Anda di halaman 1dari 19

INNOVATION AND ENTREPRENEURSHIPS

INNOVATION ECOSYSTEM AND STIMULATOR: FACTORS


INFLUENCING THE PROCESS OF INNOVATION

GROUP 4

Amsal Idola Gintings

(1306356066)

Andrew Sebastian

(1306419514)

Felisia Gunawan

(1306352526)

Hanum Puspa Dhiani

(1306419842)

Kennard Sohan

(1306419956)

Lisa Hervina

(1306356873)

Lutfiana Widya

(1306356892)

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2014
Tanggal pengumpulan: 10 November 2014

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap inovasi yang dilakukan baik dalam inovasi bisnis, inovasi produk
ataupun kombinasi keduanya, pasti banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Dalam beberapa penetian, faktor-faktor yang memengaruhi proses inovasi
tersebut terbagi lagi menjadi faktor external dan faktor internal.
Faktor external seperti:
1. Faktor ekonomi : seperti situasi ekonomi negara saat itu (GDP,
unemployment rate, inflasi, fluktuasi nilai mata uang
2. Faktor teknologi : teknologi seperti apa yang sesuai dengan aktifitas
perusahaan, teknologi apa yang digunakan oleh lawan dan teknologi apa
yang ditawarkan oleh partner
3. Faktor social-budaya dan demografi : budaya negara, tingkat kelahiran,
siapa yang mengkonsumsi barang atau jasa.
4. Faktor politik dan hukum : kebijaksanaan pemerintah
Menurut hasil beberapa penelitian, bebepara faktor internal yang dapat
memengaruhi inovasi adalah sebagai berikut :
1. Budaya organisasi (organizational culture)
2. Pembelajaran organisasi (organizational learning)
3. Strategi perusahaan
4. Siapa yang memimpin (manager/leadership)
5. Knowledge management
6. Knowledge management strategy
7. Knowledge management processes
8. Manajemen sumber daya
9. Informasi teknologi infrastruktur
10. Kreatifitas
11. Struktur, aktivitas dan ukuran organisasi
12. Motivasi

BAB II
KERANGKA KONSEP

2.1 Building the Innovative Organization


Organisasi yang inovatif merupakan kumpulan berbagai komponen yang
terintegrasi untuk menciptakan dan mendukung suatu lingkungan yang
memampukan inovasi untuk tumbuh dengan subur. Berikut adalah komponen dari
organisasi yang inovatif:
1.

Shared vision, leadership, and the will to innovate


Penyampaian visi dan esensi atas tujuan yang jelas kepada seluruh organisasi.
Memperjelas intensi stratejik (strategic intent) perusahaan berupa komitmen
dari top management.

2.

Appropriate Organization Structure


Desain organisasi yang meningkatkan kreatifitas, pembelajaran, dan interaksi.
Isu utamanya adalah menyeimbangkan pilihan struktur organisasi yang
organik dan mekanistik untuk berbagai kondisi khusus yang dihadapi oleh
perusahaan.

3.

Key Individuals
Peningkatan peranan promoter, champions, gatekeepers, dan peranan lainnya
dalam memperkuat (energize) serta memfasilitasi inovasi.

4.

High Involvement in Innovation


Partisipasi dari seluruh anggota organisasi dalam proses perbaikan
(improvement) organisasi yang berkelanjutan.

5.

Effective Team Working


Penggunaan tim yang tepat (lokal, cross-functional, dan inter-organizational)
untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi, membutuhkan investasi
dalam proses seleksi dan pembentukan anggota tim.

6.

Creative Climate
Pendekatan positif dalam mengkreasikan ide, didukung oleh sistem motivasi
yang relevan.

7.

External Focus
Organisasi berfokus pada pelanggan internal dan eksternal, serta menerapkan
networking yang ekstensif,

2.2 Developing an Innovation Strategy


Rationalist strategy
Rationalist strategy dipengaruhi oleh pengalaman militer, dimana strategy
terdiri dari:
a)

Menggambarkan, mengerti dan menganalisa lingkungan

b) Menggambarkan aksi dengan analisis


c)

Memilih keputusan. Tahap-tahap ini merupakan linear model dari aksi


rasional yaitu menilai, menggambarkan dan bertindak.

