III. PEMBELAJARAN 2
Listrik Dinamis
Sebuah lampu ketika dinyalakan, maka filament kawat dalam bola lampu terhubungkan ke suatu
beda potensial yang menyebabkan muatan listrik mengalir pada kawat, yang analogi dengan beda
tekanan dalam pipa air yang menyebabkan air mengalir melalui pipa. Aliran muatan listrik
merupakan suatu arus listrik. Arus listrik tidak hanya terjadi dalam kawat penghantar saja seperti
yang biasa dikenal, tetapi arus listrik juga mengalir melalui medium yang lain. Contohnya berkas
elektron yang mengalir dari "electron gun" menuju ke layar dalam sebuah tabung sinar katoda,
seperti pada monitor, atau suatu berkas ion-ion bermuatan dari pemercepat partikel. Dalam kegiatan
belajar ini, akan mendefinisikan arus listrik dan menghubungkannya dengan gerak partikel-partikel
bermuatan, pembahasan resistansi listrik dan hukum ohm, serta meninjau aspek-aspek energi dari
arus listrik.
II.1
i=
dQ
= Avnq
dt
(2)
Bila satuan muatan adalah coulomb, dan satuan waktu adalah detik, maka satuan arus listrik disebut
ampere (A). Kalau muatan yang lewat terdiri dari bermacam-macam partikel dengan jumlah
partikel persatuan volume, kecepatan, dan muatan yang berlainan, maka
= Ani v iqi
(3)
dt
Rapat arus J didefinisikan sebagai kuat arus i dibagi luas penampang A, yaitu
J=
i
A
(4)
CONTOH 1
Pada suatu konduktor mengalir arus sebesar 1 A. Berapa coulomb muatan listrik dan berapa
elektron yang mengalir dalam konduktor selama 1 menit?
Penyelesaian
Dari definisi arus (Pers. 1) didapatkan besarnya muatan listrik yang mengalir selama 1 menit (60
sekon):
i=
Q = i x t = 1 x 60 = 60 C
t
II.2
Q
Q = ne n =
e
60 C
=
19
1,6 x10 C
CONTOH 2
Dalam suatu berkas elektron, terdapat 5 x 106 elektron per sentimeter kubik. Misalkan energi
kinetik masing-masing elektron sebesar 10 keV dan berkas berbentuk silinder dengan diameter
1 mm. (a). berapakah kecepatan elektron?, (b). carilah arus berkas elektron?
Penyelesaian
(a). Kecepatan elektron dapat dihitung dari besarnya energi kinetik masing-masing elektron.
Ek =
mv 2 1 eV =1,6 x 1019
v
= 2Ek
m
2.(10.10 31,6x1019 )
0,3510 31
2
16
v= =
i = 3,7105 A
II.3
=
(5)
E
dV
Karena E = dan J =
, maka dx
dV
i = JA = AE =A
dx
i dx =A dV
(6)
Bila kawat mempunyai panjang L dengan beda potensial antara kedua ujung kawat adalah V ab dan
konstan, maka dengan mengintegrasi Pers.(6) didapatkan:
L
Vab = i
A
dengan besarnya L, A, dan konstan maka bila Vab diperbesar akan mengalirkan arus I yang besar
dan sebaliknya, sehingga (L / A) yang merupakan karakteristik kawat yang disebut hambatan
listrik/resistansi dari kawat tersebut, dan diberi notasi R,
L
R=
(7)
A
II.4
ab
= iR
(8)
Persamaan (8) inilah yang disebut dengan Hukum Ohm. Bila arus i dalam ampere, beda potensial V
dalam volt, maka hambatan listrik tersebut dinyatakan dalam ohm (). Satuan konduktivitas
adalah 1/ m atau mho/m.
sehingga =1/ dengan satuan .m (ohm.m). Jadi hambatan listrik dari kawat yang panjang L,
luas penampang A, dan resistivitas adalah:
R =
L
A
(9)
CONTOH 3
Suatu kawat nikron (resistivitas 10-6 .m) memiliki jari-jari 0,65 mm. Berapakah panjang kawat
yang dibutuhkan untuk memperoleh resistansi 2,0 ?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan (9), dapat kita
peroleh: 4
2L
RA
(2)(3,14)
(6,5x10 m)
R = -- L =
=
6
= 2,66m
10 .m
CONTOH 4
Hitung /A dalam ohm per meter untuk kawat tembaga gauge-14, yang berdiameter d = 1, 63
mm.
