Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Pengembangan konsep pengelolaan wilayah pesisir dimulai pada


tahun 1988 setelah bappenas bekerja sama dengan Canadian
International Development Agency (CIDA) yg telah menyelesaikan
"indonesia's Marine Environment : A summary of policies , actions
and issues"
Seiring berjalannya waktu pada tahun 1993/1994 pemerintah
mengakomodasi pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan ke
dalam kebijakan pembangunan nasional (repelita VI : sub-sektor
kelautan)
Kemudian dilanjutkan dgn proyek marine resources evaluation and
planning pada tahun 1993-1998. Kemudian berlanjut dgn kegiatan
proyek pesisir (coastal resources managemen project) dan proyek
konservasi dan pembangunan segara anakan.
Dari kegiatan itu telah menghasilkan org2 yg mampu dn mengerti
bagaimana mengelola laut dan pesisir serta diterbitkan buku
panduan umum tenang acuan perencaan dan pengelolaan
pembangunan wilayah pesisir
Pada dekade ini, upaya untuk mengelola wilayah pesisir sudah byk
dilakukan. Dan mengacu pada 4 keterpaduan
1. Keterpaduan perencanaan sektor secara horisontal dan secara
vertikal
2. Keterpaduan ekosistem darat dan laut
3. Keterpaduan sains dan manajemen
4. Keterpaduan antar negara
Dengan keterpaduan ini diharapkan pengelolaan wilayan pesisir
memiliki arri bukan hanya kita memanfaatkan sumber daya namun
juga tetap memperhatikan integritas ekosistem dan daya dukung
lingkungan.
BAB 1
A. Potensi
Indonesia disebut jamrud katulistiwa krna berlimpahnya sumber
daya baik daratan maupun lautan. Memiliki 17.508 pulai dan
memiliki garis pantang terpanjang kedua 81.000 kilometer serta
masuk ke dalam zona ekonomi ekslusif sebesar 5,8 juta kilometer
persegi. Dan negara indonesia sekitar 67% merupakan wilayah
pesisir. Artinya wilayah ini biarpun ada yg wujudnya daratan namun
tetap dipengaruin oleh proses pasang surut laut, angin laut dan
inatrusi air laut. Lebih dari 60.000 kilometer persegi terumbu
karang. Potensi lestari sumbersaya ikan dan terumbu karang
mencapai 80.802 ton ikan perkilometee persegi pertahun. Jika

ditotal kira2 6,2 juta ton pertahun. Dan pada tahun 1994 dikenallah
budidaya tambak yg luasnya 830.000 hektar. Wilayah pesisir yg
teelindung berpotensi untuk budidaya ikan laut seperti kakao
kerapu udang dan ikan hias serta molusca. 50% daerah pesisir dan
laut (off-shore) digunakan untuk gas alam dan pertambangan
minyak.
Batas laut :
1. Daerah yg dipengaruhi proses alami di daratan (sedunentasi)
2. Mengalirnya air tawar ke laut
3. Daerah laur yg ada aktivitas manusianya
Setelah disensus 60% penduduk indonesia tinggal didaerah pesisir.
Dan mayoritas kota dan ibukota provinsi terletak di daerah pesisir.
Laut telah berkontribusi 26,5% dari gross domestic
indonesia. Pangan, tambang, mineral energi, wisata.

product

Daerah estuaria dijadikan tempat bermukim penduduk.


Daerah mangrove dijadikan penjaga masyarakat yg berada di
wilayah pesisir. Mangrove dapat meredam badai dan gelombang,
serta mencegah abrasi,menahan lumpur, perangkat sedimen. Daun
dan batangnya yg rontok dapat dijadikan makanan bagi organisme
disekitarnya lalu sisanya diuraikan bakteri dan menghasilkan
mineral hara yg berfungsi menyuburkan perairan. Manusia
memanfaatkan
kayu
mangrove
untuk
kayu
bakar,bahan
bangunan,arang dan bubur kertas. Mangrove merupakan pemasok
larva ikan dan udang. Karena ikan dan udang ini maka banyak biota
lainnya yg menjadikan daerah ini feeding ground, spawning ground
dan nursery ground. Lalu ada mangrove ada juga sea grass yg
menjadi tempat tinggal ikan tiram dan kerang.
B. Permasalahn
1. Masalah Bio-Fisik Lingkungan
Diakibatkan ketidakefektifan pengelolaan sumberdaya , kerusakan
terumbu karang dan mangrove akibat over exploitation,
pencemaran laut (akibat kegiatan di darat,emisi pesawat terbang,
pelayaran,tumpahan minyak dan limbah dan juga kegiatan
penambangan) dan bencana alam. Luasan terumbu karang menjadi
41,78% sudah termasuk yg rusak berat. Jumlah mangrove dari
tahun 1993 hingga skrg sudah berkutarang lebih dari 50% dari 5,2
juta hektar menjadi 2,4 juta hektar.
2. Masalah Sosial Ekonomi
Masyarakat daerah pesisir berpenghasilan rendah karena hanya
menjual hasil laut padahal mereka yg mencari sebagian besar
produk laut dan juga pengetahuan yg terbatas sehingga masyarakat

