Anda di halaman 1dari 33

PERAN PPK - SKPD DALAM PENINGKATAN

AKUNTABILITAS KEUANGAN, ASET TETAP,


DAN PENGADAAN BARANG DAN JASA
Disampaikan Oleh :

Iman Bastari

Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Da


Jakarta, 8 Maret 2011

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


(BPKP)

01

PERMASALAHAN
AKUNTABILITAS
KEUANGAN

PERMASALAHAN AKUNTABILITAS KEUANGAN


1. Opini atas LKPD 2009 :
Belum terdapat LKPD di Wilayah Provinsi Papua dan Papua
Barat yang memperoleh Opini WTP
Di Wilayah Provinsi Papua, dari 30 Pemda sebanyak 7 Pemda
memperoleh opini WDP, 12 Pemda memperoleh opini TMP dan
sisanya sebanyak 11 pemda belum diketahui hasilnya.
Di Wilayah Provinsi Papua Barat, dari 12 pemda sebanyak 1
Pemda memperoleh opini WDP, 5 pemda memperoleh opini TMP
dan sisanya sebanyak 12 pemda belum diketahui hasilnya
2. Ketepatan waktu penetapan APBD 2010 :
Di Wilayah Provinsi Papua, dari 30 Pemda hanya 12 pemda
yang tepat waktu penetapan APBD-nya
Di Wilayah Provinsi Papua Barat, dari 12 Pemda hanya satu
pemda yang tepat waktu penetapan APBD-nya yaitu Kabupaten
Sorong
3. Penyerapan Anggaran Tahun 2010 :
Penyerapan anggaran per 31 Juli 2010, rata-rata penyerapan
anggaran di wilayah Provinsi Papua hanya 27,41 % sedangkan di
wilayah Provinsi Papua Barat sebesar 28,16%.

PERKEMBANGAN OPINI ATAS


LKPD
DI WILAYAH PROVINSI PAPUA

PERKEMBANGAN OPINI ATAS


LKPD
DI WILAYAH PROVINSI PAPUA
BARAT

PERMASALAHAN OPINI LKPD 2009


DI WILAYAH PROVINSI PAPUA DAN
PAPUA BARAT
Pelaporan dan penatausahaan persediaan tidak tertib
Aset tetap tidak dapat diyakini kewajarannya, karena:
o Tidak dapat ditelusuri nilai dan / atau keberadaan aset tetap yang
dilaporkan dalam neraca
o Pencatatan aset tetap tidak akurat
o Tidak didukung dengan bukti kepemilikan

Penyertaan modal tidak didukung bukti penyertaan modal


Terdapat Pengeluaran belanja yang tidak didukung dengan bukti
lengkap dan sah
Terdapat dana kegiatan yang belum dapat dipertanggungjawabkan
Terdapat pengeluaran kas daerah yang tidak melalui mekanisme
APBD
Terdapat penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukannya
Penatausahaan dan pencatatan pendapatan daerah dan
pengelolaan rekening daerah belum sesuai ketentuan

KETEPATAN WAKTU PENETAPAN APBD


NO

PEMERINTAH DAERAH

2010 - PAPUA
TEPAT

NO

PEMERINTAH DAERAH

WAKTU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

PROVINSI PAPUA
KOTA JAYAPURA
KAB JAYAPURA
KAB KEEROM
KAB PEG. BINTANG
KAB JAYAWIJAYA
KAB TOLIKARA
KAB NABIRE
KAB MIMIKA
KAB ASMAT
KAB BOVEN DIGOEL
KAB MAMBERAMO RAYA

TERLAMBA
T

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB
KAB

SARMI
PUNCAK JAYA
YAHUKIMO
BIAK NUMFOR
SUPIORI
KEP YAPEN
WAROPEN
MERAUKE
MAPPI
PANIAI
MAMB. TENGAH
YALIMO
LANNY JAYA
NDUGA
PUNCAK
DOGIYAI
INTAN JAYA
DEIYAI

N
O
1

PEMERINTAH
DAERAH
KAB SORONG

TEPAT
WAKTU

NO

PEMERINTAH
DAERAH

PROVINSI PAPUA
BARAT
2 KOTA SORONG
3 KAB SORONG
SELATAN
4 KAB RAJA AMPAT
5 KAB KAIMANA
6 KAB FAKFAK
7 KAB MANOKWARI
8 KAB TELUK
WONDAMA
9 KAB TELUK BINTUNI
10 KAB TAMBRAUW
11 KAB MAYBRAT

