Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Rasional
Sistem hormon berfungsi secara harmonis dengan sistem otonom dalam
mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa organ tubuh. Sistem endokrin mengatur
aktivitas tubuh dengan hormon yang disekresikannya dan langsung dikirim ke dalam
aliran darah. Hormon dapat mempengaruhi bentuk tubuh, proses mental, dan
perubahan emosi. Pengontrolan seperti ini dinamakan pengaturan secara kimia.
Materi ini merupakan salah satu materi pelatihan bagi guru yang berfungsi untuk
lebih memantapkan pemahaman guru-guru biologi Sekolah Menengah Atas (SMA)
mengenai sistem endokrin dengan hormon yang dihasilkannya, sehingga guru lebih
mudah membelajarkan siswa-siswa di SMA.

1.2 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari materi ini, diharapkan Anda dapat memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam mendeskripsikan macam-macam
kelenjar hormon, hormon yang dihasilkan, fungsi, dan penyakit yang timbul jika
kekurangan atau kelebihan hormon.

1.3 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam modul ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Sistem endokrin yang mencakup kelenjar hipotalamus, hipofisis,tiroid, para tiroid,
pangreas, mukosa usus halus, timus, Adrenal medula, dan adrenal korteks, serta
gonad.
1.3.2 Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan fungsi hormon
tersebut, serta akibat kelebihan dan kekurangan hormon.

BAB II
MATERI DAN PENERAPANNYA
2.1 Kasus
Di daerah pegunungan sering kita melihat orang-orang yang berpenyakit
gondok (lehernya membesar) dan juga sering ditemui orang-orang yang kerdil.
Orang yang kerdil ini, walaupun usianya sudah dewasa, tetapi tubuhnya pendek
seperti anak-anak dan ada juga yang mentalnya terbelakang. Akan tetapi di suatu
tempat ada seorang anak yang pertumbuhannya pesat sekali dan kelihatan seperti
raksasa. Di masyarakat juga ada beberapa orang yang menderita kencing manis
dan harus disuntik insulin. Jika tidak disuntik orang tersebut akan lemas.
Selain itu, ada beberapa orang yang perawakannya laki-laki, tetapi sifatnya
seperti wanita dan sebaliknya, perawakannya wanita tetapi sifatnya seperti laki-laki.
Apa yang menyebabkan semua hal ini? Apakah ada hubungannya dengan sistem
hormon dan dapatkah semua kelainan-kelainan ini dicegah ? Jika dapat dicegah,
bagaimana cara mencegahnya? Sebelum membahas masalah ini, akan dijelaskan
lebih dahulu tentang kelenjar endokrin dengan hormon yang dihasilkannya.

2.2 Analisis dan Teori


Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri atas beberapa kelenjar. Apakah yang dimaksud dengan
kelenjar? Kelenjar adalah sekumpulan sel-sel yang khusus membuat bahan kimia
tertentu dan dibawa ke aliran darah. Hasil-hasil yang dibuat kelenjar dinamakan
sekresi. Beberapa kelenjar mempunyai saluran khusus untuk mengumpulkan sekresi
dan sekresi ini dibawa ke tempat bahan ini digunakan. Kelenjar lain yang tidak
mempunyai saluran dinamakan juga kelenjar buntu. Kelenjar yang tidak mempunyai
saluran ini mensekresikan bahan dari darah dan mensintesisnya ke substansi yang
baru yang dinamakan hormon. Hormon-hormon ini mengalir ke dalam aliran darah
dan di bawa ke seluruh bagian tubuh, sehingga bahan ini berada di tempat yang
diperlukan. Hormon berfungsi sebagai katalisator yang hanya dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit untuk kesehatan tubuh kita.
Kelenjar endokrin yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
1. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis
2. Kelenjar Tiroid
3. Kelenjar Paratiroid
4. Kelenjar Pankreas
2

5. Kelenjar Mukosa dari Usus Halus


6. Kelenjar Timus
7. Kelenjar Adrenal dan Adrenal Korteks
8. Kelenjar Gonad.

Gambar 1 : Letak Kelenjar Endokrin dalam tubuh.

a. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis (Pituitari)


Hipotalamus mempunyai peranan penting dalam interaksi antara kelenjar
endokrin dan sistem saraf pada vertebrata. Kelenjar ini terletak di bawah serebrum
(otak besar) yang menerima informasi dari saraf melalui tubuh dan bagian lain dari
otak. Sel-sel yang menghasilkan hormon dalam hipotalamus ada dua kelompok sel-sel
neurosekretori yang sekresinya disimpan dalam pituitari dan mengatur aktivitas
kelenjar pituitari. Pituiatari merupakan suatu organ kecil yang multi fungsi, juga
berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar hipotalamus sering disebut master gland,
karena mengontrol pusat sistem endokrin. Isyarat endokrin ini secara langsung
mengontrol kelenjar pituitari, yang pada gilirannya mensekresikan hormon yang
mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh.
3

