Anda di halaman 1dari 60

LAMPIRAN DETAIL PERHITUNGAN

Menghitung Tahanan Menggunakan Metode Harvald


Data Utama Kapal :
:
Ldips
:
Lpp
:
Lwl
:
B
:
H
T
:
:
Cb
:
Cbwl
:
Vs
:
Cp
:
Cm
:
Lcb
:
Jarak Pelayaran
:
Jenis Kapal
:
Rute Pelayaran

134.633
133.3
135.966
22.5
11.4
8.3
0.68
0.6733
16
0.69
0.982
0.66%

meter
meter
meter
meter
meter
meter

knots

8.23104

m/s

Container Carriers

Perhitungan Tahanan Kapal


1 Perhitungan Volume Displacement ()
= Lwl x B x T x Cbwl
= 135,966 x 22,5 x 8,3 x 0,6733
= 17096.1982817 m^3
2 Perhitungan Diplacement ()
= Lwl x B x T x Cbwl x
= 135,966 x 22,5 x 8,3 x 0,6733 x 1,025
= 17523.6032387 ton

=
=

1.025 ton/m^3
1025 kg/m^3

3 Perhitungan Luas Permukaan Basah (S)


S= 1,025Lpp (Cbwl x B + 1,7T)
= 1,025(133,3)x (0,6733 x 22,5 + 1,7(8,3))
= 3997.76447563 m^2
4 Menghitung Nilai Bilangan Froude Dan Angka Reynold
g=
9.81 m/s^2
=
0.000000943 pada suhu 25
Sehingga :
Fn= Vs/(g x Lwl)^0,5
Rn= (Vs x Lwl)/
=
0.225374641
= 1187392930
5 Menghitung Nilai Cf
Cf (koefisien tahanan gesek) di dapat dari rumus ITTC-57
Cf= 0,075/(logRn-2)^2
= 0.0014985049

6 Menentukan Nilai Cr Dari Diagram Guldhammer-Harvald


Cr didapat menggunakan rumus berikut :
Lwl/^1/3=
5.278 ()=Cb/
()=
0.69
= (0,08*CB)+0,93=
Fn=
0.225374641
()= 0.690776107

0.9844

L/V^1/3
5
5.278
5.5

10^3CR
1.23
1.1188
1.03

Dari hasil interpolasi diatas didapat nilai 10^3CR1 = 1,1188


Sehingga :
10^3CR1=
1.1188
CR1= 0.001119
a

Koreksi Bentuk Badan Kapal


Karena bentuk badan kapal standart tidak ada koreksi

Koreksi Rasio B/T


Karena diagram diatas dibuat berdasarkan syarat rasio B/T= 2,5 maka nilai CR1
untuk kapal yang mempunyai rasio B/T lebih besar maupun lebih kecil dari nilai
tersebut harus dilakukan koreksi, sesuai rumus pada buku TAHANAN DAN PROPULSI
KAPAL SV.AA HARVALD hal 119.
B/T= 2.710843
10^3 CR2 = 10^3 CR1(B/T-2,5)+ 0,16
10^3 CR2 = 1.152535
CR2= 0.001153

Koreksi CR2 Karena Adanya Penyimpangan Lcb Dari Standar


Letak LCB yang optimum merupakan kuantitas yang masih agak meragukan, dan
semua kepustakaan yang ada memberikan pendapat yang berbeda-beda sehingga
memberikan gambaran yang membingungkan. Sebagai upaya untuk mengatasi
kerancuan tersebut maka semua informasi yang ada dikumpulkan dan diringkas
pada LCB standar tersebut didefenisikan sebagai fungsi linear angka Froude (Fn).

Dari TRG kita dapatkan nilai LCB kapal sebesar 0,66%


LCB=
0.66%
Letak LCB dari Lines plan berada di depan midship
Penentuan LCB standart dalam % dengan acuan grafik LCB standart pada buku
Tahanan dan Propulsi Kapal, 1992, Sv.Aa. Harvarld Hal. 130

Dari pembacaan grafik hubungan Fn dan LCB standart, diperoleh harga :


LCB Standart=
0.50%
Letak LCB standar dianggap sebagai letak yang dianggap memberikan tahanan yang
paling kecil, maka letak yang lain dianggap memberikan tahanan yang lebih besar.
Penambahan tahanan tersebut harus dicari dengan jalan mengalikan penyimpangan
LCB dari standar,
LCB = LCB - LCB Standart
= 0,66%-0,50%
=
0.16%
=
0.0016
Faktor =

103 C

LCB

Harga faktor ini diperoleh dari gambar dibawah, dan ini


berlaku untuk LCB yang berada didepan LCBstandar.

Dari diagram 5.516 di buku Harvald hal 130 diperoleh nilai faktor nya
(103Cr/LCB)|LCB|
Adapun Koreksi LCB yaitu :
= 0.000224

Koefisien tahanan sisa dengan koreksi LCB :


3

10 C

R3

= 10 Cr2

Standart

103 C

LCB

LCB

= 1.152759
CR3= 0.001153
d

Anggota badan Kapal


dalam hal ini yang perlu dikoreksi adalah boss baling-baling :
untuk kapal penuh Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 5%, sehingga :
CR4= (1+5%)*Cr3
= 0.00121

7 Tahanan Tambahan
Nilai Diplacement Kapal =

17523.6 ton

Dengan menginterpolasi data displacement pada buku TAHANAN DAN PROPULSI


KAPAL hal. 132 yaitu maka didapat tahanan tambahan yaitu :
Diplacement
CA
1000
0.0006