Pendekatan ini membantu perusahaan untuk :


1) Sadar akan trends dalam lingkungan yang kompetitif
2) Mempersiapkan perubahan pada masa depan
3) Fokus terhadap jangka panjang perusahaan
4) Memastikan hubungan tujuan dan tindakan dalam skala besar, secara fungsi
dan secara geografis
Incrementalist strategy
Incrementalist mengatakan bahwa pemahaman dari kompleksitas dan
perubahan adalah mungkin: kemampuan untuk menggabungkan masa depan dan
memprediksi masa depan. Konsekuensinya, para praktisi yang sukses mengikuti
strategi ini dengan menggunakan rasionalitas tetapi strategi incremental yang
digunakan menjelaskan bahwa firma hanya memiliki pengetahuan yang tidak
lengkap mengenai lingkungannya, baik mengenai kekuatan dan kelemahan dan
arah perubahan masa depan. Prosedur normal dalam incremental strategi :
a) Membuat langkah atau perubahan yang disengaja terhadap tujuan
b) Mengukur dan mengevaluasi efek dari setiap perubahan
c) Menyesuaikan tujuan dan memutuskan langkah perubahan selanjutnya

Implikasi untuk management


Terdapat dua implikasi untuk manager, yang pertama fokus terhadap pelatihan
dari strategy perusahaan, yang dapat dilihat dari pembelajaran perusahaan dari
analisa dan pengalaman, bagaimana mengatasi secara efektif dengan perubahan
dan kompleksitas. Implikasi untuk proses dari formasi strategy adalah sebagai
berikut:
a) Memberi ketidakpastian, menelaah implikasi dari kemungkinan trends
masa depan
b) Memastikan partisipasi direksi dan saluran komunikasi yang informal
c) Memperkuat penggunaan berbagai sumber informasi
d) Memperkirakan perubahan strategi
Implikasi kedua adalah pelatihan manajemen yang sukses tidak akan pernah
dapat diproduksi. Dalam dunia kompleks kebanyakan manajer yang teliti dapat
meneliti keperluan yang dibutuhkan perusahaan. Menghasilkan pelatihan
manajemen yang berbeda dengan aslinya yaitu kebijakan perusahaan, negara,
sektor, kondisi fisik, pengetahuan teknik suatu negara atau kemampuan organisasi
Inovasi leadership versus followership
Menurut Porter, perusahaan harus memutuskan antara 2 strategi pasar yaitu :
1. Inovasi leadership : dimana perusahaan menyasar pasar, berdasarkan
kepemimpinan teknologi. Ini membutuhkan komitmen yang kuat untuk
melakukan kretifitas dan mengambil resiko dengan hubungan antar
sumber utama dari pengetahuan yang baru
2. Inovasi followership : dimana perusahaan menyasar pasar pada saat
terakhir berdasarkan pembelajaran dari pengalaman pemimpin. Ini
membutuhkan komitmen

yang kuat

untuk

menganalisa

pesaing,

mengamati insinyur dalam hal mereka memproduksi barang.

2.3 Developing Creativity and Understanding Innovation


Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses entrepreneurial. Menurut
Kuratko dan Hodgetts (2001), inovasi adalah proses seorang entrepreneur

mengkonversi peluang menjadi gagasan yang dapat dipasarkan. Dalam melakukan


inovasi, tidak terlepas dari peran kreativitas yang dimiliki oleh seorang
entrepreneur. Kreativitas adalah generasi ide-ide yang menghasilkan peningkatan
efisiensi atau efektivitas system. Proses kreatif yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:

Gambar 2.4.1. Proses Kreatif

Beberapa tipe inovasi yang umum dilakukan oleh seorang inovator adalah:

Invention, adalah penciptaan produk, jasa, atau proses baru, seringkali


merupakan jenis inovasi baru atau yang belum pernah dicoba. Konsep
tersebut disebut revolusioner.

Extension, adalah perluasan produk, jasa, atau proses yang sudah ada.
Konsep tersebut membentuk aplikasi yang berbeda dari ide yang sudah
ada.