Kelenjar Pituitari menempel pada hipotalamus di bawah otak dengan tangkai


silinder di atas atap mulut. Kelenjar ini ukurannya relatif sangat kecil yaitu kira-kira
sebesar biji kacang polong (0,5 gram). Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian yang berbeda
yaitu bagian depan (anterior lobe) dan bagian belakang (posterior lobe). Pituitari
posterior terdiri atas jaringan saraf dan merupakan pemanjangan hipotalamus. Lobus
ini menyimpan hormon yang disekresikan oleh hipotalamus. Bagian anterior tidak
terdiri atas jaringan saraf, tetapi berupa jaringan kelenjar. Tidak seperti bagian
posterior, bagian anterior ini mensintesis sendiri hormon, beberapa hormon yang
dihasilkannya mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lainnya. Hipotalamus mengontrol
pituitari bagian depan dengan mensekresikan dua jenis hormon ke dalam aliran darah.
Pelepasan hormon ini mengakibatkan pituitari bagian depan mensekresikan hormon
dan menghentikan sekresi hormon yang mengakibatkan pituitari depan menyetop
pensekresian hormon.
Gambar 2. memperlihatkan bagaimana hipotalamus bekerja melalui pituitari
bagian depan secara langsung mengatur aktivitas organ endokrin lainnya. Hipotalamus
mensekresikan hormon yang dikenal sebagai hormon TRH (TSH-releasing hormon).
Yang pada gilirannya, TRH mengakibatkan pituitari bagian depan menghasilkan TSH
(thyroid-stimulating hormon). Di bawah pengaruh TSH, tiroid mensekresikan hormon
tiroksin ke dalam darah. Tiroksin meningkatkan kadar meta-bolik dari kebanyakan selsel tubuh.

Hipotalamus

TRH

Pituitari anterior

Pengham
batan

TSH

Tiroid

Tiroksin

Gambar 3. Pengontrolan sekresi tiroksin

Tiap-tiap lobus pituitari menghasilkan hormon yang berbeda dengan fungsi yang
khusus. Pituitari bagian anterior menghasilkan paling kurang enam jenis hormon.
Empat jenis merupakan hormon tropik yang mempengaruhi sekresi hormon yang
lainnya, sedangkan dua hormon tropik lainnya mempengaruhi gonad yaitu folikel
stimulating hormon (FSH) dan luteizing hormon (LH).
1). Hormon pertumbuhan (GH) yang disebut juga somato tropin hormon. Hormon
pertumbuhan terutama merangsang sintesis protein dan penggunaan lemak tubuh
untuk metabolisme energi dalam beberapa sel target secara luas. Pada mamalia
yang masih muda, GH menggiatkan perkembangan dan pembesaran semua
bagian tubuh, termasuk menggiatkan pertumbuhan tulang dan otot-otot badan. Jika
hormon ini banyak dihasilkan pada waktu masih anak-anak menyebabkan
gigantisme, yang pertumbuhan individu sangat besar (raksasa). Jika terlalu sedikit
hormon ini dihasilkan pada waktu masih anak-anak, akan menyebabkan anak
tersebut kerdil (dwarfisme).
Terlalu banyak hormon ini pada waktu dewasa akan menyebabkan agromegali
yaitu tulang rahang, tangan, dan kaki membesar tidak normal. Organ jaringan lunak
menjadi tebal dan keras.
2) Hormon perangsang tiroid (TSH) atau tirotropin. Hormon ini merangsang,
mengatur pertumbuhan, dan aktivitas pengeluaran kelenjar tiroid.
5

3) Folikel stimulating hormon (FSH) merangsang perkembangan folikel de Graaf di


dalam ovarium (FSH) dan luteizing hormon (LH) merangsang pertumbuhan selsel sperma dalam testis.
4) Prolacting hormon (PRL), pada mamalia mengatur pertumbuhan kelenjar mame
pada wanita dan merangsang kelenjar mame untuk mengeluarkan air susu, juga
merangsang pengeluaran hormon progesteron di waktu hamil.
5) Adrenokortikotropin hormon membuat adrenal korteks menghasilkan kortison.
Hormon ini juga dapat memulihkan penglihatan pada penyakit retina dan saraf
mata.
6) Diabetogen mengatur pekerjaan pankreas dalam menentukan kadar glukosa
darah.
7) Endorfin, jenis lain dari hormon pituiatari bagian depan, kadang-kadang
dinamakan juga penghilangkan rasa sakit alamiah atau madat alami. Bahan kimia
ini dapat mengurangi rasa sakit dan mempengaruhi sistem saraf yang sama
fungsinya dengan obat morfin. Hormon ini dihasilkan oleh otak dan oleh pituitari
bagian depan. Endorfin ini dilepaskan ke aliran darah jika seseorang mengalami
stres dan tubuh mengalami rasa sakit yang telah mencapai level kritis, juga
dilepaskan selama meditasi yang lama dan sewaktu pengobatan akupunktur.
Pituitari bagian posterior menghasilkan dua jenis hormon yaitu oksitoksin dan
hormon antidiuretik (ADH) yang juga dikenal sebagai vasopresin.
1). Hormon oksitoksin
Hormon ini dialirkan ke dalam darah dari pituitari posterior. Oksitoksin
merangsang kontraksi otot-otot polos dalam uterus sewaktu

seorang ibu

melahirkan dan kontraksi otot kelenjar susu untuk menghasilkan susu setelah
melahirkan.
2) Hormon antidiuretik yang disebut juga vasopresin merangsang pembuluh darah
mengecil dan jika tubuh memerlukan air, hormon ini merangsang ginjal untuk
menyerap kembali air di tubulus ginjal, dengan demikian volume urin menurun,.
Jika dalam tubuh seseorang terlalu banyak air, hipotalamus merespon umpan
balik negatif, dengan memperlambat pelepasan ADH dari pituitari bagian
belakang. Jika hormon ini ku-rang dihasilkan akan menyebabkan diabetes
insifidus (sering kencing). Semua hormon pituitari ini adalah senyawa peptida.