0.14

17523.6032387
100000

0.0005
0

CA=

0.0005

8 Tahanan Udara
Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui
maka disarankan untuk mengoreksi koef. tahanan udara (HARVALD 5.5.26 hal 132)
CAA=

0.00007

9 Tahanan Kemudi
berdasarkan HARVALD 5.5.27 hal. 132
koreksi untuk tahanan kemudi mungkin sekitar :
CAS=

0.00004

10 Menghitung Koefisien Tahanan Total


CT= CF + CR4 + CA + CAA + CAS
= 0.003319
11 Menghitung Tahanan Total Kapal
Rt= Ct x 0.5 x airlaut x Vs^2 x S
= 460.676627648 kN

Dalam hal ini tahanan total masih dalam pelayaran percobaan, untuk kondisi
rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada tahanan
dan daya efektif. Kelonggaran rata-rata untuk pelayaran dinas disebut sea
margin/service margin. Sea marginnya adalah sebesar 20%.

Rt (dinas) = (1+20%)*RT
= 552.812 kN

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Daya Engine Kapal
1 Menghitung EHP
Daya Efektif atau EHP adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan
kapal di air atau untuk menarik kapal dengan kecepatan v. Perhitungan
daya efektif kapal (EHP) menurut buku HARVARD,TAHANAN DAN PROPULSI
KAPAL, 6.2.1 hal. 135 sebagai berikut :
EHP= Rt Dinas x Vs
= 552,812 x 8,23104
= 4550.217 kW
= 6099.487 HP

1 HP =

0.746 kW

2 Menghitung DHP
Adalah daya yang diserap oleh propeller dari sistem perporosan atau daya
yang dihantarkan oleh sistem perporosan ke propeller untuk diubah
menjadi daya dorong (thrust ).
DHP = EHP/Pc

Dimana, Pc = H x rr x o

a. Effisiensi lambung ( H )
H = (1-t)/(1-w)
Menghitung Wake Friction (w)
Wake friction atau arus ikut merupakan perbandingan antara
kecepatan kapal dengan kecepatan air yang menuju ke
propeller. Dengan menggunakan rumus yang diberikan oleh
Taylor ,maka didapat :
w= 0,5Cb-0,05
= (0,5 x 0,68 ) - 0,05
=
0.29
Menghitung Thrust Deduction Factor (t)
Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu
t= k.w
nilai k antara 0,7-0,9 dan diambil 0,9
= 0,9 x 0,29
k=
0.9
=
0.261
maka, H =

(1-t)/(1-w)
= (1-0,261)/(1-0,29)
= 1.040845

b. Efisiensi Relatif Rotatif (rr)


harga rr utk kapal dg propeller tipe single screw berkisar 1,0-1,1.
(Principal of Naval Architecture hal 152 ) pd perencanaan propeller &
tabung poros propeller ini diambil harga :
rr =

1.1

c. Efisiensi Propulsi (o)


adalah open water efficiency yaitu efficiency dari propeller pada saat
dilakukan open water test.nilainya antara 40-70%, dan diambil :
o=
o=

55%
0.55

d. Coeffisien Propulsif (Pc)


Pc = H x rr x o
= 1,040845 x 1,1 x 0,55
= 0.629711
Maka nilai DHP adalah :
DHP= EHP/Pc
= 5928,79/0,629711
= 9686.165 HP

7225.879 kW

3 Menghitung SHP
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan
mengalami losses sebesar 2%, sedangkan pada kapal yang kamar
mesinnya pada daerah midship kapal mengalami losses sebesar 3%.
(Principal of Naval Architecture hal 131). Pada perencanaan ini, kamar
mesin terletak dibagian belakang, sehingga losses yang terjadi hanya 2%

SHP= DHP/sb
= 9415,092/0,98
= 9883.841 HP
4 Menghitung daya yang diperlukan (BHP)
Karena tidak menggunakan gearbox maka nilai G = 1
BHP scr= SHP/ G
= 9607,237/0,98
= 10085.55 HP
maka BHP mcr bernilai :
BHP mcr = BHP/1
= 7523.822 kW

= 7523.822 kW

= 10085.55 HP

dan diambil 0,9

No.
1 Jenis
2 Daya
3 Dimensi

4 Berat
5 RPM
6 SFOC
7 Avaibility R/G
8 Jenis Bahan Bakar
9 Sistem Bahan Bakar
10 Sistem Penunjang

Merk Engine
MAN B&W
Warstsila
8S42MC7
RT-Flex40
8640 kW
7945
p= 7705
p= 7150
l= 3490
l= 2590
t= 10293
t= 7760
153 ton
136 rpm
146
177 g/kWh
175 g/kWh
-

Mak
9M43C
9000 kWh
p= 10528
l= 2878
t= 6148
127 ton
514 rpm
176 g/kWh
Ada
MDO dan HFO

gearbox
reintjes

WAF7740
max

2.929
7909 kW
750 Rpm

DATA UTAMA KAPAL


Nama kapal
Jenis kapal
Lpp
Lwl
B
T
H
Vs
Cb lpp
Cb lwl
Cp
Cm
Lcb
g
air laut
udara
Rute
Radius
Time

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

LAWU MGT
CONTAINER CARRIER
133.3
m
135.966 m
22.5
m
8.3
m
11.4
m
16
Knots
0.68
0.6733
0.69
0.982
0.66%
9.81
m/s2
1.025
ton/m3
0.001
ton/m3
Surabaya-Singapura
1011 (nauctical mile)
7 hari

8.23 m/s

1 Jarak Gading
a.

Jarak gading di belakang sterntube bulkhead dan di depan collision bulkhead diatur dalam Biro
Klasifikasi Indonesia Vol II tahun 2009 Section 9 disebutkan bahwa jarak gading di belakang
sterntube bulkhead dan di depan collision bulkhead tidak boleh lebih dari 600 mm

b.