Duplication, adalah replikasi dari produk, jasa, dan proses yang sudah
ada. Usaha replikasi tidak sesederhana meniru saja, namun juga
menambahkan

kreativitas

dari

entrepreneur

itu

sendiri

untuk

meningkatkan dan memperbaiki konsep dengan tujuan bertahan pada


kompetisi pasar

Synthesis, adalah kombinasi dari konsep dan faktor yang sudah ada ke
dalam formulasi baru. Konsep ini membutuhkan sejumlah ide atau hal
yang telah ditemukan dan menemukan cara sehingga bersama-sama
membentuk aplikasi baru.

Sumber dari inovasi itu sendiri antara lain:

Unexpected occurrences (Contoh kesuksesan tidak terduga: Apple


Computer. Contoh kegagalan tidak terduga; Fords Edsel)

Incongruities (Contoh: pengantar barang tengah malam)

Process needs (Contoh: produk-produk bebas gula, bebas kafein, oven


microwave)

Industry and market changes (Contoh: industri kesehatan berubah menjadi


rumah kesehatan)

Demographic changes (Contoh: rumah peristirahatan atau pusat pensiunan


untuk orang-orang tua)

Perceptual changes (Contoh: senam aerobik dan fitness)

Knowledge-based concepts (Contoh: industri video dan robot)

Beberapa prinsip inovasi adalah:

Beroriantasi pada tindakan

Membuat produk, jasa, dan proses yang mudah dipahami

Membuat produk, jasa, dan proses berdasarkan kebutuhan konsumen

Mulai dari hal-hal yang kecil

Memiliki cita-cita yang tinggi

Mencoba, menguji, dan merevisi

Belajar dari kegagalan

Mengikuti jadwal kegiatan penting (milestone)

Memberikan penghargaan kepada aktivitas heroic

Bekerja, bekerja, dan bekerja

2.4. Stimulator Inovasi


CABANA adalah perusahaan yang menggunakan gabungan antara
organistik dan mekanistik. Berikut adalah perbandingan antara organistik dan
mekanistik:

2.5. Stimulating Innovation


Untuk memperoleh output yang diinginkan (produk inovatif dan metode
kerja) meliputi proses transformasi input. Input ini termasuk orang-orang dan grup
yang kreatif dalam organisasi. Namun, memiliki orang yang kreatif tidak cukup.
Dibutuhkan lingkngan yang baik untuk membantu transformasi inut tersebut
menjadi produk yang inovatif ataupun metode kerja. Lingkungan yang tepat
adalah lingkungan yang mampu menstimulasi inovasi, termasuk diantaranya
struktur organisasi, budaya organisasi, dan praktik sumber daya manusia.

1) Variabel struktural (structural variable)


Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat inovasi. Hasil penelitian menunjukkan lima hal terkait bagaimana
struktur organisasi berpengaruh terhadap inovasi:
a. Tipe struktur organik memengaruhi inovasi secara positif. Hal ini
dikarenakan rendahnya formalisasi, sentralisasi, dan spesialisasi kerja
sehingga memfasilitasi fleksiblitas dan sharing ide yang penting untuk
inovasi.
b. Ketersediaan sumber daya yang berlimpah menjadi building block
untuk inovasi. Dengan sumber daya yang melimpah, manajer dapat
membeli inovasi, mendanai berbagai proyek untuk menerapkan
inovasi, serta menerima kegagalan.
c. Komunikasi yang baik antara unit organisasi menurunkan rintangan
(barrier) terhadap inovasi.s
d. Organisasi yang inovatif berusaha untuk meminimalkan tekanan waktu
untuk aktivitas

yang kreatif meskipun lingkungan mendesak

sebaliknya.
e. Kinerja kreatif karyawan meningkat ketika struktur organisasi secara
eksplisit mendukung kreativitas.

2) Variabel budaya (cultural variable)


Organisasi yang inovatif cenderung memiliki kesamaan budaya.
Organisasi tersebut mendorong eksperimentasi, penetapan tujuan yang
kreatif, menghargai kesuksesan dan kegagalan, serta menerima kesalahan.
Organisasi yang inovatif cenderung memiliki karakteristik berikut:
a. Menerima ambiguitas
b. Toleran terhadap hal-hal yang relatif tidak praktis
c. Meminimalkan pengaruh eksternal
d. Toleran terhadap risiko
e. Toleran terhadap konflik
f. Berfokus pada akhir, dibandingkan cara yang dilakukan
g. Mempergunakan sistem fokus yang terbuka

h. Memberikan impan balik yang positif


i. Menunjukan empowering leadership

3) Variabel sumber daya manusia (human resource variable)


Organisasi yang inovatif menerapkan pelatihan dan pengembangan
secara aktif kepada para anggotanya; menawarkan job security yang tinggi
kepada para karyawannya untuk mengurangi ketakutan dipecat apabila
melakukan kesalahan; serta mendorong setiap individu untuk menjadi idea
champion. Penelitian menunjukkan bahwa idea champion memiliki
karakteristik personal dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi,
persisten, bersemangat, dan memiliki keberanian untuk mengambil risiko.