daerah pesisir hanya tahu menjual nya untuk pangan padahal hasil
laut masih bisa diolah kembali contohnya menjadi bahan
medis,obat2an dsb.
3. Masalah Kelembagaan
Tidak adanya kepastian hukum tentang pemanfaatan dan
kewenangan. Dan sampai saat ini blm ada UU yg mengatur
penataan dan zona wilayah persisir dan laut.
Kesimpulan dari bab 1
Indonesia memiliki banyak sekali keistimewaan terhadap laut yang
kita miliki baik sumber daya nya hinggap daerah tempat kita
bertinggal. Pada sekitar tahun 1993an memang sudah dibuat
panduan untuk mengelola laut sebaik mungkin namun hingga saat
ini blm ada aturan tertulis secara sah tentang pembagian zona laut
indonesia dan siapa yg berwenang serta bertanggung jawab atas
semua kegiatan yg terjadi di laut indonesia. Segingga seringkali
indonesia tidak bisa menuntut warga asing yg mengambil sumber
daya dari laut indonesia, krna memang peraturan tentang zona nya
tidak ada. Pada UU No. 24/1992 penataan ruang laut adalah
wewenang pemerintah pusat namun
UU 22/1999 pemerintah
daerah mengakatan penataan ruang laut diatur oleh pemerintah
daerah. Konflik ini terus berlangsung, hingga muncul permasalah
bagaimana nasib pulau2 kecil yg teletak tidak di daerah
pemerintahan.
BAB 2
A. Sejarah Singkat Pengelolaan Wilayam Pesisir Terpadu di Indonesia
1988 "indonesia's Marine Environment : A Summary of Policies ,
Action and issue
1992 konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan dikenal
dgn Earth Summit atau konferensi rio
1993/1994
sumbersaya pesisir dan lautan sendiri baru
diakomodasikan dalam kebijakan pembangunan nasional , Repelita
VI Sub-sektor Kelautan
Marine resources evaluation and planning
Segara anakan conservation and development
1997 pemerintah indonesia bekerjasama dgn united nations
development program. Indonesia secara khusus memperkenalkan
pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir dan
lautan dengan 7 isu yaitu :

1. Perencanaan dan pembangunan sumberdaya terpadu di wilayah


pesisir
2. Pemantauan dan perlindungan lingkungan pesisir dan lautan
3. Pemanfaatan sumberdaya laut secara lestari
4. Peningkatan taraf hidup dan pemberdayaan masyarakat pesisir
5. Pembangunan berkelanjutan pulau2 kecil
6. Pengawasan keamanan zona ekonomi eksklusif (ZEE)
7. Pengelolaan dampak perubahaan iklim dan pasang surut
B. Beberapa
Terpadu

Pengertian

Tentang

Pengelolaan

Wilayah

Pesisir

1. Wilayah Pesisir
Wilayah peralihan antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang
saling bertemu dalam suatu keseimbangan yang rentan.
2. Arti Penting Wilayah Pesisir
Pesisir sering menjadi tulang punggung ekonomi pemerintahan
seperti pelabuhan perkapalan pertambangan minyak dan gas bumi.
Namun disayangkan masyarakat daerah pesisir tetap miskin. Dan
pihak swasta yg memanfaatkan.
3. Definisi Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
Proses dinamis yang berjalan secara terus menerus dalam membuat
keputusan tentang pemanfaatan,pembangunan dan perlindungan
wilayah dan sumberdaya pesisir dan lautan. Bagian penting yaitu
perancangan proses kelembagaan untuk mencapai harmonisasi
dalam cara yang dapat diterima secara politis.
C. Prinsip Dasar Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
1. Prinsip Keteepaduan
a. Keterpaduan perencanaan sektor secara horisontal
Memadukan
perencanaan
dari
berbagai
sektor
(pertanian,konservasi,perikanan,pariwisata,perhubungan
laut,industri maritim,pertambanan lepas pantau,pengembangan
kota)
b. Keterpaduan perencanaan secara vertikal
Keterpaduan
kebijakan
perencanaan
muali
desa,kecamatan,kabupaten/kota, provinsi sampai nasional.

