Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Riset Media
Perumusan Masalah
dan Tujuan Penelitian
Fakultas
Ilmu Komunikasi

Program
Studi

Studi
Broadcasting

Tatap
Muka

04

Kode MK

Disusun Oleh

A81417BB

Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Abstract

Kompetensi

Riset media merupakan sebuah tolok


ukur di mana mahasiswa dapat mulai
memfokuskan diri kepada tujuan
akhirnya
dibangku
perkuliahan.
Sehingga dengan materi ini dapat
memberikan
gambaran
kepada
mahasiswa
untuk
menyusun
perumusan masalah risetnya serta
menemukan tujuan dari penelitian yang
dibuatnya dalam bidang broadcasting.

Melalui modul pertama ini, diharapkan


mahasiswa
mulai
dapat
mulai
merumuskan permasalahan yang akan
menjadi bahan penelitiannya.Hingga
menemukan tujuan dari penelitian yang
disusun.

Kriteria Perumusan Masalah


Cara membuat dan kriteria rumusan masalah. Jika kita sudah mendapatkan dan
memilih permasalahan untuk penelitian, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah.
Menurut Sugiyono, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data, bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (Sugiyono, 2009:56).
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa.

Fungsi Perumusan Masalah


1

Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:


Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain

berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah
ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti

sampai di lapangan.
Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan
memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti,
karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang
bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan

penelitiannya.
Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan
proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada
akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Kriteria Perumusan Masalah


Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan
penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa
kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu
sendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud
kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara
jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1.

Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

2.

Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat

3.

Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah

4.

Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis

5.

Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian


Selain itu, terdapat bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan

masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan
variabel yang lain.

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan


keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif
Cara untuk memformulasikan masalah:
1.

Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada
penelitian eksperimental.

2.

Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli
sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan
masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut
diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung
oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut
dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.

Kriteria
Perumusan
Masalah
Dalam Penelitian Kuantitatif
Perumusan masalah ini merupakan substandi dari permasalahan yang akan dikaji.
Dengan adanya perumusan masalah ini akan membantu pembaca untuk mengetahui
dengan jelas dan mudah permasalahan yang sedang menjadi perhatian peneliti. Untuk itu
dalam merumuskan masalah penelitian harus memperhatikan:
1
2
3
4

Menyatakan dengan jelas, tegas, dan konkrit masalah yang akan diteliti.
Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis.
Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge)
Dinyatakan dengan kalimat Tanya (?) atau pernyataan yang mengandung masalah.

Kriteria
Perumusan
Masalah
Dalam Penelitian Kualitatif
Perumusan masalah dalam ranah penelitian kualitatif merupakan substansi dari
permasalahan atau fenomena yang akan dikaji. Dengan adanya perumusan masalah ini
akan membantu pembaca untuk mengetahui dengan jelas dan mudah permasalahan atau
fenomena yang sedang menjadi perhatian peneliti. Pada perumusan masalah ini peneliti

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

harus membuat suatu formulasi pertanyaan penelitian. Dan jika memungkinkan juga
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang merupakan turunan (sub question). Pertanyaanpertanyaan tersebut harus jelas, spesifik, tepat sasaran, dan memungkinkan untuk dijawab
oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dinyatakan dengan kalimat Tanya juga (?)
atau pernyataan yang mengandung masalah.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah aspek-aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan
penelitian. Oleh karena itu sangat erat kaitannya dengan jenis penelitian yang
dilakukan.ujuan penelitian murni akan berbeda dengan penelitian terapan, dan berbeda pula
dengan penelitian evaluasi.
Menurut V. Young dalam Scientific Social Survey and Research dapat dipahami
bahwa tujuan penelitian adalah (Hartono, 2011:13).
1.

Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji
fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap fkta-fakta yang telah ditemukan, pada
waktunya perlu di uji kembali guna memperoleh fakta-fakta yang lebih aktual.

2.

Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan dan penjelasan-penjelasan sebab


akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang ada dalam refensi-referensi
pendidikan.

3.

Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah yang baru dalm bidang
pendidikan yang dapat memudahkan validitas dan reliabilitas studi tentang tingkah laku
manusia.
Tujuan penelitian juga dapat berbeda karena bedanya masalah yang diteliti. Dengan

memahami masalah dengan baik dan merumuskannya dengan tepat, besar kemungkinan
pekerjaan merumuskan tujuan akan dapat dilalui dengan baik pula. Sebaliknya jika masalah
yang akan diteliti masih kabur , maka akan sulit bagi calon peneliti untuk merumuskan
tujuan penelitian yang akan diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap
komponen-komponen penelitian lain seperti metode, teknik, alat maupun generalisasi yang
diperoleh.

Ketajaman

peneliti

dalam

merumuskan tujuan

penelitian

akan sangat

mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuan penelitian


merupakan titik tolak dan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan penelitian.

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Kriteria
Tujuan
Kuantitatif

Penelitian

Tulisan pada bagian tujuan penelitian pada ranah kuantitatif harus menunjukan
pernyataan yang berisikan tentang tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.
Tujuan penelitian harus terkait dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian merupakan
upaya pemecahan dan rencana jawaban terhadap masalah penelitian. Karenanya
merumuskan tujuan penelitian hendaknya dilakukan dengan cara yang jelas dan singkat.

Kriteria
Tujuan
Kualitatif

Penelitian

Tujuan penelitian pada ranah kualitatif merupakan berbagai pernyataan pokok dalam
perumusan masalah akan mengarahkan peneliti pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian
harus menunjukan pernyataan yang berisi tentang apa yang ingin dicapai melalui proses
penelitian. Tujuan penelitian harus terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam perumusan masalah. Tujuan penelitian hendaknya dilakukan dengan
cara yang jelas dan singkat.

Contoh Rumusan Masalah dan


Tujuan Penelitian Kualitatif
REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI OBJEK SEKSUALITAS DALAM FILM DARI
BERBAGAI BUDAYA
(Analisis Komparasi Antara Film Barat Dengan Film Asia)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian tersebut, maka inti dari permasalahan
yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1. Bagaimana representasi perempuan sebagai objek seksualitas yang tergambar dalam


Film Barat dan Film Asia ?
2. Apa perbedaan antara representasi perempuan sebagai objek seksualitas yang
tergambar dalam Film Barat dan Film Asia?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara terperinci dan lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
representasi perempuan sebagai objek seksualitas dalam Film Barat dan Film Asia.
Disamping itu penelitian ini mencoba untuk menemukan perbedaan antara representasi
perempuan sebagai objek seksualitas dalam Film Barat dan Film Asia.

MAKNA EMANSIPASI PEREMPUAN DALAM


FILM JAMILAH DAN SANG PRESIDEN

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian tersebut, maka inti dari

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana makna
emansipasi perempuan dalam Film Jamila dan Sang Presiden?
1.3

Tujuan Penelitian
Secara terperinci dan lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna

emansipasi perempuan dalam Film Jamila dan Sang Presiden.

PERAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN WANITA


PADA SEKOLAH BERKEBUTUHAN KHUSUS KYRIAKON
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian tersebut, maka inti dari

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Peran Komunikasi
Kepemimpinan Wanita Pada Sekolah Berkebutuhan Khusus Kyriakon?
1.3

201
3

Tujuan Penelitian

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Secara terperinci dan lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui dan
menganalisis peran komunikasi kepemimpinan wanita pada Sekolah Berkebutuhan Khusus
Kyriakon.

Contoh Rumusan Masalah dan


Tujuan Penelitian Kuantitatif
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM KAMPANYE INTERNAL GREEN
CAMPUS TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
1.2