Penyelesaian:
Luas penampang lintang kawat gauge-14 adalah
A=
d 2 (0.00163 m) 2
=
= 2,1x10
4
Sehingga
1,7 x108 .m
II.5
2,1 x 10 m
=8,1 x 10 / m
Di alam tidak semua bahan mempunyai resistivitas yang selalu memenuhi hukum Ohm, yang
bersifat linier antara hubungan beda potensial dan arus listrik. Suatu konduktor yang memenuhi
Persamaan (8) disebut konduktor linier/ bahan ohmik atau konduktor yang memenuhi hukum ohm.
Hal ini secara grafik ditunjukkan pada Gambar 2(a). Disamping konduktor yang memenuhi hukum
ohm, ada juga konduktor yang tak linier, misalnya konduktor dari tabung vakum (Gambar 2(b))
II.6
(10)
dW
P=
= i Vab
(11)
dt
Bila di dalam kotak hitam ada suatu hambatan listrik sebesar R, maka
P = i2 R
(12)
atau
2
P=
Vab
R
(13)
Tenaga diberikan oleh perpindahan muatan tersebut seluruhnya diubah menjadi panas, sehingga
panas yang timbul dalam hambatan R persatuan waktu adalah i 2 R. Energi ini disebut dengan energi
yang hilang atau energi dissipasi.
CONTOH 5
Kawat pemanas terbuat dari campuran nikron ( N i Ci ) panjangnya 10 m dan mempunyai
hambatan 24 ohm, dibuat kumparan untuk suatu alat pemanas listrik. Berapakah daya yang
dihasilkan bila kedua ujung kumparan tersebut dihubungkan pada jaringan listrik dengan beda
potensial 110 volt ? Bila kawat kumparan diputus di tengah-tengah, dan salah satu dari
kumparan setengah panjang ini dihubungkan dengan beda potensial 110 volt. Berapakah daya
yang dihasilkan kawat sekarang ?.
P=
ohm
V2
=
(110 V)
= 504 watt. R
Untuk
satu
setengah panjang : 2
24
kawat
2
(110 V)
P=
1008 watt. R
=
12 ohm
II.7
Dapatkah kita potong terus menerus kawat tersebut untuk mendapatkan daya yang lebih tinggi ?
dW
(14)
dq
dan daya yang dikeluarkan sumber EMF,
P=
dW
dq
= i
=
dt
dt
(15 )
Perhatikan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber EMF (,r) dan hambatan luar R (Gambar
4).
II.8
(, r)
i
Gambar 4. Rangkaian yang terdiri dari suatu sumber EMF (,r) dan hambatan luar R.
Diperjanjikan arah EMF di dalam sumber adalah dari kutub negatip ke kutub positip, sedangkan
diluar sumber dari kutub positif menuju kutub negatif. Panas yang dalam hambatan R persatuan
waktu adalah (r i2), sedang tenaga yang diubah menjadi tenaga listrik persatuan waktu adalah ( I).
Jadi
i = R i2 + r i2
(16)
atau
i =
(17)
R+r
Tegangan Vab sepanjang R disebut tegangan jepit yang besarnya
Vab = Va - Vb = i R
(18)
Suatu rangkaian tertutup yang satu sumber EMF (,r) berupa baterai dan sebuah motor yang
dihubungkan seri dengan hambatan luar R (Gambar 5).
(, r)
i
+
(, r)
- '
i =
=
(19)
R + r + r'
CONTOH 6
Sebuah resistansi 11 dihubungkan ke sebuah baterai yang memiliki ggl 6 V dan resistansi
internal (hambatan dalam) 1 . Tentukan: a. Arus
b. Tegangan terminal baterai
c. Daya yang dihantarkan oleh ggl
d. Daya yang dihantarkan ke resistansi eksternal.
Penyelesaian:
a. Dari Persamaan 16, arus
I=
6V
=
= 0,5 A R + r
(11+1)
b. Tegangan baterai
P =I = (6V)(11) = 3W
d. Daya yang dihantarkan ke resistansi eksternal
a. Kombinasi Resistor
Kombinasi Seri
II.10
(22)
Gambar 6.(a) Dua resistor disusun seri membawa arus yang sama.
