)

KEHUTANAN

BAGIAN DAERAH
(lain2 PAD yang sah)

Iuran Tetap
DANA

$US
Rp
Sumber

Penerimaan

Prop
Kab

PENERIMAAN
S.D.A (PP)

PERIMBANGAN
(ditentukan APBN)

DAU

Daerah 80 %
PERTAMBANGAN
UMUM

Royalty

(PP 25 %)

Azas

Pusat 20 %

Desentralisasi
(Tugas Daerah)

Daerah

DAK
(PP,reboisasi)

Azas
Dekonsentrasi

PINJAMAN

(Tugas Pusat)

DAERAH

Daerah 15 %
MINYAK BUMI

Pusat 85 %

Tidak merupakan
penerimaan APBD
Mis :PUSKESMS

Daerah 30 %
Gas Alam

Pusat 70 %

Penerimaan
Lain yang SAH

16 %
64 %

perikanan

Prop
16 %
Kab pghsl 32 %
Kab lain 32 %

BAGAN ALIR PROSES KK/PKP2B YANG DIAJUKAN MELALUI

DIREKTUR JENDERAL
PRESIDEN

8B

10

8A

7B

BKPM

DPR RI

MENTERI
7A

11

6
3

2A

PEMOHON

DIRJEN
5

1A
1

BANK

1B

DPMB

TIM PERUNDING
- PEMERINTAH
- PROVINSI
- KAB./ KOTA

Catatan

DPMB : Direktur Pengusahaan Mineral dan Batubara

BAGAN ALIR PROSES KK/PKP2B YANG DIAJUKAN MELALUI

GUBERNUR

PRESIDEN

10B

12

DPR RI

11

9B

10A

BKPM

MENTERI
9A
8

DIRJEN
13
3

2
PEMOHON

GUBERNUR
1A

BANK

3A

BUPATI/
WALIKOTA
5

TIM PERUNDING :
- PEMERINTAH
- PROVINSI
- KAB./KOTA

BAGAN ALIR PROSES KK/PKP2B YANG DIAJUKAN MELALUI

BUPATI/WALIKOTA

PRESIDEN
10B
12

11

10A

9B

BKPM

DPR RI

MENTERI
9A
8

DIRJEN
13

GUBERNUR
3A

7A
3

7
4

2
BUPATI/
WALIKOTA

PEMOHON
1

1A

BANK
5

TIM PERUNDING :
- PEMERINTAH
- PROVINSI
- KAB./KOTA

Anda mungkin juga menyukai