BAB III
METODE

Kelompok kami kembali berkumpul di UI Salemba pada hari Jumat, Pk.


13.00 Pk. 15.00 untuk melakukan diskusi dan brainstorming membahas faktorfaktor baik internal dan external apa saja yang dapat memengaruhi inovasi yang
akan dilakukan di CABANA dan membuat tugas paper. Dalam diskusi tersebut,
untuk membahas berbagai faktor eksternal di lingkungan bisnis, kami
mempergunakan dua teori yang digunakan, yakni PESTEL dan Porters Five
Forces. Sedangkan untuk faktor internal, kami memaparkan dua teori lain, yakni
RBV (Resource Based View) dan VRINE (Valuable, Rare, Inimitable, Nonsubstitutable, Exploitable). Namun, setelah melalui diskusi selam kurang lebih 15
menit,

kami

memutuskan

menganalisis faktor internal.

hanya

mempergunakan

teori

VRINE

untuk

BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENERAPAN KONSEP

4.1. Structural Variable


4.1.1. Struktur organisasi yang diterapkan dalam CABANA adalah gabungan dari
organistik dan mekanistik.
Dalam implementasi struktur organistik, setiap karyawan yang bekerja di
kafe CABANA harus ikut berperan dalam melayani pelanggan dan melayani
pembayaran dari pelanggan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kegiatan
operasional yang efektif dan efisien. Selain itu, setiap karyawan dapat membagi
pengalamannya serta berbagai ide melayani pelanggan yang mungkin muncul
untuk meningkatkan kualitas value proposition yang diberikan kepada pelanggan.
Sedangkan struktur mekanistik juga ikut diterapkan karena dibutuhkan
spesialisasi kerja di bagian dapur, yaitu keahlian yang dimiliki oleh koki yang
mempersiapkan hidangan bagi pelanggan.

4.1.2. Sumber daya keuangan yang dimilki oleh CABANA relatif besar.
Sumber daya keuangan (financial capital) yang dimiliki oleh CABANA
relatif tersedia besar. Hal ini didasarkan pada perhitungan net present value
(NPV) dari proyek, diperoleh nilai yang sangat besar (yaitu Rp 7.331.557.309)
dibandingkan nilai investasi awal (Rp 171.128.125). Investor yang tertarik untuk
membiayai investasi ini tentu tidak keberatan apabila nilai investasi ditambah
untuk mendanai biaya penelitian dan pengembangan.

4.1.3. Komunikasi yang intens untuk meningkatkan inovasi


Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas komunikasi antar
karyawan, seluruh karyawan berkumpul setiap pagi sebelum kafe dibuka, dan
malam hari sebelum kafe ditutup. Pertemuan tersebut dilakukan untuk saling
memberikan pendapat terkait kegiatan operasional. Komunikasi diperlukan untuk
saling memberikan insight (pandangan) yang mungkin berbeda antar perusahaan.

4.2. Cultural Variable


CABANA mendorong inovasi dan eksperimentasi yang berasal dari
seluruh stakeholders untuk berani berpendapat dan memberikan kontribusi
terhadap pengembangan produk baru (menu, pelayanan, dan sebagainya).
CABANA juga mentoleransi kesalahan-kesalahan minor yang dilakukan oleh
stakeholders yang tidak disengaja serta mentoleransi kemungkinan-kemungkinan
kegagalan terhadap pengembangan produk baru. Pihak CABANA juga
memahami dan mentoleransi apabila terjadi konflik antar anggota dengan harapan
dapat meningkatkan kreativitas. Namun, konflik tersebut juga harus diawasi agar
tidak berpengaruh terhadap kinerja tenaga kerja. CABANA mengedepankan dua
poin dari kualitas pelayanan, yaitu assurance dan empathy, sebagai bentuk umpan
balik yang positif kepada konsumen. Meskipun budaya tersebut bersifat organistik
(ada tim lintas fungsi, informasi mengalir bebas, rentang kendali lebar,
desentralisasi, dan formalisasi rendah (Fontana, 2012)), tetapi tetap ada
empowering leadership yang baik.