b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus (belahan) dan terletak di pangkal tenggorok yang
dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut istmus. Itsmus ini terletak di bawah
kotak suara. Kelenjar ini dibangun oleh sel-sel folikel yang berisi koloid homogen
(cairan yang lekat). Tiroid menghasilkan dua jenis hormon derivat asam amino tirosin
yang mengandung unsur iodium. Salah satu dari hormon ini adalah hormon tiroksin
(T4) yang mengandung 4 atom Iodium (I). Yang lainnya adalah tetraiodotironin yang
dinamakan

T3

mensekresikan

karena

mengandung

terutama

hormon

3
T 4,

atom
tetapi

Iodium.
sel-sel

Pada

mamalia,

target

tiroid

kebanyakan

mengkonversikannya menjadi T 3. T3 lebih besar daya ikatnya dengan reseptor, yang


berada dalam inti sel.
Hormon tiroksin dan triiodotironin menjalankan 3 fungsi yaitu sebagai berikut.
1. Mengontrol metabolisme tubuh yaitu dalam proses oksidasi (pemakaian energi)
2. Mengatur keseimbangan mental dan perkembangan fisik anak kecil.
3. Dibutuhkan untuk mencapai kematangan seksual pada mamalia.

Penyakit-penyakit Hormon Tiroid.


Kelebihan hormon tiroid disebut juga hipertiroid, jika kekurangan hormon ini
disebut hipotiroid.
1) Hipertiroid menyebabkan kecepatan metabolisme individu bertambah dan suhu
tubuh lebih tinggi dari normal. Hal ini menyebabkan bertambahnya oksidasi atau
pembakaran bahan makanan dalam tubuh. Orang ini akan mempunyai nafsu
makan yang besar, jika makan sebagian besar zat tepung, maka akan berkurang
berat badannya, karena metabolismenya sangat giat, kecepatan denyut nadi naik,
dan suka marah terus menerus.
2) Eksoptalmia yaitu kelenjar tiroid sangat aktif dan pengeluaran tiroksin berlebihan.
Orang ini akan kurus, gelisah, lekas gugup, dan ragu-ragu, mata akan terbelalak
dan denyut jantung cepat. Penyakit ini disebut juga Basedow.
3) Penyakit ini dapat dikontrol dengan iodium radioaktif. Jika iodium radioaktif
disuntikkan akan diserap oleh tiroid, akan memberikan sinar tertentu yang
merusak jaringan sel. Jika jaringan sel kelenjar rusak akan berkurang dihasilkan
tiroksin.

Hipotiroid
1) Kretinisme disebabkan oleh seseorang kekurangan tiroksin semenjak dari bayi.
Perkembangan fisik dan mental anak tersebut terhambat, walaupun orang
tersebut telah berumur 25 tahun, tetapi kecerdasannya masih seperti anak umur
4 atau 5 tahun. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan ekstrak hormon
tiroksin hewan pada anak-anak tersebut
2) Miksedema biasanya terjadi pada orang dewasa, hal ini dicirikan dengan
proses mental lambat, metabolisme rendah, gemuk luar biasa, dan muka
bengkak. Penyakit ini dapat diobati dengan suntikan hormon tiroksin.
3) Penyakit

gondok

(endemik)

yaitu

membesarnya

kelenjar

tiroid

yang

disebabkan sedikitnya hormon tiroksin dihasilkan. Hormon ini sedikit dihasilkan


karena kekurangan iodium dalam makanan yang dimakan dan air minum.
Dengan kurangnya iodium, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T 3 dan T4
dalam Jumlah yang cukup, akibatnya pituitari mensekresikan Tiroid Stimula-ting
Hormon (TSH) yang mengakibatkan membesarnya kelen-jar tiroid. Kelenjar
tiroid tersebut dapat membesar sampai 15 kali ukuran normalnya. Penyakit ini
banyak

terdapat

di

daerah

pegunungan

dan

dapat

dicegah

dengan

menggunakan garam beriodium untuk makanan. Untuk yang kelenjarnya sudah


membesar harus dioperasi.

Kelenjar Paratiroid
Ada empat kelenjar paratiroid, berada di sebelah dorsal dan melekat pada tiroid,
ada dua kelenjar pada setiap belahan. Ukuran kelenjar paratiroid ini sebesar biji
anggur, menghasilkan dua hormon peptida, kalsitonin dari kelenjar tiroid dan hormon
paratiroid (PTH) yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid. PTH disebut juga
parathormon. Kalsitonin dan PTH merupakan hormon antagonis yang mempunyai
pengaruh yang berlawanan. Kalsitonin menurunkan kadar kalsium dalam darah,
sedangkan PTH menaikkan kadar kalsium. Pada gambar berikut menunjukkan
bahwa dua hormon antagonis memelihara kadar kalsium mendekati homeostatis
yaitu kira-kira 10 mg Ca2+ per 100 mL darah. Jika kadar kalsium (Ca2+) dalam darah
meningkat di atas 10 mg/ 100 mL darah merangsang kelenjar tiroid untuk
mensekresikan kalsitonin. Kalsitonin mempunyai dua pengaruh yaitu menyebabkan
banyak ion Ca2+ yang disimpan dalam tulang dan hal itu mengakibatkan ginjal
menyerap kembali sedikit Ca2+ yang membentuk urin.

