Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DISLOKASI

OLEH
KELOMPOK 3

Pengertian
Dislokasi
merupakan
suatu
keadaan
dimana
tidak
menyinggungnya antara rawan
yang satu dengan rawan yang
lainnya,
sedangkan
sublukasi
merupakan
deviasi
hubungan
normal antara rawan yang satu
dengan rawan yang lainnya yang
masih saling bersentuhan (Price &
Wilson, 2005).

Pengertian
Dislokasi merupakan suatu
keadaan
dimana
tidak
menyinggungnya
antara
rawan yang satu dengan
rawan
yang
lainnya,
sedangkan
sublukasi
merupakan
deviasi
hubungan normal antara
rawan yang satu dengan
rawan yang lainnya yang
masih saling bersentuhan
(Price & Wilson, 2005).

Dislokasi sendi adalah suatu


keadaan dimana permukaan
sendi tulang yang membentuk
sendi tak lagi dalam hubungan
anatomis.Dislokasi traumatik
adalah kedaruratan ortopedi,
karena struktur sendi yang
terlibat, pasokan darah, dan
saraf rusak susunannya dan
mengalami stress berat
(Smeltzer & Bare, 2001).

Anatomi dan Fisiologi Sendi


Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau
dua tulang berada saling berdekatan.Fungsi
utama sendi adalah memberi pergerakan dan
fleksibilitas dalam tubuh.

Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari :


Sendi sinartrosis (sendi tidak bergerak
sama sekali)
Sendi amfiartrosis (sendi bergerak
terbatas)
Sendi diartrosis/sinovial (sendi bergerak
bebas)

Berdasarkan strukturnya, sendi


dibedakan atas :
Fibrosa
Kartilago

1. Sinkondrosis
2. Simfisis
Sinovial

Etiologi
Dislokasi dapat disebabkan oleh:
Faktor penyakit atau trauma
Karena dapatan (acquired)
Kongenital

Patofisiologi
Bila luka yang disebabkan oleh trauma cukup parah
sehingga merusak jaringan ligamentum dan kapsula
maka dapat mengalami suatu dislokasi dan pindah dari
letaknya semula.Jaringan saraf dan pembuluh darah
yang berdekatan dapat terganggu maka kerusakan
vertebra servikalis, medula spinalis dapat mengalami
kerusakan atau saraf untuk muskulus deltoideus dapat
terganggu bila ada dislokasi bahu.
Apabila salah satu atau beberapa tulang yang
berhubungan dengan sendi yang mengalami dislokasi
itu patah, maka keadaan itu disebut dislokasi fraktur
dari pada sendi yang bersangkutan. Pada suatu
subluxatio, kerusakan ligamentum dan kepala kapsula
tidaklah menyeluruh dan derajat perubahan letak tidak
seberat dislokasi sebenarnya.

Tanda dan gejala


Menurut Helmi (2012) tanda dan gejala
dislokasi, meliputi :
Nyeri pada sendi
Deformitas pada persendian
Gangguan gerakan sendi
Pembengkakan sendi
Perubahan panjang ekstremitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami
dislokasi

Komplikasi
Komplikasi

Dini :
Cedera saraf
Cedera pembuluh darah
Fraktur dislokasi
Komplikasi Lanjut :
Kekakuan sendi bahu
Dislokasi yang berulang
Kelemahan otot

Penatalaksanaan Medis
Menurut Suratun (2008) penatalaksanaan dislokasi,
meliputi :
Sendi yang terkena dimobilisasi saat klien dipindahkan
Dislokasi direduksi atau direposisi
Diimobilisasi dengan bidai, gips, atau traksi sampai
posisi stabil
Kompres es selama 20-30 menit secara intermiten
selama 24 jam
Ekstremitas ditinggikan setinggi jantung untuk
mengontrol pembengkakan dan memberi istirahat
Setelah reduksi, lakukan gerakan aktif lembut 3-4
kali/hari
Tingkatkan kenyamanan

Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Identitas Klien
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang
- Riwayat Penyakit dahulu
- Riwayat Penyakit keluarga
Pengkajian Pola Gordon

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan kesadaran
Neurologis (spasme otot, kesemutan)
Keadaan ekstremitas

Pemeriksaan Diagnostik
Rontgen
CT Scan
MRI

Diagnosa Keperawatan
1)
2)

3)

Nyeri akut berhubungan dengan


pergeseran fragmen tulang
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kesulitan
dalam menggerakan sendi
Ansietas berhubungan dengan
perubahan kondisi kesehatan

Intervensi Keperawatan
N
o

Diagnosa

1. Nyeri akut

Tujuan &
Kriteria Hasil
(NOC)
Nyeri berkurang

Intervensi (NIC)
1. Kaji TTV

Rasional
1. Untuk mengetahui

berhubungan

atau hilang,

perkembangan

dengan

dengan KH :

klien

pergeseran

sendi

Ekspresi

2. Kaji skala nyeri.

wajah tampak

2. Mengetahui

rileks.

Skala nyeri 03

intensitas nyeri.
3. Ajarkan teknik
distraksi atau
relaksasi.

3. Untuk mengalihkan
perhatian agar
pasien tidak
terfokus pada

4. Kolaborasi dengan

nyeri.

dokter untuk
pemberian
analgetik

4. Membantu
mengurangi nyeri.

2.

Hambatan

Dapat melakukan

1.

mobilitas fisik kembali aktivitas


secara normal,

dengan

dengan KH :

kesulitan

2.

dalam

mempertahan

menggerakan

kan gerakan

sendi.

sendi secara

3.

1.

Untuk menentukan

mobilisasi klien.

berhubungan

Dapat

Kaji tingkat

intervensi
selanjutnya.

Lakukan latihan

2.

ROM secara pasif.

Mencegah
terjadinya
kontraktur.

Anjurkan

maksimal.

penggunaan alat

3.

Kekuatan otot

bantu, jika

memperingan

pasien

diperlukan.

mobilisasi klien.

maksimal

Alat bantu

4.

Kolaborasi dengan

ahli physioterapi

4.

untuk

N
o

Diagnosa

Tujuan &
Kriteria Hasil
(NOC)

Hambatan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
kesulitan
dalam
menggerakan
sendi.

Dapat
melakukan
kembali
aktivitas secara
normal, dengan
KH :
Dapat
mempertahank
an gerakan
sendi secara
maksimal.
Kekuatan otot
pasien
maksimal

Intervensi (NIC)

Rasional

1. Untuk
1. Kaji tingkat
mobilisasi klien.
menentukan
intervensi
selanjutnya.

2. Lakukan latihan
ROM secara
pasif.

2. Mencegah
terjadinya
kontraktur.
3. Alat bantu

3. Anjurkan
penggunaan
alat bantu, jika
diperlukan.
4. Kolaborasi
dengan ahli
physioterapi
untuk

memperingan
mobilisasi
klien.
4.

N
o

Diagnosa

3 Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan
kondisi
kesehatan

Tujuan &
Kriteria
Hasil (NOC)

Intervensi
(NIC)

Kecemasan
klien teratasi,
dengan KH :
Tampak rileks
Tidak
bertanyatanya

1. Kaji tingkat
ansietas.

1. Mengetahui
tingkat
kecemasan.

2. Bantu klien
mengungka
pkan rasa
cemasnya.

2. Mengurangi
kecemasan
klien.

3. Berikan
informasi
yang benar
tentang
penyakit
yang dialami
klien.

Rasional

3. Agar klien
mengetahui
tentang
penyakitnya
dan tidak
cemas lagi.

Anda mungkin juga menyukai