4.3. Human Resource Variable


CABANA memberikan job security kepada karyawan sehingga karyawan
merasa tidak takut dipecat apabila melakukan kesalahan, hal ini untuk mendorong
karyawan dapat memberikan ide-ide terbaru yang mereka pikirkan untuk
CABANA. Ide yang diharapkan adalah ide champion maksudnya adalah ide yang
dihasilkan dari kepercayaan diri yang tinggi sehingga tidak takut mengambil
resiko. Karena dalam industri kuliner ide-ide baru sangat dibutuhkan untuk
menciptakan menu makanan yang enak dan menarik.
Dari empat tipe inovasi yang dijelaskan oleh Kuratko dan Hodgetts
(2001), tipe inovasi yang dilakukan oleh CABANA adalah synthesis. Tipe inovasi
synthesis merupakan kombinasi dari konsep dan faktor yang sudah ada menjadi
formulasi atau penggunaan baru. Alasan CABANA memilih tipe inovasi synthesis
karena CABANA mengadaptasi dari konsep caf yang sudah ada, yaitu Mujigae
Resto, Strawberry Caf, untuk disintesiskan menjadi sebuah model bisnis yang
baru. Jenis model bisnis yang baru bertujuan untuk membedakan CABANA dari

kompetitor, menciptakan nilai bagi para konsumen, sehingga CABANA dapat


menjadi market leader dalam industri percafan.
Untuk beberapa hal CABANA menggunakan organistik misalnya
menerima masukan dari tenaga kerja (bottom-up), open communication. Dengan
ini diharapkan karyawan dapat lebih terpacu untuk lebih berinovasi dan
berkreativitas tanpa takut, keputusan pemilihan promosi, inovasi produk atau
pelayanan baru. Sementara untuk beberapa hal, kami memutuskan untuk
menggunakan tipe mekanistik seperti melakukan SOP, pelatihan, kenaikan bonus
yang sifatnya berasal dari top management.

4.4. Analisis VRINE


Valuable

Rare

Inimitable

Non-

Exploitable

substituable

Drive revenue Our resource Many

Easy

growth

is secondary

replace

get competitor

another

(banana)
easy
and

to

easily

processed

to Strong
with capabilities
and creativity

dessert,

food within

one

product

and single source

services

(banana)

4.5. Analisis five forces model


a) Competition in the industry
Kompetisi industry dalam bidang kuliner sangat berat, hal dapat dilihat
dari banyaknya tempat tempat makanan yang ada di Jakarta pada
khususnya, hal ini yang dapat membuat rintangan bagi CABANA untuk
masuk ke industry kuliner
b) New entrants
Brand CABANA sebagai restoran yang menawarkan produk-produk
berbahan dasar pisang belum dikenal masyarakat, sehingga sulit bersaing
dengan brand yang lebih dahulu dikenal

c) Bargaining power of supplier


Supplier CABANA yang terbatas dapat membuat CABANA kurang dapat
melakukan bargaining kepada supplier. Hal ini dapat membuat CABANA
sangat bergantung kepada supplier
d) Threat of substitutes
Banyak produk makanan lainnya dapat menjadi halangan bagi CABANA
e) Bargaining power of buyers
Para customer dapat memilih produk makanan lain selain CABANA
apabila harga yang ditawarkan CABANA tidak cocok dengan kemauan
customer

4.6 Analisis PESTEL CABANA

Political Factor
Konsumsi pisang untuk saat ini sementara tidak terlalu begitu terpengaruh oleh
perubahan kondisi politik pasca-pilpres dan dualisme yang terjadi di lingkungan
politik DPR sehingga CABANA masih aman untuk pengambilan kebijakan
manajerial untuk short-mid term.

