Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUH.RAHMAT SAPUTRA
I 111 08 283
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pertambangan selain sebagai sumber kemakmuran masyarakat, tetapi
juga sebagai perusak lingkungan yang sangat potensial. Penambangan batubara dengan
sistem penambangan terbuka (open pit mining) akan meninggalkan lahan yang telah
mengalami penurunan kualitas tanah. Kegiatan reklamasi lahan bekas pertambangan
batubara dengan penanaman tanaman leguminosa penutup tanah (cover crop)
merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tanah di lahan bekas tambang
tersebut.
Kerusakan iklim mikro dan kerusakan tanah di lahan bekas penambangan
batubara terjadi akibat pengupasan lapisan atas tanah hingga lapisan deposit batubara.
Hutan (vegetasi) yang berperan dalam pengaturan iklim mikro pun ikut menjadi hilang
karena proses tersebut. Lapisan atas tanah yang hilang menyebabkan tanah mengalami
kerusakan secara fisik, kimia, dan biologi.
Hilangnya lapisan atas tanah pada lahan bekas penambangan batubara
menyebabkan kandungan unsur hara makro (N, P, K, Na, dan Ca) dan bahan organik
tanah menjadi sangat rendah. Tingkat kemasaman tanah (pH tanah) dan kapasitas tukar
kation (KTK) juga menjadi rendah. Mikroorganisme tanah yang sangat membantu
dalam stabilisasi struktur tanah, sumbangan mineral inorganik, dan sumbangan zat
pengaturan pertumbuhan juga menjadi sangat rendah.
tersebut akan membuat tanaman sangat sulit atau bahkan tidak dapat untuk tumbuh
dengan baik di lahan bekas tambang tersebut.
2. Rumput Introduksi
Rumput introduksi atau rumput unggul adalah jenis-jenis rumput (khususnya rumput
pakan) yang sengaja didatangkan ke Indonesia karena mempunyai keunggulan dalam
hal produksi hijauan dibandingkan dengan rumput lokal. Beberapa di antaranya sudah
dikenal dengan baik oleh masyarakat peternak sehingga sudah dianggap sebagai rumput
asli Indonesia atau rumput lokal. Rumput-rumput yang sudah dianggap sebagai rumput
lokal antara lain, rumput gajah (aspa, kolonjono), sorghum dan rumput brachiaria yang
sering disebut sebagai rumput bebe, rumput bede dan rumput beha.
Rumput setaria juga sebenarnya rumput introduksi, namun sekarang sudah
menyebar di mana-mana sehingga banyak yang menganggapnya sebagai rumput lokal
dan sering dinamai atau disebut dengan nama rumput lampung.
Keunggulan dari
rumput introduksi terutama pada daya hasil atau produktivitasnya yang sangat tinggi
dibandingkan dengan rumput-rumput lokal. Sekalipun demikian rumput unggul ini tidak
selalu memperlihatkan daya hasil seperti di tempat asalnya karena untuk tumbuh baik
dan berproduksi tinggi diperlukan persyaratan tumbuh seperti di tempat asalnya. Namun
demikian produksinya akan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan rumput lokal.
3. Leguminosa
Semua leguminosa perdu/pohon mempunyai perakaran yang dalam (akar
tunggang) untuk mendapatkan air maupun nutrisi sehingga mempunyai kemampuan
untuk berfungsi sebagai tanaman penghijauan, reklamasi daerah kritis. Beberapa jenis
leguminosa pohon ada yang digunakan sebagai pagar hidup, atau sebagai tanaman
pelindung/penaung di perkebunan, juga sebagai tanaman untuk peternakan lebah.
mempengaruhi tanaman pakan ternak antara lain musim, terutama panjangnya musim
kemarau, suhu, kesuburan tanah, kemasaman tanah dan aerasi. leguminosa herba
adalah jenis-jenis leguminosa yang pertumbuhannya menjalar atau berupa perdu, seperti
sentro, kalopo, arachis, stylo dan sebagainya. Leguminosa ini selain dapat digunakan
sebagai pakan ternak biasanya juga digunakan sebagai tanaman penutup tanah di
perkebunan atau sebagai penguat bibir dan tampingan teras di lahan-lahan yang miring.
