Anda di halaman 1dari 3

Efek hospitalisasi

Pengalaman mengancam stressor. Kurang mengerti/ kekurangtahuan pada kenyamanan


1.
2.
3.
4.
5.

Karena lingkungan yang asing


Berbeda dengan yang dirumah
Berasal dari karyawan/ perawat
Perpisahan dengan keluarga
Diperawatan harus/ dengan diperiksa

Menimbulkan krisis
Mekanisme koping (dapat diatasi/ tidak dapat diatasi)
1. Kebutuhan akanpengertian terhadap anak
2. Pengertian tentang batasan nyeri
Pengalaman sensasi tidak menyenangkan emosional nyeri, emosional sakit tapi
menyenangkan
Yang diperhatikan pada anak saat nyeri:
1) Sorot mata turun dan tertarik
2) Diatas hidung menonjol
3) Mata tertutup rapat
4) Hidung melebar
5) Pipi tertarik keatas
6) Mulut membuka (mirip segi empat)
Penilaian nyeri
1. Ekspresi muka
- Mata
- Alis
- Mulut
- Hidung
Gerakan badan, menarik anggota badan.
2. Keadaan tingkah laku
Diam, menangis hebat disertai motorik yang kuat. Reaksi nyeri terhadap individu
berbeda-beda sehingga tidak member kepastian. Tidur, respon terhadap nyeri berkurang,
menangis, disertai penarikan rambut.
3. Penilaian fisik
Aktivitas
- Jantung (meningkat)

Pernapasan (>cepat)
Tekanan darah (meningkat)
Gas darah
Kadar kimia dan hormone
Telapak tangan berkeringat

Reaksi di RS sesuai dengan perkembangan anak


1. Bayi 0-1 th
Bayi: rasa percaya dan pembinaan kasih sayangnya terganggu
6 bulan: sulit memahami perawatan, belum dapat mengungkapkan yang dirasakan,
menunjukkan banyak perubahan.
8 bulan: sudah mengenal ibunya tranger anxiety , penolakan dengan manifestasi
menangis, marah dan gerakan berlebih
2. Toddler 1-3 th
Komunikasi bahasa belum memadai, sumber stress separatic anxiety, analytic depression
Respon anak:
a. Tahap protes (protest)
b. Tahap putus asa (despair)
c. Tahap menolak/ denial (detachment)
3. Usia pra sekolah 3-6 th
Telah dapat menerima perpisahan dengan orang tua, masih butuh perlindungan orang tua.
Reaksi:
a. Menolak makan
b. Menangis pelan
c. Tetap kooperatif
4. Usia sekolah 6-12 th
Khawatir akan perpisahan sebaya, takut kehilangan keterampilan, kesepian.
Anak berusaha: independen dan kooperatif, kehilangan control dan kekuatan, RS: peran,
tacit mati, kelemahan fisik, kehilangan kegiatan dalam kelompok.
5. Usia remaja 12-15 th
Tajut akibat perpisahan dengan sebaya, kehilangan status hubungan dengan
kelompoknya, penyakit cacat fisik ancaman terhadap identitas diri.
Reaksi anak:
a. Tidak kooperatif
b. Menarik diri
c. Marah/frustasi
Reaksi keluarga terhadap anak yang sakit dirawat di RS
A. Reaksi orangtua
B. Reaksi sibling

Peran perawat dalam mengurangi stress akibat hospitalisasi.


1. Mencegah/ meminimalkan dampak dari perpisahan
a. Rooming in
b. Partisipasi orang tua
c. Membuat ruang perawatan seperti situasi rumah
d. Membantu anak mempertahankan kontak (relasi)
2. Mencegah perasaan kehilangan control
a. Physical restriction
b. Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari
3. Meminimalkan rasa takut terhadap perlakuan tubuh dan rasa nyeri
4. Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi
a. Membantu perkembangan hubungan orantua-anak
b. Member kesempatan untuk pendidikan
c. Meningkatkan self mastery
d. Member kesempatan untuk sosialisasi
5. Member support pada anggota keluarga
a. Member informasi
b. Melibatkan sibling
Bermain untuk mengurangi stress hospitalisasi:
1. Tujuan bermain di RS
a. Dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi melalui bermain
b. Dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal
c. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
d. Agar anak beradaptasi lebih efektif terhadap stress

Anda mungkin juga menyukai