TERLAMB
AT

SEBAB-SEBAB KETERLAMBATAN
PENETAPAN APBD
Keterbatasan SDM aparatur pemerintah daerah, kurang
koordinasi, dan kurang mentaati peraturan
Pengolahan hasil musrenbang memerlukan waktu lama
Menunggu penetapan perubahan APBD Tahun 2009
Menunggu penetapan anggota DPRD dan alat
kelengkapannya
Keterbatasan SDM baik kuantitas maupun kualitas.
Menunggu penetapan Dana Perimbangan
(DAU/DAK/DBH).
Pergantian pejabat bupati dan / atau pejabat eselon II,
III, IV
Dll

PENYERAPAN APBD 2010 (PER 31 JULI


2010)
DI WILAYAH PROVINSI PAPUA

PENYERAPAN APBD 2010 (PER 31 JULI 2010)


DI WILAYAH PROVINSI PAPUA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


(BPKP)

02

PERMASALAHAN
AKUNTABILITAS ASET
TETAP

Permasalahan Akuntabilitas
Pengelolaan Aset
Pencatatan aset tetap tidak/belum akurat
mengakibatkan saldo awal aset tetap Tahun 2009
tidak dapat diyakini kewajarannya
Aset daerah masih banyak dikuasai oleh yang
tidak berhak
Aset yang belum jelas kepemilikannya sebagai
efek dari pemekaran.
Aset daerah masih banyak yang belum jelas
dokumen kepemilikannya
Pembebasan tanah memerlukan biaya besar

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


(BPKP)

03

PERMASALAHAN
AKUNTABILITAS
PENGADAAN BARANG &
JASA

Permasalahan Akuntabilitas proses


pengadaan barang/jasa (1)
Terdapat denda keterlambatan pekerjaan belum
ditetapkan dan disetor ke kas daerah.
Penggunaan dana bantuan subsidi biaya personal
siswa belum didukung bukti pertanggungjawaban
yang lengkap.
Penggunaan
dana
belum
didukung
bukti
pertanggungjawaban yang lengkap.
Dana bantuan langsung masyarakat (BLM-Respek)
untuk distrik, kampung, dan kelurahan belum
disalurkan oleh kas daerah
Terdapat kekurangan volume pekerjaan.
Perubahan Pelaksanaan Kegiatan Tidak Didukung
Addendum Kontrak

Permasalahan Akuntabilitas proses


pengadaan barang/jasa (2)
Panitia Pengadaan Tidak Memiliki HPS Perbedaan
Kuantitas antara Berita Acara Serah Terima Barang
Dengan Dokumen Kontrak
Dokumen Lelang Tidak Lengkap
Terdapat fisik pekerjaan yang tidak dapat
diselesaikan
Nilai kontrak melampui Owners Estimate (OE)
Harga kontrak pekerjaan dimark-up
Pengadaan barang tidak sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak
Spesifikasi
Teknis
Pengadaan
Barang
Telah
Menunjuk Suatu Merk Tertentu

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


(BPKP)

04

PERANAN PEJABAT
PENATAUSAHAAN KEUANGAN
SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (PPK SKPD)

PEJABAT PENATAUSAHAAN
KEUANGAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
1. Pengertian PPK SKPD
(PPK SKPD)
Pasal 1 Permendagri No 13/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, PPK-SKPD adalah pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
2. Tugas PPK SKPD (Psl 14 PP 58/2005 dan Psl 13
Permendagri 13/2006)
a. Meneliti kelengkapan SPP (UP, GU, LS, TU) ;
b. Melakukan verifikasi SPP
b. Menyiapkan SPM;
c. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan (Khusus SKPD
Pengelola Pendapatan Daerah);
d. Melaksanakan akuntansi dalam rangka menyusun laporan
keuangan SKPD
3.Larangan bagi PPK SKPD, tidak boleh merangkap sebagai :
- Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah
- Bendahara
- Pejabat Pelaknsana Teknis Kegiatan (PPTK)

MENELITI KELENGKAPAN DAN


VERIFIKASI SPP SERTA
MENYIAPKAN
SPM
HAL HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN,
ANTARA LAIN :
1.KECEPATAN PROSES PEMROSESAN SPP DAN SPM
Kecepatan Proses SPP dan SPM akan berpengaruh pada
penyerapan anggaran SKPD
SPM harus diterbitkan paling lama 2 hari setelah diterimanya SPP
2.KETERSEDIAAN DAN KETEPATAN PEMBEBANAN ANGGARAN
Ketersediaan / Kecukupan anggaran yang akan dibebani
Ketepatan pembebanan program / kegiatan / rekening anggaran
dalam DPA SKPD
Kesesuaian Tujuan Peruntukannya
3.KETEPATAN PERHITUNGAN
Ketepatan perhitungan rekapitulasi dengan rinciannya
Ketepatan perhitungan Potongan SPM (Pajak, IWP, Taperum)
Ketepatan perhitungan Rincian
4.KELENGKAPAN DOKUMEN PENDUKUNG SPP DAN SPM
Kecukupan Lampiran Dokumen pendukung
Kesesuaian bukti pertanggungjawaban
Keabsahan Dokumen pendukung