C. Cara Tanaman Menyetasi Logam Berat
Tanaman leguminosa penutup tanah (cover crop) sebagai tanaman yang ditanam
pada reklamasi tanah/lahan bekas penambangan batubara berguna untuk melindungan
tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi. Leguminosa selain sebagai penutup tanah
lebih mampu tumbuh dan memproduksi bahan organik dalam jumlah besar. Akar
tanaman leguminosa akan dapat memperbaiki sifat fisik tanah serta meningkatkan
kesuburan tanah. Hal ini karena kelebihan leguminosa yang memiliki kemampuan
untuk dapat mengikat N2 bebas di udara sebagai hasil simbiosis dengan bakteri
Rhizobium di akar tanaman.
Beberapa mikroba mempunyai kemampuan unik untuk menambat N 2 bebas dari
udara. Bakteri simbiotik menambat N2 dalam bintil yang terdapat pada perakaran
tanaman leguminosa untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan tanaman akan unsur N.
Jumlah N2 yang dapat ditambat dari udara melalui simbiosis Rhizobium dengan tanaman
leguminosa sangat ditentukan oleh jenis bakteri bintil akar, tanaman inang, dan faktor
lingkungan rhizosfir yang mempengaruhi interaksi tersebut.
Leguminosa dengan segala kelebihannya ternyata tidak semua jenis tanaman
leguminosa dapat dipergunakan sebagai tanaman penutup tanah terutama di lahan bekas
penambangan batubara. Kondisi tanah pada lahan bekas tambang batubara yang miskin
akan unsur hara (terutama hara makro) dan nilai pH yang rendah menyebabkan tidak
semua jenis leguminosa dapat tumbuh. Tanaman leguminosa yang tepat adalah tanaman
yang secara secara agronomis toleran terhadap unsur hara yang rendah dan kondisi
tanah yang asam, memberikan produksi yang tinggi, dapat membangun bahan organik,
dan mempercepat pemulihan kondisi tanah.
Beberapa jenis leguminosa pakan yang biasa dipergunakan untuk reklamasi
lahan bekas tambang batubara antara lain, yaitu : Arachis pintoi, Calopogonium
mucunoides, Centrocema pubescens, Mucuna bracteata, Mucuna pruriens, Pueraria
javanica, dan sebagainya.
karakteristik yang dianggap mampu untuk tumbuh baik pada kondisi lahan yang miskin
unsur hara dan pH tanah yang rendah.
Keberadaan leguminosa pakan di lahan bekas penambangan batubara akan
memberikan peluang bagi perusahaan maupun masyarakat di sekitar lokasi
penambangan untuk mengembangkan usaha peternakan, terutama ternak ruminansia
seperti sapi dan kambing atau domba. Leguminosa akan menjadi sumber hijauan pakan
yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak. Sementara itu, keberadaan ternak
ruminansia juga akan ikut memberikan tambahan sumbangan bahan organik yang
berguna untuk memperbaiki kondisi tanah bekas penambangan, selain sumbangan
bahan organik yang diberikan oleh tanaman leguminosa.
Usaha peternakan ruminansia di lahan bekas tambang dengan tanaman
leguminosa sebagai salah satu sumber hijauan pakan akan mempercepat proses
pemulihan lahan bekas penambangan batubara. Hal ini akan menyebabkan lahan yang
semula hanya dapat ditanami dengan sedikit jenis tanaman akan mengalami peningkatan
kualitas sehingga akan dapat ditanami oleh beberapa jenis tanaman.
bagi ternak, karena tak dibutuhkan bagi ternak dan keberadaannya dalam ransum bila
kebanyakan dapat menyebabkan keracunan.
Berdasarkan hasil penelitian pencemaran Pb dan logam berat lainnya pada
beberapa hewan diillustrasikan sebagai berikut:
padang
relatif lebih tinggi dari Pb pakan, maka berarti bahwa Pb pakan tak diserap oleh
saluran pencernaan dan dikeluarkan