Jika ion Ca2+ dalam darah di bawah 10 mg/ 100 mL darah, paratiroid
melepaskan PTH ke dalam darah. PTH merangsang pelepasan ion Ca2+ dari tulang
dan meningkatkan penarikan ion Ca2+ oleh ginjal, serta menghambat reabsorbsi ion
fosfat dalam tubulus ginjal. Dengan demikian hormon ini membantu membebaskan
tubuh dari kelebihan fosfat. Ginjal juga mempunyai peranan secara tidak langsung
dalam homeostatis kalsium, yang melibatkan vitamin D. Kita memperoleh vitamin ini
dalam bentuk tidak aktif (provitaminD) dari makanan. Dalam kulit kita, provitamin D ini
jika kena sinar matahari terjadi reaksi kimia menjadi vitamin D. Bentuk aktif vitamin D,
disekresikan oleh ginjal, yang berperan sebagai hormon. Vitamin ini bersama-sama
dengan PTH dalam tulang juga merangsang hormon intestin untuk meningkatkan
penyerapan ion Ca2+ dari makanan. Hal ini akan menghasilkan kadar ion Ca2+ lebih
tinggi dalam darah.
Kegagalan pada sistem untuk menjaga homeostatis akan berpengaruh pada
tubuh, misalnya kekurangan PTH menyebabkan kadar kalsium darah turun secara
drastis. Hal ini akan berakibat otot menjadi kejang. Keadaan ini dikenal juga sebagai
tetanus. Seseorang yang kejang tetanus dapat diberikan Ca atau parat-hormon
melalui suntikan. Jika banyak dihasilkan hormon ini, distribusi hormon ini dalam tubuh
terganggu, kalsium dikeluarkan dari tulang sehingga dimasukkan ke darah, sehingga
tulang dan gigi menjadi rapuh (kropos).

Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini berada dalam pankreas merupakan sekumpulan sel-sel atau
jaringan-jaringan pulau yang dinamakan pulau-pulau Langershans. Sel-sel endokrin
hanya 1-2% dari berat pankreas. Jaringan ini mengandung 3 jenis sel, yaitu sel alfa,
sel beta (), dan sel gam-ma (). Sel alfa menghasilkan hormon berupa peptida yang
dinamakan glukagon yang berfungsi merubah glikogen menjadi glukosa, jika glukosa
dibutuhkan dalam darah.
Sel beta menghasilkan hormon insulin yang berfungsi merubah glukosa menjadi
glikogen dan disimpan dalam jaringan hati dan otot-otot. Insulin ini merupakan
hormon protein. Insulin ini kerjanya antagonis dengan glukagon. Insulin dan glukagon
mengontrol keseimbangan homeostasis antara glukosa dalam darah dan jumlah
glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen dalam sel-sel tubuh.

Konsentrasi

glukosa dalam darah menentukan banyaknya insulin dan glukagon yang dihasilkan
oleh sel-sel alfa dan beta. Apa yang terjadi jika konsentrasi glukosa dalam darah kita
meningkat di atas 90 mg/100 mL, sesudah makan makanan yang kaya karbohidrat?
9

Peningkatan kadar glukosa merangsang sel-sel beta dalam pankreas untuk


mensekresikan banyak insulin. Insulin meng-akibatkan sel-sel tubuh menarik lebih
banyak glukosa dari darah, se-hingga kadar glukosa darah menurun. Jaringan hati
dan sel-sel otot anggota menarik glukosa dan menggunakannya untuk membentuk
glikogen, dan menyimpannya dalam jaringan hati dan otot. Insulin juga merangsang
sel-sel untuk memetabolisme glukosa untuk di-gunakan sebagai energi dan untuk
menyimpan energi dalam bentuk lemak, atau untuk mensintesis protein.
Jika kadar glukosa dalam darah rendah yaitu kadarnya di bawah 90 mg/100
mL, sel-sel beta () kehilangan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Apa yang
terjadi jika kadar glukosa darah jauh kita di bawah 90 mg/ 100 mL? Sel-sel alfa ()
pankreas terangsang untuk mensekresikan banyak hormon glukagon. Gluka-gon
menyebabkan sel-sel hati merombak glikogen menjadi glukosa dan melepaskan
glukosa ke dalam aliran darah. Dan juga menyebabkan sel-sel hati mengubah asamasam amino dan gliserol derifat lemak menjadi glukosa. Kemudian jika glukosa darah
telah kembali normal, sel-sel alfa memperlambat sekresi glukagon.
Jika insulin kurang dihasilkan, glukosa darah menjadi tinggi karena tidak bisa
diubah insulin menjadi glikogen. Kelebihan glukosa ini dibuang melalui ginjal yang
menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus (kencing manis). Hal ini dapat
dideteksi dalam urin dengan menggunakan Fehling A dan Fehling B. Penyakit
kencing manis ini dapat diobati dengan injeksi hormon insulin dan mengurangi
makanan yang mengandung karbohidrat. Tahun 1922 Dr. Frederich Banting dari
Toronto telah berhasil mengekstrak insulin dari pankreas hewan dan diinjeksikan
pada manusia. Sekarang hormon insulin dapat dihasilkan oleh bakteri yang telah
direkayasa secara genetik (dimasukkan gen penghasil insulin di plasmidnya). Apa
sebabnya pemberian hormon insulin ini harus disuntikkan dan tidak bermanfaat jika
diberikan melalui mulut (oral)?
Ada dua jenis diabetes melitus dengan penyebab yang sangat berbeda.
Diabetes melitus tipe I