VERIFIKASI HARIAN ATAS


PENERIMAAN PENDAPATAN
DAERAH

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN, ANTARA LAIN :


1.KETEPATAN REKENING / AKUN
Ketepatan akun / rekening yang akan digunakan untuk
mencatat realisasi pendapatan
2.KETEPATAN WAKTU
Bendahara
penerimaan
wajib
menyetor
seluruh
penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambatlambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja
Kesesuaian
tanggal
bukti
dengan
realisasi
penerimaan/penyetoran dan pencatatannya (Pisah Batas)
3. KETEPATAN JUMLAH
Kesesuaian jumlah yang dilaporkan BUD dan SKPD. Oleh
karena itu harus dilakukan rekonsiliasi secara periodik dan
berkesinambungan dengan Bendaharawan Umum Daerah
(BUD) karena terdapat kemungkinan terjadi penyetoran
langsung ke kas daerah tanpa melalui bendahara penerimaan
Kesesuaian jumlah antara bukti penerimaan dan penyetoran

MELAKSANAKAN AKUNTANSI
DALAM RANGKA PENYUSUNAN
LAPKEU SKPD

1. Kewajiban Penyusunan Lapkeu SKPD:


Laporan Realisasi Anggaran
Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran di SKPD meliputi :
Laporan Realisasi Pendapatan Daerah :
Realisasi penerimaan oleh bendahara penerimaan
Realisasi penyetoran ke kas daerah oleh bendahara
penerimaan
Menyusun Laporan Realisasi Belanja
Realisasi Belanja per program, kegiatan dan rekening
3. Laporan Neraca SKPD, meliputi :
Aset pada SKPD :

Kas
Persediaan
Piutang
Aset Tetap (Tanah, Gedung & Bangunan, Mesin & Peralatan,
Jalan/Jaringan,
Aset
Tetap
Lainnya,
Konstruksi
Dalam
Pengerjaan/KDP)

Hutang PFK
Pemungutan dan Penyetoran Pajak

MELAKSANAKAN AKUNTANSI DALAM


RANGKA PENYUSUNAN LAPKEU
SKPD .. Lanjutan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :


1. Kesesuaian Laporan Keuangan yang disusun dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP)
2. Kesesuaian Laporan Keuangan SKPD dengan Laporan Keuangan Pemda
Lapkeu Pemda pada dasarnya merupakan kompilasi atas lapkeu SKPD
Perlu dilakukan rekonsiliasi antara data SKPD dengan data di Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), yaitu:
Rekonsiliasi data realisasi pendapatan
Rekonsiliasi data realisasi belanja
Rekonsiliasi data aset tetap
3.
Kesesuaian laporan keuangan dengan dokumen pendukung
Kesesuaian realisasi pendapatan dengan bukti penerimaan pada
bendahara penerimaan dan bukti penyetoran ke Kas Daerah
Kesesuaian
realisasi
belanja
dengan
bukti-bukti
pertanggungjawaban (SPJ) belanja daerah
Kesesuaian mutasi penerimaan/pengeluaran dan saldo kas daerah
dengan rekening koran bank
Kesesuaian aset tetap yang dilaporkan dengan bukti kepemilikan /
perolehan
4. Kesesuaian laporan keuangan dengan fisik

Kesesuaian realisasi belanja dan bukti pertanggungjawaban


dengan prestasi pekerjaan

UPAYA OPTIMALISASI PERAN


PPK SKPD
1. Pengembangan Kapasitas SDM secara berkesinambungan
Update pengetahuan atas perkembangan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
Proses regenerasi SDM
2. Melengkapi Sistem dan Prosedur
Prosedur standar dalam pelaksanaan penatausahaan
keuangan
Prosedur standar dalam proses penyusunan laporan
keuangan
3. Menggunakan Sistem Informasi berbasis Teknologi Informasi
Otomatisasi atas proses penatausahaan keuangan dan
penyusunan laporan keuangan (Implementasi SIMDA
Keuangan)
4. Pemberdayaan Pengawasan Intern
Memastikan bahwa prosedur standar dijalankan
Mengurangi resiko terjadinya kesalahan

ALUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


MELALUAI IMPLEMENTASI SIMDA KEUANGAN
Penganggaran

Penatausahaan Pembukuan / Pelaporan

Server : DATABASE SIMDA


Output :
Output :
-- SPD
-- RKA SKPD
-- SPP
-- APBD
-- SPM
-- Penjabaran APBD
-- SP2D
-- DPA SKPD
-- Anggaran Kas -- SPJ
-- Pengesahan SPJ
-- Dll
-- Register
-- Buku & Lap Bendahara
dan BUD
-- Dll