Engine room dan ruang muat


Jarak gading didapat dari perhitungan pendekatan yang telah di berikan BKI-1989 dengan
mengacu pada panjang kapal
a0

=
=
diambil

Lpp/500+0,48 (m)
0.7466 m
0.7 m

2 Sekat (Bulkhead)
a.

b.

Sterntube Bulkhead
Diambil
3 jarak gading
Sehingga, Sterntube bulkhead terletak pada gading kedengan jarak
4.8 m
dari AP
Engine room bulkhead
Panjang engine room bulkhead berkisar 17%-20% Lpp diukur dari AP
Menentukan letak sekat kamar mesin dari AP :
17%Lpp
20%Lpp
22.661 26.66
Letak sekat kamar mesin dari Sterntube Bulkhead :
22,661-4,8 26,66-4,8
17.861 21.86
m
25.5
31.2
jarak gading
diambil
29 jarak gading atau
20.3
m
Letak sekat kamar mesin dari sterntube bulkhead adalah
29 jarak gading atau
20.3
m

Letak sekat kamar mesin dari AP adalah


37 jarak gading atau

25.1

Jadi Sekat kamar mesin terletak pada jarak gading kec.

Collision Bulkhead
Letak collision bulkhead antara 0,05-0,08 dari LC
*note :
HC
=
0,85H
=
9.69 m
LppHC
=
134.05
m
LwlHc X 0,96
=
131.8464 m

37

(BKI 2009 Vol. II Section 11)

*dipilih yang terbesar sebagai Lc, sehingg nilai Lc


Sehingga,
0.05
6.7025

0.08
10.724

134.05

Lc
m

*note : FP bukan merupakan gading sehingga acuan yang digunakan adalah sekat kamar
mesin
Letak sekat kamar mesin dari AP adalah
25.1
m
Letak sekat kamar mesin dari FP adalah
108.2
m
Sehingga letak collision bulkhead dari sekat kamar mesin yaitu antara
108,2-6,075
108,2-10,724
101.4975
97.476 m
atau :
144.99643
139.25143 Jarak Gading
diambil
144
jarak gading atau
100.8
m
dari sekat kamar mesin
Letak Collision bulkhead dari AP adalah
181
jarak gading atau
125.9
m
Letak Collision bulkhead dari FP adalah
7.4
m
Jadi Collision Bulkhead terletak pada gading ke-

3 Double Bottom
a.

Perhitungan Center Girder atau penumpu tengah


Tinggi Center Girder (BKI 2009 Vol II Section 8. B.2.2.1)

=
=

350 + (45 x B)
1362.5 mm

1400

mm

Tebal Center Girder (BKI 2009 Vol II Section 8. B.2.2.2)


tM
=
h/ha(h/120+3.0)+k
=
14.96968 mm =
15 mm
b.

Perhitungan Side Girder


tebal side girder (BKI 2009 Vol II Section 8. B.3.2)
t
=
(h/(120*ha))*k
=
11.050037 mm =
12 mm

4 Panjang Ruang Muat


Panjang Ruang Muat
=
=

133,3 - 25,1 - 7,4


100.8
m

181

5 Perencanaan sekat
Direncanakan terdapat 6 sekat kedap, meliputi:
Sekat tubrukan (Collision Bulkhead)
1 buah
Sekat tabung poros (Sterntube Bulkhead)
1 buah
Sekat depan kamar mesin (Engine Room Bulkhead)
1 buah
Sekat ruang muat
3 buah

DATA UTAMA KAPAL


Nama kapal
Jenis kapal
Lpp
Lwl
B
T
H
Vs
Cb lpp
Cb lwl
Cp
Cm
Lcb
g
air laut
udara
Rute
Radius
Time

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

LAWU MGT
CONTAINER CARRIER
133.3
m
135.966 m
22.5
m
8.3
m
11.4
m
16
Knots
0.68
0.6733
0.69
0.982
0.66%
9.81
m/s2
1.025
ton/m3
0.001
ton/m3
Surabaya-Singapura
1011 (nauctical mile)
7 hari

8.23 m/s

Perhitungan Estimasi Gross Tonnage


1. Volume Kapal di bawah Garis air (V1)
Vdisp
=
Lwl x B x T x Cbwl
=
135,966 x 22,5 x 8,3 x 0,6733
=

17096.198 m3

2. Volume Kapal dari Sarat Penuh Sampai Main Deck (V2)


Tinggi sarat penuh sampai main deck (f)
f
=
H-T
=
11,4 - 8,3
=
3.1
m
h

=
=

f/2
1.55

Untuk memudahkan menghitung menggunakan aturan simpson didapat 3 bagian WL yaitu :

Luas permukaan setiap WL diketahui dengan cara melihat hatch area pada AutoCAD
Sehingga di dapat :
Waterline
8,3 m
9,85 m
11,4 m

Volume

Luasan (A)
2727.588
2497.2014
2364.919

Faktor Simpson (FS)


1
4
1
(A x Fs)