(diabetes ketergantungan insulin) merupakan kerusakan

sistem imunotomatis, yang menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas. Kerusakan ini


terjadi secara tiba-tiba sewaktu masih anak-anak dan kerusakan ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk menghasilkan insulin. Pengo-batan untuk
kelainan ini berupa penyuntikan hormon insulin, biasanya dilakukan beberapa kali
sehari tergantung keparahan penyakit. Diabetes melitus tipe II (diabetes yang tidak
tergantung insulin), adalah penyakit yang dicirikan dengan kurangnya produksi
insulin atau yang lebih umum, berkurangnya sel-sel yang bertang-gung jawab dalam
10

memproduksi insulin. Diabetes tipe II biasanya terjadi setelah seseorang berumur di


atas 40 tahun, kecendrungan penderita penyakit ini menjadi lebih meningkat dengan
meningkatnya usia. Lebih dari 90 % dari penderita diabetes adalah tipe II. Beberapa
penderita dapat mengontrol glukosa darah mereka sendiri dengan latihan dan
mengontrol makanan yang mereka dimakan, walaupun obat-obat yang tersedia
dapat menolong penderita. Keturunan dan kegemukan merupakan faktor utama
terjadinya penyakit diabetes tipe II ini.
Diabetes, bukan satu-satunya penyakit yang berhubungan dengan insulin, tetapi
beberapa orang yang sel-sel betanya hiperaktif sehingga menghasilkan insulin terlalu
banyak ke dalam darah, jika makan makanan yang mengandung gula. Sebagai
akibatnya kadar glukosa darahnya turun menjadi di bawah normal. Keadaan ini
dinamakan hipoglikemia, biasanya terjadi 2- 4 jam setelah makan dan diikuti dengan
rasa lapar, badan terasa lemah, berkeringat, dan anggota tubuh gemetar. Pada
beberapa kasus, jika otak menerima glukosa dalam jumlah yang tidak cukup,
seseorang akan menjadi kejang (seperti orang sawan), menjadi tidak sadar, dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Hipoglikemia tidak umum terjadi, tetapi
penyakit ini dapat dikontrol dengan mengurangi mengkonsumsi gula dan makan
sesering mungkin dengan jumlah yang sedikit.
Kelenjar Intestin
Sekumpulan sel-sel tunika mukosa duodenum menghasilkan hormon sekretin.
Hormon sekretin ini dikeluarkan melalui dinding intestin ke dalam pembuluh darah,
terus dibawa ke pankreas. Hormon ini berfungsi dalam menstimulasi pankreas agar
mengha-silkan enzim pankreas. W.M Bayless dan E.H Starling dari London (1901),
memperlihatkan bahwa pelepasan hormon sekretin ke dalam sistem sirkulasi darah
menyebabkan enzim pencernaan mengalir dari pankreas. Beberapa tahun kemudian
hormon pencernaan kedua yaitu kolesistokinin ditemukan. Hormon ini juga
dilepaskan dari mukosa duodenum dan menyebabkan cairan empedu mengalir dari
kandung empedu ke saluran empedu.
Kelenjar pada Lambung
Organ endokrin pada lambung diketahui tahun 1905, Ada protein merangsang
mukosa bagian bawah lambung dengan adanya protein, untuk mensekresikan
hormon gastrin. Gastrin ini masuk ke pembuluh darah dan sampai ke lambung. Di
dalam lambung, hormon ini merangsang kelenjar lambung untuk melepaskan getah
lambung.
11

Kelenjar Timus
Kelenjar ini terletak di dalam rangga dada di bawah trakea, berwarna merah,
dan pada usia remaja beratnya kira-kira 30 gram. Organ ini menghasilkan beberapa
hormon yang penting untuk perkembangan dan memelihara pertahanan imunitas
tubuh. Timosin adalah nama yang diberikan untuk ekstrak dari timus yang merangsang perkembangan dan kematangan limposit, sel-sel darah putih yang
bertanggung jawab terhadap imunitas. Hormon ini hanya didapatkan pada anak-anak
sampai akil balig, dan setelah dewasa kelenjar ini menyusut.

Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)


Kelenjar ini terletak di sebelah atas di setiap ginjal. Ada dua kelenjar adrenal,
pada masing-masing puncak ginjal. Pada mamalia masing-masing kelenjar
mengandung dua bagian yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula).
Korteks ginjal bewarna ke-kuningan karena adanya simpanan lipid, khususnya
kolesterol dan bermacam-macam asam lemak.
Medula ginjal berhubungan dengan perkembangan dan fungsi sistem saraf. Selsel sekretori dari medula ini berasal dari sel-sel saraf kepala. Apa yang menyebabkan
jantung Anda berdenyut lebih cepat, jika mendengar bahaya atau berbicara di depan
umum? Reaksi ini merupakan bagian dari respon untuk melawan rangsangan
dihasilkan oleh dua hormon adrenal medula yaitu epinefrin (hormon adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Hormon-hormon ini merupakan anggota dari kelas
senyawa, katekolamin, yang disintesis dari asam amino tirosin.
Epinefrin, norepinefrin, dan katekolamin merupakan sekresi dalam menanggapi
stres positif atau negatif yaitu sesuatu yang mengancam kehidupan. Pelepasan
hormon ini ke dalam aliran darah menyebabkan dorongan bioenergetik terhadap
tubuh, meningkatkan kadar metabolisme basal dan mempengaruhi secara dramatis
pada beberapa target. Epinefrin dan norepinefrin juga meningkatkan perombakan
glikogen dalam hati dan otot menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut dilepaskan
ke dalam aliran darah oleh sel-sel hati. Hormon ini juga merangsang pelepasan
asam-asam lemak dari sel-sel lemak. Asam-asam lemak juga digunakan sel-sel
untuk energi. Di samping untuk meningkatkan ketersediaan sumber energi, epinefrin
dan norepinefrin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembuluh darah jantung
dan sistem respirasi. Hormon ini mening-katkan kadar dan jumlah denyut jantung dan
membesarkan

bronkus

paru-paru,

serta

mempengaruhi

peningkatan

jumlah

pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Untuk hal ini dokter memberikan epinefrin
12