Output :
-- LRA
-- NERACA
-- ARUS KAS
-- BUKU BESAR
-- BUKU PEMBANTU
-- Dll

TAHAPAN
IMPLEMENTASI SIMDA
KEUANGAN

PEMBUKUAN / LAPKEU

PENATAUSAHAAN KEUDA

PENYUSUNAN ANGGARAN

INSTALL DAN PELATIHAN

PENJELASAN
ALUR PENGELOLAAN KEUANGAN
DENGAN SIMDA KEUANGAN

Program Aplikasi SIMDA Keuangan merupakan program aplikasi


yang terintegrasi dalam pengelolaan keuangan daerah mulai dari
proses penyusunan anggaran, penatausahaan dan pelaporan
keuangan.
Dengan sistem yang terintegrasi, maka SIMDA Keuangan
diharapkan akan menghemat waktu proses pengelolaan keuangan.
Data yang dihasilkan dalam proses anggaran akan digunakan dalam
proses penatausahaan, dan demikian juga data yang dihasilkan dari
proses penatausahaan keuangan akan digunakan dalam proses
pembukuan / pelaporan keuangan.
SIMDA Keuangan telah dapat menghasilkan dokumen dan laporanlaporan dalam pengelolaan keuangan daerah yang dipersyaratkan
ketentuan perundangan serta dokumen/laporan lain yang dibutuhkan
untuk kepentingan manajemen.
Implementasi SIMDA Keuangan dianggap berhasil apabila
laporan keuangan sudah dapat dihasilkan dari Aplikasi SIMDA, karena
hal ini juga berarti bahwa SIMDA Keuangan juga telah digunakan
dalam penganggaran dan penatausahaan keuangan daerah.
Keberhasilan dalam implementasi SIMDA Keuangan
akan
dipengaruhi oleh komitmen dari komponen yang terlibat dalam proses
pengelolaan keuangan daerah.

PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SIMDA DI PROVINSI PAPUA

PENJELASAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SIMDA


DI PROVINSI PAPUA

Dari 30 Pemda di Papua, sebanyak 10 pemda


telah
bekerjasama
dengan
BPKP
untuk
mengimplementasikan SIMDA Keuangan
Kondisi implementasi SIMDA Keuangan pada 10
Pemda :
10 Pemda telah menggunakan dalam proses
penganggaran / penyusunan APBD dan penatusahaan
keuangan
5 Pemda telah menghasilkan laporan keuangan dari
Aplikasi SIMDA

Dari 10 pemda yang telah mengimplementasikan


SIMDA Keuangan, sebanyak 5 pemda diantaranya
perlu ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan
laporan keuangan dari Aplikasi SIMDA

PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SIMDA


DI PROVINSI PAPUA BARAT

PENJELASAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SIMDA


DI PROVINSI PAPUA BARAT

Dari 12 Pemda di Papua Barat, kecuali Kabupaten


Manokwari seluruhnya telah bekerjasama dengan
BPKP untuk mengimplementasikan SIMDA Keuangan
Kondisi implementasi SIMDA Keuangan pada 11
Pemda :
11
Pemda
telah
menggunakan
dalam
proses
penganggaran / penyusunan APBD
9
Pemda
telah
menggunakan
dalam
proses
penatusahaan keuangan
6 Pemda telah menghasilkan laporan keuangan dari
Aplikasi SIMDA

Dari 11 pemda yang telah mengimplementasikan


SIMDA, sebanyak 5 pemda diantaranya perlu
ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan laporan
keuangan dari Aplikasi SIMDA

1.

2.

3.
4.
5.

UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS
IMPLEMENTASI SIMDA
Monitoring dan Evaluasi Implementasi SIMDA:
Mengidentifikasi
dan
mengatasi
hambatan
dalam
pelaksanaan implementasi SIMDA di masing-masing pemda
Menilai pencapaian hasil implementasi SIMDA pada masingmasing pemda
Mendorong dibangunnya sistem dan prosedur pendukung
pelaksanaan implementasi SIMDA
Mekanisme rekonsiliasi data realisasi anggaran SKPD dengan
SKPKD
Mekanisme rekonsiliasi data mutasi kas daerah antara BUD
dengan Bank
Mekanisme rekonsiliasi atas mutasi aset tetap di tingkat SKPD
Mekanisme rekonsiliasi atas data aset tetap antara SKPD
dengan SKPKD
Meningkatkan kapasitas SDM Pemda :
Peningkatan kualitas SDM (operator dan administrator)
Proses regenerasi
Mendorong terlaksananya tindak lanjut hasil audit BPK
Menyusun dan melaksanakan rencana aksi tindak lanjut hasil
audit BPK
Maintenance , dan pengembangan Aplikasi SIMDA

Anda mungkin juga menyukai