(b) Resistor-resistor pada (a) dapat digantikan oleh resistor ekivalen R eq = R1 + R2 yang memberikan
tegangan jatuh total yang sama ketika membawa arus yang sama seperti dalam (a)
Resistor Paralel
Dua resistor yang dihubungkan seperti dalam Gambar 7.a sedemikian rupa sehingga memiliki beda
potensial yang sama antara keduanya yang dikatakan bahwa mereka dibungkan secara paralel. Catat
bahwa resistor-resistor dihubungkan pada kedua ujungnya dengan sebuah kawat. Misalkan I adalah
arus dari titik a ke b. Pada titik a arus terpecah menjadi dua bagian, I 1 dalam resistor R1 dan I2 dalam
resistor R2. Arus total adalah jumlah arus-arus tadi:
II.11
I = I 1 + I2
(23)
Misalkan V = Va Vb adalah tegangan jatuh pada kedua resistor. Dalam bentuk arus resitansi,
V = I1 R 1 = I 2 R 2
(24)
Resistansi ekivalen dari kombinasi resistor paralel didefinisikan sebagai resitansi R eq tersebut, di
mana arus total I menghasilkan tegangan jatuh V (Gambar 7.b),
V
Req =
(25)
I
Dengan memecahkan Persamaan ini untuk I dan dengan menggunakan I = I1 + I2, kita dapatkan
V
I=
= I1 +I2
(26)
R eq
Tetapi menurut Persamaan 24, I1 = V/R1 dan I2 = V/R2. Persamaan 26 lalu dapat ditulis menjadi:
V
I=
V
=
V
+
(27)
Req
R1
R2
Resistansi ekivalen untuk dua resistor paralel dengan demikian dapat ditulis menjadi:
11
=
1
+
(28)
Req R1
R2
Hasil ini dapat diperluas untuk beberapa kombinasi resistor lebih dari dua buah yang disusun secara
paralel, sehingga Persamaan umumnya dapat ditulis menjadi:
II.12
(29)
Gambar 7. (a) Dua resistor disusun parallel (b) resitor ekivalen Req dari susunan (a)
CONTOH 7
Resistor 4 dan 6 disusun paralel tampak pada Gambar 8, dan dikenakan beda potensial 12 V
pada kombinasi tersebut.
Tentukan:
a. resistansi ekivalen
b. arus total
c. arus pada masing-masing resistor
d. daya yang didisipasi oleh masing-masing resistor.
I2
12V
I1
Gambar 8. Dua resistor disusun secara paralel pada suatu beda potensial 12 V
Penyelesaian
a. Pertama, kita hitung resistansi ekivalen dari Persamaan 29,
1 1
=
1
+
3
=
2
+
5
=
Req 4 6 12 12 12
Req =
= 2,4
V 12V
=
= 5A Req
2,4
II.13
= 3A
dan
4 6
d. Daya yang didisipasikan dalam resistor 4 adalah:
P = I2R = (3A)2 (4) = 36 W
Daya yang didisipasikan dalam resistor 6 adalah:
P = I2R = (2A)2(6) = 24 W
Daya ini berasal dari sumber ggl yang menjaga beda potensial 12 V pada kombinasi resistor.
Daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus 5 A pada 12 V adalah :
P = IV = (5A)(12V) = 60 W
CONTOH 8
Tentukan resistansi ekivalen antara titik a dan b untuk kombinasi resistor yang ditunjukkan oleh
Gambar 9.
II.14
1
1
1
3
1
4
= +
=
+
=
(Gambar 10.a)
R' eq 4 12 12 12 12
R'eq
R eq
R'''eq =
= 6
5. Hukum Kirchhoff
Pada Gambar 11 memberikan satu contoh dari rangkaian. Kedua resistor R 1 dan R2 pada rangkaian
ini terlihat seperti dihubungkan secara paralel, padahal tidak demikian. Tegangan jatuh pada kedua
resistor tersebut tidaklah sama, karena adanya ggl (gaya gerak listrik) 2 yang diserikan dengan R2.
Juga karena arus yang mengalir pada R 1 dan R2 tidaklah sama, maka R1 dan R2 juga tidak dapat
dikatakan dirangkai secara seri.
R2
1
R1
+
-
2
R3
II.15
I3
Gambar 12. Ilustrasi dari hukum Kirchhoff tentang titik percabangan. Arus I1 yang mengalir melalui
titik a sama dengan jumlah I2 + I3 yang mengalir keluar dari tiik a.
Gambar 12 menunjukkan suatu titik percabangan dari 3 buah kawat yang dialiri arus I 1, I2, dan I3.
Dalam rentang waktu t, muatan I1t mengalir melalui titik percabangan dari arah kiri. Dalam
rentang waktu t juga, muatan I2t dan I3t bergerak kearah kanan meninggalkan titik percabangan.