sebagai perangsang jantung dan melebarkan saluran pernafasan bagi seseorang


yang berpenyakit asma. Katekolamin juga menyebabkan otot-otot polos pembuluh
darah berkontraksi dan otot-otot pembuluh lainnya relaksasi, dengan mempengaruhi
darah untuk berkurang ke kulit, alat pencernaan, dan ginjal, dengan cara ini aliran
darah meningkatkan ke jantung, ke otak, dan ke otot-otot anggota.
Apa yang menyebabkan pelepasan katekolamin pada waktu seseorang
mengalami stres? Medula ginjal di bawah kontrol sel-sel saraf simpatis dari sistem
saraf otonom. Jika sel saraf dibangkitkan oleh beberapa bentuk rangsang stres, sel
saraf ini melepaskan neurotransmiter asetilkolin ke dalam medula ginjal. Asetilkolin
ber-kombinasi dengan reseptor pada sel-sel medula ginjal, sehingga terjadi
pelepasan epinefrin. Norepinefrin dilepaskan tidak tergantung pada epinefrin.
Fungsinya hampir sama dengan epinefrin, tetapi peranan utamanya adalah menjaga
tekanan darah, epinefrin umumnya mempunyai pengaruh yang besar pada denyut
jantung dan kadar metabolisme. Norepinefrin juga berfungsi sebagai neurotransmiter
penting dalam sistem saraf.
Hormon ini juga berfungsi mempercepat denyut jantung. Jika denyut jantung
lambat diberi suntikan adrenin. Bentuk hormon ini yang disintesis dinamakan
adrenalin, jika seseorang marah adrenin disekresikan ke dalam pembuluh darah.
Selain mempercepat denyut jantung, hormon ini juga mengurangi aliran darah ke otot
dan

ke

otak,

sehingga

timbul

semangat,

juga

melapangkan

pernapasan,

mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa dalam hati (berlawanan


fungsinya dengan hormon insulin), mempercepat oksidasi dan menaikkan tekanan
darah. Adrenalin ini disebut juga hormon semangat.
Korteks ginjal, seperti medula ginjal, bereaksi terhadap stres. Rangsang stres
menyebabkan hipotalamus mensekresikan pelepasan hormon yang merangsang
pituitari anterior untuk melepaskan hormon tropik ACTH. Jika ACTH ini dibawa
melalui aliran darah dan mencapai target, ACTH merangsang sel-sel korteks ginjal
untuk mensintesis dan mensekresikan steroid yang dinamakan kortikosteroid. Dalam
aliran darah, hormon ini berikatan dengan protein yang dinamakan transkortin. Pada
kasus lain umpan balik negatif, tingginya kadar korti-kosteroid dalam darah menahan
sekresi hormon ACTH.
Kortikosteroid ini sangat penting. Beberapa kortikosteroid telah diisolasi dari
korteks ginjal. Kortek ginjal bagian luar menghasilkan hormon mineralokortikoid, yang
mempengaruhi komposisi cairan tubuh. Aldosteron adalah contoh mineralokortikoid
yang dihasilkan korteks. Dan korteks ginjal bagian dalam pada manusia
13

menghasilkan hormon glukokortikoid, contohnya adalah kortisol. Kortisol ini


dinamakan juga hidrokortison, yang berhubungan dengan hormon kortikosteron.
Pengaruh utama glukokortikoid adalah pada bioenergetik, khususnya pada
metabolisme glukosa. Peningkatan penggunaan ba-han bakar berpengaruh pada
hormon glukagon dari pankreas, hormon glukokortikoid meningkatkan sintesis
glukosa dari sumber nonkarbohidrat seperti protein, pembuatan banyak glukosa
tersedia untuk bahan bakar. Glukokortikoid beraksi pada otot-otot anggota, yaitu
memecah protein otot. Kemudian karbon otot ditransporkan ke hati dan ginjal, yang
kemudian diubah menjadi glukosa dan kemudian dilepaskan ke aliran darah. Sintesis
glukosa dari protein otot meru-pakan mekanisme homeostatis dalam penyediaan
bahan bakar, jika aktivitas tubuh terbanyak.
Jika hormon ini kurang dihasilkan, menyebabkan tubuh menjadi lemah dan
kurus, perubahan pigmen pada kulit, dan tekanan darah rendah, keadaan ini dikenal
sebagai panyakit Addison. Kurangnya hormon ini dihasilkan antara lain karena
rusaknya

korteks ginjal bagian tengah oleh bakteri, antara lain oleh bakteri

tuberkulosis. Orang ini tidak dapat secara efektif menggunakan lipid yang ada untuk
membangkitkan Adenin Trifosfat (ATP). Hormon Kortin juga mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan organ seks dan juga membantu mengontrol perkembangan seks
kedua.
Hormon mineralokortikoid mempunyai pengaruh utama pada keseimbangan
garam-garam dan air. Contohnya, hormon aldosteron, merangsang sel-sel dalam
ginjal untuk menyerap kembali ion-ion natrium dan air dari filtrat, meningkatkan
tekanan darah dan volumenya. Hormon aldosteron (ADH) dari pituitari dan atrial
natriuretic factor (ANF) dari jantung, bersama-sama memelihara keseimbangan ionion dan air dalam darah. Jika seseorang dalam keadaan stres, hipotalamus
cenderung mensekresikan hormon yang merangsang sekresi ACTH oleh pituitari
anterior. Peningkatan ACTH dalam darah akan meningkatkan kadar sekresi hormon
aldosteron oleh korteks ginjal.
Jika hormon aldosteron ini kurang dihasilkan mengakibatkan ginjal tidak
mengeluarkan enzim renin yang cukup jumlahnya. Hal ini berpengaruh terhadap
kehilangan yang berlebihan air dan garam-garam melalui ginjal, sehingga volume
darah kurang dan tekanan darah juga rendah. Perubahan-perubahan pada
konsentrasi elektrolit mempengaruhi potensial transmembran, bahkan merusak
jaringan saraf dan otot.