dari

c. Keterpaduan ekosistem darat dan laut


Mengolah menggunakan pendekatan ekologis
d. Keterpaduan Sains dan Manajemen
Input data dan informasi ilmiah yang absah dan memberikan
alternatif dan rekomendasi pengambilan keputusan
e. Keterpaduan antar negara
Mengolah yg berbatasan wilayah tetangga
2. Prinsip Desentralisasi Pengolahan Dan Penguatan Kelembagaan
Pasal 10 UU no. 22/1999 urusan pemerintahan yang di
desentralisasi meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, konservasi san
pengelolaan kekayaan lait, tata ruang dan administrasi serta
penegakan hukum lait.
3. Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Membangun dan mengolah dengan tidak mengorbankan kelestarian
sumberdaya pesisir. Laju penggunaan harus kurang sama dengan
laju regenerasi sumberdaya hayati atau laju inovasi untuk
menemukan subtitusi sumberdaya nirhayati di pesisir.
4. prinsip Keterbukaan
Masyarakat

dan

Peran

Serta

dan

Pemberdayaan

Mengajak masyarakat untuk ikut berperan sehingga tidaj ada konflik


saat pemerintah menetapkan kebijakan.
5. prinsip kepastian hukum
Masyarakat harus tahu dari awal inisiasi sampai pengesahan. Untuk
pemerintah agar pelaksanaan lbh terarah dan bertanggung jawab.
E. Manfaat Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
Manfaat keikutsertaan masyarakat dalam proses pengolahan pesisir
terpadu antara lain untuk:
1. Keberlanjutan sumberdaya pesisir, seperti ikan mangrove
terumbu karang dan padang lamun
2. Menghindari pencemaran dan melindungi kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan manfaat ekonomi
4. Mengembangkan bioteknologi untuk farmasi , kosmetik ,
squalene

5. Menembangkan sistem perekonomian yang berbasis pada


masyarakat
6. Mengembangkan kearifan lokal bagi kelestarian ekosistem pesisir
BAB 4
1. Upaya Memenuhi Prinsip Dasar Pengelolaan Wilayah Pesisir
Terpadu
Melaksanakan proyek dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar
pengelolahan wilayar pesisir terpadu meliputi :
- keterpaduan
- desentralisasi pengelolaan
- pembangunan berkelanjutan
- keterbukaan dan peran serta masyarakat
- kepastian hukum
2. Mulai dari mana?
Dari tingkat lokal (wilayah administrasi di kabupaten / kota dan
provinsi atau wilayah ekosistem) atau tingkat nasional.
3. Multi-stakeholders
Salah satu kunci keberhasilan proyek atau program pengelolaan
wilayah pesisir terpadu adalah peran dari seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) terkait
- visi sama
- komitmen kuat
- dukungan politik
- koordinasi
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Masyarakat Sebagai Ujing Tombak


Dukungan riset dan informasi ilmiah
Transparasi dan Akuntabilitas
Penegakan Hukum
Pelatihan
Pemanfaatan teknologi

B. Faktor Berpengarug Terhadap Keberlanjutan


1. Pengertian berkelanjutan
Foto diagram
2. Faktor keberlanjutan
a. Kesejahteraan komunitas pesisir
b. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang inklusif,
transparan, dan didukung dengan pengetahuan ilmiah
c. Penutupan proyek secara tepat

d. Kerangja hukum yang memadai


e. Desain program yang fleksibel dan memuat prinsip-prinsip
pengelolaan pesisir terpadu
C. Program pengelolaan wilayah pesisir terpadu masa mendatang
Bisa mempraktekan dan menyempurnakan programa yang sudah
ada sebelumnya. Dan melakukan kembali pada daerah ya g blm
terprogram
dari hasil kajian sementara, dapat ditarik beberapa arah kebiajakan,
yg apabila diaplikasikan pada pengelolaan wilayah pesisir terpadu
akan dapat membantu meningkatkan potensi keberhasilan dan
keberlanjutan program. Beberapa arah kebijakan tersebut dapat
disarikan sebagai berikut :
1. Pengelolaan wilayah pesisir terpadu perlu memelihara
sumbeenya yang ada dan sekaligus meningkatkan kualitas dan
kuantitasnya
2. Pemanfaatan sumberdaya pesisir yang teebarukan harus rasional,
optimal, dan efisien, sesuai dengan renewable level yang
disyaratkannya
3.pemanfaatan sumberdaya pesisir yang tidak terbarukan harus
diimbangi dengan mencari alternatif penggantinya
4.kebijakan industrialisasi dan infrastruktur hendaknya lebih
diarahkan pada pemanfaatan sumberdaya yg terbarui
5. Pemerintah dan pemerinah daerah harus nya melakukan
redefinisi dan reorientasi pengelolaan sumberdaya pesisir. Serta
penggunaannya sumberdaya harus diarahakn pada penyejahteraan
6. Pengakan hukum diperjelas

Anda mungkin juga menyukai