Karena muatan tersebut bukan berasal dari titik percabangan dan tidak juga menumpuk pada titik
tersebut dalam keadaan tunak, dengan demikian muatan akan terkonversi dititik percabangan
tersebut yaitu:
I1 = I 2 + I 3
(30)
Gambar 13 memperlihatkan sautu rangkaian yang terdiri dari 2 buah baterai dengan hambatan dalam
r1 dan r2 beserta 3 buah resistor luar. Kita mengharapkan dapat menentukan arus yang mengalir
dalam rangkaian tersebut sebagi fungsi dari ggl dan hambatan, yang kita anggap nilainya telah
diketahui. Kita tidak dapat memperkirakan arah arusnya kecuali kita telah mengetahui baterai mana
yang memiliki nilai ggl terbesar, namun sebenarnya kita tidak perlu mengetahui arah arus dalam
II.16
R1
r2
R2
2
r1
R3
Dengan menganggap bahwa arus I mengalir searah jarum jam, seperti yang terlihat pada gambar,
maka dengan menggunakan hukum pertama Kirchhoff saat kita melintas simpal dengan arah yang
telah diasumsikan semula berawal dari titik a. Tinggi rendahnya potensial pada sisi resistor untuk
arah yang dipilih ditandai dengan tanda plus dan minus pada gambar. Turun naiknya potensial
dipelihatkan pada Tabel 1. Perhatikan bahwa potensial turun saat kita melintasi sumber ggl pada titik
c dan d dan potensial naik saat kita melintasi sumber ggl antara f dan g. Mulai dari titik a dengan
menerapkan hukum Kirchhoff 1, kita peroleh:
-IR1 IR2 2 Ir2 IR3 + 1 Ir1 = 0
31)
dengan demikian untuk arus I kita
peroleh:
I=
(32)
R 1 + R 2 + R 3 + r1 + r 2
Tabel 1. Perubahan potensial antara titik yang ditandai
pada rangkaian dalam Gambar 8
ab
bc
cd
de
ef
Berkurang IR1
Berkurang IR2
Berkurang 2
Berkurang Ir2
Berkurang IR3
II.17
Bertambah 1
Bertambah Ir1
Ingat bahwa jika 2 lebih besar daripada 1, kita peroleh nilai negatif untuk arus I, yang menunjukkan
bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang salah. Yaitu, jika 2 lebih besar daripada 1, arus akan
berlawanan dengan arah jarum jam.
Kita dapat menghitung keseimbangan energi dalam rangkaian ini dengan menyusun kembali
Persamaan 21 dan mengalikan setiap terminal dengan I:
1I = 2I + I2R1 + I2R2 + I2r2 + I2R3 + I2r1
(33)
Suku 1I adalah laju di mana baterai 1 menimbulkan energi ke dalam rangkaian. Energi ini berasal
dari energi kimia internal baterai. Suku 2I adalah laju di mana energi listrik diubah menjadi energi
kimia dalam baterai 2. Suku I2R1 adalah laju di mana panas joule dihasilkan dalam resistor R 1.
Dengan cara yang sama, suku-suku untuk resistansi lainnya memberikan laju pemanasan joule di
dalamnya.
CONTOH 9
Suatu baterai dengan = 20 volt, r = 0,5 ohm, dihubungkan seri dengan suatu motor yang
bekerja pada tegangan EMF = 12 volt (ini bukan tegangan jepit motor) dan hambatan dalam
motor r = 1 . Kawat-kawat penghantar
memberikan hambatan luar R = 2,5 ohm
(Gambar 14). a. Berapa besar arus yang
mengalir ?.
b. Berapa tegangan jepit baterai Vab ,
tegangan jepit motor Vac , tegangan jepit
hambatan luar R,
Vcb ?.
c. Berapa besar panas yang timbul dalam
baterai, kotor dan hambatan R dalam
selang waktu t = 1 detik ?
d. Berapa kerja listrik yang dihasilkan baterai
dan kerja mekanis yang dihasilkan motor?
II.18
2,5 + 0,5 + 1
CONTOH 10
Gambar 15 menunjukkan suatu rangkaian listrik yang terdiri dari dua loop. Besar hambatan
luar, hambatan dalam, dan sumber-sumber EMF ditunjukkan pada gambar. Tentukan besar dan
arah arus yang melewati R1 , R2 , dan R3.
i2
i3
R3 =4
i1
2 =12V , r2 =0
R2 =3
R1 =5
1 =20V , r1 =0
: -1 - i2 R2 - i3 R3 = 0 atau
-12 3 i2 - 4 i3 = 0
(b) dan dari hukum Kirchhoff I, i di titik d
II.20
VII.1