14

Kortison juga dihasilkan oleh adrenal korteks yang berfungsi mengatur daya
tahan tubuh terhadap benda asing atau kuman. Oleh sebab itu hormon ini penting
untuk menjaga kesehatan tulang rawan pada persambungan ujung tulang-tulang.
Jika hormon ini kurang dihasilkan menyebabkan penyakit arthritis. Kortison telah
dapat disintesis di laboratorium, dan digunakan untuk pengobatan nyeri da-lam
tulang.

Gonad (Kelenjar Reproduksi)


Fungsi kelenjar gonad berhubungan dengan peranan seksual yaitu ciri-ciri lakilaki dan wanita. Gonad mamalia menghasilkan 3 kelompok hormon steroid yaitu
androgen, estrogen, dan progestin. Wanita dan laki-laki mempunyai ketiga hormon
ini, tetapi dengan proporsi yang berbeda. Wanita mempunyai hormon estrogen yang
lebih banyak, sedangkan hormon androgen sedikit dibandingkan dengan laki-laki.
Ovarium adalah kelenjar reproduksi wanita yang menghasilkan hormon
estrogen (estradiol) dan progestin. Sel-sel reproduksi wanita yang matang dinamakan
oosit dihasilkan dalam struktur yang dinamakan folikel de graaf. Sel-sel folikel ini
membentuk lapisan di sekeliling oosit yang sedang berkembang menghasilkan
estrogen di bawah pengaruh FSH dan LH. Folikel berkembang dibawah penga-ruh
FSH. Estrogen adalah hormon steroid yang mendorong kematangan oosit,
merangsang pertumbuhan dinding uterus, dan menentukan ciri-ciri kelamin wanita
kedua seperti watak kewanitaan, bentuk tubuh, dan suara yang berbeda dengan lakilaki.
Korpus luteum menghasilkan campuran hormon estrogen dan hormon progestin
(progesteron). Progesteron mempunyai beberapa fungsi penting, antara lain yaitu
mempersiapkan

uterus

untuk

kehamilan,

mengatur

pertumbuhan

plasenta,

mendorong pergera-kan oosit ke uterus, dan membesarnya kelenjar mame (susu)


sewaktu hamil dan menghalangi pembentukan FSH pada mamalia.
Testis merupakan kelenjar reproduksi laki-laki dan menghasil-kan hormon
steroid androgen (contohnya, testosteron). Androgen dihasilkan oleh embrio untuk
mengembangkan

ciri-ciri

ke

laki-lakian.

Konsentrasi

androgen

yang

tinggi

merangsang produksi sperma dan memelihara kelenjar sekretori saluran reproduksi


laki-laki, merangsang pertumbuhan, dan menentukan ciri-ciri seks laki-laki kedua
seperti suara besar, ukuran tubuh lebih besar dan berjenggot, serta adanya kumis.
Testosteron

juga

mempengaruhi

operasi

metabolisme

dalam

tubuh,

merangsang sintesis protein dan pertumbuhan otot, dan juga menghasilkan tingkah
15

laku agresif. Selama perkembangan embrio, produksi testosteron mempengaruhi


perkembangan struktur sistem saraf pusat, termasuk inti hipotalamus yang kemudian
mempe-ngaruhi tingkah laku seksual. Dibawah pengaruh FSH, sel-sel testis
menghasilkan hormon inhibin yang menghambat sekresi FSH pada pituitari bagian
depan.
Tabel 1: Kelenjar Endokrin Vertebr ata Utama dan Hormon yang Dihasilkan
Kelenjar
Hipotalamus

Hormon yang
Kimianya
dihasilkan
Hormon yang ber- Peptida
hubungan dengan
pituitari
posterior
dan anterior (lihat
berikutnya

Pituitari
Oksitoksin
Posterior
(melepaskan
hormon yang
dibuat
Hormon antidiuretik
hipotalamus)
(ADH)

Pituitari
anterior

Kelenjar tiroid

Peptida

Fungsinya

Merangsang kontraksi uterus


dan sel-sel kelenjar susu.
Menggiatkan penarikan
kembali air oleh ginjal

Yang diatur

Sistem saraf

Keseimbang-an
air/garamgaram.

Hormon
pertum- Protein
buhan (GH)

Merangsang pertumbuh an
(khusus tulang) dan fungsi
metabolisme.

Hormon
hipotalamus

Prolaktin (PRL)

Protein

Merangsang produksi susu Hormon


dan sekresi
hipotalamus
Merangsang produksi sel
telur dan sperma

Hormon perangsang folikel (FSH)

Glikoprotein

Merangsang ovari dan testis

Hormon
hipotalamus

Hormon Luteizing
(LH)

Glikoprotein

Merangsang kelenjar tiroid.

Hormon
hipotalamus

Hormon perangsang tiroid (TSH)

Glikoprotein

Merangsang adrenalkorteks
untuk mensekresikan glukokortikoid.

Tiroksin dalam
darah;
Hormon hipotalamus.

Hormon
Adrenokortikotropik

Peptida

Glukokortikoid:
hormon
hipotalamus

Triiodotironin (T3) Amina


dan tiroksin (T4)

Merangsang dan memeli- TSH


hara proses metabolisme

Kalsitonin

Menurunkan kalsium darah

Peptida

Kalsium dalam
darah

16

Kelenjar
Kelenjar
paratiroid

Hormon yang
dihasilkan
Hormon paratiroid
(PTH)

Pankreas

Kimianya

Fungsinya

Peptida

Menaikkan
darah

Insulin

Protein

Menurunkan kadar glukosa Glukosa dalam


darah.
darah

Glukagon

Protein

Menaikkan
darah.