=
=

1/3 x h x (A x Fs)
1/3 x 1,55 x 15081,31

7792.0115 m3

A x FS
2727.588
9988.8056
2364.919
15081.313

3. Volume Bangunan Atas Kapal (V3)


Main deck

Poop deck

Boat deck

Bridge deck

Navigation
deck

P (panjang)
l (lebar)
t (tinggi)

14
12
2.8

12
12
2.8

12
12
2.8

12
12
2.8

Luasan (m2)

518.5878

168

144

144

144

Volume (m )

1555.7634

470.4

403.2
Total Volume

403.2

403.2

4. Volume Total ruangan tertutup Kapal

Dari perhitungan diatas makan volume total kapal dapat dicari dengan cara menjumlahkan s
perhitungan volume diatas.
V total

V1 + V2 + V3

28343.363 m3

5. Perhitungan Gross Tonnage ( GT ) kapal

Kemudian untuk menentukan besar nilai Gross Tonnage mengacu pada Regulation 3 dari Ann
dalam International Convention of Tonnage Measurement of Ships, 1969 sebagai berikut :
Rumus :

GT
ket : K1
V

K1 x V

=
=

0,2 + 0,02 Log10 V

28343.363 m3

=
=

0,2 + 0,02 Log10 28343,36

=
=
=
=

K1 x V

Volume ruangan tertutup dalam kapal

Sehingga :
K1

GT

0.29

0,29 x 28343,36
8192.6216
8193
tonase

6. Penentuan Jumlah Crew/ABK ( Anak Buah Kapal)

Mengacu kepada Surat Keputusan Menteri No. 70 Tahun 1998 (KM. 70), jumlah Crew/ABK seb
berikut :
Deck Department
Susunan ABK
Nahkoda (Master)
Mualim I (Chief Mate)
Mualim II
Operator Radio
Serang
Juru Mudi
Kelasi
Koki
Pelayan

Jumlah
1
1
1
1
1
3
2
1
1

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

Engine Department
Susunan ABK
Kepala Kamar Mesin
Masinis II
Mualim II
Mandor Mesin
Juru Minyak (Oiler)
Pembantu Kamar Mesin
Electican

Sehingga jumlah seluruh Crew/ABK ( Anak Buah Kapal ) 21 Orang

apat 3 bagian WL yaitu :

ch area pada AutoCAD

Forecastle
deck

3
73.13
219.39
3455.1534

gan cara menjumlahkan semua

ada Regulation 3 dari Annex 1


1969 sebagai berikut :

70), jumlah Crew/ABK sebagai

epartment
an ABK
Mesin

Oiler)
mar Mesin

Jumlah
1
1
1
1
3
1
1

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

DATA UTAMA KAPAL


Nama kapal
Jenis kapal
Lpp
Lwl
B
T
H
Vs
Cb lpp
Cb lwl
Cp
Cm
Lcb
g
air laut
udara
Rute
Radius
Time

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

LAWU MGT
CONTAINER CARRIER
133.3
m
135.966 m
22.5
m
8.3
m
11.4
m
16
Knots
0.68
0.6733
0.69
0.982
0.66%
9.81
m/s2
1.025
ton/m3
0.001
ton/m3
Surabaya-Singapura
1011 (nauctical mile)
7 hari

8.23 m/s

PERHITUNGAN PERMESINAN BANTU


1. Peralatan kemudi ( Steering Gear)
a. Penentuan luasan daun kemudi
Mangacu pada Biro Klasifikasi Indonesia 2014 Vol.2 Section 14 luasan daun kemudi memiliki
minimal sebagai berikut :

m2
Ket :
C1

Untuk faktor tipe kapal


1
Untuk Kapal Umum
1.7
Untuk Tug dan trawler
0.9

C2

untuk kapal bulk carrier dan


tanker dengan displacement
>50.000 ton

Untuk faktor tipe rudder


1
Untuk kapal umum
0.9
Semi spade rudder
0.8
Untuk double rudder
0.7
Untuk high lift rudder

C3

Untuk faktor proffil rudder


1
Untuk NACA-profil dan plat rudder
0.8
untuk hollow profil

C4

Untuk rudder arrangement


1
Untuk rudder in the propeller jet
1.5
Untuk rudder outside the propeller jet

L = 96% x Lwl
T

=
=

130.52736 m
8.3
m

Sehingga luasan minimal daun kemudi adalah :


A
=
1 x 0,9 x 1 x 1 x (1,75 x 133,3 x 8,3/100)
=
=

17.063189 m2
17.1

m2

Luas minimal yang direncanakan sebesar

17.1

m2

b. Detail Ukuran Daun Kemudi

Mengacu pada Van Lamerens "Resistance, propulsion and steering of ship" untuk daun kemu
menggunakan single propeller memiliki luasan di depan sumbu poros daun kemudi tidak leb
23% A
Sehingga besar A' (A didepan rudder stock) adalah :
A'

A'

3.9245335 m2

Sedangkan persyaratan perancangan ukuran daun kemudi adalah :

23% A

b
c

1,8 =

A=bxc

b = 1,8c

1,8 c x c

3.079

5.5420

nilai b dibagi menjadi 2 sesuai keinginan desainer


b1
=
3
m
b2
=
2.5420 m
A1

50% A total - A1f

A2

50% A total - A2f

A1f

35% A'

1.374

m2

A2f

65% A'

2.551

m2

A1

(50% A total - A1f)

7.158

m2

A2

(50% A total - A2f)

5.981

m2

Untuk jarak C1 dan C2 ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :

C1

2.5832

C2

2.1583

c. Perhitungan gaya (force) pada daun kemudi

Berdasarkan BKI Vol II 2014 Section 14 memberikan rumus yang digunakan untuk menghitun
pada daun kemudi sebagai berikut :