Economic Factor
CABANA sangat terpengaruh oleh faktor ekonomi baik secara internal maupun
eksternal sehingga dapat lebih fleksibel dalam menetapkan strategi untuk
merespon kondisi dan perubahan dalam setiap faktor yang terdiri dari:

Growth Rates (Tingkat pertumbuhan)


CABANA melakukan ekspansi (pembukaan cabang) pada tahun kedua dan ketiga
operasional untuk mempertahankan competitive advantages sesuai permintaan
konsumen dan menghasilkan keuntungan yang kompetitif

Interest Rates (Tingkat bunga)


Saat ini, rencana investasi awal dan rencana ekspansi seluruhnya didanai oleh
pendanaan sendiri (ekuitas). Namun, apabila di masa yang akan datang tingkat

bunga

mengalami

penurunan,

dapat

dipertimbangkan

kembali

untuk

mempergunakan instrumen hutang untuk menurunkan cost of capital sehingga


dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Level of Employment (Tingkat ketenagakerjaan)


Kondisi ekonomi untuk saat ini CABANA memiliki tenaga kerja terampil yang
terbagi dalam beberapa shift kerja terprogram dan evaluasi serta training secara
berkala

Price Stability (Inflasi dan deflasi)


Dalam penentuan strategi, CABANA memperhitungkan faktor perubahan harga
dalam perencanaannya karena baik inflasi maupun deflasi, keduanya memiliki
dampak negatif pada kondisi finansial apabila tidak diperhitungkan dengan baik
sehingga CABANA memang memerlukan ekspansi bisnis dan menambah volume
penjualan agar dapat menjaga kestabilan demand.

Currency Exchange Rates (Nilai tukar mata uang)


Saat ini CABANA mengambil produk dari supplier domestik sehingga tidak
terpengaruh dengan nilai tukar mata uang.

Sociocultural Factor
Target konsumen CABANA juga memperhatikan faktor demografi dengan
kekhususan pada gen Y untuk usia 19-30 dan memperhatikan juga untuk faktor
estetika sosial ekonomi yang tercermin di dalam delighting all your senses pada
5 panca indera

Technological Factor
Faktor teknologi mencakup penerapan dari inovasi terbaru dalam teknologi proses
dan CABANA telah menerapkan touchscreen panel (iPad atau tablet) untuk
pemesanan menu dan pelayanan jasa yang ditawarkan oleh CABANA

Ecological Factor
CABANA juga terfokus pada isu lingkungan selain meningkatkan margin
keuntungan dengan adanya program take-away donation yang akan digunakan
sebagai program CSR untuk pengembangan hasil produksi pisang bagi petani
yang kurang mampu secara finansial.

Legal Factor
Peraturan hukum sebagai manifestasi politik saat ini tidak mempengaruhi
kebijakan manajerial khususnya promosi pada produk CABANA.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami hasilkan pada tugas ini adalah:


1. Lingkungan yang tepat adalah lingkungan yang mampu menstimulasi
inovasi, termasuk diantaranya struktur organisasi, budaya organisasi, dan
praktik sumber daya manusia
2. CABANA dalam melakukan inovasi juga memperhatikan faktor
lingkungan eksternal dan internal, dimana tipe inovasi yang dilakukan
oleh CABANA adalah synthesis.
3.

CABANA dapat menciptakan bisnis yang inovatif dan mengembangkan


strategy inovasi serta menciptakan produk kreatif untuk dapat bertahan
dalam industry kuliner.

Dari hasil diskusi, kelompok kami memutuskan bahwa untuk faktor


external (PESTEL) yang memengaruhi inovasi CABANA adalah ekonomi, social,
teknologi dan environment karena dapat memengaruhi profitabilias dan potensi
resiko ketidakpastian. Sedangkan dari Five Forces Porter, kami sepakat bahwa
dalam bisnis kami supplier power sangatlah tinggi, akan tetapi buyer power juga
memiliki opportunity yang tinggi karena diferensiasi yang kami lakukan pada
CABANA, meskipun begitu kami juga menyadari bahwa entry barrier bisnis
CABANA sangat rendah ditambah tingginya pengaruh competitor dan produk
substitusi lain yang dapat memengaruhi inovasi yang akan kami lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Petraite, Monika., Brigita,

und iene, Asta. (2013). Proceedings of the

14th European Conference on Knowledge Management. Academic Conferences


Limited
Robbins, S.P. & Coulter M. (2012). Management. Prentice Hall New
Jersey

Anda mungkin juga menyukai