Epinefrin dan norepinefrin

Amina

Menaikkan kadar glukosa


darah; meningkatkan
aktivitas metabolisme,
mengerutkan pembuluh
darah tertentu.

Sistem saraf

Glukokortikoid

Steroid

Menaikkan kadar glukosa


darah.

ACTH

Mineralokortikoid

Steroid

Meningkatkan penyerapan
kembali Na+ dan ekskresi K+
dalam ginjal.

K+ dalam darah

Gonad
Testis

Androgen

Steroid

Mengiatkan pembentukan
sperma, meningkatkan
perkembangan dan
pemeliharaan ciri seks
kedua laki-laki.

FSH dan LH

Ovari

Estrogen

Steroid

Merangsang pertumbuhan
dinding uterus; menggiatkan
perkembangan dan pemeliharaan ciri seks kedua
wanita.

FSH dan LH

Progesteron

Steroid

Menggiatkan pertumbuhan
dinding uterus.

FSH dan LH

Kelenjar Pineal

Melatonin

Amina

Terlibat dalam ritme biologis

Siklus
gelap/terang

Timus

Timosin

Peptida

Merangsang perkembangan
T-sel

Belum diketahui
dengan pasti,
diduga ada
hubungannya
dengan
imumnitas

Kelenjar
adrenal
Medula
ginjal

Korteks
ginjal

kadar

Yang diatur

kadar

kalsium

Kalsium dalam
darah

glukosa Glukosa dalam


darah.

17

BAB III
RANGKUMAN

Hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin, berfungsi untuk mengontrol fungsi


tubuh, seperti metaboisme, keseimbangan air dan mineral, keseimbangan glukosa
dan penyimpanannya, kontraksi otot, pemindahan rangsangan, dan reproduksi.
Kelenjar endokrin yang utama adalah tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, gonad,
pituitari, dan hipotalamus.
Hormon bekerja pada jaringan, organ atau target khusus. Hormon tropik
mempengaruhi kelenjar endokrin lain, menyebabkan hormon yang dipengaruhi itu
menghasilkan hormon.
Sistem endokrin mengontrol dia sendiri melalui umpan balik negatif. Pada
proses umpan balik, darah dengan kadar hormon tertentu menyetop produksi hormon
tertentu atau memulai produksi hormon yang lainnya.
Hormon ada yang berupa steroid, amina dan ada yang berupa protein atau
glikoprotein. Hormon steroid mempengaruhi sel-sel dengan masuk melalui membran
ke dalam sel dan bergerak menuju inti sel. Dalam inti sel steroid mempengaruhi
produksi protein. Hormon yang berupa protein bekerja pada reseptor membran sel.
Hormon protein ini berupa enzim aktif yang membantu mengkonversikan ATP
menjadi AMP siklik. AMP siklik kemudian merangsang enzim yang menyebabkan
perubahan yang diprakarsai oleh hormon pertama.

18

BAB IV
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut !
1. Berikan contoh

bagaimana sistem endokrin

yang

membantu

memelihara

homoestasis ?
2. Dengan cara bagaimana, hipotalamus mengatur keseimbangan air tubuh?
3. Buatlah diagram yang memperlihatkan hubungan antara hipotalamus, kelenjar
pituitari, dan kelenjar lainnya dalam sistem endokrin !
4. Kelenjar paratiroid mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke dalam aliran darah.
Kadang-kadang tumor mempengaruhi kelenjar paratiroid yang menyebabkan terlalu
banyak kalsium dikeluarkan-kan dari tulang. Apa akibat dari kejadian ini?
5. Apa sebabnya ada atletik yang menggunakan steroid untuk memperbesar ototnya?
Jelaskan juga pengaruh negatif penggunaan hormon steroid !
6. Insulin adalah molekul protein Apa sebabnya penggunaan insulin lebih baik melalui
suntikan daripada melalui oral.? Jelaskan !
7. Apa yang menyebabkan berhentinya produksi tiroksin?
8. Alkohol menghambat produksi ADH (antidiuretik hormon) dari pituiatari anterior.
Bagaimana alkohol mempengaruhi pengeluaran urin?
9. Apa yang Anda ketahui tentang hormon?
10. Apa fungsi hormon insulin?
11. Apa akibatnya jika hormon tiroksin kurang dihasilkan?
12. Apa perbedaan yang mendasar dari mekanisme kerja hormon tiroid dan hormon
steroid

19

DAFTAR PUSTAKA

Campbell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. Sixth Edition. Pearson Education, Inc,
publishing as Benjamin Cummings. San Fransisco.
Campbell N.A., J.B. Reece, L.G.Mitchell M.R. Taylor 2003. Biology. Concepts &
Connections. Fourth Edition. Pearson Education Inc, publishing as Benjamin
Cummings. San Fransisco. California, Boston New York.
Gibson J.,MD 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Alih bahasa
oleh Ni Luh Yasmin Asih. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Goodman H., T.C.Emmel, L.E.Graham, F.M. Slowiczek, Y. Shechter 1986. Biology .
Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Orlando, Florida.
Kimball J.W. 1983. Biology. Fifth edition. Addison-Wesley Publishing Company Inc.
Martini F. H, W.C.Ober 2001. Fundamental of Anatomy and Fisiology. Fifth Edition.
Prentice Hall, Upper Saddle. New Yersey.

20

Anda mungkin juga menyukai