K1, K2, K3, dan Kt adalah koefisien-koefisien yang harus ada dalam perhitungan. Didapat dar
Vol. II 2014 sebagai berikut penjelasannya :
K1

( + 2 )/3

aspect ratio () adalah perbandingan antara kuadrat b


dalam hal ini aspect ratio tdk boleh >2
dimana At = A + A rudder horn, jika memiliki rudder horn
At

K1

1.27

K2

1.1

K3

=
=

17.1
1.8

m2

( dipilih tipe NACA sesuai table yang ada di BKI )

=
1
( karena kemudi terletak dibagian belakang propeller )
Kt
=
1
( Jika tidak diketahui bernilai 1 menurut ketetntuan BKI )
Tabel 14.1 - Coefficient K2 (BKI 14. B. 2)

Sehingga gaya total pada daun kemudi sebesar :


Cr
=
212584.23 N
=
212.58423 kN

Karena yang digunakan adalah semi spade rudder, maka harus dicari distribusi gaya pada lu
dan A2 sebagai berikut :
1. Gaya luasan A1
Cr1

=
=

Cr x A1/A
89179.085 N

89.179085 kN

74.510773 kN

2. Gaya luasan A2
Cr2
Cr x A2/A
=
=

74510.773 N

d. Menentukan torsi pada rudder stock

Mengacu pada BKI 2014 Vol. II Section 14 mengenai rudder stock perhitungan sebagai beriku
Rudder torque
QR
CR x r
=

65.45

kNm

QR1

CR1 x r1

29.386

kNm

QR2

CR2 x r2

-16.923

kNm

r
r1

c(-kb)

0.308

c1( -kb1 )

0.330

r2

c2( -kb2)

-0.227

kb

Af/A

0.230

kb1

A1f/A1

0.192

kb2

A2f/A2

0.427

c1

A1/b1

2.39

c2

A2/b2

2.35

0.33

(For ahead condition)

Total Rudder Torque


QR
=
65.45
kNm =
QRmin
CR x r1,2min
=

65452.298 Nm
=

r1,2min = (0,1/A) x (c1 . A1 + c2 . A2)

11948.721 Nm

0.1826

11.949

e. Diameter Rudder Stock


Diameter tangkai daun kemudi (Rudder Stock) untuk mentransmisikan momen torque tidak
kurang dari rumusan berikut ini :

(untuk ReH > 235 N/mm2) atau (


ReH < 235 N/mm2)

st 60 , Rm = 60 kg/mm2 = 600 N

==> ReH = 0.7 x 600 = 420 N/m


ReH St60
kr

Rumus diameter =

Dt 4,23 QR k r
Dt

146.4

mm

f. Daya yang dibutuhkan untuk steering gear

Sebelum kita menghitung daya yang dibutuhkan steering gear harus menghitung daya yang
dibutuhkan untuk memutar tongkat daun kemudi berdasarkan buku " Marine Auxiliary Machi
and System " oleh M. Khetagurov.
Nrs

Q R rs
75

dimana :
rs

180

rs

0.044

Sehingga :
Nrs
=

38.059

merupakan sudut putar kemudi sebesar 35o


merupakan waktu putar kemudi 28 detik

HP

Daya yang dibutuhkan steering gear agar apat menggerakkan daun kemudi adalah sebagai

N ST

N rs
SG

dimana :
SG =
=

Effisiensi steering gear (0,35-1,0)


0.75

=
=

50.745732 HP
37.856316 KW

2. Perhitungan Jangkar

Dalam memilih jangkar dilakukan perhitungan terhadap nilai Z atau biasa dikenal dengan eq
number dengan formula sesuai dengan aturan BKI 2014 Vol. II section 18 sebagai berikut :

Dimana :
D
:
h
:

:
h' :

Displasment [ton] pada sarat muat musim panas


a + h'
Tinggi efektif dari garis air muat musim panas hingga bagian atas rumah g
[m]
jarak garis air muat musim panas [m] sampai geladak teratas di sisi kapal
Jumlah tinggi dari bangunan atas dan rumah geladak yang mempunyai leb
besar dari B/4 [m]
Luas penampang badan kapal, bangunan atas dan rumah geladak yang
mempunyai lebar lebih besar dari B/4. Diatas garis air muat musim panas
panjang L sampai ketinggian h.

Dimana :
D

a
h'
h

=
=
=
=
=
=
=

Diplacement
Lwl x B x T x Cb x
17523.603 ton
3m
18 m
a + h'
21
m

A
=
781.0838 m2
Sehingga, Equipment number nya :
Z
=
1697.7642

a. Jangkar
Jumlah
:
Berat
:
Tipe
:
b. Rantai
Panjang
Diameter
Tipe

3 (1 cadangan)
5250 kg
Stockless Anchor

jangkar
:
577.5
m
:
56
mm
:
Stud Link Chain Cables

c. Tali tambat
Panjang
Jumlah
Beban putus

:
:
:

d. Tali tarik
Panjang
Beban putus

:
:

3. Chain Locker

Berdasarkan rules BKI 20014 Vol II Sec. 18, telah ditentukan syarat volume 2 chain locker tan
box sebagai berikut :

dimana :

diameter rantai berdasarkan tabel 18.2

panjang total rantai berdasarkan tabel 18.2

Sehingga :
19.92144 m3

4. Menentukan Daya Mesin Jangkar


Berdasarkan buku "Pratical Ship Building" oleh M. Khetagurov sebagai berikut :
a. Gaya Tarik Pengangkat Jangkar (Tcl)
Tcl
=
2fh x (Ga + (Pa x La)) x (1 - (w/a))
dimana :
Ga
:
Berat jangkar
=
5250
d
:
Ukuran rantai/diameter
=
56
Pa
:
Berat rantai jangkar
La

Untuk Stud-link, Pa = 0,0218 x d2


Panjang rantai yang menggantung

Density material

7750

w
fh

:
:

Density sea water


Faktor gesekan pada hawse pipe
dan stoper nilainya antara 1,28 1,35

=
=

1025
1.35

Sehingga :
Tcl
=
28317.453 kg

=
=

=
=

68.4
100

277794.21 N
277.79421 kN

b. Torsi Pada Kabel Lifter (Mcl)


Mcl =
(Tcl x Dcl)/(2 x cl)
dimana :
Dcl :
Diameter effektif kabel lifter (13,6 d)
:
761.6
mm =
0.7616 m
cl
:
effisiensi kabel lifter berkisar antara 0,9 - 0,92
:
0.9
Sehingga :
Mcl =
11981.429 kgm =
117.53782 kNm
c. Torsi pada poros motor (Mm)
Mm =
Mcl/(ia x a)
kgm
dimana :
ncl
:
Putaran kabel lifter (300/d)
=
5.36
Rpm
nm :
Putaran motor penggerak nilainya antara 750-1550 Rpm
ia
:
Perbandingan gigi mekanis (nm/ncl)
:
280
a
:
Effisiensi peralatan, untuk worm gearing 0,7-0,85
:
0.8
Sehingga :
Mm =
53.488522 kgm
d. Daya Motor Penggerak Windlass
Ne
=
(Mm x nm)/716,2
=
112.02567 HP

5. Capstan

n daun kemudi memiliki luasan

of ship" untuk daun kemudi


os daun kemudi tidak lebih dari
23% A

unakan untuk menghitung gaya

perhitungan. Didapat dari BKI

ngan antara kuadrat b


jika memiliki rudder horn

da di BKI )

akang propeller )
ut ketetntuan BKI )

ri distribusi gaya pada luasan A 1

erhitungan sebagai berikut :

kNm

ikan momen torque tidak boleh

ReH > 235 N/mm2) atau (untuk


35 N/mm2)

m = 60 kg/mm2 = 600 N/mm2

H = 0.7 x 600 = 420 N/mm2


=

420 N/mm2
0.65

s menghitung daya yang


" Marine Auxiliary Machinary

kemudi sebesar 35 o
kemudi 28 detik

kemudi adalah sebagai berikut :

ring gear (0,35-1,0)

biasa dikenal dengan equipment


on 18 sebagai berikut :

gga bagian atas rumah geladak

adak teratas di sisi kapal


dak yang mempunyai lebar lebih

n rumah geladak yang


s air muat musim panas pada

190 m
5 buah
350 kg

220 m
1025 kN

volume 2 chain locker tanpa mud

gai berikut :

kg
mm
kg
m
kg/m3
kg/m3

1500 Rpm

DATA UTAMA KAPAL


Nama kapal
Jenis kapal
Lpp
Lwl
B
T
H
Vs
Cb lpp
Cb lwl
Cp
Cm
Lcb
g
air laut
udara
Rute
Radius
Time

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

LAWU MGT
CONTAINER CARRIER
133.3
m
135.966 m
22.5
m
8.3
m
11.4
m
16
Knots
0.68
0.6733
0.69
0.982
0.66%
9.81
m/s2
1.025
ton/m3
0.001
ton/m3
Surabaya-Singapura
1011 (nauctical mile)
7 hari

8.23 m/s

1. Heavy Fuel Oil


WHFO
Dimana :
BHPSCR

BHPSCR x SFOC x tc x C x 10-6

SFOC
tc
Vs
C

=
=
=
=
=

7945
175
168
16
1.5

kW
gr/kWh
hours
knot
(Berkisar antara 1,3 ~ 1,5)

HFO

0.991

ton/m3

Sehingga :
WHFO
V(WHFO)

=
=
=

350.3745 ton
WHFO / HFO
331,8006 / 0,991

=
353.55651 m3
Karena perencanaan tangki bahan bakar akan diletakkan di double bottom maka untuk kapa
tangki diberi penambahan 4% untuk ekspansi panas.
VHFO

104% x V(WHFO)

367.69877 m3

2. Marine Diesel Oil (MDO)


Berat bahan bakar MDO direncanakan sebesar (0,1 ~ 0,2) dari berat kebutuhan HFO
direncanakan sebesar :
0.19
MDO
=
0.88
ton/m3
Sehingga :
WMDO
0,2 x WHFO
=
=
=
V(WMDO)

=
=

0,2 x 331,8006
66.571155 ton
WMDO / MDO
66,36011 / 0,88

=
75.64904 m3
Karena perencanaan tangki bahan bakar akan diletakkan di double bottom maka untuk kapa
tangki diberi penambahan 4% untuk ekspansi panas.
VMDO

=
=

104% x V(WMDO)

78.675001 m3

104% x 75,40922

3. Lubricating Oil
WLO
Dimana :
BHPSCR

BHPSCR x SLOC x tc x C x 10-6

SLOC
tc
Vs
C

=
=
=
=
=

7945
0.7
168
16
1.5

kW
gr/kWh
hours
knot
(Berkisar antara 1,3 ~ 1,5)

HFO

0.89

ton/m3

Sehingga :
WLO
V(WLO)

=
=
=

1.401498 ton
WLO / LO
0,948002 / 0,89

=
1.5747169 m3
Karena perencanaan tangki bahan bakar akan diletakkan di double bottom maka untuk kapa
tangki diberi penambahan 4% untuk ekspansi panas.
VLO

=
=

104% x V(WLO)

1.6377055 m3

104% x 1,06517

3. Kebutuhan Air Tawar


a. Untuk kebutuhan makan dan minum dalam 1 trip (W fwd)
Jumlah ABK (tc)

21 orang

Waktu Pelayaran (t)


Vs
Estimasi kebutuhan air tawar (Cfwd)
Sehingga :
Wfwd
=
=
=

:
:
:

7 hari
16 knot
10 kg/org/hari

tc x t x Cfwd
21 x 7 x 0,01
1.47
ton

b. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci dalam 1 trip (W fws)


Kebutuhan mandi dan mencuci (Cfws)
Sehingga :
Wfwd
=
tc x t x Cfws
=
21 x 7 x 0,08
=
11.76
ton

0.08

ton/hari

c. Untuk kebutuhan memasak dalam 1 trip (W fwc)


Kebutuhan memasak (Cfwc)
Sehingga :
Wfwc
=
tc x t x Cfwc
=
21 x 7 x 0,003
=
0.441
ton

0.003

ton/org/hari

d. Untuk kebutuhan pendingin main engine dalam 1 trip (W fwj)


Wfwj

Dimana :
BHPSCR

:
tc
:
Vs
:
c
:
Sehingga :
Wfwj
=

BHPSCR x tc x c x 10-6
7945
168
16
5
6.6738

kW
Jam
Knot
kg/kW/hr
ton

e. Untuk Kebutuhan pendingin A/E dalam 1 trip (W fwae)


Diperkirakan jumlah air yang digunakan sekitar 10%-20% dari main engine
Wfwae

=
=
=

20% x Wfwj
20% x 6,320011
1.33476 ton

Sehingga total kebutuhan air tawar sebesar :


Wfw total
Wfwd + Wfws + Wfwc + Wfwj + Wfwae
=
=
21.67956 ton
V(Wfw)

Wfw / fw

dimana fw

=
21.67956 m3
Karena ada ekspansi panas maka tangki direncanakan sebesar
104% x V(Wfw)
Vfw
=
=

104%

22.546742 m3

4. Tangki Air Ballast


Berat air ballast diestimasikan 10% - 15% dari berat diplacement kapal maka diambil

=
Lwl x B x T x Cbwl x
=
17523.603 ton
Wballast

=
=

V(Wballast) =
=

15% x
1752.3603 ton
Wballast / air laut
1709.6198 m3

Karena ada ekspansi panas maka tangki direncanakan sebesar


Vballast
104% x V(Wballast)
=
=

104% x 2564,43

1778.0046 m3

5. Berat Crew dan Provisionnya


Wcrew
Worang x n x 10-3
=

Wprov

104%

dimana :

=
=

75 x 21 x 10-3
1.575
ton

Jumlah crew (n)


W rata-rata orang

=
=

C x n x tc x 10-3
0.735
ton

dimana :
C
=
=

3,5 - 5 kg orang/hari
5 kg

bottom maka untuk kapasitas

t kebutuhan HFO

bottom maka untuk kapasitas

bottom maka untuk kapasitas

0.01 ton/org/hari

ton/m3

104%

pal maka diambil

10%

104%

:
:

5 - 5 kg orang/hari

21 orang
75 kg

Perhitungan LWT, DWT, dan Payload


Berdasarkan buku "Practical Ship Design komponen light weight meliputi :
1. Structural Weight Approximination (WS)
2. Outfit Weight Calculation (WO)
3. Machinery Weight (Wd)
4. Weight of Reminder (Wr)
5. Berat instalasi permesinan (Wmt)
6. Margin Merchant Ship
Perhitungan :
1. Structural Weight Approximination (WS)
Perhitungan berat baja kapal dapat dihitung dengan rumus :

(Practical Ship Design, 199


dimana :
E
:
L
:
B
:
T
:
H
:
l1
:

Parameter steel weight


Lpp kapal
Lebar kapal
Sarat kapal
Tinggi kapal

:
:
:
:

133.3
22.5
8.3
11.4

m
m
m
m

Panjang Forecastle deck

14.09

l2

Panjang Poop Deck

29.35

h1

Tinggi Forecastle deck

h2

:
:

Tinggi Poop Deck


Coefficient block

:
:

2.8
0.68

Cb

maka :

E
:
E
=
Berat baja kapal (Wsi)

L (B + T) + 0,85 L (H -T) + 0,85 (l1 . h1) + 0,75 (l2 . h2)


4554.45

ton

W = K . E1,36
(Practical Ship Design, 1998)
Dimana nilai K diperoleh dari tabel berikut :

Sehingga :
Wsi
=
=

K . E1,36
3402.3217 ton

dimana K :

0.036

(Container ships)

Perhitungan berat baja diatas pada kondisi Cb sarat muatan penuh sehingga perlu dilakukan
nilai Cb pada saat kondisi H
Cb'

=
=

Cb + (1 - Cb)(0,8H - T) / 3T
0.6905382

Sehingga :
WS
Wsi [1 + 0,05 (Cb' - 0,7)]
=
=

(Practical Ship Design, 1998)

(Practical Ship Design, 1998)

3400.7121 ton

2. Outfit Weight Calculation (WO)

Untuk menghitung Outfit Weight Calculation dapat dilakukan dengan menggunakan tab
diatas, sumbu X menunjukan Lpp kapal kemudian kita potongkan dengan grafik tipe ka
kemudian perpotongannya di tarik garis ke kiri, sehingga kita mendapatkan nilai W O/LB
WO

=
=

(WO/(LB)) x Lpp x B
944.76375 ton

dimana nilai WO/LB :

(Practical Ship Design, 199


3. Machinery Weight (Wd)
Perhitungan Machinery Weight menggunakan rumus berikut :

(Practical Ship Design, 199

Sehingga :
Wd
=

344.5115 ton

4. Weight of Reminder
Berdasarkan buku "Practical Ship Design" hal 110 Persamaan 4.10 bahwa weight of reminder
dirumuskan sebagai berikut :
Wr

K x MCR0,70

dimana nilai K :

=
=

0,72 x 7945
386.72142 ton

0.72

0,70

5. Berat instalasi permesinan (Wmt)


Wmt =
=
=

K x MCR0,78
0,72 x 79450,78
793.24207 ton

6. Margin Merchant Ship


Pada buku Practical Ship Design djelaskan bahwa disarankan untuk perhitungan LWT ditamba
margin sebesar 2% dengan maksud agar kesalahan saat memperkirakan LWT dapat dihilang
Setelah nilai dari komponen-komponen light weight didapat, yaitu Structural Weight Approxim
Outfit Weight, dan Machinery Weight. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

LWT =
=

WS + WO + Wd + Wr + Wmt

LWT(total)

=
=

5869.9508 ton
102% x LWT
5987.3499 ton

Perhitungan DWT
DWT =
- LWT
=
11536.253 ton

dimana :

17523.603 ton

Perhitungan Payload
DWT - Wtotal
Payload
=

Dimana Wtotal meliputi berat dari bahan bakar (HFO dan MDO), berat minyak pelumas (LO),
air tawar, berat air ballast, serta crew dan provisionnnya.
Parameter
WHFO

Berat (ton)

WMDO

66.571155

WLO

1.401498

350.3745

WFWtotal

21.67956

Wcrew

1.575

Wprov

0.735

Wtotal

442.33671 ton

Sehingga :
Payload

=
=

DWT - Wtotal
11093.917 ton

Dengan merujuk pada berat dan dimensi container maka berat container direncanakan mem
berat maksimal 17 ton untuk satu container.
Sehingga kapal mampu mengangkut :
Jumlah TEUs
=
652.58333 TEUs
=

ayload

ractical Ship Design, 1998)

75 (l2 . h2)

(Container ships)

sehingga perlu dilakukan koreksi


Design, 1998)

Design, 1998)

dengan menggunakan tabel


kan dengan grafik tipe kapal
mendapatkan nilai W O/LB.
0.315

ractical Ship Design, 1998)

ractical Ship Design, 1998)

ahwa weight of reminder


(Container Ships)

perhitungan LWT ditambahkan


akan LWT dapat dihilangkan.
tructural Weight Approximation,
berikut:

at minyak pelumas (LO), berat

ainer direncanakan mempunyai

Perhitungan Estimasi volume tangki kapal pada double bottom


1. Perhitungan tangki MDO
WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
20.0426
30.5323
34.421

Fs
1
4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

A x Fs
20.0426
122.1292
34.421
176.5928
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
41.204987 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

82.409973 m3

Volume perhitungan :

78.675001 m3

sehingga masih memenuhi

2. Perhitungan tangki HFO


WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
110.4119
137.7905
147.6029

Fs
1
4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

A x Fs
110.4119
551.162
147.6029
809.1768
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
188.80792 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=
Volume perhitungan :

377.61584 m3
367.69877 m3

3. Perhitungan tangki Ballast 1


WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
136.0763
165.2197
174.2857

Dengan nilai interval (h) :

Fs
1
4
1
=

A x Fs
136.0763
660.8788
174.2857
971.2408
0.7
m

sehingga masih memenuhi

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
226.62285 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

453.24571 m3

4. Perhitungan tangki Ballast 2


WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
130.1975
158.6139
167.552

Fs
1
4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

A x Fs
130.1975
634.4556
167.552
932.2051
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
217.51452 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

435.02905 m3

5. Perhitungan tangki Ballast 3


WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
126.9701
154.2317
162.4314

Fs
1
4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

A x Fs
126.9701
616.9268
162.4314
906.3283
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
211.4766 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

422.95321 m3

6. Perhitungan tangki ballast 4


WL
0

A (luasan)
81.2108

Fs
1

A x Fs
81.2108

0.7
1.4

115.3763
122.4008

4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

461.5052
122.4008
665.1168
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
155.19392 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

310.38784 m3

7. Perhitungan tangki Ballast 5


WL
0
0.7
1.4

A (luasan)
14.7649
46.0825
52.7997

Fs
1
4
1
=

Dengan nilai interval (h) :

A x Fs
14.7649
184.33
52.7997
251.8946
0.7
m

Menghitung volume menggunakan rumus simpson pertama


Sehingga :
V tangki =
1/3 x h x
=
1/3 x 0,7 x 148,4744
=
58.775407 m3
2 tangki maka volumenya : 2 x 41,20499
=

117.55081 m3

Total Volume tangki ballast yang direncanakan :


Total volume perhitungan air ballast :

1739.1666 m3
1778.0046 m3

sehingga masih memenuhi

a double bottom

hingga masih memenuhi

Anda mungkin juga menyukai