Perumusan Masalah
Efektivitas komunikasi instruksional dalam kampanye internal green campus di

lingkungan Universitas Mercu Buana, dapat dilihat dari pandangan para mahasiswa yang
diterpa oleh media instruksional. Penilaian akan keberhasilan dari media instruksional yang
diciptakan pihak Universitas Mercu Buana, dapat memperoleh hasil yang objektif dari sudut
pandang mahasiswa.
Mahasiswa yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ini akan dipilih salah satu
unit organisasi mahasiswa, dengan tujuan untuk memperoleh pendapat dari mahasiswa dari
berbagai fakultas yang ada di Universitas Mercu Buana. Dengan pendapat dari mahasiswa
yang beragam diharapkan akan mampu memperoleh hasil yang dapat mewakili seluruh
mahasiswa di Universitas Mercu Buana.
Melihat efektivitas komunikasi instruksional dari media yang dipilih akan memberikan
sisi positif bagi perkembangan dunia pendidikan di lingkungan Universitas Mercu Buana
sehingga bisa mencapai tujuan dari komunikasi pendidikan itu sendiri. Maka begitu
pentingnya untuk mengkaji efektivitas komunikasi instruksional. Berdasarkan latar belakang
201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

masalah dan uraian tersebut, maka inti dari permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah

Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Instruksional Dalam

Kampanye Internal Green Campus Menyebabkan Perubahan Perilaku Mahasiswa


Universitas Mercu Buana?
1.3

Tujuan Penelitian
Secara terperinci dan lebih jelasnya maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui Efektivitas Komunikasi Instruksional Dalam Kampanye Internal Green


Campus Menyebabkan Perubahan Perilaku Mahasiswa Universitas Mercu Buana.

PENGGUNAAN DAN PERILAKU REMAJA DALAM AKTIVITAS NEW MEDIA


(Survey Secara Incidental Kepada 50 Siswa/i SMA
di Wilayah Ciledug Tangerang)
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan dari adanya kebutuhan baseline data nasional mengenai eksplorasi

perilaku remaja di sekolah menengah atas yang ada di wilayah Ciledug, sebagai digital
native, maka permasalahan penelitian dinyatakan sebagai berkut: Bagaimanakah
kebiasaan remaja di sekolah menengah atas yang ada di wilayah Ciledug sebagai digital
native?
Kebiasaan bermedia (media habit) sendiri merupakan konsep yang luas, mencakup
akses media (media access), penggunaan media (media use), dan cara media dikonsumsi
(media consumption). Sebagai digital native, interaksi remaja dengan media lebih tertuju
pada media baru (new media). Yang disebut new media adalah unique forms of digital
media, and the remaking of more traditional media forms to adopt and adapt to the new
media technologies (Flew, 2005:3-4). New media dibedakan dari tradisional media dalam
aspek digitisation, convergence, interactivity, networks & networking. Sehingga, yang
dikategorikan sebagai media baru adalah segala sesuatu yang berbasis internet dan
teknologi digital, seperti handphone/smartphone, internet, sosial media, berikut seluruh
fiturnya mulai dari kamera digital, DVD/CD player, radio-net, videogame, file sharing

201
3

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

software, plus seluruh aktivitasnya mulai dari memotret, mengirimkan email, sms, file
sharing, upload, download, posting, updating, networking, dan sebagainya.
Dengan adanya penegasan menyangkut jenis media, aktivitas bermedia, dan sasaran yang
hendak dieksplorasi, maka secara spesifik perumusan masalah dijabarkan menjadi
identifikasi permasalahan sebagai berikut:
1.

Bagaimana akses media baru yang dimiliki oleh remaja di sekolah menengah atas
yang ada di daerah Ciledug?

2.

Bagaimana penggunaan media baru yang dilakukan oleh remaja di sekolah


menengah atas yang ada di daerah Ciledug?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan baseline data mengenai kebiasaan

bermedia remaja di sekolah menengah atas yang ada di daerah Ciledug sebagai digital
native. Sedangkan berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian secara
khusus diterapkan sebagai berikut:
1.

Mengetahui dan menggambarkan akses media baru yang dimiliki oleh remaja di
sekolah menengah atas yang ada di daerah Ciledug.

2.

Mengetahui dan menggambarkan penggunaan media baru yang dilakukan oleh


remaja di sekolah menengah atas yang ada di daerah Ciledug.

Daftar Pustaka
1. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
2. Hartono. Metodologi Penelitian. Pekanbaru:Zanafa.2011.
3. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta,
2009)

201
3

10

Riset Media
Christina Arsi Lestari, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai